Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN IDENTITAS NASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh : 1. Augus Yanti Purba (08.601040.014) 2. Fathiyah (08.601040.020) 3. Triana Lhukmawati (08.601040.007) 4. Adrianus (08.601040.012) 5. Ratna (08.601040.022) 6. Susi Purwanti (08.601040.006) 7. Suryani (08.601040.011) 8. Mauludin Jabar (08.601040.002) 9. Alfian Ridwan (08.601040.013) 10. Bahtiar (08.601040.035) 11. Fakhrul Ulum (08.601040.0 ) 12. Maswen Muning (08.601040.009) 13. Supianto (08.601040.028) 14. Paulus (08.601040.019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2011

IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional. Identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara

etimologis identitas nasiona berasal dari kata idetitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahsa inggris yaitu identity artinya ciri,tanda, atau jati diri yang dimiliki oleh seseorang, kelompok, masyarakat bahkan bangsa. Sementara nasional berasal dari kata national yang diartikan sebagai kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar.yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan, serta ideologi bersama. Jadi, identitas nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Identitas nasional yang menunjukan identitas-identitas yang sifatnya nasional. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, sebagai berikut: Bahasa nasional Dasar negara Lagu kebangsaan Lambang negara Semboyan negara Bendera negara Bentuk negara Konsepsi Kebudayaan nasional. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama, pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat berbeda-beda. Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya.

Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.

B. Unsur Pembentukan Identitas nasional Adapun unsur pembentukan identita naional bangsa Indonesia, yaitu 1. Wilayah geografis Wilayah geografis Indonesia secra historis adalah wilayah yang semula menjadi wilayah kekuasaan dua kerajaan besar, yakni sriwijaya dan Majapahit, meliputi seluruh wilayah nusantara sebagian Thailand, Malaysia, Singapura, sampai ke Filipina. Ketika bangsa Indonesia menyatakan diri menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat secara politik para pendiri negara Indonesia adalah seluruh wilayah nusantara yang meliputi seluruh bekas jajahan Belanda. 2. Suku bangsa Suku bangsa sebagai unsur pembentukan identitas nasional dibagi dalam dua kelompok yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa Askriptif adalah suku bangsa yang sudah diwilayah geografi nusantara, sedangkan kelompok migran adalah mereka yang telah menyatakan dirinya menjadi warga negara dan setia terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bansa, ideologi dan dasar negara. Oleh karena itu bangsa Indonesia terbentuk ras dan suku bangsa yang majemuk, di indonesia terdapat lebih kurang 300 suku nangsa dengan bahasa dan dialek berbeda-beda. 3. Agama Agama menjadi unsur pembentukan identitas nasional berdasarkan realitas bahwa bangsa Indonesia tergolong sebagai rakyar agamis, yang secara sadar bersama-sama membangun hubungan yang rukun anatar umat beragama.

Bagi bangsa Indonesia kemajemikan dalam beragama merupakan anugrah dari TYME yang wajib disyukuri dan dikelolah secara wajar. 4. Kebudayaan Kebudayaan menjadi unsur pembentukan identitas nasional karena realitas bahwa kebudayaan yang dipelihara dan berkembang didalam ingkungan setiap suku bangsa berisi nilai-nilai dasar yang secara kolektif digunakan oleh para pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan serta digunakan sebagai pedoman berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. 5. Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia yang sekarang digunkan sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia berawal dari bahasa Melayu. Dalam interaksi antar suku bangsa yang mendiami kepulauan nusantara, bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung (lingua franca) jauh sebelum kemerdekaan. Dalam fungsinya sebagai bahasa penghubung itulah bahasa Melayu kemudian ditetapkan oleh para pemuda dari Sabang sampai Merauke sebagai bahsa persatuan dalam ikrar Sumpah Pemuda.

C. Sumber Identitas Nasional Bangsa indonesia 1. Dasar-dasar negara Dasar negara yang merupakn key yang menyatukan bangsa Indonesia yang beragam-ragam yang disepakati bersama. Oleh karena itu, dasar yang melandasi negara adalah identitas nasional. Indonesia sebagai negara yang berdaulat memiliki landasan fundamental yaitu Pancasila yang merupakan tujuan, dan pedoman dalam berbangsa, dan bertanah air Indonesia, serta kunci dasar pemersatu bangsa Indonesia.

