Anda di halaman 1dari 21

BAB I

Infeksi Menular Seksual (IMS)


Infeksi menular seksual (IMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, meskipun tidak selalu demikian, sebab dapat juga ditularkan (meskipun kecil peranannya) tanpa hubungan seksual, misalnya melalui suntikan, transfuse darah, kontak tubuh nonseksual, alat-alat atau benda lain. Ada beberapa infeksi menular seksual yang telah dikenal antara lain sebagai berikut, yaitu : 1. Penyakit Sipilis Nama sifilis sudah cukup terkenal diantara pelaku pelacuran, namun ia lebih jarang ditemukan daripada dengan penyakit kencing nanah. Karena ia sudah cukup sering sembuh sendiri dengan atau tanpa obat yang diberikan oleh penderita itu sendiri. Penyakit ini mempunyai bebrapa sinonim seperti penyakit perancis, penyakit darah kotor ataupun hair cut dan lain-lain. Yang digunakan penderitanya atau yang merasa menderita penyakit ini, untuk menutupi rasa malu penderita penyakit akibat hubungan kelamin yang bertentangan dengan moral. Infeksi sifilis diawali dengan timbulnya benjolan kenyal yang tidak terasa sakit. Pada stadium berikutnya, terjadi pembesaran limfe dan timbul nyeri otot sendi pada malam hari dan bila tidak diperhatikan bisanya timbul kelainan jantung dan susunan syaraf otak. Sifilis pada umumnya terjangkit setelah hubungan seksual dan sebagai agen nya treponema pallidum yang ditularkan dengan persetubuhan lewat vagina maupun anus atau seks oral dengan orang yang terinfeksi, bahkan dapat ditularkan dari ibu yang menderita sifilis kepada bayinya. Gejala yang timbul pada tahap pertama atau primer adalah terbentuknya luka atau chancre mulai dari 2 sampai 3 minggu sesudah infeksi. Pada wanita, chancre menempati dinding pada bagian dalam vagina atau pada leher

rahim atau kadang-kadang timbul dikelamin luar seperti pada labia. Sedangkan pada pria lokasi yang paling sering adalah pada glanspenis. Bila orang terlibat pada seks oral, maka tempat chancre pada mulut, chancre ini akan hilang pada beberapa minggu, tetapi bila tidak diobati, penyakit akan berpindah pada tahap kedua. Pada tahap kedua mulai terjadi pada beberapa minngu ( 7-10 minggu ) sampai beberapa bulan kemudian dan diawali dengan timbulnya bercakbercak kulit yang tidak nyeri. Bercak ini terdiri dari bentol-bentol kemerahan pada kulit kemudian menjadi gelap warnanya kemudian pecah dan mengeluarkan cairan. Dapat juga muncul luka lecet di mulutnya, nyeri sendi dan bengkak, tenggorokan gatal, sakit kepala dan demam. Setelah lesi menjadi sembuh dan selanjutnya menjadi fase laten (tersembunyi) dan hanya dapat dideteksi dengan serologis, keadaan ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau seumur hidup, tetapi penyakit ini bisa menggrogoti organ tubuh secara luas. Pada stadium dini kerusakan sudah menyerang organ yang lebih banyak seperti pencernaan, hati, kulit, paru-paru dan otak. Asal penyakit ini tidak jelas, sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Ada yang menganggap penyakit ini berasal dari penduduk Indian yang dibawa oleh anak buah Colombus waktu mereka kembali ke Spanyol pada tahun 1492. pada tahun 1492 terjadi epidemic di Napoli. Pada abad ke 18 baru diketahui bahwa penularan sifilis dan gonore disebabkan oleh senggama atau hubungan kelamin dan keduanya disebabkan oleh infeksi yang sama. 2. Gonore Gonore atau penyakit kencing nanah, menjadi penyakit kelamin tersering yang ditemui di dunia kedokteran, ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang awam yang malu kalau ketahuan telah berbuat salah dengan melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, seperti kencing nanah, raja singa, penyakit anak muda dan lain sebagainya. Gonore ini merupakan infeksi seksual yang paling sering ditemukan yang disebabkan oleh bakteri gonococcus. Penularannya melalui hubungan kelamin yaitu genitor genital, oro genital dan ano genital. Masa tunas penyakit ini biasanya 3-5 hari. Masa tunas kadang singkat, hanya 12 jam ada juga

