Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

CLIENT SERVER

2.1

Perjalanan Menuju Client Server Perkembangan teknologi telah banyak membuat perubahan pada cara berpikir manusia. Dengan laju kemanjuan teknologi yang makin cepat, kebutuhan akan informasi kian meningkat sehingga menuntut kelancaran, kontinuitas dan kecepatan proses distribusi informasi. Oleh karena itu, agar kebutuhan akan informasi ini dapat dipenuhi, diperlukan sistem yang semakin canggih untuk mendistribusikan informasi yang lebih baik dan cepat. Jaringan computer merupakan salah satu sarana untuk mendistribusikan informasi. Sistem jaringan computer tersebut terus berkembang dari waktu ke waktu, dimulai dari sistem Adidas Network, kemudian ditemukan sistem Master Slave, Peer to Peer, hingga akhirnya dikembangkan sistem Client Server. 2.1.1 Adidas Network Model arsitektur Client Server tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui suatu proses evolusi, sejalan dengan perkembangan inovasi dari usaha para ahli untuk menjawab kebutuhan transfer data dan informasi, pengintegrasian data dan distribusi proses. Memang kontribusi komputer yan besar tersebut dirasa kurang mengingat adanya kebutuhan pengintegrasian data yang berasal dari terminal-terminal yang berbeda lokasi dan pendistribusian informasi kepada pihak-pihak yang berkompoten. Pada waktu itu, lahirlah apa yang disebut Adidas Network, yang merupakan jaringan untuk mengalirkan data dan informasi baik berupa hasil cetak maupun berkas yang dilakukan oleh karyawan. Agar karyawan dapat bergerak dengan cepat dan sehat, maka mereka yang bertugas sebagai kurir diberi fasilitas berupa sepatu merk Adidas yang terkenal berkualitas tinggi. Tentu saja Adidas Network tidak dapat menjamin keteraturan aliran data dan informasi ke semua lini manajerial perusahaan, apalagi jika perusahaan tersebut sangat besar baik luasan areanya maupun birokrasi manajerialnya. Selain itu, sangat terbuka peluang terjadinya kesalahan manusia dan penyadapan atau bahkan pencurian informasi, serta tingginya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk merekrut karyawan dengan biaya gaji, tunjangan dan pensiunnya kelak kemudian hari, sedangkan kinerjanya jauh dari memuaskan baik dalam hal kecepatan maupun keteraturan.

2.1.2

Master Slave Untuk menjawab problematika yang dihadapi perusahaan yang menerapkan Adidas Network dan untuk menjamin keberlangsungan aliran data dan informasi maka telah ditawarkan suatu solusi hasil inovasi para ahli jaringan, yaitu berupa sistem jaringan dengan model Master Slave atau Single Tier. System jaringan ini bersifat elektrik, di mana tidak lagi memanfaatkan tenaga manusia sebagai kurir data dan informasi dari termina-terminal ke server atau sebaliknya. System ini terdiri dari sebuah server yang berfungsi sebagai penumpang data dan penyedia aplikasi, sedangkan untuk merepresentasikan aplikasi tersebut diperlukan terminal-terminal yang hanya terdiri dari monitor dan keyboard saja atau sering disebut dengan istilah dumb terminal, karena tidak dilengkapi degan Central Processing Unit (CPU).

Server

Dumb Terminal

Dumb Terminal

Dumb Terminal

Gambar 1. Model Master Slave

Server pada model Master Slave ini merupakan titik kritis, karena server menjadi pusat penyedia dan pengelola aplikasi, penyedia dan pengelola basis data, serta menangani presentasi. Di sini, dibutuhkan komputer yang memiliki kinerja yang tinggi dan andal karena tuntutan tanggung jawab yang cukup tinggi. Meskipun server menjadi titik kritis dalam sistem jaringan ini, model ini juga memiliki manfaat, yaitu: a. Integrasi data Sistem jaringan ini telah dapat menjawab kebutuhan pengintegrasian data sehingga dapat menekan terjadinya redundansi atau duplikasi data dan meningkatkan konsistensi data. Oleh karena itu, data yang terintegrasi dengan baik akan memungkinkan penyusunan laporan-laporan yang objektif dan up to date. b. Berbagi pakai data dan sumber

Bab 2: Client Server

Model jaringan Master Slave ini juga memungkinkan pengguna untuk menggunakan bersama data dan aplikasi yang tersedia. Di samping itu, pada pengguna juga dapat menggunakan bersama perangkat yang tersedia pada computer server, seperti printer dan lain sebagainya. c. Pemeliharaan dan keamanan Sistem jaringan Master Slave ini juga mempermudah teknisi untuk melakukan pemeliharaan basis data dan aplikasi, karena berada secara terpusat dalam satu computer server. Di samping itu, pengamanan basis data dan aplikasi juga menjadi mudah karena terpusat pada server.