2. Wilayah dan Kondisi geografis ideologi dan Agama Dalam kemerdekaannya bangsa Indonesia menyatakan bahwa wilayah negara keastuan ini meliputi segenap wilayah bekas jajahan Belanda. Wilayah yang terbentang 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan dan dari 97 derajat samapai 141 derajat garis bujur timur serta terletak diantara dua benua yaitu benua asia dan benua Australia diakui kedaulatannya oleh Belanda dan dunia sebagai Negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bersatu.

3. Politik Indonesia Indonesia adalah negara demokrasi Pancasila. Segala sesuatu di Indonesia diatur dan dimusyawarahkan secara mufakat, hikmat dan kebijaksanaan. Perpolitikan di Indonesia berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

4. Ideologi dan Agama Seperti yang diatur dalam UUD 1945 bahwa negara Indonesia menjamin kebebasan beragama di dalam kehidupan warga negara Indonesia. Masing-masing warga negara Indonesia berhak memeluk agama dan kepercayaannya masingmasing dan menjalankan peribadatan sesuai dengan gama dan dkepercayaan masing-masing. Hak dalam hidup beragama dilindungi oleh negara. 5. Ekonomi Perekonomian bangsa Indonesia seperti diatur dalam UUD 1945 adalah ekonomi yang bersifat kerakyatan. Kekayaan alam dan segala sesuatu yang menyangkut hajat hidup orang banyak diatur oleh negara untuk sebesar-besarnya digunkana demi mensejahterakan seluruh penduduk Indonesia.

6. Pertahanan Keamanan Ciri khas dari bangsa Indonesia dalam bidang ini adalah pertahana Indonesia merupakan pertahanan rakyat semesta atau dikenal hankamrata. Pertahanan di Indonesia bersifat menyeluruh bagi bangsa Indonesia. Apabila salah satu wilayah

Indonesia diserang, maka seluruh masyarakat di Indonesia lah yang akan mengamankan dan mempertahankannya.

7. Demorgrafi Indonesia. Penduduk Indonesia dibagi secara garis besar dalam 2 kelompok, yaitu dibagian barat Indonesia penduduknya kebanyakan dalah suku melayau, dan di bagian timur adalah suku Papua, yang mempunyai akar di kepulauan Melanesia. Banyak penduduk Indonesia yang menyatak dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang spesiik, yang dibagi mmenurut bahasa dan asal daerah.

D. Faktor-faktor Pembentukan Identitas Nasional. Ada beberapa faktor-faktor pembentukan identita nasional, antara lain: o Primordial,meliputi kekerabatan (darah dan keluarga). Kesamaan suku bangsa, daerah asal (home land), bahasa dan istiadat. o Sakral, dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa negara. o Tokoh, kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati. Pemimpin dibeberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu bangsa yang bersangkutan. Contoh Sukarno di Indonesia, nelson mandela di Afrika Sletan, Mahatama gandhi di India, dan Tito di Yugoslavia. o Bhineka Tunggal Ika, prinsip ketersedian warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) o Sejarah, persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka, pengalaman masa laulu, seperti sama-sma menderita karena penjajahan, tidak hanya melahirkan solodaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antara anggota masyarakat itu. o Perkembangan Ekonomi, akan melahirkan spesilaisai pekerjaan propesi sesuia dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan.

o Kelembagaan, seperti birokrasi, angakatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal-usul dan golongan naya dalam masyarkat.

E. Konsep Pancasila Identitas Nasionaal. Konsep yang terdapat di dalam Pancasila sebagai identitas nasional bangsa Indoensia, meliputi: Konsep tentang hakikat eksistensi manusia Konsep pluralistik Konsep harmoni dan keselarasan Konsep kekeluargaan dan gotong royong Konsep integralistik Konsep kerakyatan Konsep kebangsaan

