Anda di halaman 1dari 9

Artis kawin campur, atau artis yang menikah dengan warga negara asing merupakan fenomena yang jamak

saat ini. Era globalisasi dan keterbukaan informasi membuat hal ini sangat mungkin terjadi. Kita juga sering melihat ada kebanggan tersendiri pada diri si artis pelaku kawin campur. Anggun, Feby Febiola, Maudy Koesnaedi, Tamara Geraldine, adalah beberapa artis yang melakukan kawin campur tersebut. Kita juga mengenal artis-artis yang orangtuanya melakukan kawin campur, seperti Nadya Hutagalung, Rianty Cartwright, dan Cristian Sugiono. Konon, anak hasil kawin campur cantik dan tampan. Anda berminat menirunya? Beberapa Pertimbangan Ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan ketika ingin meniru artis kawin campur. Tinggalkan dahulu kebanggaan mengandeng pasangan bule nan cantik dan tampan untuk beberapa hal berikut ini. 1. Perbedaan Agama Agama merupakan hal yang paling prinsip ketika kita akan membina rumah tangga. Agama ibarat fondasi sebuah rumah yang kelak menopang bangunan rumah tangga. Jika Anda dan pasangan beda agama, sama artinya Anda berdua mengendarai dua mobil yang berbeda. Meskipun ke arah yang sama, anak akan bingung harus ikuti siapa. Ikut ibu atau ikut ayah. Kebingungan ini dapat menyebabkan anak di usia dini masih mencari-cari keyakinan yang dirasa lebih sesuai untuk dirinya. 2. Perbedaan Budaya Meskipun Anda dan pasangan satu agama, perbedaan budaya dan pola asuh sejak kecil akan menghabiskan waktu untuk penyesuaian diri. Seperti agama, budaya juga menjadi komponen penunjang yang penting dalam rumah tangga. Budaya berpengaruh mulai dari perilaku kita tidur di malam hari, sampai kegiatan sebelum tidur. Jika kedua belah pihak tidak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perbedaan budaya, akan sulit mencari titik temu. 3. Status Kewarganegaraan Anak Dahulu, anak-anak hasil kawin campur tidak memiliki perlindungan hukum yang kuat. Namun, sejak 11 Juli 2006, DPR telah mengesahkan undang-undang yang memungkinkan anak memiliki dua kewarganegaraan, baik kewarganegaraan Indonesia maupun asing. Akan tetapi, untuk lebih detailnya, Anda dapat mempelajari undang-undang kewarganegaraan dan kasus-kasus seputar kewarganegaraan yang terjadi. Situs Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yaitu www.kpai.go.id memberikan informasi yang cukup detail mengenai hal ini. Tiga hal di atas merupakan pertimbangan utama yang harus Anda pikirkan secara matang sebelum menikah dengan si dia yang berkewarganegaraan asing. Menikah dengan cinta

memang indah, namun pertimbangan rasional harus tetap kita lakukan agar kisah sedih artis kawin campur tidak terulang lagi. Kawin Campur Selebriti Indonesia Internasional Terlihat dalam daftar Seleb Internasional di bawah ini, bahwa dalam Pembauran Sejati melalui Kawin Campur/Silang terdapat Seleb yang memiliki hanya 1/8 ras/etnis/suku tertentu saja seperti halnya Tiger Woods. Atau bahkan terdapat Seleb yang menyatakan percampurannya sudah rumit/kompleks dan sulit untuk dirunut/dilacak kembali seperti halnya Nicole Richie. Sebenarnya dengan pencatatan Silsilah/Genealogy yang baik, maka siapapun dapat mengetahui darah apa saja yang mengalir dalam dirinya. Genealogy DNA dapat lebih memastikan komponen apa saja yang terdapat dalam Kawin Campur/Silang. Tidak mustahil bahwa kita masih keturunan Genghis Khan/Kubilai Khan yang menurut perhitungan para ahli keturunannya sekarang ini mencapai belasan juta orang di seluruh dunia (Banyak Bule di Eropa yang tidak menyangka bahwa dalam dirinya mengalir juga darah Genghis Khan/Kubilai Khan!).

