Anda di halaman 1dari 6

BAB III HASIL PENGAMATAN

Gambar III.1. Kali Garang (Kamera menghadap utara)

Morfologi Daerah Stadia sungai

: Kawasan perbukitan : Stadia dewasa

Energi Pengangkutan : Sedang Arah Erosi Sedimentasi Bentuk Sungai Bar Deposit Kedalaman Sungai Lebar Sungai Litologi : Erosi lateral dan vertikal : Berupa batuan beku kerakal dan batuan konglomerat : meander : Batuan andesit, konglomerat, dan pasir kasar : 1 - 1,5 m : 31,5 m : Batuan konglomerat, batulempung, batuan beku, dan pasir kasar.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam melakukan praktikum ini praktikan hanya menagmbil satu sta saja yakni di kali garang. Kali Garang merupakan Kali yang terletak di daerah Semarang, tepatnya di daerah Sampangan. Aliran air kali garang mengalir sepanjang tahun dan bermuara ke pantai utara jawa. Kenampakan sekitar kali garang adalah perbukitan yang ditumbuhi pohon-pohon yang

rindang. Kali garang ini merupakan daerah cekungan yang terletak di antara dua bukit yang cukup tinggi, sehingga Kali Garang ini merupakan daerah mengalirnya air yang turun dari bukit, Kali Garang kemungkinan merupakan zona lemah yangr terletak di antara dua bukit yang mengalami pengangkatan. Sungai ini terbentuk akibat dari proses-proses fluviatl berupa erosi, transportasi dan sedimentasi. erosi yang terjadi adalah dengan memotong dan mengikis daerah-daerah lemah di permukaan tanah, daerah lemah ini terbentuk akibat adanya prosesproses endogan.

Gbr. IV.1. Kali Garang

Litologi kali garang terdiri dari batuan beku berukuran bongkah dengan tingkat kebundaran meruncing sampai membundar, batupasir berukuran sedang, batulanau dan batu sedimen. Batu-batu tersebut merupakan batuan hasil erosi dari batuan di daerah hulu yang tererosi oleh media air dan tertransportkan oleh media air pula dan kemudian terendapkan di daerah ini. Proses pengendapan ini terjadi ketika media pembawa telah mengalami penurunan energi sehingga ketika energi pembawa menurun, batuan yang memiliki ukuran lebih besar tak mampu lagi terbawa dan akhirnya terndapkan. Dilihat dari batuan yang ada di sekitar sungai ini yang berukuran bongkah dan batuannya yang didominasi batuan beku, dapat diintepretasikan bahwa batuan ini tertransport dari daerah yang belum begitu jauh sehingga proses erosi batuan selama tertransportasi masih relatif kecil. Batuan-batuan yang beerukuran besar ini terangkut oleh sungai dengan cara traksi, rolling. Traksi merupakan proses pengangkutan material hasil erosi sungai dengan cara diseret di dasar sungai, sedangkan rolling merupakan proses pengangkutan material hasil erosi sungai dengan cara menggelinding di dasar sungai. Kedua cara ini adalah yang paling memungkinkan mengingat energi arus yang tak terlalu basar serta ukuran batuan yang besar. Dalam proses transportasi tersebut batuan akan bergesekan dengan dasar sungai, batuan lain yang ikut tertransport serta air, akibatnya batuan yang berukuran besar dan meruncing lama kelamaan akan semakin

mengecil dan membulat, material yang berukuran kecil akan terus tertransport lebih jauh hingga daerah hilir, sedangkan material yang berukuran besar akan diendapkan di daerah yang lebih dekat dibanding dengan material yang lebih kecil, pengendapan material terjadi ketika energi air tak mampu lagi mengangkut material tersebut.

Point bar

Gbr.IV.2.Bar Deposit

Batuan yang tertransport ini diendapkan di samping sungai dan tengah sungai. Material endapan sungai yang terletak di samping sungai disebut dengan Point bar, sedangkan yang terletak di tengah sungai disebut dengan Channel bar. Bar deposit ini merupakan salah satu bentuk lahan yang terbentuk dari proses-proses fluviatil.