F. Keterkaitan Globalisasi terhadap Identitas nasional Era Globalisasi merupaka era yang penuh dengan kemajuan dan persaingan, sedangkan identitas nasioanl ssebuah bangsa merupak hal yang sangat diperlukan untuk memperkenalkan sebuah bnagsa dan negara dimata dunia. Dengan adany globalisasi identitas bangsa dan negara dapat mudah dikenal dimata internasional atau juga identitas tersebut mudah tengelam karena pengaruh olh bangsa dan negara lain. Perlu kita sadari, bangsa Indonesia yang kita cintai ini sedang mengalami krisis identitas nasional yang sangat membahayakan bagi njilai-nilai dasar identitas bangsa Indonesia sendiri. Letak negara Indonesia yang sangat strategis merupakan hal yang sangat mempengaruhi terjaga atau tidak kelangsungan identitas bangsa Indonesia. Globalisasi yang terus berkembang pesat membuat nial-nilai budaya bangsa Indonesia mulai terkikis oleh budayabudaya barat yang kuarn sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia seperti halnya berpakaian. Kebaya dan batik yang merupak salah satu identitas bangsa Indonesia yang berupa pakaian, kini mulai hilang dari kehiudpan bangsa Indoensia karena tergantikan oleh pakaian yang bersifat kebarat-baratan. Tidak

hanya itu saja, masyarakat indonesia yang dulunya dikenal sebagai orang-orang yang ramah, kini mulai terpengaruh terhadap era globalisasi yang memiliki sifat persaingan yang sangat tinggi yang menybabkan kesenjangan sosial di masyarakat semakin meningkat. Identitas nasional bangsa Indonesia yang paling umum adalah bahasa

Indonesia. Namun, melihat riil masa kini (atau bisa jadi masa lalu), ikatan primordial malah bisa mengacaukan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, sekaligus identitas nasional. Ikatan primordial yang lebih dulu ada sebelum Indonesia menjadi suatu wilayah yang berdaulat, justru hingga sekarang masih tetap bertahan, terbukti dengan masih adanya penggunaan bahasa kesukuan hingga sekarang ini, jika dibandingkan dengan penggunaan bahasa Indonesia. Banyak bukti yang menyebabkan demikian, khususnya penggunaan bahasa Indonesia dengan EYD masih sangat minim, bahkan hingga sekarang ini salah satu stasiun televisi swasta menghadirkan salah satu acara yang berjudul Snapshoot, yang menampilkan kesalahan-kesalahan para figur publik dalam menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari. Ini adalah kritik bagi identitas nasional Indonesia, khususnya bahasa Indonesia, yang oleh figure publik sekalipun masih ditemukan banyak kesalahan pengucapan atau penyampaian. Jika demikian, globalisasi budaya bukan hanya menjadi faktor utama yang mampu menghilangkan identitas nasional, jika globalisasi budaya dikategorikan sebagai salah satu faktor yang mampu menghapus identitas nasional. Padahal masyarakat Indonesia sendiri masih tidak mampu mengidentifikasi identitas nasional mereka. Bahwa ternyata, penggunaan bahasa slang Indonesia (Lu, Gue) dalam kasus-kasus tertentu lebih mencerminkan jiwa metropolis Jakarta daripada Indonesia. Maka, bilamana identitas nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia, sementara bangsa Indonesia sendiri tidak mampu untuk menjaganya, sangatlah perlu bagi bangsa Indonesia untuk kembali melihat Sumpah Pemuda agar mampu memahami atau mengidentifikasi apa-apa saja identitas nasional Indonesia: territorial, kebangsaan, dan bahasa.

Padahal, globalisasi budaya, hanya memperkecil ruangan budaya lintas teritorial agar lebih mudah untuk dipahami dan diakses, tanpa menghilangkan nilai-nilai yang dimiliki identitas nasional itu sendiri. Seperti Jeans, Harajuku, bahkan Starbukcs Corp., bagaimana ternyata mereka menyesuaikan diri terhadap kultur atau budaya di dalam territorial tersebut. Starbucks Corp., saja rela menggunakan bahasa masing-masing teritori untuk dapat lebih mudah diakses oleh Negara-negara diluar Negara asal Starbucks Corp., ini adalah tanda bahwa globalisasi dalam bentuk globalisasi budaya bukan sekedar westernisasi, melainkan bagaimana sesuatu tren budaya populer menjadi lebih mudah untuk dipahami, diaksesi, dan diadaptasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan. UIEU University Press, Jakarta. Kaelan dan Zubaidi. Paradigma. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:

Zaifbio. 2010. Identitas Nasional dan Hakekat Bangsa dalam http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/identitas-nasional-dan-hakekatbangsa/. Hutagalung, Nimrot Parasian dkk. 2007. Globalisasi Budaya Ditengah Masalah Identitas Nasional dalam
http://feelsafat.files.wordpress.com/2007/12/globalisasi-budaya-ditengahmasalah-identitas-nasional.pdf. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai