Anda di halaman 1dari 4

INDONESIAN MIGRANT WORKERS UNION (IMWU NL) MEMPERINGATI HARI BURUH SEDUNIA 1 MEI (MAYDAY) 2012

Hari buruh Internasional atau yang dikenal juga sebagai May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei. Sejarah hari buruh ini diawali oleh peristiwa Hay Market di Amerika Serikat pada tahun 1886, dimana terjadi demonstrasi besar para buruh yang menuntut pengurangan jam kerja dari 12 hingga 18 jam per hari menjadi 8 jam kerja per hari. Demonstrasi berlangsung damai dan aman hingga terjadi bentrokan dengan aparat kepolisian yang menyebabkan ratusan orang meninggal serta para pemimpin yang tertangkap pun mendapat hukuman mati. Setelah kejadian itu, pada Juli 1889, Kongres Buruh Internasional menetapkan 1 Mei sebagai hari Buruh Sedunia atau May Day . Dari hasil perjuangan lebih dari seabad lalu, kita sekarang dapat menikmati hasilnya yaitu standar jam kerja 8 jam perhari, 40 jam seminggu serta penghapusan segala bentuk perbudakan dan kerja paksa. Sejak itu, May Day merupakan perayaan penting bagi para pekerja. Perayaan Hari Buruh Sedunia tahun 2012 ini merupakan hari istimewa bagi IMWU NL karena merupakan perayaan pertama IMWU NL sebagai organisasi buruh resmi di Belanda (diresmikan pada 2 Januari 2012). IMWU NL merupakan afiliasi FNV Bondgenoten dan menjadi anggota beberapa payung organisasi seperti Diaspora Forum for Development (DFD), RESPECT NL, serta Platform for International Cooperation on Undocumented Migrants (PICUM). IMWU NL memiliki jaringan dan kolaborasi dengan organisasi-organisasi di Belanda khususnya dengan berbagai organisasi masyarakat seperti United Migrant Domestic Workers (UMDW), Otradela, Migrante, GMWU, Care MDWs dll serta dengan organisasi nongovernmental seperti Stichting OKIA, Stichting LOS, Stichting ROS dan Het Wereldhuis (Amsterdam dan Den Haag). Selain dengan berbagai organisasi di Belanda dan Eropa, IMWU NL erat berhubungan dengan serikat/ organisasi pekerja di Negara-negara lain Seperti dengan ATKI, IMWU HK, Macau, Taiwan, kawankawan di Singapura, Malaysia, Jordan dan juga tentunya kawan-kawan di Indonesia seperti Jala PRT, JARI UU 39 tahun 2004 dll. Dalam memperingati Hari Buruh Sedunia 2012 ini, IMWU NL berkesempatan untuk menyatakan dan menyerukan: BAHWA terdapat banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Belanda termasuk mereka yang tak memiliki perpanjangan dokumen ijin tinggal dan bekerja. Bagi pekerja migran Indonesia di Belanda yang tak memiliki perpanjangan ijin tinggal dan ijin kerja ini, selanjutnya disebut pekerja tak terdokumentasi / PTT. IMWU NL menolak tegas penyebutan PTT sebagai pekerja illegal maupun pekerja gelap mengingat:

a. Tak seorang pun di muka bumi ini merupakan manusia ilegal, penggunaan kata ilegal melanggar hak asasi sebagai pribadi di depan hukum b. Kata ilegal menciptakan stereotip, kebencian, ketakutan c. Kata ilegal menunjukkan kriminalitas terdokumentasi bukan merupakan kejahatan padahal tak

d. semua orang dapat sewaktu-waktu berada dalam situasi tak terdokumentasi e. Kata ilegal menjadikan manusia yang telah rentan menjadi lebih rentan lagi (PTT rentan atas jual beli manusia dan eksploitasi kerja serta jual beli kerja yang sangat merugikan pekerja Indonesia ) dan dikecualikan dari perlindungan sosial dan hukum