Area erosi lateral

Gbr. IV.3. Erosi Lateral

Kali garang ternasuk dalam sungai stadia dewasa sampai tua, terlihat dari ciri-ciri yang tampak dilapangan yakni sudah milai terbentuknya meander, tidak terdapat jeram atau air terjun, mulai terbentuk dataran banjir dan tanggul alam, erosi lateral lebih dominan daripada erosi secara vertikal, kecepatan aliran mulai berkurang. Kenampakan sungai ini adalah berliku-liku denagn sudah mulai terbentuknya meandermeander sungai. Meander sungai terbentuk akibat dari proses erosi secara lateral. Datarn banjir sungi di daerah yang diamati relatif lurus dengan lebar mencapai 16 m ke kanan dan kekiri. Dataran banjir terbentuk dari proses erosi air ketika terjadi banjir. Ketika terjadi hujan lebat jumlah debit air bertambah, karena air yang mengalir sudah tak mampu lagi di tampung oleh sungai, air ini akan meluap kesamping sungai. Air yang meluap ini akan mengerosi daerah di samping sungai yang menyebabkan terkikisnya lahan. Lahan yang terkiks ini memiliki kenampakan relatif datar. daerah dibibir sungai yang masih dapat di aliri air ketika banjir terjadi inilah yang disebut dengan dataran banjir. Dataran banjir ini berfungsi menampung aliran air yang meluap ketika terjadi banjir dan terbentuk secara alami. Dalam peta topografi datarn banjir digambarkan sebagai daerah di samping sungai-sungai besar yang memiliki kontur sangat renggang. Dataran banjir di Kali Opak tak mengikuti pola aliran sungai namun relatif lurus. Sehingga dapat diintepretasikan bahwa ketika terjadi banjir, air yang muluap dari sungai memiliki tingkat erosi cukup tinggi dan aliran airnya cukup deras sehingga air yang meluap cenderung untuk mengikis tanah secara lurus dan tak mengikuti bentuk sungai yang berkelok-kelok.ketinggian dataran banjir mencapai 6 m, menandakan bahwa luapan air sungai cukup besar. Di dataran banjir ini diendapkan material-material hasil transportasi sungai yang disebut dengan gosong tepi. Litologi gosong tepi berupa batuan beku berukuran bongkah dengan tingkat kebundaran yang menyudut sampai membulat. Terdapat pula gosong tengah berupa batuan beku dan sedimen. Batuan sedimen yang ada di daerah ini hanya sedikit. Berarti proses sedimentasinya masih kecil. Di daerah ini ditemukan pula fosil cangkang hewanhewan laut dangkal yang menjadi fragment pada batuan sedimen. Fosil ini kemungkinan berasal dari daerah gunung ungaran yang tertransport bersamaan dengan tertranspornya batuan beku dari gunung ungaran. dengan ditemukannya fosil ini membuktikan bahwa dulu gunung ungaran merupakan lautan dangkal yang kemudian mengalami pengangkatan akibat adanya gerakan tektonik yang memicu meningkatnya produksi magma di dapur magma gunung.

Gambar IV.4 Litologi Batuan

Proses longsoran sering kali terjadi sebagai akibat dari erosi tanah akibat aliran sungai serta tingkat resistensi tanah yang relatif rendah karena adanya air yang mengalir dari atas bukit serta air dari sungai yang mengerosi bibir-bibir sungai, dari sini tingkat kestabilan tanah menjadi rendah sehingga longsoran tanah mudah sekali terjadi ditambah dengan kelerengan lahan yang curam. Akibat dari longsoran tanah akan menyebabkan lahan yang semakin landai dan semakin landainya lahan akan mengakibatkan umur stadia sungai menjadi semakin tua. Proses-proses pelapukan yang etrjadi di Kali Garang berupa pelapukan mekanik, biologi dan kimiawi. Pelapukan kimiawi dijumpai pada batuan beku dimana pada batuan tersebut warna batuan yang semula hitam gelap berubah menjadi kekunung-kuningan, pelapukan ini terjadi akibat kontak batuan dengan senyawa Fe (besi) dan O2 sehingga terjadi reaksi oksidasi yang menyebabkan korosi pada batuan yang ditandai dengan berubahnya warna batuan menjadi kekuningan. Pelapukan ini terjadi karena ketika banjir air sungai mengangkut mineral-mineral besi dan kemudian mineral ini bersentuhan dengan batuan beku dan terjadi reaksi. Pelapukan mekanik yang ada adalah pelapukan mekanik berupa kulit bawang. Pelapukan kulit bawang menyebabkan batuan menjadi berukuran kecil dengan kenampakan pelapukannya seperti kulit bawang yang terkelupas. Pelapukan ini terjadi akibat perbedaan suhu yang signifikan. Suhu yang berubah secara tiba-tiba tersebut menyebabkan batuan menajadi lemah dam akhirnya terlapukkan. Pelapukan lainnya adalah berupa pelapukan akibat bergesekannya batuan dengan batuan lain ketika tertransport atau ketika terjadi banjir. Pelapukan biologi dalam hal ini melibatkan organisme-organisme kecil dan tummbuhan. Pelapukan di daerah Kali Garang secara biologi lebih banyak melibatkan tumbuhan. Bagian dari tumbuhan yang melapukkan adalah akar. Akar tumbuhan yang mencari sumber air dan mineral akan menembus lapisan batuan yang ada di Kali ini. Proses

geraknya akar tumbuhan ini akibat dari adanya garak hidrotropisme dimana akar tumbuhan akan cenderung bergerak mencari daearh yang basah guna mencukupi kebutuhan tanaman Kali Garang memberikan banyak potensi positif bagi penduduk sekitar. Dataran banjirnya luas sehingga ketika banjir air akan meluaphingga mencapai luasan tertentu, setelah banjir tanah tersebut akan menjadi subur karena air yang mengalir membawa mineral-mineral yang diperlukan oleh tumbuhan untuk tumbuh, sehingga lahan disekitar sungai dimanfaatkan penduduk sebagai area bercocok tanam. Di sungai ini banyakl diendapkan batuan beku berukuran besar, batuan beku merupakan batuan yang keras yang baik untuk bahan bangunan sehingga daerah ini dapat dimanfaatkan sebagai daerah pertambangan bahan bangunan dalam skala kecil. Potensi negatifnya adalah daerah ini tanahnya yang labil sehingga mudah sekali terjadi longsoran. Sehingga tidak cocok untuk dijadikan area pemukiman warga.

Anda mungkin juga menyukai