Pasal-pasal dalam perkawinan beda agama


Pasal 1. Perkawinan-perkawinanantara Orang-Orang yang di Indonesia tunduk kepada hukum yang berbeda-beda,disebut perkawinan campuran, Pasal 2. Istri yang melakukan perkawinan campuran, selama dalamperkawinannya mengikuti kedudukan suaminya dalam hukum Publik dan hukumperdata. Pasal 3. Kecuali dalam hal-hal yang tersebut dalam Pasal 4, istriyang melakukan perkawinan campuran, tetap memegang kedudukan yang telah diperolehnya, karena atau akibat perkawinan itu, juga setelah pembubaran perkawinan itu. Pasal 4 Istri dengan sendirinya menurut hukum kehilangan kedudukan yang telah diperolehnya karena atau akibat perkawinan campuran dan dengan itu wewenang-wewenang dan kewajiban-kewajiban, yang menjadi haknya atau menjadi beban baginya berdasarkan hukum yang berlaku terhadapnya karena perkawinan itu,bila setelah Pembubaran perkawinan itu dia kawin lagi dengan seorang laki-lakiyang tunduk kepada hukum lain daripada hukum yang berlaku terhadap suaminya yang dahulu, atau bila dalam satu tahun setelah bubar perkawinan itu dia memberikan keterangan bahwa dia berkehendak untuk kembali kepada kedudukannyayang semula.

Keteranganini dengan sendirinya menurut bukum berakibat bahwa wanita itu kembali kepadahukum yang berlaku terhadapnya sebelum dia melakukan perkawinan campuran. Pasal 5. Keterangan yang dimaksud dalam pasal yang lalu diberikandihadapan kepala Pemerintahan setempat dari tempat tinggal wanita itu. Keterangan pejabat ini didaftar dalam daftar yang diperuntukkan untuk itu danolehnya secepatnya diumumkan dengan penempatan dalam surat kabar resmi. Pasal 6.

(s.d.u. dg. S. 1,901-348.) Pelaksanaanperkawinan campuran dilakukan menurut hukum yang


berlaku terhadap suaminya,dengan tidak mengurangi persetuiuan suanii-istri yang selalu dipersyaratkan. Namun bilahukum ini tidak mengharuskan oleh siapa atau di hadapan siapa pelaksanaanperkawinan itu dilakukan, pelaksanaan itu harus dilakukan di hadapan kepalasuku dari suami, atau wakilnya yang sah, dan bila kepala itu tidak ada, dihadapan kepala bagian kota, kepala desa atau kampung tempat pelaksanaanperkawinan itu. Bilahukum tersebut tidak mengharuskan akta perkawinan tertulis, maka orang yangmelaksanakan atau yang di hadapannya telah dilaksanakan perkawinan ituberkewajiban untuk membuat akta yang demikian itu sesuai dengan contoh yangakan ditetapkan oleh Gubemur Jenderal (kini: pemerintah). (S. 1898 -161jo. S.1901349.) Bilaorang itu tidak dapat menulis, maka akta itu ditulis oleb orang yang ditunjukoleh kepala Pemerintahan setempat. (s.d.u.dg. S. 1918-3OjO- S- 1919-81; S' 1907-205 pasal 3 jo. S. 19-816.)Bila terhadap istrinya berlaku hukum keluarga yang ditetapkan untuk golonganEropa dan terhadap suaminya tidak, maka orang yang melaksanakan atau yang dihadapannya dilaksanakan perkawinan itu berkewajiban untuk mengirimkan akta yangdibuat mengenai itu dalam jangka waktu yang ditentukan dengan ordonansi kepadapegawai catatan sipil untuk golongan Eropa dalam resort tempat pelaksanaanperkawinan itu. Akta inioleh pegawai itu didaftar dalam daftar tersendiri yang disediakan khusus untukitu dan disimpan. Pasal 7.

(s.d.u dg. S. 1 gol -348.) Perkawinan campuran tidakdapat dilaksanakan, kecuali bila
sebelumnya ternyata bahwa terhadap pihakwanita, sejauh mengenai diri pribadinya, telah dipenuhi peraturan-peraturanatau persyaratan-persyaratan hukum yang berlaku terhadapnya, tentang hal-haldan syarat-syarat yang diharuskan untuk dapat melakukan perkawin- itu, besertaformalitas-formalitas yang harus dilakukan sebelum pelaksanaannya.