BAHWA adanya PTT sesungguhnya merupakan cerminan bahwa pemerintah Indonesia belum berhasil melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 khususnya dalam mewujudkan keadilan sosial, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang layak serta menggunakan kekayaan alam untuk hajat hidup dalam menyejahterakan rakyat sehingga memaksa rakyat untuk mencari kerja hingga ke luar negeri dan menetap meskipun tanpa memiliki dokumen yang sah dan hidup dalam rasa was-was (keterpaksaan bermigrasi meski dengan resiko tak terdokumentasi). Dalam hal kesejahteraan bangsa, IMWU NL mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mewujudkan Jaminan Sosial, menghapus sistem outsourcing dan menolak kenaikan BBM.

BAHWA sebagian besar PTT Indonesia di Belanda datang merupakan korban penipuan dan pemerasan yang dilakukan oleh agen-agen di Indonesia dan di Belanda yang mengiming-imingi kerja layak (entah sebagai au pair maupun sebagai pekerja) untuk mendapatkan upah besar di Belanda

BAHWA PTT Indonesia di Belanda BERHAK untuk mendapatkan dokumen identitas diri yang sah berupa PASPOR layaknya WNI lainnya dan tak terdiskriminasi dengan mendapatkan Surat Perpanjangan Laksana Paspor (SPLP) sebagai perpanjangan paspor yang telah habis masa berlakunya. Dalam hal ini, IMWU NL menuntut agar pemerintah Indonesia melakukan peninjauan ulang dan merevisi kebijakan ini.

BAHWA banyak pekerja migran Indonesia (berdokumen maupun tidak) bekerja sebagai pekerja domestik. Untuk itu penting bagi Indonesia untuk

segera dan meratifikasi Konvensi ILO mengenai Kerja Layak bagi Pekerja Domestik dan mensahkan UU Perlindungan PRT di tahun 2012 ini. IMWU NL menghimbau agar Pemerintah Indonesia turut mendukung kampanye perlindungan hak dan kerja layak bagi Pekerja Domestik di Belanda dan Negara-negara lainnya (seperti di Hongkong, Macau, Taiwan, Singapura, Malaysia dll) dan mendesak pemerintahan negara setempat agar mengakui pekerja domestik/ PRT dan memberikan hak-haknya.

BAHWA IMWU NL mengutuk keras penyiksaan (yang mengakibatkan terbunuhnya pekerja bahkan pengambilan organ tubuh) dan menentang segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi bagi buruh/ pekerja khususnya pekerja migran Indonesia di manapun berada (Timur Tengah, Asia Tenggara, Eropa, Amerika dan Afrika) dan menuntut agar pemerintah Indonesia memberikan perlindungan hak-hak kepada seluruh WNI tanpa membedakan status khususnya bagi yang tak terdokumentasi. Karena meskipun tak terdokumentasi, PTT dan keluarganya memiliki hak-hak asasi seperti hak hidup aman tanpa rasa takut, hak atas pelayanan kesehatan, hak atas bantuan hukum, hak pendidikan dasar bagi anak, hak pekerja seperti hak atas upah minimum, hak atas waktu libur, hak atas jam lembur dan lain sebagainya.

BAHWA IMWU NL mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengimplementasikan peraturan yang tertera dalam Konvensi PBB 1990 mengenai Perlindungan hak-hak buruh migran dan keluarganya khususnya dengan mengadopsi aturan tersebut dalam revisi UU No. 39 tahun 2004 tentang PPTKILN.

BAHWA IMWU NL menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk turut menentang rencana pengkriminalisasian migran yang tak terdokumentasi di Belanda dan IMWU NL menyerukan agar Pemerintah Indonesia memperjuangkan warganya dengan melakukan pendekatan kepada Pemerintah Belanda bahwa PTT bukan Kriminal dan bukan merupakan illegal quota tetapi merupakan work force quota dan layak mendapatkan ijin kerja dan ijin tinggal.

Amsterdam, 1 Mei 2012

Slamet Heri Sutarjo Ketua

Anda mungkin juga menyukai