yang lebih sampai 14 hari. Gejala yang timbul berupa adanya rasa sakit saat buang air kecil, pada pria berupa keluarnya cairan dari penis pada mulanya bening kemudian keruh, kuning kental (nanah) karena itu disebut kencing nanah. Pada wanita, sulit ditentukan masa tunas karena pada umumnya asimptomatis. Tempat utama yang diserang adalah leher rahim atau serviks yang disertai keluarnya cairan seperti nanah berwarna kuning kehijauan dari daerah kemaluan. Apabila tidak diobati atau pengobatan tidak tuntas, maka infeksi akan menjalar ke alat kelamin bagian dalam dengan gejala yang lebih berat bahkan dapat menyebabkan kemandulan. Dalam keadaan seerti ini, pengobatan akan menjdi lebih sulit, lama dan mahal serat kemungkinan tetap mandul seumur hidup 3. HIV/AIDS HIV atau Human Immunnodefesiency Virus adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Virus ini menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut limfosit yang disebut sel T-4 atau sel penolong (helper) atau disebut juga sel CD-4. HIV termasuk retrovirus yaitu kelompok yang mempunyai kemampuan untuk mengkopi cetakmateri genetic dari dalam materi genetic sel-sel yang ditumpanginya. Melalui proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4. Sedangkan AIDS atau acquired Immune Defeciency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) amat rentan dan amat mudah terjangkit macam-macam penyakit . serangan penyakit yang biasanya penyakit yang tidak berbahaya pun lama kelamaan akan menyebabkan pasien akan sakit parah bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang sangat bervariasi, maka AIDS kurang tepat disebut dengan penyakit. Jadi defenisi yang tepat syndrome atau kumpulan gejala penyakit, masa tunasnya yaitu 5 sampai 10 tahun

a. Transmisi Seksual

1. Ano genital yaitu hubungan seks melalui lubang anus/rectrum 2. Oro genital, termasuk menelan sperma atau semen dari mitra seksual pengidap HIV 3. Genitor genital yaitu hubungan seksual dengan alat kelamin. b. Transmisi Non Seksual 1. Transmisi parenteral yaitu penularan malalui jarum sunti serta lewat donor/trasfusi darah. 2. Trasmisi trasnplasental yaitu trasmisi dari ibu kepada janinnya. 3. Transmisi trasplesental yaitu melalui traslasental alat tubuh. Sebagian besar organ yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala (asimtomatik). Bila seseorang menderita AIDS maka akan muncul berbagai gejala seperti lemah berkepanjangan, diare lebih dari 1 bulan tanpa sebabyang jelas, adanya kanker pada kulit, penurunan berat badan secara drastic dan pembesaran kelenjar tanpa sebabyang jelas. Namun demikian gejala-gejala tadi belum bisa memastikan bahwa itu AIDS karena gejala tadi banyak dijumpai pada penyakit lain, untuk memastikan perlu dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium. 4. Herpes Simpleks Penyakit ini pernah menggoncangkan yang melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, karena infeksi ini belum ada obatnya, tak diketahui apakah pasangan seks yang baru atau digauli menderita penyakit ini, maka seumur hidup ia akan hilang timbul kembali pada keadaan tertentu bahkan cukup banyak merenggut nyawa. Istilah herpes sendiri mungkin bisa berarti dua, yaitu herpeks simpleks dan herpes zoster yang mengenai kulit saja dan tidak dianggap sebagai penyakit kelamin, karena penularannya bukan melalui hubungan kelamin. Virus herpes simpleks atau kadang-kadang dikenal sebagai herpes virus hominis mempunyai dua jenis, yaitu tipe 1 dan 2 serta biasanya disingkat dengan HSV2 seperi virus lain, ia juga memerlukan pabrik sintetis yang terdapat dalam sel untuk perkembangbiakkannya. Bagian-bagian virus ini dibuat di inti sel dan sitoplasma sel tubuh manusia. Penyakit ini mempunyai spectrum gejala yang luas dari yang tanpa

