Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan baru (Wavega, 2008). Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tempat silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zar cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya sekecil mungkin. Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zar cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil daripada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan tang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zar cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zar yang berbeda (adesi). Molekul cairan biasanya saling tarik-menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya, tetapi di permukaan cairan hanya ada molekul-molekul caoran di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak di permukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Akibat adanya gaya kohesi, maka timbul tegangan permukaan. Bagian tetes air ditarik ke dalam, akibatnya air berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika klip diletakkan secara hati-hati ke atas permukaan air, molekul-molekul air yang terletak di permukaan agak ditekan oleh gaya berat klip tersebut, sehingga molekul-molekul air yang terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas untuk menopang klip tersebut.
sudut kontak yaitus u d u t ya n g d i b e n t u k o l e h p e r m u k a a n z a t c a i r ya n g d e k a t d e n g a n d i n d i n g ( l i h a t gambar 2.1). Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama( g a y a k o h e s i ) d a n g a ya t a r i k - m e n a r i k a n t a r a m o l e k u l z a t ya n g b e r b e d a ( a d h e s i ) . Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis sebagai S = F/L.
Definisi Tegangan Permukaan Cairan. Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan. Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke bawah.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Agar semakin memahami penjelasan ini, perhatikan ilustrasi berikut. Kita tinjau cairan yang berada di dalam sebuah wadah.
Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antarmuka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada antarmuka cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antarmuka. Tarikan antarmolekul dalam dua fas dan tegangan permukaan di antarmuka antara dua jenis partikel ini akan menurun bila tempeartur menurun. Tegangan antarmuka juga bergantung pada struktur zat yang terlibat. Molekul dalam cairan ditarik oleh molekul di sekitarnya secara homogen ke segala arah. Namun, molekul di permukaan hanya ditarik ke dalam oleh molekul yang di dalam dan dengan demikian luas permukaan cenderung berkurang. Inilah asal mula teori tegangan permukaan. Bentuk tetesan keringat maupun tetesan merkuri adalah akibat adanya tegangan permukaan.
Cairan naik dalam kapiler, fenomena kapiler, juga merupakan fenomena terkenal akibat adanya tegangan permukaan. Semakin besar tarikan antar molekul cairan dan kapilernya, semakin besar daya basah cairan. Bila gaya gravitasi pada cairan yang naik dan tarikan antara cairan dan dinding kapiler menjadi berimbang, kenaikan akan terhenti. Tegangan permukaan diungkapkan sebagai.
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalahsuatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terika pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut(soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap,dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya.Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau adsorben.Adsorpsi adalah pengumpulan dari adsorbat diatas permukaan adsorben,sedang absorpsi adalah penyerapan dari adsorbat kedalam adsorben dimana disebut dengan fenomena sorption. Materi atau partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat, sedang bahan yang berfungsi sebagai pengadsorpsi disebut adsorben. Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu) 1.Adsorpsi fisika Berhubungan dengan gaya Van der Waals. Apabila daya tarik menarilk antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Adsorpsi ini mirip dengan proses kondensasi dan biasanya terjadi pada temperatur rendah pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan gaya kohesi molekul pada fase cair (gaya van der waals) mempunyai derajat yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair, yaitu sekitar 2.19-21.9 kg/mol.Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel. 2.Adsorpsi Kimia Yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada Adsorpsi fisika. Panas yang dilibatkan adalah sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh gaya valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorbent akan terbentuk suatu lapisan atau layer, dimana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh batuan adsorbent sehingga efektifitasnya berkurang.
SUDT Sudut yang dibentuk oleh lengkungan itu dinamakan sudut kontak (teta). Ketika gaya kohesi cairan lebih besar daripada gaya adhesi, maka sudut kontak yang terbentuk umumnya lebih kecil dari 90o(gambar a). Sebaliknya, apabila gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka sudut kontak yang terbentuk lebih besar dari 90 o (gambar b). Gaya adhesi dan gaya kohesi secara teoritis sulit dihitung, tetapi sudut kontak dapat diukur Sudut kontak merupakan sudut yang terbentuk antara butiran fluida dengan permukaan padat. Sudut kontak merupakan parameter kunci untuk mengetahui wettability suatu permukaan padat.
Misel merupakan sebuah kumpulan molekul surfaktan yang terdispersi dalam koloid cair. Sifat khas misel dalam larutan encer membentuk suatu kumpulan dengan kepala gugus hidrofilik bersinggungan dengan solven yang mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus hidrofobik didalam pusat misel. Misel biasanya berbentuk globular dan secara garis besar berbentuk speris, akan tetapi dapat pula berbentuk elipsoida, silinder, dan bilayer. Bentuk dan ukuran misel merupakan fungsi dari geometri molekular dari molekul surfaktan tersebut dan kondisi larutan seperti konsentrasi surfaktan, temperatur, pH, dan kekuatan ionik. Proses pembentukan misel disebut sebagai miselisasi. Molekul surfaktan individual yang terdapat didalam koloid, namun bukan bagian dari misel disebut monomer. Didalam air, kepala hidrofilik molekul surfaktan selalu bersinggungan dengan sebagian besar dari solven, tanpa memperdulikan apakah keberadaan surfaktan sebagai monomer atau bagian dari misel.
Namun demikian, ekor hidrofobik molekul surfaktan memiliki sedikit kontak dengan air bila merupakan bagian dari misel. Didalam suatu misel, ekor hidrofobik dari beberapa molekul surfaktan berkumpul menjadi seperti inti minyak yang memiliki sedikit kontak dengan air. Sebaliknya monomer surfaktan dikelilingi oleh molekul air yang membuat suatu kurungan molekul yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Kurungan air ini memiliki struktur kristal seperti es. Misel tersusun dari surfaktan ionik yang dikelilingi oleh awan ion-ion. Karena ion-ion ini memiliki muatan berlawanan dengan muatan ionik surfaktan, maka disebut ion berlawanan. Walaupun ikatan ion berlawanan menetralisir muatan misel (hampir 90%), efek dari muatan misel dapat mempengaruhi stuktur solven yang mengelilinginya pada jarak tertentu dari misel. Misel ionik dapat mempengaruhi beberapa sifat campuran, termasuk konduktivitas listrik. Penambahan garam pada koloid yang mengandung misel dapat menurunkan kekuatan interaksi elekrostatik dan menyebabkan menjadi formasi misel ionik yang lebih besar. Misel hanya terbentuk bila konsentrasi surfaktan lebih besar daripada konsentrasi kritis misel (kkm) dan temperatur sistem lebih besar daripada temperatur kritis misel atau temperatur Kraff. Konsentrasi kritis misel (kkm) merupakan titik penjenuhan surfaktan dalam sistem air. Kkm dapat diamati dengan kurva yang diskontinu dari sifat fisik sistem sebagai suatu fungsi dari jumlah surfaktan yang ditambahkan. Pembentukan misel dapat dipahami dengan menggunakan termodinamika: misel dapat terbentuk secara spontan karena keseimbangan antara entropi dan
entalpi. Didalam air efek hidrofobik merupakan gaya pendorong pembentukan misel, meskipun faktanya pengumpulan molekul surfaktan menurunkan entropinya. Pada umumnya, diatas kkm, entropi dari pengumpulan molekul surfaktan lebih sedikit daripada entropi dari molekul kurungan air. Hal yang juga penting adalah pertimbangan entalpi seperti interaksi elektrostatis yang terjadi antara muatan (atau ionik) surfaktan. Ketika surfaktan berada diatas kkm (konsentrasi kritis misel), surfaktan dapat berfungsi sebagai pengemulsi yang akan melarutkan senyawa yang secara normal tidak larut dalam solven yang digunakan. Hal ini terjadi karena spesies tidak mudah larut dapat dimasukkan kedalam inti misel, dimana spesies tersebut terlarut didalam sebagian besar solven oleh kebalikan kepala gugus yang berinteraksi dengan baik dengan spesies solven. Contoh yang paling umum adalah fenomena detergen, yang membersihkan bahan hidrofobik terlarut (seperti minyak, lemak, atau kotoran) yang tidak bisa dibersihkan dengan air. Detergen juga membantu membersihkan dengan menurunkan tegangan permukaan air, membuat lebih mudah untuk membersihkan kotoran dari permukaan. Kemampuan mengemulsikan surfaktan juga merupakan dasar untuk emulsi polimerisasi. Miselm e r u p a k a n p e n g g a b u n g a n ( a g r e g a s i d a r i i o n i o n s u r f a k t a n ) , d i m a n a rantaihidrokarbon yang lipofil akan menuju ke bagian dalam misel, m e n i n g g a l k a n gugus hidrofil yang berkontak dengan medium air. Konsentrasi dimana miselmulai terbentuk disebut konsentrasi kritis misel kkm. Salah satusifat khas surfaktan adalah pembentukan misel Surfaktan yaitu zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderunguntuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka, bila dalam konsentrasirendah pada sistem, akan bertindak sebagai adsorben, mengadsorbsi permukaan(surface) atau batas antar muka (interface) dalam sistem, serta mengubah energibebasnya.. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantail u r u s . S a b u n m e r u p a k a n s a l a h s a t u c o n t o h d a r i s u r f a k t a n . M o l e k u l s u r f a k t a n mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung nonpolar (hidrofobik). Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan air denganmematahkan ikatan- ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan denganm e n a r u h k e p a l a k e p a l a h i d r o f i l i k n y a p a d a p e r m u k a a n a i r d e n g a n e k o r e k o r hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel(micelles), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjangplus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik danlarut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larutd a l a m a i r . K a r e n a a d a n y a r a n t a i h i d r o k a r b o n , s e b u a h m o l e k u l s a b u n s e c a r a k e s e l u r u h a n t i d a k l a h b e n a r b e n a r l a r u t d a l a m a i r , t e t a p i d e n g a n m u d a h a k a n ters uspensi di dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yangmendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan
yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekulsurfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (CMC .Surfaktanadalah molekul amfifilik yang mempunyai sifat hidrofobik danhidrofilik. Molekul surfaktan secara umum mempunyai ekor berupa rantaihidrokarbon panjang yang larut dalam h idrokarbon dan pelarut non polar lain,dan kepala hidrofilik yang larut dalam pelarut polar (misalnya air) . Salah satusifat khas surfaktan adalah pembentukan misel, yaitu fenomena penting yangmempengaruhi sifat permukaan seperti detergensi, solubilisasi dantegangan permukaan. Misel adalah struktur bulat dengan diameter sekitar 5nm yang terbentuk dari monomermonomer surfaktan. Bagian dalam miselt e r s u s u n d a r i r a n t a i h i d r o k a r b o n s u r f a k t a n s e d a n g k a n b a g i a n l u a r m i s e l tersusun dari kepala ioniknya. Keseimbangan antara kecenderunganpembentukan struktur misel dan tolakan kepala ionic pada permukaanmenentukan karakter larutan surfaktan dan Konsentrasi Kritis Misel (KKM)atau Critical Micelle Concentration (CMC)
Surfaktan atau zat aktif permukaan adalah molekul yang struktur kimianya terdiri dari dua bagian dan mempunyai perbedaan afinitas terhadap berbagai pelarut yaitu bagian hidrofobik dan hidrofilik. Bagian hidrofobik terdiri dari rantai panjang hidrokarbon terhalogenasi atau teroksigenasi, bagian ini mempunyai afinitas terhadap minyak atau pelarut non polar, sedangkan bagian hidrofilik dapat berupa ion, gugus polar, atau gugus-gugus yang larut dalam air. Oleh karena itu surfaktan seringkali disebut ampifil karena mempunyai afinitas tertentu baik terhadap pelarut polar maupun non polar. Surfaktan secara dominan terhadap hidrofilik, hidrofobik atau berada di antara minyak air. Ampifilik merupakan sifat dari surfaktan yang menyebabkan zat terabsorpsi pada antarmuka, apakah cair/gas, atau cair/cair. Agar surfaktan terpusat pada antarmuka, harus diimbangi dengan jumlah gugus-gugus yang larut air dan minyak. Bila molekul terlalu hidrofilik atau hidrofobik maka tidak akan memberikan efek pada antarmuka. Adsorpsi molekul surfaktan di permukaan cairan akan menurunkan tegangan permukaan dan adsorpsi di antara cairan akan menurunkan tegangan antarmuka. Penggunaan surfaktan pada kadar yang lebih tinggi akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel. Selain itu pada pemakaiannya dengan kadar tinggi sampai Critical Micelle Concentration (CMC) surfaktan diasumsikan mampu berinteraksi kompleks dengan obat tertentu selanjutnya dapat pula mempengaruhi permeabilitas membran tempat absorbsi obat karena surfaktan dan membran mengandung komponen penyusun yang sama. Sifat terpenting misel adalah kemampuannya untuk menaikkan kelarutan zat-zat yang biasanya sukar larut atau sedikit larut dalam pelarut yang digunakan. Proses ini disebut solubilisasi yang terbentuk antara molekul zat yang larut berasosiasi dengan misel surfaktan membentuk larutan yang jernih dan stabil secara termodinamika. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar dengan permukaan cairan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Tegangan antarmuka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, dan seperti tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adhesif antar dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama. Apabila dua cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. Surfaktan terbagi menjadi :
a. surfaktan anionik Surfaktan yang larut dalam air dan berionisasi menjadi ion negatif dan ion positif. Ion negatif bertindak sebagai surfaktan misalnya Natrium lauril sulfat. b. surfaktan kationik Surfaktan yang larut dalam air, berionisasi menjadi ion negatif dan ion positif. Ion postif bertindak sebagai surfaktan, misalnya N-setil n-etil morfolium etosulfat. c. surfaktan amfoter Surfaktan yang molekulnya bersifat amfoter, misalnya : Asil aminopropiona, Imidazolinum betaine. d. surfaktan nonionik Surfaktan non ionik adalah surfaktan yang larut dalam air tetapi tidak berionisasi, misalnya : tween dan span (Martin dkk, 1993 Surfaktan adalah zat aktif permukaan yang diserap pada permukaan untuk menurunkan tegangan permukaan zat sampai dengan titik KMK. Titik KMK adalah titik dimana penambahan surfaktan tidak lagi mempengaruhi tegangan permukaan. Setelah dilalui titik KMK maka penambahan surfaktan berpengaruh terhadap solubilisasi miselar dimana pada keadaan ini akan terjadi pelarutan spontan zat melalui interaksi misel dan surfaktan sehingga terbentuk suatu larutan yang stabil secara termodinamika