Pada model arsitektur ini, komputer slave juga berfungsi sebagai terminal penyaji. Namun, karena hanya merupakan dumb terminal maka kualitas antarmukanya kurang menarik dan nyaman untuk melakukan akses dibandingkan dengan monitor yang berada pada komputer master. Selain itu, jumlah terminal juga terbatas karena kemampuan server untuk menangani terminal-terminal tersebut juga terbatas.

2.1.3

Peer to Peer (P2P) Pada model arsitektur P2P, setiap terminal memiliki peran dan derajat yang sama. Jaringan local dengan konektivitas P2P ini dibentuk dengan cara menghubungkan setiap terminal secara langsung, sehingga masing-masing terminal dapat berbagi data, aplikasi, berkas dan peralatan lainnya. Pada konektivitas ini, semua terminal dapat bertindak sebagai terminal atau server. Oleh karena itu, bentuk P2P ini tidak dirancang untuk WAN. Biasanya arsitektur ini digunakan pada perusahaan berskala kecilmenengah yang sudah terlanjur memiliki computer-kkomputer personal antara 510 buah, dimana masing-masing komputer memiliki kelengkapan perangkat keras, seperti harddisk, memori, peralatan lain, serta perangkat lunak, seperti aplikasiaplikasi perkantoran atau sebuah SI perusahaan. Pembangunan jaringan dengan arsitektur ini akan menghemat biaya untuk penyedian server dan dapat mengoptimalkan pemanfaatn sumber daya seperti harddisk, printer, prosesor dan memori dari masing-masing komputer yang ada. Namun, model arsiktekur ini memiliki sejumlah kelemahan, antara lain pengelola jaringan atau pengakses akan mengalami kesulitan untuk melacak keberadaan data atau berkas yang dibutuhkan, karena masing-masing komputer dapat berfungsi sebagai server yang memberikan layanan bagi komputer lainnya. Di samping itu, karena data dan berkas aplikasi tersebar di semua komputer, maka proses pemeliharaan dan pengamanan data berikut aplikasi menjadi sulit dan rumit. Data dan berkas sangat rentan terhadap ancaman virus atau orang-orang yang tidak berhak.

Bab 2: Client Server

Gambar 2. Model P2P

2.1.4

Client Server Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi komputer apakah sebagai client atau server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai server yang bertugas memberikan layanan kepada terminal-terminal lain (client) yang terhubung dalam sistem jaringan itu. Server data bertugas untuk memberikan layanan berbagai pakai berkas (file berkas), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi). Pada model arsitektur ini, client tidak dapat berfungsi sebagai server tetapi server dapat berfungsi sebagai client (server non-dedicated). Namun, hal ini sebaiknya dihindari agar arsitektur Client Sever tidak berubah menjadi arsitektur P2P. prinsip kerja jaringan dengan arsitektur ini sangat sederhana, di mana server akan menunggu permintaan dari client, memproses dan memberikan hasilnya kepada client, sedangkan client akan mengirimkan permintaan ke server, menunggu proses dan diperuntukkan bagi pembangunan sistem jaringan komputer lokal, melainkan juga pembangunan jaringan komputer skala luas. System ini menggunakan protokol utama Transmission Control Protocol/Internet Protocol (PCP/IP), sedangkan sistem operasi yang digunakan antara lain Unix, Linux, Novell Netware dan Windows NT.

