Anda di halaman 1dari 2

Arie Hendriyana S.Farm., Apt Asslamualaikum.WR.

WB Saya mengambil tugas stake holder,masih dengan hal yang sama dengan tugas rasional choice yaitu tentang Praktek tukang gigi di masyarakat. Latar belakang Jelas sekali masyarakat di desa masih lebih percaya dengan 'Tukang Gigi' untuk memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulutnya dibandingkan dengan dokter gigi. Mungkin dengan prinsip, datang sekali perawatan beres, biaya murah meriah dan terjangkau. Tetapi tidak memperhatikan dampak lebih lanjutnya. 'Tukang Gigi' berbeda dengan 'Tehniker Gigi'. 'Tehniker Gigi' biasanya berprofesi membantu dokter gigi dalam pekerjaan laboratorium. Apa yang dibuat oleh dokter gigi dibuat di dalam lab. oleh 'Tehniker Gigi' dengan pengawasan dan arahan dokter gigi. Dan jelasnya, basic pengetahuan 'Tehniker Gigi' didapat dari sekolah Akademi Tehnik/Lab Kedokteran Gigi, bukan otodidak atau turunan. Saya akan mencoba menguraikan hal-hal yang menjadi pro dan kontra adanya praktek tukang gigi juga pihak-pihak yang terlibat dalam masyarakat Pihak-pihak yang terlibat pro dan kontra Kepala Puskesmas (kontra) : pendapatan puskesmas berkurang karena masyarakat lebih memilih ke tukang gigi daripada ke dokter gigi puskesmas. Dokter gigi (kontra) : pendapatan berkurang karena sedikit yang pergi ke tempat praktik. Kepala desa (netral) : Tugas kesehatan gigi merupakan tanggung jawab dokter gigi dan tukang gigi sehingga kembali lagi pada kemampuan ekonomi masyarakat. Tukang gigi (Pro) : Pendapatan meningkat karena banyak msayarakat menengah ke bawah memilih pengobatan yang murah dan cepat. Masyarakat (Pro): Sebagian ada yang pro dan sebagian ada yang netral,pro karena pengobatan gigi di tukang gigi menawarkan pengobatan yang murah dan cepat dibandingkan dengan dokter gigi. Masyarakat (netral) : tidak terlalu memperhatikan,yang terpenting dokter gigi dan tukang gigi sama-sama dapat menyembuhkan penyakit dan keluhan pada gigi. Organisasi Profesi /Persatuan Dokter Gigi Indonesia (Kontra): karena pada prakteknya, tukang gigi menerima pemasangan "alat orto", jaket, sampai penambalan gigi. Tentu saja tanpa memperhati-kan kaidah medis karena mereka memang mereka tidak pernah mempelajarinya. Lebih banyak pihak yang pro, namun alangkah bijaknya jika menilai sesuatu dari sisi yang berbeda.Bagaimana nasib tukang gigi yg ada skarang jika mata pencaharianx dilarang?

Apakah ADA yg brani mjamin bahwa tidak ada MALPRAKTIK pada dokter gigi? Apa bisa pelayanan dokter gigi semurah tukang gigi? memangnya brapa biaya pemasangan gigi palsu ama dokter gigi di puskesmas?apa ada?apa murah? Ya,saya cuma bisa berharap supaya orang pintar bisa cerdas menyikapi hal ini,sehingga tidak ada yg dirugikan,

Anda mungkin juga menyukai