gejala sampai yang fatal. Cukup banyak infeksi, pertama yang ringan atau tanpa bukti klinis. Ia mulai menunjukkan gejala 3 sampai 18 hari setelah ditularkan. Ia sangat menular seperti yang terlihat dalam suatu penelitian, bahwa tujuh dari delapan wanita yang berkontak dengan laki-laki yang sekarang menderita penyakit ini ternyata menderita penyakit ini sebelumnya. Umumnya pada wanita, setelah beberapa hari berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi, dimulai rasa gatal, kesemutan dan nyeri seperti terbakar pada kemaluan dan diikuti rasa nyeri sewaktu buang air kecil, berhubungan kelamin dan buang air besar. Mungkin juga terdapat demam, sakit kepala, lesu dan nyeri jika di tekan pada kelenjar getah bening lipatan paha. Belum dilihat adanya vaksin yang efektif dalam mencegah penyakit ini. Zat anti yang dibentuk tubuh kita tak cukup efektif dalam mencegah kekambuhan penyakit ini. Sehangga pencegahan yang terbaik dengan melakukan hubungan seks hanya dengan bukan penderita penyakit ini, yaitu istri anda sendiri. 5. Kandidiasis Penyakit keputihan yang sering dikeluhkan oleh kaum wanita, karena ia dapat mengganggu kenyamanan penderitanya, baik karena menimbulkan bau busuk karena ia membasahi celana ataupun karena ia menimbulkan rasa gatal. Kandidiasis menjadi salah satu penyebab penyakit ini. Ada banyak jenis jamur kandida yang ada, namun penyebab tersering dijabat oleh Candidi Albicans, semua spesies candida yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia juga ditemukan sebagai penghuni didalam mulut, tinja dan liang kemaluan. Sehingga kadang-kadang ada kesulitan memastikan apakah jamur ini yang menjadi penyebab suatu infeksi jamur. Selain alat kelamin, jamur candida biasa menyerang rongga mulut yang menimbulkan bercak putih pada selaput lendir mulut, lidah dan tenggorokan. Biasanya kelainan ini tidak terasa nyeri tetapi adanya robekan kulit di sudut mulut yang terasa nyeri. Bila kandidiasis menyerang daerah sekitar lubang dubur dan kulit kantong buah zakar, ia biasanya disertai kelainan pada sisi dalam paha, radang pada kemaluan dan liang senggama (vagina), penyebab rasa gatal keputihan serta kadang-kadang rasa nyeri pada saat berhubungan dan berkemih. Pada hakekatnya, kandidiasis bisa terjadi di

seluruh bagian tubuh dengan penyebaran melalui darah. Ia bisa menimbulkan nanah, radang otak dan sebagainya. Bila kelainan terletak di kulit, obatnya bisa berupa salep yang dioleskan ke tempat yang dihinggapi jamur, juga saluran pencernaan dapat diberikan nistatin. Namun, bila ia telah menyebar ke alat-alat dalam, maka diperlukan obat-obat amfoterisin B yang harus diberikan dengan infuse dan pergantiannya bisa diberikan flusitosin.

IMS SINDROM DAN PENDEKATAN SYNDROMIC UNTUK MANAJEMEN PASIEN

Meskipun berbagai patogen penyebab IMS, beberapa dari mereka menimbulkan tumpang tindih serupa atau penampilan klinis, dikenal sebagai tanda-tanda (apa yang individu atau penyedia layanan kesehatan melihat pada pemeriksaan) dan gejala (apa pasien merasa, seperti sakit atau iritasi) . Beberapa tanda-tanda dan gejala yang mudah dikenali dan konsisten, memberikan apa yang dikenal sebagai sindrom yang menandai adanya satu atau beberapa patogen. Sebagai contoh, debit dari uretra pada pria dapat disebabkan oleh gonore saja, klamidia sendirian atau keduanya bersamasama.

Pendekatan syndromic adalah pendekatan ilmiah yang berasal dan menawarkan perawatan diakses dan segera yang efektif. Pendekatan syndromic menggunakan diagram alur untuk membimbing diagnosis dan pengobatan yang lebih akurat dari diagnosa berdasarkan penilaian klinis saja, bahkan di tangan berpengalaman, dan lebih hemat biaya untuk beberapa sindrom dari penggunaan tes laboratorium. Namun, kekhususan dari pendekatan ini untuk vagina rendah untuk gonore dan klamidia dan memperlakukan semua perempuan dengan debit vagina untuk infeksi rahim (seperti jika mereka memiliki penyebab menular seksual untuk debit) telah menyebabkan

tingkat yang tidak bisa diterima atas-perawatan di beberapa pengaturan. Wanita dengan vagina yang abnormal harus ditangani terutama untuk infeksi vagina, dan perawatan untuk gonore dan klamidia hanya disertakan sesuai dengan prevalensi atau resiko patogen ini. Organisme menyebabkan setiap sindrom tertentu perlu ditentukan secara lokal dan diagram alur disesuaikan sesuai.