2.2

Komponen Dasar Client Server Pada dasarnya, Client Server dibentuk oleh tiga komponen dasar, yaitu client, middleware, dan server. Secara sederhana, hubungan antara ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Bab 2: Client Server

Middleware Permintaan

Layanan Client Server

Gambar 3. Komponen Dasar Client Server

a. Client Client merupakan terminal yang digunakan oleh pengguna untuk meminta layanan tertentu yang dibutuhkan. Terminal client dapat berupa PC, ponsel, komunikator, robot, televise, dan peralatan lain yang membutuhkan informasi. Di sini peran client adalah mengirimkan pesan berupa permintaan layanan ke server, misalnya Automatic Teller Machine (ATM) yang meminta informasi saldo dari nacbah tertentu. Melalui client ini, pengguna dapat memasukkan data dan mengakses forum untuk transaksi. Terminal client ini juga digunakan untuk menerima hasil pemrosesan yang diminta dari server. b. Middleware Middleware merupakan komponen perantara yang memungkinkan client untuk saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Middleware ini dapat berupa Transaction Monitor (TP), Remote Procedure (RPC), atau Object Request Broker (ORB). Masing-masing middleware ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain. Middleware memiliki peran yang strategis karena dengan adanya middleware maka client dapat mengirimkan pesan atau permintaan kepada server, menerjemahkan pesan dari client agar dapat dimengerti oleh server, menerjemahkan hasil proses dari server agar dapat dipahami oleh client dan mengirimkan hasil proses yang telah diterjemahkan kembali ke client. c. Server Server merupakan pihak yang menyediakan layanan. Server ini dapat berupa basis data SQL, Monitor TP, server groupware, server objek, atau Web. Secara umum, server berperan menerima pesan permintaan layanan dari client, memposes permintaan tersebut dan mengirimkan hasil permintaan kepada client.

2.3

Ciri-ciri Client Server Client Server memiliki ciri-ciri mendasar yang menbedakan dirinya dengan perangkat lunak terdistribusi lain. Ciri-ciri tersebut ialah:

Bab 2: Client Server

a. Berbasis layanan Server memberikan sejumlah layanan yang dibutuhkan dan diminta oleh client, antara lain: berbagai pakai berkas, data, peralatan pendukung, dan lain-lain. b. Sumber daya yang digunakan bersama Server mengelola sejumlah sumber daya yang dimilikinya agar dapat diakses dan digunakan secara bersama-sama oleh terminal-terminal client yang terhubung pada server. c. Hubungan dan interaksi client server Hubungan yang terjadi antara server dan client adalah one-to-many, yang berarti bahwa satu server melayani banyak client. Client selalu memulai interaksi dengan meminta layanan, sedangkan server menanti permintaan layanan secara pasif. d. Client tidak perlu mengetahui lokasi fisik server Server dapat terletak di berbagai tempat yang belum tentu diketahui oleh client. Walaupun demikian, client tetap dapat mengakses server untuk mendapatkan layanan sesuai kebutuhannya. e. Interoperabilitas perangkat lunak dan perangkat keras Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh masing-masing client tidak harus sama dengan yang digunakan pada server, namun masih dapat saling terkoneksi antara satu dan yang lain. f. Pertukaran berbasis pesan Mekanisme dari Client Server berdasar pada pertukuaran pesan. Pesan yang dipertukarkan ialah permintaan layanan dan umpan balik dari permintaan layanan tersebut. g. Enkapsulasi Layanan Client tidak perlu mengetahui proses pengolahan permintaan yang terjadi dalam server sehingga client tidak dapat mengontrol proses pengolahan permintaan. h. Skalabilitas Skalabilitas ialah kemampuan untuk diperbesar atau diperkecil. Ukuran sistem Client Server adapat diubah secara horizontal maupun vertical. Pengubahan vertical berarti pindah ke server yang lebih besar atau lebih cepat atau mendistribusikan tugas melayani client ke beberapa server. Pengubahan horizontal berarti menambah atau mengurangi jumlah client. i. Konsistensi data Data hanya dikelola pada server pusat sehingga konsistensi dan data lebih terjamin dan biaya pemeliharaan pun menjadi lebih murah.

Bab 2: Client Server

2.4

Tipe Jaringan Client Server Berdasarkan tipe layanan yang diberikan server kepada client, jaringan Client Server dapat dibagi ke dalam banyak tipe, antara lain server berkas, server basis data, server transaksi, server groupware, server objek, dan server Web.

Bab 2: Client Server

Anda mungkin juga menyukai