Anda di halaman 1dari 17

MASALAH TES

UMMUL HASANAH - MUSYRIFAH

MASALAH TES
Pengertian Tes

Persyaratan Tes
Ciri-Ciri Tes

PENGERTIAN TES
Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno yang

berarti piring untuk menyisihkan logam-logam


mulia. Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah.

PENGERTIAN TES
Banyak ahli yang mulai mengembangkan tes untuk berbagai bidang, namun yang terkenal adalah sebuah tes inteligensi yang disusun oleh seorang Prancis bernama Binet, yang kemudian dibantu penyempurnaannya oleh Simon (1904). Dengan alat ini Binet dan Simon berusaha utuk membeda-bedakan anak menurut tingkat inteligensinya. Dari pekerjaan Binet dan Simon inilah kemudian dikenal istilahistilah: umur kecerdasan (mental age), umur kalender (chronological age), dan indeks kecerdasan. Inteligensi Kuosien atau Intelligence Quotient (IQ).

PENGERTIAN TES
Beberapa istilah yang berhubungan dengan tes: Tes Merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Testing Merupakan saat pada waktu tes itu dilakukan atau saat pengambilan tes. Testee Adalah responden yang sedang mengerjakan tes Tester Adalah subjek evaluasi atau orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden

PERSYARATAN TES
Sumber persyaratan tes didasarkan atas dua hal, yaitu (1) mutu tes dan (2) pengadministrasian dalam pelaksanaan tes. Gilbert Sax dalam Arikunto (2009) menyatakan beberapa kelemahan tes, yaitu: 1. Adakalanya tes (secara psikologsi terpaksa) menyinggung pribadi seseorang 2. Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang murni 3. Tes mengategorikan siswa secara tetap 4. Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa 5. Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas

CIRI-CIRI TES
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki: Validitas Reliabilitas Objektivitas Praktikabilitas Ekonomis

VALIDITAS
Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid

apabila sesuai dengan keadaan senyatanya.


Sebagai contoh, informasi tentang seorang bernama A menyebutkan bahwa si A pendek karena tingginya tidak lebih dari 140 sentimeter. Data tentang A ini dikatakan valid apabila

memang sesuai dengan kenyataan, yakni bahwa


tinggi A kurang dari 140 sentimeter.

VALIDITAS
Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data sesuai dengan kenyataan. Contoh: Untuk mengukur besarnya partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, dan ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dalam arti relevan pada permasalahannya. Nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, bukan menggambarkan partisipasi, tetapi menggambarkan prestasi belajar. Ada beberapa macam validitas logis (logical validity), validitas ramalan (predictive validity), dan validitas kesejajaran (concurrent validity).

RELIABILITAS
Kata reliabilitas berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.

OBJEKTIVITAS
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang

mempengaruhi. Lawan dari objektif adalah subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang masuk mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem skoring. Jika dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan (consistency) pada sistem skoring, dan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

OBJEKTIVITAS
Dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu: 1. Bentuk tes. Tes bentuk uraian akan memberi banyak kemungkinan kepada penilai untuk memberikan penilaian menurut caranya sendiri, sehingga hasil dari seorang siswa yang mengerjakan tes akan berbeda jika dinilai oleh dua orang penilai. Untuk menghindari masuknya unsur subjektivitas dari penilai, maka sistem skoringnya dapat dilakukan dengan cara sebaik-baiknya, antara lain dengan membuat pedoman skoring terlebih dahulu.

OBJEKTIVITAS
2. Penilai Subjektivitas dari penilai dapat masuk dengan cukup leluasa terutama dalam tes bentuk uraian. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya: kesan penilai terhadap siswa, tulisan, bahasa, waktu mengadakan penilaian, kelelahan, dsb. Untuk menghindari atau mengurangi masuknya unsur subjektivitas dalam pekerjaan penilaian, maka penilaian atau evaluasi harus dilaksanakan dengan mengingat pedoman. Pedoman yang dimaksud, terutama menyangkut masalah pengadministrasian yaitu kontinuitas dan komprehensivitas.

PRAKTIKABILITAS
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi jika tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang: Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa. Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain.

EKONOMIS
Yang dimaksud dengan ekonomis adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut yang tidak mahal, membutuhkan ongkos/biaya

tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai