Anda di halaman 1dari 2

Impor kentang di Indonesia dari segi politik Kebijakan impor ekspor kentang di Indonesia ditentukan oleh 3 Kementrian besar

di Indonesia, yaitu Kementrian Pertanian, Kementrian Perdagangan, dan Kementrian Ekonomi. Seyogyanya ketiga kementrian tersebut dapat beerkoordinasi dengan baik dan menghasilkan kebijakan yang menguntungkan pertanian Indonesia. Namun tidak demikian yang terjadi saat pemerintah mengeluarkan kebijakan impor kentang. Terjadi ketidaksinkronan serta saling menyalahkan antar pemangku keputusan di pemerintah. Perbedaan pendapat antara Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pertanian Suswono, dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Semuanya saling lempar tanggung jawab terkait masalah ini. Hatta Rajasa mengatakan kebijakan impor kentang tidak pernah dibahas dalam rapat koordinasi pangan. Itu berarti kebijakan impor tersebut merupakan keputusan sepihak dari Mendag. Menurut Hatta Rajasa semua dibicarakan dalam rakor pangan namun kentang tidak masuk pangan pokok yang disebutkan. Karena merasa tidak ada pembahasan impor kentang dalam rakor pangan, Hatta menyatakan akan menggelar rakor khusus soal itu. Namun, ia memberikan peringatan jangan sampai kentang produksi petani lokal tidak terserap di masyarakat. Menurutnya, segala kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak boleh membuat petani sengsara. Menteri Pertanian Suswono juga menyayangkan keputusan impor kentang. Ia mengaku tidak pernah diajak bicara terkait dengan keputusan impor tersebut. Padahal, soal kebutuhan kentang ada kaitannya dengan Kementerian Pertanian. Sedangkan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Gunaryo, mengatakan selama ini tidak ada aturan mengenai importasi kentang. Kemendag menerapkan ketentuan yang sifatnya umum tentang impor. Siapa pun yang telah mengantongi izin importir umum dari Kemendag dapat mengimpor kentang, tetapi sekalipun tidak diatur, bukan berari impor kentang dapat berarti bebas sama sekali. Belakangan, Mari Elka Pangestu menegaskan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Menko Perekonomian terkait dengan tata niaga produk pertanian

seperti hortikultura, termasuk importasi kentang. Dia meminta semua pihak menunggu hasil dari rapat koordinasi tersebut. Sementara dari pihak DPR menyalahkan sikap Kementerian Perdagangan yang belum membuat tata niaga produk pertanian seperti hortikultura. Padahal adanya tata niaga akan melindungi petani dalam negeri dari serbuan produk pangan impor. hingga muncul tudingan kalau kebijakan impor pangan antara lain bawang merah dan kentang dinilai melanggar UU No. 13/2010 tentang Hortikultura. Dalam Pasal 74 disebutkan pelaku usaha pemasaran hortikultura wajib mengutamakan pemasaran produk dan jasa hortikultura dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai