Anda di halaman 1dari 4

Teknik Pemijahan Masalah utama pembenihan lele dumbo adalah ketersediaan air yang cukup dan berkualitas baik.

Pemijahan lele dumbo harus menggunakan air bersih dan tidak tercemar bahan beracun baik air hujan, air irigasi, maupun air tanah dari mata air atau sumur. Di alam, lele dumbo aktif berpijah di pinggiran sungai selama musim hujan. Untuk itu faktor utama yang di perhatikan dalam usaha pembenihan adalah sebagai berikut. Seleksi induk Seleksi induk bertujuan untuk meningkatkan mutu agar menghasilkan benih yang berkualitas, sifat-sifat induk yang telah diseleksi diharapkan dapat mewariskan keturunannya (Sutisna dan Sutarmanto, 2006). Induk betina yang sudah matang memiliki ciri-ciri perut gendut, jika diraba terasa lembek, dan bagian duburnya tampak kemerahan. Sementara itu ciri-ciri induk jantan adalah jika diurut kearah ekor akan keluar cairan putih (sperma) (Anonym, 2008). Penyuntikan Pasangan induk lele dumbo yang cocok dan telah matang kelamin akan segera memijah setelah di masukkan ke dalam kolam pemijahan. Biasanya ikan lele dumbo berpijah pada tengan malam menjelang pagi yakni sekitar pukul 07.00-04.00 tetapi proses pemijahan tersebut kadang-kadang mundur sampai sehari lebih (24-36 jam). Hormon yang digunakan untuk merangsang lele dumbo agar memijah adalah hormon alamiah (dari kelenjar hipofisa) dan hormon buatan. Hormon yang di ambil dari kelenjar hipofisa yang teletak di bagian bawah otak kecil ikan. Kelenjar hipofisa ini hanya sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil (Khairuman, 2002). Streeping dan pembuahan Menurut Arie dkk. (2006), setelah 10-12 jam dari penyuntikan, induk betina siap di streeping (pengurutan telur kearah kelamin). Sebelum melakukan streeping pada induk

betina, terlebih dahulu menyiapkan sperma jantan. Pengambilan sperma jantan dengan cara membedah perut induk jantan dan mengambil kantong sperma dengan cara mengunting. Selanjutnya sperma di tampung di gelas yang sudah diisi dengan NaCl aduk hingga merata. Setelah sperma jantan di siapkan, kemudian dilakukan pengurutan induk betina. Langkah-langkah pembuhan telur sebagai berikut: telur di tampung dalam baskom plastik, kemudian masukan larutan sperma sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata, telur yang sudah terbuahi dibilas dengan untuk mencuci telur yang kotor. Penetasan telur Menurut Susanto (2005), telur yang dikeluarkan pasangan induk ini biasanya melekat pada ijuk dan sebagian besar berserakkan di sarang dasar. Diameter telur berkisar antara 1.3-1.6 mm dan akan menetas selama 1-2 hari selama 2-3 hari telur biasanya akan meneta seluruhnya. Begitu proses pemijahan selesai antara jam 05.00-06.00 pagi kakaban harus segera di angkat dan di pindahkan ke dalam kolam penetasan. Untuk menghindari tumbuhnya jamur, kakaban yang sudah berisi telur tersebut sebaiknya di rendam terlebih dahulu, karena sifat telur lele menempel maka perlu kakaban. Selama proses penetasan telur usahakan sirkulasi air berjalan dengan baik dan air yang masuk lewat pemasukkan berjalan secara perlahan-lahan (Susanto,2005). Perawatan Larva Setelah telur menetas semua waktu 2-3 hari selanjutnya mengangkat kakaban di dalam hapa satu persatu pengangkatan harus hati-hati agar kualitas air tetap terjaga. Larva yang baru menetas belum perlu di beri makanan. Sebab masih mempunyai makanan cadangan berupa kuning telur. Dengan perawatan dan makanan yang baik dalam tempo 1 bulan benih lele dapat tumbuh hingga mencapai 3-5 cm. Tahap pemberian pakan larva dapat dilihat pada Tabel 3. Pekerjaan pokok perawatan lele adalah membersihkan telur, siphonisasi, cangkang dan telur busuk, dan mempertahankan konsentrasi oksigen pada

suhu optimal. Tahap pemberian makanan larva No. Umur 0-3 hari 4-6 hari 7-14 hari 15-30 hari Makanan yang diberikan Belum di beri makanan karena masih ada kuning telur Kuning telur di rebus Rotifera, kutu air (disaring) Kutu air, jentik nyamuk hidup, cacing Sumber : Santoso (2005) Pemanenan larva Sebelum dilakukan pemanenan larva ikan, terlebih dahulu siapkan alat-alat yang akan digunakan seperti ember, Sesser, jarring halus atau happa sebagai penyimpan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air daribak agar benih tidak terbawa arus. Panen larva di mulai pada pagi hari, yaitu antara jam 05.00-06.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak boleh lewat dari jam 09.00 pagi. Hal ini di maksudkan untuk menghindari teriknya matahari yang menyebabkan larva strees. Pemanenan mula-mula dilakukan dengan menyurutkan air dalam bak secara perlahan-lahan. Setelah air surut larva mulai ditangkap dengan seser atau jarring halus dan ditampung dalam ember (Suseno 1999). Di larutkan Keterangan

Soetomo, 2003. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar baru Algensindo. Jakarta.

Santoso, Heru. 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai