Air adalah merupakan salah satu sumber kehidupan manusia yang dapat berfungsi baik itu sebagai keperluan konsumsi maupun untuk keperluan produksi. dalam menjaga kualitas air agar tetap berada pada kondisi dan fungsinya, maka perlu dilakukan suatu usaha penanganan yang bermula dari penentuan akan unsur-unsur penyusun air sehingga didapatkan suatu parameter pengukuran kualitas air. Salah upaya untuk mengetahui kualitas air di perairan adalah dengan cara diperiksa kualitasnya di laboratorium. Dalam pengambilan sampel air hendaknya kondisi atau konsentrasi zat dalam air tidak berubah atau harus sama dengan kualitas perairan. Untuk itu maka harus menggunakan alat dan metode pengambilan sampel yang tepat. Hal ini erat kaitannya dengan akurasi hasil analisis. Alat-alat pengambilan contoh air air seperti yang ditunjukan dalam praktikum adalah sebagai berikut: 1. Kemerrer Water Sampler Kemerrer merupakan alat pengambil sampel air baik air tawar maupun air laut. Alat ini terbuat dari logam dengan kapsitas 500 ml. Alat ini terbuat dari logam anti karat yang berbentuk tabung dengan berbagai fasilitas pendukungnya seperti karet penutup tabung (uv), karet pengikat antar penutup (ch), tali pengancing penutup saat terbuka (s), penjepit tali pengait (js), pembuka penjepit (j), tali penggantung kemmerer (l), selang udara (h), penjepit selang udara (p), selang pengambilan air dalam tabung (dh) dan besi penindis pembuka penjepit (m). Prinsip Kerja : Kedua penutup tabung terikat dengan karet penarik sehingga dapat menutup tabung ketika pemberat yang dilepaskan dari atas menekan pembuka penjepit atau pengancing penutup saat terbuka, dengan demikian air yang ada di dalam tabung tidak akan terkontaminasi dengan air yang tidak dikehendaki untuk dijadikan sampel pengamatan
Gbr. 1. Kemmerer
Page 1
Cara Menggunakan : Kedua penutup tabung yaitu selang udara dan selang pengambilan air dalam Setelah penutup tabung terbuka, alat ini dimasukkan ke dalam air sampai saat tabung telah berada pada posisi yang diinginkan maka besi penindis tabung (p) dipastikan telah ditarik kemudian dijepit dengan penjepit (js). pada kedalaman yang ditentukan dengan menggunakan tali penggantung tabung (l) pembuka penjepit (m) dijatuhkan untuk membuka jepitan pengait sehingga karet penghubung antar penutup (ch) dapat berfungsi untuk menutup kembali tabung yang telah berisi air sampel yang diinginkan Kemerrer siap diangkat
Kelebihan dan Kekurangan Kemerrer : Kelebihan o mempunyai konstruksi yang sederhana, juga mudah dioperasikan. o tahan benturan (tahan pecah) o tidak tembus cahaya 2. Van Dorn Water Sampler Van dorn merupakan merupakan salah satu alat pengambilan sampel air baik air tawar maupun air laut dengan kapasitas 3-5 liter. Alat ini berbentuk tabung yang terbuat dari siklik dan dapat diturunkan sampai pada kedalaman 50 meter. Prinsip Kerja :
Gbr. 2. Van Dorn Water Sampler
Kedua penutup tabung terikat dengan karet penarik sehingga dapat menutup tabung ketika pemberat yang dilepaskan dari atas menekan pembuka penjepit atau pengancing penutup saat terbuka, dengan demikian air yang ada di dalam tabung tidak akan terkontaminasi dengan air yang tidak dikehendaki untuk dijadikan sampel pengamatan.
Page 2
Cara Menggunakan : Tali pengancing kedua penutup tabung ditarik kemudian dikaitkan pada Setelah penutup tabung terbuka, alat diturunkan pada kedalaman yang Saat van dorn telah berada pada posisi yang diinginkan maka logam pengait dan dijepit dengan penjepit pengait. diinginkan dengan menggunakan tali penggantung tabung pembuka penjepit dijatuhkan untuk membuka jepitan pengait sehingga karet penghubung antar penutup dapat berfungsi untuk menutup kembali tabung yang telah berisi sampel air yang diinginkan. Van dorn siap diangkat kembali.
Gbr. 3. Van Dom Water yang ada di Lab. Proling. IPB
Kelebihan dan Kekurangan Van Dorn : Kelebihan o mempunyai konstruksi yang sederhana, juga mudah dioperasikan. o tahan benturan (tahan pecah) Kekurangan Tembus cahaya Mudah pecah
3.
Secchi Disk Tingkat kekeruhan air tersebut dinyatakan dengan suatu nilai
yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Jeffries dan Mills, 1996 dalam Effendi, 2003). Secchi disk merupakan alat untuk mengukur kecerahan cahaya (visibilitas cahaya) di bawah air. Alat ini digunakan secara visual dengan waktu pelaksanaan pengukuran yang terbaik adalah pada waktu cuaca cerah, matahari tidak tertutup awan yaitu antara pukul 090.00 15.00. Hal ini disebabkan karena intensitas
Gbr 4. Secchi disc
cahaya matahari yang masuk kedalam suatu badan air mencapai tingkat yang lebih tinggi pada kisaran waktu tersebut, disamping itu sudut pantul yang bisa timbul juga relatif tidak berpengaruh terhadap pengamatan secchi disc yang dimasukkan kedalam air secara horizontal.
Cara Menggunakan :
Page 3
Tali pengikat secchi disk dikaitkan lempengan bulat, kemudian secchi disk Pada saat secchi disk tidak kelihatan catat jaraknya Angkat kembali secchi disk dan catat jaraknya pada saat alat kelihatan Jumlahkan kedua jarak dan dibagi dua. Kekurangan Kecerahan sangat tergantung pada keadaan cuaca dan waktu pengukuran
Kelebihan dan Kekurangan Secchi Disk : Kelebihan o Alatnya sederhana dan mudah digunakan
4.
Plankton Net Plankton net merupakan sebuah alat yang digunakan untuk pengambilan sampel plankton (fitoplankton dan zooplankton). Plankton net terbuat dari bahan monofilamen nilon berbentuk kerucut, bagian mulutnya terdapat ring sehingga jaring tetap terbuka pada saat dioperasikan. Pada ujung kerucut terdapat ring pengikat sehingga dapat dipasang botol sampel atau tabung untuk menampung sampel plankton. Botol sampel tersebut dapat dengan mudah dipasang dan dilepas karena setiap kali digunakan harus dibilas dengan air.
Konstruksi plankton net (Gambar ) : 1. Key ring : berfungsi sebagai pengikat tali dan sebagai penarik plankton net. Diameter cincin berbeda-beda tergantung dari merk dan jenis plankton net, umumnya berdiameter 15 25 cm yang terbuat dari besi. 2. String : berfungsi untuk menghubungkan jaring dengan cincin. Panjang tali bervariasi tergantung dari jenis plankton net dan jenis plankton yang akan diambil. Umumnya berukuran 25 50 cm.
Page 4
3.
Wire : berfungsi untuk membentuk net atau mulut jaring sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Diameter kawat biasanya berukuran 31 cm untuk fitoplankton dan 45 cm untuk zooplankton.
4.
Netting : berfungsi untuk menyaring air serta plankton yang berada didalamnya. Mesh size untuk fitoplankton biasanya 30 50 m dan 150 175 m untuk zooplankton dengan panjang jaring sekitar 4 5 kali diameter mulut jaring.
5.
Bottle : berfungsi untuk menyimpan sample air yang telah disaring oleh plankton net. Pengoperasian plankton net tergantung dari tujuan penelitian, terbagi kedalam dua metode
sampling yaitu horizontal dan vertikal (Tabel 1.) : Tabel 1. Pengoperasian Plankton net Secara Horizontal dan Vertikal Horizontal Vertikal Pengambilan sampel secara horizontal Untuk mengetahui sebaran palnkton untuk mengetahui sebaran plankton vertikal. horizontal. Pengambilan Sampel yang diambil sample merupakan seluruh kolom air (coposite plankton net diturunkan
mengggunakan bantuan kapal/perahu sample). Kapal dalam kondisi berhenti dimana plankton net ditarik dari satu kemudian titik menuju titik lainnya untuk jarak dan sampai kedalaman yang diinginkan dan waktu tertentu. Pengambilan sampel di bagian bawah plankton net terdapat seiring dengan pergerakan kapal secara pemberat. perlahan. Ketika penarikan keatas kecepatan kapal konstan sehingga tidak mengganggu volume sample.
Gambar 6. Plankton net yang terdapat di Laboratorium Proling IPB
Plankton net umum digunakan karena mudah cara pemakaiannya dan harganya murah. Tetapi, plankton net juga memiliki kelemahan (Setyobudiandi et al., 2009) yaitu : a. Ketepatan volume air yang tersaring sulit dipastikan b. Pengambilan contoh plankton pada kedalaman tertentu sulit dilaksanakan c. Plankton berukuran kecil tidak dapat diperoleh d. Penanganan harus hati-hati, jaring mudah sobek
Page 5
5.
Ekman Grab dan Van Ven Grab (Grab Sampler) Grab Sampler merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan contoh sedimen di
danau atau sungai yang berarus lemah dengan dasar perairan yang lunak (perairan dangkal). Grab sampler berfungsi untuk mengambil sedimen permukaan yang ketebalannya tergantung dari tinggi dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini biasa digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal. Berdasarkan ukuran dan cara operasional, ada dua jenis grab sampler yaitu grab sampler berukuran kecil dan besar.