Perbedaan agama, bangsa atau keturunan sama sekali bukanmenjadi penghalang terhadap perkawinan. (sdu,dg. S. 1918-30io. S. 1919-81.) Sebagai bukti bahwa berdasarkan peraturanperaturanatau persyaratan-persyaratan yang dimaksud dalam alinea pertama pasal ini tidakada keberatan-keberatan terhadap pelaksanaan perkawinan itu, maka harusdiberikan suatu keterangan di atas kertas tidak bermeterai secara cuma-cumaoleh mereka yang menurut hukum yang berlaku terhadap wanita itu di tempattinggalnya ditugaskan untuk mengadakan perkawinan atau berwenang untuk itu,kecuali bila hal ini mengenai perkawinan yang kedua pihaknya tunduk kepadahukum keluarga yang ditetapkan untuk golongan Eropa. Bila orang yang harusmemberi keterangan tersebut menurut hukum yang berlaku terhadap wanita itutidak ada, keterangan yang dimaksud di sini akan diberikan oleh kepala sukuwanita itu, atau bila kepala itu sedang tidak ada, oleh seorang ahli yangditunjuk oleh kepala pemerintahan setempat dari tempat tinggal atau kediamanwanita itu. Bilaorang itu tidak dapat menulis, maka berlaku pasal 6 alinea keempat. Keteranganyang dimaksud dalam alinea ketiga pasal irii dengan sendirinya menurut hukumkehilangan kekuatannya, bila perkawinannya tidak dilaksanakan dalam tahunsetelah dikeluarkannya keterangan itu. Pasal 8. Dalam hal ada penolakan untuk memberikan keterangantersebut, hakim biasa untuk pihak wariita itu, atas permohonan orang atauorang-orang yang berkepentingan, memutuskan dalam tingkat tertinggi, tanpabentuk persidangan, apakah penolakan itu beralasan atau tidak. Bilahakim itu menyatakan penolakan itu tidak beralasan, keputusannya itumenggantikan kedudukan keterangan yang dimaksud dalam pasal yang lalu. Terhadapkeputusan ini berlaku ketentuan dalam alinea terakhir pasal yang pasal yanglalu. Pasal 9.

(s.d.u.dg. S. 1902-311 S. 1918-30 S. 1919-81.) Barangsiapa melaksanakan perkawinan


campuran, tanpa diperlengkapi surat keterangan tersebut dalam alinea ketiga pasal 7, ataupun keputusan hakim termaksud dalam alinea kedua pasal yanglalu dalam halhal yang mengharuskan surat-surat itu, dihukum dengan denda setinggi-tingginya lima puluh gulden. (Inv. Sw. 6-1071.) Pasal 10. Perkawinan campuran yang dilakukan di luar Indonesia, masih ada Pemerintahan Swapraja, adalah sah, bila aturan yang berlaku di negara tempat pelaksanaan pihak tidak melanggar peraturan-peraturan dan diharuskan untuk melakukan perkawinan.

atau di bagian Indonesia yang dilaksanakan menurut aturanperkawinan itu, asalkan kedua persyaratan-persyaratan yang

Pasal 11. Anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan campuran, yang dilaksanakan menurut hukum yang dahulu, secara hukum publik dan hukum perdata mengikuti kedudukan ayah mereka. Pasal 12. Kedudukan anak-anak termaksud dalam pasal yang lalu karena akta perkawinan orang tua mereka kurang memenuhi syarat-syaratnya atau bahkan karena tidak adanya akta yang demikian, tidak dapat dibantah, bila anak-anak itu secara lahiriah mempunyai kedudukan sebagai demikian dan orang tua mereka secara terangterangan hidup sebagai suami-istri.