Selain pemantauan, teratur setiap organisme menyebabkan sindrom harus dilakukan secara berkala untuk memvalidasi rekomendasi perawatan.

Bahaya IMS IMS membuat kita sakit-sakitan IMS membuat kita mandul IMS bisa merusak penglihatan, otak dan hati IMS bisa ditularkan pada bayi IMS bisa menyebabkan kita mudah tertular HIV IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B, bisa menyebabkan kematian.

Jenis-jenis IMS Ada banyak jenis-jenis IMS dan berikut jenis-jenis IMS (penulis akan menambah daftar penyakit IMS satu persatu karena jumlahnya banyak), klik pada nama penyakitnya maka akan menuju halaman baru yang merunut pada penjelasan tentang penyakit tersebut

ms ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting adalah : GO atau kencing nanah Klamidia Herpes kelamin Sifilis atau raja singa

Jengger ayam Hepatitis HIV/AIDS

Penyebab Bakteri Bacterial Vaginosis (BV) not officially an STD but affected by sexual activity. Chancroid (Ulkus mole) Donovanosis (Granuloma inguinale or Calymmatobacterium granulomatis) Gonorrhea (GO atau kencing nanah). Klamidia Lymphogranuloma venereum (LGV) (Chlamydia trachomatis serotypes L1, L2, L3.) Non-gonococcal urethritis (NGU) Staphylococcal infection Syphilis, Sifilis, Raja Singa Penyebab Virus Adenoviruses Cervical cancer, Kanker serviks Condiloma akuminata, Jengger ayam Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis E (transmisi via fecal-oral) Herpes simpleks Herpes 1,2 HIV/AIDS Human T-lymphotropic virus (HTLV)-1 Human T-lymphotropic virus (HTLV)-2 Human Papilloma Virus (HPV) Molluscum Contagiosum Virus (MCV)

Mononucleosis Cytomegalovirus CMV Herpes 5 Mononucleosis Epstein-Barr virus EBV Herpes 4 Sarkoma kaposi, Kaposis sarcoma (KS) Herpes 8 Penyebab Parasit Pubic lice, colloquially known as crabs (Phthirius pubis) Scabies (Sarcoptes scabiei) Penyebab Protozoa Trichomoniasis Infeksi-infeksi perut yang ditularkan melalui jalur seksual (anal-oral contamination /fecal-oral) Penyebab bakteri: Shigella, Campylobacteriosis, dan Salmonellosis. Penyebab virus : Hepatitis A, Adenoviruses. Parasit : Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan Cryptosporidiosis, Kriptosporidiosis. Infeksi-infeksi mulut yang (kemungkinan) bisa ditularkan melalui jalur seksual Common colds, influenza, infeksi Staphylococcal, Escherichia_coli_O157:H7, Adenoviruses, Human Papillomavirus, Herpes Zoster, Hepatitis B and the yeast Candida albicans.

Gejala gejala IMS IMS seringkali tidak menampakkan gejala, terutama pada wanita. Namun ada pula IMS yang menunjukkan gejala-gejala umum sebagai berikut : Keluarnya cairan dari vagina, penis atau dubur yang berbeda dari biasanya, Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering kencing, Adanya luka terbuka, luka basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut (nyeri ataupun tidak),

Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin, Gatal-gatal di sekitar alat kelamin, Terjadi pembengkakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha, Pada pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri, Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak ada hubungannya dengan haid), Mengeluarkan darah setelah berhubungan seks, dan Secara umum merasa tidak enak badan atau demam. IMS tidak dapat dicegah dengan : Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain. Meminum antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain, sebelum atau sesudah berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk membunuh semua jenis kuman IMS secara bersamaan (kita tidak tahu jenis IMS mana yang masuk ke tubuh kita). Semakin sering meminum obat-obatan secara sembarangan malah akan semakin menyulitkan penyembuhan IMS karena kumannya menjadi kebal terhadap obat. Mendapatkan suntikan antibiotik secara teratur, pencegahan penyakit hanya dapat dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita. Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar (misalnya, yang berkulit putih bersih) atau berdasarkan usia (misalnya, yang masih muda), anak kecil pun dapat terkena dan mengidap bibit IMS, karena penyakit tidak membeda-bedakan usia dan tidak pandang bulu. Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka, air soda, alkohol, air jahe, dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau jamu) segera setelah berhubungan seks. Penanganan IMS yang Benar 3. Segera pergi ke dokter untuk diobati Jangan mengobati IMS sendiri tanpa mengetahui penyakit apa yang menyerang kita (jenis IMS sangat banyak dan ada kemungkinan terjadi komplikasi), dibutuhkan tes