Gambar 7. Ekman Grab dan Van Veen Grab yang terdapat di Laboratorium Proling IPB
Grab sampler yang berukuran kecil dapat digunakan dan dioperasionalkan dengan mudah, hanya dengan menggunakan boat kecil alat ini dapat diturunkan dan dinaikkan dengan tangan. Pengambilan sampel sedimen dengan alat ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan cara menurunkannya secara perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan. Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi titik sampling. Grab Sampler yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan lainnya seperti winch (kerekan) yang sudah terpasang pada boat/kapal survey berukuran besar. Alat ini menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk menyekop sedimen. Grab diturunkan dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas rahang ini tertutup dan sample sedimen akan terambil. Keuntungan pemakaian grab sampler adalah lokasi sampel dapat ditentukan dengan pasti, prakiraan kedalam perairan dapat diketahui, sedangkan kerugiannya adalah kapal harus berhenti sewaktu alat dioperasikan, sampel teraduk, dan beberapa fraksi sedimen yang halus mungkin hilang.
Page 6
6.
Surber Surber (Surber net) merupakan alat untuk mengambil sampel (benthos) pada daerah yang
berarus air kuat dan dasar perairan berpasir halus (sedikit berlumpur). Ukuran surber 25cm x 40cm. Surber terdiri dari dua frame yang saling mendukung jaring perangkap. Satu frame diletakkan dibagian bawah sebagai penahan dari net (jaring) sedangkan yang lainnya sebagai pendukung jaring. Surber biasa digunakan pada perairan dangkal (30 cm atau kurang) dengan air yang mengalir. Gunakan pasak untuk jangkar surber dalam air yang bergerak cepat. Pengambilan sampel yang berulang harus diberi batas waktu (yaitu, 5 menit setiap untuk pengambilan sampel lebih seragam). Cara penggunaan : Untuk penggunaan surber, jaring tersebut diletakkan dengan bagian mulut jaring melawan arus aliran air, dan daerah yang dibatasi oleh alat ini dibersihkan (diaduk) sehingga benthos yang melekat pada dasar perairan dapat hanyut dan tertangkap oleh jaring.
terdapat di Laboratorium
Contoh air merupakan pengumpulan volume air yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi mewakili (representative). Penerapan metode penyampelan air ini sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan komponen sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan biologi yang akan dianalisa untuk mengetahui konsentrasi dari setiap komponen air dan untuk mengetahui beban pencemaran yang terjadi dalam suatu badan air tersebut. Dengan demikian analisa di laboratorium sangat memerlukan suatu media/wadah pengangkut air sampel dari lokasi pengambilan sampel dan juga tidak terlepas dari pengawetan/upaya menjaga sifat air agar tetap sama dengan sifat air dilokasi pengambilannya. Marjan Bato C252 110121 @ SPL 2012 Page 7
1. Wadah Sampel
Wadah sampel air ini dapat berupa botol tergantung pada persyaratan jumlah sampel air yang harus diambil untuk digunakan dalam pemeriksaan laboratorium. Oleh karena itu, untuk wadah pengambilan sampel dalam jumlah yang banyak dapat pula berupa jeregen. Sebagai mana yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Wadah dari sampel ini sebelum digunakan sebaiknya dilakukan dahulu hal hal sebagai berikut : a. b. c. Ukuran botol/jerigen sampel disesuaikan dengan komponen kualitas air yang akan Jumlah botol/jerigen sampel Sebelum digunakan harus sudah dicuci bersih dan dalam keadaan tertutup rapat. Berdasarkan keterangan-keterangan yang ditunjukkan pada gambar diatas maka nampaklah suatu perbedaan dari kedua jenis wadah penanganan contoh air yang akan dianalisis. Namun demikian perbedaan tersebut masih dapat dilengkapi dengan dimunculkannya beberapa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing wadah tersebut yaitu sebagaimana yang ditertera dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2. Kelebihan/kelemahan wadah botol dan wadah jeregen dalam pengambilan air sampler. No. 1 2 3 4 5 6 Botol Tidak tahan benturan Kemungkinan terjadinya gelembung udara kurang Daya lengket lemak/minyak pada dinding botol relatif tidak ada Tingkat keamanan dalam pengangkutan rendah Volume air sampler relatif sedikit Volume air sampler yang terambil tidak mendukung untuk beberapa kali ulangan pengamatan Jeregen Tahan benturan Adanya kemungkinan terjadinya gelembung udara didalam jeregen Daya lemak/minyak pada dinding jeregen relatif besar. Tingkat keamanan dalam pengangkutan tinggi Volume air sampel relatif banyak Volume air sampler yang terambil lebih mendukung untuk beberapa kali ulangan pengamatan
diperiksa.
