Anda di halaman 1dari 13

BAB III PEMBAHASAN Penyebab Terjadinya Tsunami Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut

akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api, hantaman meteor di laut dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari keempat penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya. Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883. Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.

III.1

III.2

Gambar 1 Skema Tsunami

Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.

III.3

Gambar 2 Gelombang Tsunami

Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah : 1. 2. 3. 4. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gayagaya semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

Karakteristik Tsunami Secara garis besar tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode yang ditimbulkan oleh suatu gangguan implusif yang terjadi pad medium laut. Periode gelombang tsunami berkisar antara 10-60 menit.

III.4

Gangguan pembangkit tsunami biasanya berasal dari berbagai sumber, misalnya gempa bumi, erupsi vulkanik atau land slide yang terjadi di dasar laut. Gelombang yang disebabkan oleh gaya implusif bersifat transien atau gelombang yang bersifat sesaat. Gelombang ini berbeda dengan gelombang-gelombang laut lain yang bersifat kontinyu, seperti gelombang permukaan laut yang ditimbulkan oleh tiupan angin atau gelombang pasang laut yang disebabkan gaya tarik benda angkasa. Selain bersifat transien, gelombang tsunami juga bersifat dispersif, artinya periodenya berubah terhadap jarak sumber gangguan implusif. Gelombang tsunami yang menjalar dekat dengan daerah sumber gempa, mempunyai periode lebih kecil dibandingkan dengan gelombang tsunami yang menjalar jauh dari sumber. Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pad bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oelh karakteristik sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area. Dalam penjalarannya ke pantai dari sumber gangguan implusif, gelombang tsunami akan mengalamai tranformasi tinggi, panjang, kecepatan ataupun arah gelombang. Transformasi disebabkan adanya perubahan kedalaman

III.5

laut yang dilalui tsunami, atau tsunami melintasi alur yang lebih sempit seperti selat, sungai atau teluk. Bila tsunami melintasi alur yang sempit dan dangkal maka tinggi gelombang tsunami akan mengalami perbesaran yang merupakan fungsi dari

perubahan kedalaman dan lebar alur yang dilewati. Tsunami mempunyai panjang gelombang yang besar sampai mencapai 100 km berbentuk ellips dengan amplitudo sekitar 5 meter.

Gambar 3 Keadaan Saat Terjadi Tsunami

Kecepatan penjalaran tsunami di laut berkisar antara 50-1000 km perjam. Kecepatan ini berkaitan dengan kedalaman laut. Pada dasarnya bila

III.6

kedalaman

laut

berkurang

setengahnya,

maka

kecepatan

berkurang

tiga

perempatnya. Sedangkan tinggi gelombang tsunami justru akan bertambah jika mendekati pantai, karena adanya perubahan kedalaman laut yang dilalui tsunami. Tinggi tsunami mencapai maksimum pada daerah pantai yang landai dan berlekuk seperti teluk atau muara sungai, maka gelombang tsunami akan mencapai puluhan meter.

Daerah Sumber Tsunami Di Indonesia Indonesia merupakan kepulauan yang terletak di antara dua samudera, yaitu ; Samudera Padifik dan Samudera Hindia. Melihat kepada lokasi ini maka untuk daerah di Indoensia penyebab tsunami berasal dari 3 lokasi yaitu :
a.

Berasal dari Samudera Pasifik. Berasal dari Samudera Hindia Berasal dari lokal Indonesia.

b. c.

a.

Tsunami Samudera Pasifik.

III.7

Tsunami yang berasal dari Samudera Pasifik pada waktu sekarang ditangani oleh PTWC (Pasific Tsunami warning Center) yang berpusat di

Honolulu, Hawaii, yang merupakan bagian dari ITIC (International Tsunami Information Center) apabila terjadi gempa bumi di Laut Pasifik, dimana memang gempa bumi di dunia ini 75 persen terjadi di sekitar pasifik, yang mempunyai kedalaman dangkal dan bermagnitudo cukup besar maka perhatian khusus diberikan oleh PTWC dengan tujuan untuk mengetahui apakah gempa bumi ini menimbulkan tsunami atau tidak. Apabila menimbulkan tsunami, maka diadakan Tsunami Watch dengan jalan menanyakan kepada petugas yang berada di sekitar episenter gempa bumi tersebut apakah ada penambahan ketinggian gelombang laut. Apabila di sekitar episenter terdapat Tide Gauge dengan sistem telemeter , maka hal ini dapat dilakukan dengan melihat kepada recorder dari Tide Gauge ini. Bila terjadi tsunami yang disebabkan karena gempa bumi, maka PTWC dapat memperhitungkan jam berapa gelombang tsunami ini akan sampai di masingmasing negara anggota disekitar Samudera Pasifik. Pemberitahuan ini diberikan oleh PTWC untuk kemudian Pemerintah setempat berusaha mengungsikan penduduk pantai yang kira-kira akan dilanda tsunami.

III.8

Dalam hal ini di Indonesia yang termasuk salah satu negara di sekitar Samudera Pasifik tentunya juga akan diberitahu oleh PTWC apabila akan ada tsunami yang melanda bagian utara dan timur dari Indonesia (Irian Jaya bagian utara, Maluku bagian utara dan timur). Untuk daerah Irian Jaya bagian utara dan Maluku bagian utara dan timur, telah dapat di perkirakan waktu jalar gelombang tsunami yang berasal dari Pasifik ke daerah Jayapura dan Sangihe, seperti dapat dillihat pada peta kountur waktu jalar gelombang laut di Lautan Pasifik. (gambar 2). Peta kountur ini dibuat berdasarkan peta waktu jalar tsunami dari Pasifik ke negara-negara sekitar Pasifik, kemudian waktu jalur tersebut di plot untuk sampai ke dua tempat di Indonesia ini, dengan pengertian kecepatan gelombang laut adalah sama untuk daerah yang berlawanan dengan daerah yang sama.

b.

Tsunami Samudera Hindia

III.9

Tsunami dari Lautan Hindia yang melanda Indonesia sejak tahun 1797 sampai 1928, terdapat 14 buah tsunami. Diperkirakan tsunami tersebut kebanyakan berasal dari gempa tektonik yang bersumber pada Belt Mediterania, dimana gempagempa dangkal yang terjadi di Samudera Hindia ini terdapat sepanjang Belt Mediterania yang membujur mulai dari Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara sejauh 200 km dari daratan. Kedalaman laut dari batas plate tektonik lautan Hindia dengan plate tektonik Eurasia di daratan Sumatera dan Jawa pada umumnya : a. Untuk daerah selatan Jawa, 1000 m, sehingga waktu jalar tsunami tersebut kira-kira membutuhkan waktu 1/2 jam untuk sampai ke pantai selatan Jawa. b. Untuk sebelah barat daya Sumatera kedalaman Laut Hindia mulai dari batas plate tektonik tersebut sampai ke pantai barat Sumatera, rata-rata berkedalaman 500 meter sehingga waktu jalar gelombang tsunami sampai ke pantai barat Sumatera adalah kurang lebih jam.

III.10

Dengan demikian untuk mengurangi korban manusia akibat tsunami yang berasal dari Lautan Hindia masih ada waktu selama antara dan jam untuk dapat mengungsikan penduduk pantai. Untuk dapat mengatasinya membutuhkan jaringan stasiun tsunami (stasiun seismo dan tide gauge) yang telemeter untuk dapat mengetahui terjadinya gempa dangkal di laut hindia yang cukup kuat beserta terjadinya tsunami yang harus sudah dapat diketahui sebelum gelombang tsunami ini melanda daratan. Disamping itu juga di butuhkan kesiagaan penduduk pantai beserta aparat pemerintah yang sangat tinggi.

c.

Tsunami Lokal. Diihat dari peta tsunami pontensial area di Indonesia, daerah yang

sering mengalami glombang tsunami akibat gempa lokal atau tanah longsor di dasar lautan, teradapat di daerah sekitar Maluku termasuk Nusa Tenggara pantai sebelah utara. Penyebab tsunami ini kebanyakan berasal dari gempa-gempa lokal yang terjadi di daerah Maluku di lautan yang kedalaman lautnya rata-rata 200 m.

III.11

Waktu jalar gelombang tsunami tentunya tergantung dari jaraknya sumber tsunami kepantai. Kalau di lihat pada peta Major Salau Earthquake (18971977), ternyata pada umumnya terdapat dekat dengan pantainya. Umpamanya Nusa Tenggara lokasi epiknya dekat dengan pantai sebelah utara maupun sebelah selatan, sehingga waktu jalarnya sampai ke pantai akan sangat singkat. Tetapi untuk gempa-gempa disebelah selatan Nusa Tenggara juga terdapat gempa-gempa dangkal yang kuat yang berjarak 150 km dari pantaipantai sebelah selatan Nusa Tenggara yang waktu jalar gelombang tsunaminya sekitar 20 menit. Demikian pula untuk daerah daerah di Laut Banda, lokasi dari pusat gempa dangkalnya dekat dengan pantai yang juga terdapat di daerah di antara Halmahera dan Sulawesi. Karena keadaan waktu jalar gelombang tsunami yang singkat pada umumnya, maka dalam hal pengamanan penduduk dari gelombang tsunami, yang terpenting adalah pendidikan kepada penduduk setempat di pantai di daerah iini.

III.12

Pada umumnya daerah rawan tsunami adalah daerah yang lokasinya dekat dengan jalur gempa yang terletak di lautan dan episenternya dekat dengan pantai.

Antisipasi Ancaman Tsunami Secara teori tsunami lebih mudah untuk di prediksi dibandingkan dengan gempa bumi. Tenggang waktu terjadinya gempa bumi dan tibanya tsunami di pantai memungkinkan untuk dapat menganalisa karekteristik gempa bumi tersebut. Dalam tempo 20 sampai 30 menit, dapat ditentukan apakah suatu gempa bumi dapat menyebabkan tsunami atau tidak. Informasi tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat sebelum gelombang-gelombang tersebut menerjang pantai. Karena terbatasnya fasilitas komunikasi sangat mungkin terjadi informasi belum sampai sementara gelombang tsunami telah menyapu pantai. Hal inilah yang melandasi adanya sistem peringatan dini (Tsunami Warning System), untuk itu diperlukan adanya alterlatif untuk mengatasi kesulitan tersebut. Langkahlangkah yang diambil meliputi :

III.13

a. b.

Adanya identifikasi daerah rawan tsunami . Penyuluhan kepada penduduk dan aparat terkait di daerah rawan tsunami.

c.

Proteksi daerah pantai di antaranya membuat jalur hijau sejauh 200 meter dari garis pantai yang berfungsi sebagai penahan gelombang dan melestarikan kelestarian batu karang yang sekaligus berfungsi sebagai pemecah gelombang.

d.

Menetapkan letak pemukiman berada di belakang jalur hijau sehingga terlindung dari ancaman gelombang, kalaupun terpaksa di bangun di dekat pantai, rumah yang baik adalah rumah panggung dengan bagian bawah kosong sehingga memungkinkan air laut untuk terus melewatinya.

e.

Membuat dasar hukum yang kuat guna upaya pengaturan tata guna lahan yang terletak pada daerah pantai.

Anda mungkin juga menyukai