Anda di halaman 1dari 6

Yohannes Christian 03101403037 HIDROLISIS Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian,

berarti hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali. Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian). 1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7. Contoh Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut. KCl (aq) K + (aq) + Cl - (aq) K + (aq) + H 2 O (l) tidak terjadi Cl - (aq) + H 2 O (l) tidak terjadi

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah

Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7. Contoh Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 terhidrolisis. NH 4 Cl (aq) NH 4 + (aq) + Cl - (aq) Cl - (aq) + H 2 O (l) NH 4 + (aq) + H 2 O (l) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq) Reaksi hidrolisis dari amonium (NH menghasilkan ion oksonium (H ditulis: BH + + H 2 O B + H 3 O + 3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7). Contoh Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
3 4 + +

dan OH - . Anion Cl - berasal dari

asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa lemah dapat

) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini

) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi

CH 3 COONa (aq) CH 3 COO - (aq) + Na + (aq) Na + (aq) + H 2 O (l) CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq) Reaksi hidrolisis asetat (CH
3

COO

) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini

menghasilkan ion OH - yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis: A - + H 2 O HA + OH 4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air. Contoh Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 dapat terhidrolisis di dalam air. NH 4 CN (aq) NH 4 + (aq) + CN - (aq) NH 4 + (aq) + H 2 O NH 3(aq) + H 3 O (aq) + CN - (aq) + H 2 O (e) HCN (aq) + OH - (aq) Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb) - Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
+

- jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam. - Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.

Hidrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-Hari


Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus dijagam pH tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan pelet padat (NH 4 ) 2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH 4 ) 2 SO 4 bersifat asam, ion NH bersifat asam. Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH -, sehingga garam NaOCl bersifat basa.
4 +

akan terhidrolisis dalam tanah membentuk NH

dan H + yang

Menentukan pH Larutan Garam


Garam yang mengalami hidrolisis membentuk suatu reaksi kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan anion basa atau kation asam, akan dibebaskan OH - atau H + . Ion OH dan ion H + inilah yang dapat menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral. Karena hidrolisis garam merupakan reaksi refersibel (bolak-balik), maka reaksi ini mempunyai tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan hidrolisis (Kh). Besarnya Kh bergantung pada harga tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb). Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk menentukan pH larutan garam.

1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan dalam air menunjukkan reaksi netral, karena anion maupun kationnya masing-masing tidak ada yang bergabung dengan ion hidrogen atau hidroksida. Untuk menentukan produk yang sangat sedikit berdisosiasi. Karena itu kesetimbangan air tidak terganggu. H 2 O (l) H + (aq) + OH - (aq) Karena konsetrasi H + dan OH - dalam larutan sama, maka larutan bersifat netral (pH=7) 2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah Jika garam yang berasal dari asam kuat dengan basa lemah dilarutkan ke dalam air, maka larutan tersebut bersifat asam (pH < 7). Kation asam (BH + ) dari garam bereaksi dengan air yang menghasilkan ion H 3 O + . BH + (aq) + H 2 O (l) B (aq) + H 3 O + (aq) . Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis (Kh) sebagai berikut.

Konsentrasi BH + semula, sama dengan konsentrasi garamnya. Jika konsentrasi BH + mulamula sebesar M dan hidrolisis sebesar , maka konsentrasi semua komponen dalam persamaan tersebut adalah:

Karena nilai sangat kecil, maka besarnya pada M- diabaikan, sehingga untuk M- = M. Besarnya konsentrasi B dan H 3 O + adalah sama. Karena H 3 O + dapat diganti H +, persamaan tetapan hidrolisis dapat ditulis.

Suatu basa dapat mengalami kesetimbangan sebagai berikut. B (aq) + H 2 O (l) BH + (aq) + OH - (l)

Selanjutnya konsentrasi ion H + dapat ditulis:

Keterangan : Kh : ketetapan hidrolisis Kw : ketetapan kesetimbangan air Kb : ketetapan ionisasi basa [BH+] : konsentrasi kation dari garam.

Anda mungkin juga menyukai