Page 8
2. Preservasi
Gangguan umum yang dapat timbul selama penyimpanan dan pengangkutan sampel, sehingga tidak dapat mengubah sifat keaslian dari sampel, dan mengakibatkan sampel menjadi tidak presentatif, adalah sebagai berikut : (ke udara). Zat tersuspensi dan kloidal dapat membentuk flok-flok tersendiri dan mengendap, sehingga terdapat sampel-sampel yang berbeda dengan keadaan asli, paling sedikit endapan tersebut harus dijadikan suspensi lagi secara merata sebelum analisa dilakukan dengan mengocok botol secara hati-hati. Beberapa zat terlarut dapat dioksidadi oleh oksigen terlarut sehingga senyawa berubah misalnya Fe2+, Mn2+ (terlarut akan berubah menjadi Fe3+, Mn4+ (endapan) sehingga hilang dari larutannya. Beberapa zat terlarut dapat bereaksim misalnya Ca2+, dan CO2 dapat membentuk CaCO3 yang mengendap, hal tersebut terjadi jika nilai pH berubah, misalnya karena kadar CO2 tidak tetap sama, atau karena pertumbuhan ganggang. oleh bakteri yang aktif. Populasi bakteri dapat berubah secara menyeluruh dalam waktu beberapa jam saja sehingga merupakan gangguan dari analisa mikrobiologi. Cara pengawetan sampel tergantung dari analisa yang akan dilakukan, juga bagi suatu unsur-unsur tertentu. Cara analisis dapat juga dipilih tergantung kemungkinan dan cara pengawetan yang ada. Salah satu cara pengawetan sampel yang umum adalah Susana dingin, sampel diangkut dalam kotak isotermis yang mengandung es biasa atau es kering (CO2), lalu disimpan di kulkas atau freezer. Cara pengawetan sampel yang dilakukan dalam praktek kali ini adalah seperti yang ada dalam table berikut.
Tabel 3.Pengawet dan wadah yang diperlukan untuk pengawetan air contoh sesuai dengan parameter yang diukur. Parameter 1 Temperatur Ph Wadah 2 Ceregen / botol Ceregen / botol Pengawetan Lama penyimpanan
Gas O2, CO2 dapat diserap oleh air atau dapat lenyap dari air sampel
Lumut, ganggang dan jamur dapat tumbuh dalam sampel yang tidak disimpan pada tempat gelap dan dingin atau bila pH rendah, zat argartis akan terus dicerna
Page 9
2 Ceregen / botol Ceregen / botol terlarut Ceregen Ceregen / botol Ceregen / botol -
Bahan total organic botol karbon Nitrogen Nitrat Nitrit Amonia Total nitrogen Phosphat Sulfide Sulfat Silika Chloride Fluoride Cyanida Logam (metals) Phenols Arsenic Selenium Mercury Boron Residue (Total, vola latile, filterable) Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Cergen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol Ceregen / botol
3 4 Tanpa pengawet dan Simpan 2 hari pada 4C Simpan dalam botol gelap 1 / 2 hari Langsung diukur 0.5 jam tak boleh 8 jam Dinginkan pada suhu 4C 6 jam / 14 hari Simpan pada 4C + H2SO4 7 / 28 hari sampai pH < 2 Didinginkan 1 / 14 hari Simpan pada 4C + HNO3 6 bulan sampai pH < 2 Simpan pada 4C + HCl 7 / 28 hari sampai pH < 2 Dinginkan pada 4o C + 7 / 28 hari H2SO4 sampai pH < 2 Simpan pada 4C + H2SO4 48 jam / 28 hari sampai pH < 2 Simpan pada 4C + H2SO4 0 / 48 jam sampai pH < 2 Simpan pada 4C + H2SO4 7 / 28 hari sampai pH < 2 Simpan pada 4C + H2SO4 7 / 28 hari sampai pH < 2 Simpan pada 4C 48 jam / 28 hari Simpan pada 4C + 4 tetes 7 / 28 hari zinc asetat per 100 ml + NaOH sampai pH > 9 Simpan pada 4C 28 hari Simpan pada 4C 28 hari Tanpa pengawet 0.5 / 2 jam Simpan pada 4C 28 hari Simpan pada 4C gelap + 24 jam / 14 hari NaOH sampai pH < 12 Saring di lapangan + HNO3 6 bulan sampai pH < 2 Simpan pada 4C + H2SO4 28 hari sampai pH < 2 HNO3 sampai pH < 2 2 minggu HNO3 sampai pH < 2 2 minggu HNO3 sampai pH 2 2 minggu Tanpa pengawet Tak terbatas Simpan pada 4C 1 minggu
DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G.A.,S.Santika.,1984. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya-Indonesia.
Page 10
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Setiyono, H., 1996. Kamus Oseanografi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Page 11