untuk memastikan IMS yang diderita. Jangan minum obat sembarangan. Obat IMS berbeda-beda, tergantung jenis IMS yang diderita Jangan pergi berobat ke dukun atau tukang obat. Hanya dokter yang tahu persis kebutuhan obat untuk IMS yang diderita. Penggunaan herbal bisa dilakukan (sebaiknya) jika ada yang mengawasi/penanggungjawab. 4. Ikuti saran dokter Jangan menghentikan minum obat yang diberikan dokter meskipun sakit dan gejalanya sudah hilang. Jika tidak diobati dengan tuntas (obat dikonsumsi sampai habis sesuai anjuran dokter) , maka kuman penyebab IMS akan kebal terhadap obatobatan. 5. Jangan berhubungan seks selama dalam pengobatan IMS Hal ini berisiko menularkan IMS yang diderita kepada pasangan seks Anda. 6. Jangan hanya berobat sendiri saja tanpa melibatkan pasangan seks (khususnya pasangan sah) Pasangan seksual Anda juga harus diperiksa dan berobat ke dokter. Jika tidak, IMS yang diderita akan ulang-alik dari kita ke pasangan kita, kemudian dari pasangan kita ke kita dan seterusnya. Kedua belah pihak harus disembuhkan agar tidak saling menulari kembali.

Pencegahan IMS Pencegahan penyebarluasan IMS hanya dapat dilakukan dengan cara : 1. Anda jauhi seks, tidak melakukan hubungan seks (abstinensi), atau 2. Bersikap saling setia, tidak berganti-ganti pasangan seks (monogami) dan saling setia, atau 3. Cegah dengan memakai kondom, tidak melakukan hubungan seks berisiko (harus selalu menggunakan kondom). 4. Tidak saling meminjamkan pisau cukur dan gunting kuku. 5. Edukasi, embuskan informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS kepada kawan-kawan

BAB II

PEMBAHASAN

IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan seks ini termasuk hubungan seks lewat liang senggama, lewat mulut (oral) atau lewat dubur (anal). IMS juga disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun itu hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin. Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati,otak dan bagian tubuh lainnya. Contohnya HIV/AIDS dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit-penyakit ini.

kesimpulan
MS DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI SERIUS PADA WANITA

PMS merupakan penyebab utama infertilitas dicegah, terutama pada wanita. Antara 10% dan 40% wanita dengan infeksi klamidia yang tidak diobati mengembangkan gejala penyakit radang panggul. Pasca-infeksi kerusakan tuba bertanggung jawab untuk 30% sampai 40% kasus infertilitas perempuan. Selain itu, wanita yang pernah menderita penyakit radang panggul adalah 6 sampai 10 kali lebih mungkin untuk mengembangkan ektopik (tuba) kehamilan dibandingkan dengan mereka yang tidak, dan 40% sampai 50% dari kehamilan ektopik dapat dikaitkan dengan penyakit radang panggul sebelumnya. Infeksi dengan jenis tertentu dari human papillomavirus dapat mengarah pada perkembangan kanker kelamin, kanker serviks terutama pada wanita.

IMS DAN HASIL YANG MERUGIKAN KEHAMILAN Infeksi menular seksual yang tidak diobati berhubungan dengan infeksi kongenital dan perinatal pada neonatus, terutama di daerah di mana tingkat infeksi tetap tinggi.

Pada wanita hamil dengan sifilis awal yang tidak diobati, 25% dari kehamilan menyebabkan bayi lahir mati dan 14% kematian neonatal - sebuah kematian perinatal secara keseluruhan sekitar 40%. prevalensi Sifilis pada ibu hamil di Afrika, misalnya, berkisar antara 4% sampai 15%. Sampai dengan 35% dari kehamilan di antara perempuan dengan hasil infeksi gonokokal diobati di aborsi spontan dan kelahiran prematur, dan sampai dengan 10% kematian perinatal. Dengan tidak adanya profilaksis, 30% sampai 50% dari bayi yang lahir dari ibu dengan gonore tidak

diobati dan sampai 30% dari bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi klamidia yang tidak diobati akan mengembangkan infeksi mata serius (Oftalmia neonatorum), yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diobati dini. Diperkirakan, di seluruh dunia, antara 1000 dan 4000 bayi yang baru lahir menjadi buta setiap tahun karena kondisi ini.

IMS DAN HIV

Hadirnya colitis atau non-ulseratif yang tidak diobati (mereka IMS yang menyebabkan luka atau mereka yang tidak) meningkatkan risiko infeksi kedua akuisisi dan transmisi HIV dengan faktor hingga 10. Jadi, pengobatan prompt untuk IMS adalah penting untuk mengurangi risiko infeksi HIV. Mengontrol PMS sangat penting untuk mencegah HIV pada orang berisiko tinggi, serta masyarakat umum.

PENCEGAHAN IMS

Cara yang paling efektif untuk menghindari terinfeksi atau transmisi infeksi menular seksual adalah untuk menjauhkan diri dari hubungan seksual (misalnya, oral, vagina, atau seks anal) atau untuk melakukan hubungan seksual hanya dalam hubungan jangka panjang yang saling monogami dengan yang tidak terinfeksi mitra. Pria kondom lateks, jika digunakan secara konsisten dan benar, sangat efektif dalam mengurangi penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya, termasuk gonore, infeksi klamidia dan trikomoniasis.

IMS TANPA GEJALA

Beberapa infeksi menular seksual sering terjadi tanpa gejala. Sebagai contoh, sampai dengan 70% dari perempuan dan proporsi yang signifikan dari laki-laki dengan gonokokal dan / atau infeksi klamidia mungkin mengalami gejala sama

sekali. Kedua gejala dan infeksi tanpa gejala dapat menyebabkan perkembangan komplikasi serius, seperti garis besar di atas.

UTAMA SINDROM IMS UMUM ADALAH:

Discharge uretra Ulkus Genital Inguinal Pembengkakan (bubo, yang merupakan pembengkakan di pangkal paha) Pembengkakan skrotum Vaginal discharge Lower sakit perut Neonatal infeksi mata (conjunctivitis yang baru lahir) Metode tradisional mendiagnosa PMS adalah dengan tes laboratorium. Namun, seringkali tidak tersedia atau terlalu mahal harganya. Sejak tahun 1990 WHO telah merekomendasikan pendekatan syndromic untuk diagnosis dan manajemen IMS pada pasien dengan tanda-tanda secara konsisten menyajikan diakui dan gejala IMS tertentu.

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang sederhana ini dalam waktu yang singkat. Adapun tujuan Makalah yang bertemakan Infeksi Menular Seksual dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kesehatan reproduksi. Dalam penyusunan Makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Dosen pembimbing dan Teman-teman yang telah turut membantu. Semoga bimbingan dan saran dari Ibu / Bapak Dosen serta semua pihak yang terkait langsung dalam menyelesaikan Makalah ini, mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami berharap Makalah ini dapat menjadi bahan informasi yang berharga dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI .. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. B. Tujuan B.1. Tujuan Umum... B.2. Tujuan khusus... C. Manfaat. BAB II : ISI 2.1 pengertian infeksi menular seksual. 5 2.2 macam-macam penyakit IMS .. 2.3 IMS sindrom dan pendekatan syndromic untuk menejemen pasien 5 3 3 4 3 1 2

BAB III : PEMBAHASAN .... Bab IV : KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ..... 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

16

20 21

DISUSUN OLEH

: ne

FAKULTAS KEDOKTERAN DIPLOMA KEBIDANAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN

Sistem reproduksi wanita terdiri dari alat atau organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi. Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan atau dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin atau steroid dari poros hormonal thalamus hipothalamus hipofisis adrenal ovarium. Selain itu terdapat organ atau sistem ekstragonad atau ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.Terdapat 2 bagian-bagian diantaranya : Genitalia eksterna Terdiri dari bagian-bagian yaitu diantaranya : -Vulva -Mons pubis / mons veneris -Labia mayora -Lapisan lemak. Labiaminora Clitoris Vestibulum Vagina Perineum. Yang semuanya mempunyai pungsi masing-masing. Genitalia interna Terdi dari beberapa bagian-bagian yang berperan dalam sistem reproduksi pada wanita, seperti : -Uterus -Serviks uteri -Corpus uteri -Ligamenta penyangga uterus Vaskularisasi uterus -Salping atau Tuba Falopii -Pars isthmica (proksimal atau isthmus) -Pars ampularis (medial atau ampula) -Pars infundibulum (distal) Mesosalping Ovarium. Selain itu terdapat pula Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Terdiri dari korteks dan medula.

Ovarium berfungsi yang berfungsi

dalam pembentukan dan pematangan

folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormonhormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum

infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

Anda mungkin juga menyukai