Dengan semakin mudahnya bekerja dan mendapatkan beasiswa ke luar negeri, semakin mudah juga terjadinya hubungan dua insan berlainan jenis yang berasal dari latar belakang budaya dan negara yang sangat berbeda. Hal ini juga sudah dipertontonkan oleh banyak selebritis tanah air terutama artis-artis wanita. Memang banyak juga di antara perkawinan campur mereka yang kandas, seperti, Titi DJ, JuPe, dan Ayu Azhari. Namun, hal ini tidak menyurutkan artis lain ataupun orang awam untuk menikah dengan laki-laki dari negara lain. Hukum yang Lebih Jelas Hukum yang menyangkut anak dari perkawinan campur kini bisa memilih kewarganegaraan ketika sudah berusia 18 tahun. Undang-undang baru ini sudah sangat melegakan hati para wanita yang bermasalah dengan perkawinan campurnya.

Para suami yang WNA tidak bisa semena-mena mengambil dan mengasuh anak yang masih berada di bawah umur. Selain itu, adanya peraturan yang menghendaki laki-laki WNA mempunyai jaminan uang dengan besaran tertentu juga membuat wanita Indonesia lebih terlindungi. Percampuran Budaya dan Bahasa Sepertinya perkawinan campur itu seru dan mengasyikkan. Budaya yang berbeda, bahasa yang tidak sama akan memperkaya wawasan suami istri dan anak-anak mereka. Belum lagi kalau melihat anak keturunan mereka yang lucu karena percampuran darah dan warna kulit. Wajah anak-anak tersebut pastilah eksotik sekali. Itu pun kalau bisa disikapi dengan bijaksana dan dengan hati yang sangat lapang. Tidak jarang bahwa perkawinan campuran bahkan yang hanya antarsuku di Indonesia, dapat menimbulkan masalah yang rumit dan membutuhkan pemikiran yang matang untuk menyelesaikannya. Beberapa hal yang harus diwaspadai pada perkawinan campur, adalah sebagai berikut. Bahasa yang berbeda dapat menimbulkan kesalahpahaman. Apalagi, kalau sering diejek dengan menggunakan bahasa lokal. Pasangan bisa tersinggung dan dapat memicu pertengkaran. Keluarga besar yang tak mau menerima pasangan dari negara atau daerah lain. Hal ini akan terus menjadi duri dalam daging bahkan akan menjadi salah satu bom waktu yang dapat berujung pada perceraian. Budaya yang berbeda dapat membuat pasangan merasa tersisih dan terisolir, apalagi kalau akhirnya keadaan ini berlangsung terus-menerus. Hal ini akan menyebabkan pasangan tidak mau ikut berkumpul dengan keluarga besar. Anak yang jarang bertemu dengan kedua keluarga besar akan agak sulit berbaur dan beradaptasi. Pasti akan ada gunjingan dan sindiran. Hal ini juga akan menyebabkan suasana yang sangat sensitif di dalam keluarga. Pertimbangan Sebelum Melakoni Perkawinan Campur Bayangan keindahan perkawinan campur akan sirna ketika kenyataannya tidak sama dengan bayangan ataupun impian. Oleh karenanya, sebelum melakoni perkawinan campur, kedua belah pihak yang berencana menikah harus mempunyai kesepakatan-kesepakatan. Misalnya: bahasa apa yang akan diajarkan kepada anak, model pendidikan apa yang harus dijalani oleh anak, bagaimana bersikap terhadap keberadaan keluarga besar, adanya kesepakatan untuk saling mempelajari dan menghargai budaya masingmasing, tidak ada kata sindiran atau hinaan terhadap budaya keduanya, dan lain-lain. Kesepakatan tersebut bila perlu tercatat. Bukannya harus tercatat secara resmi, tapi cukup dibuat sebagai komitmen pribadi masing-masing. Dengan adanya catatan, keduanya akan ingat dan cinta mereka akan semakin bersemi karena keduanya mampu menjaga perasaan masing-masing. Bila hal ini bisa dilakukan, maka perkawinan campur akan langgeng.

a) Dokumen yang berkaitan dengan Identitas pribadi seperti KTP , Paspor, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, Akta Pemberkatan Agama, Surat Pengantar dari Kelurahan, dokumen imigrasi, Pas Foto, dsb b) Dokumen yang berkaitan tentang status perkawinan seperti surat cerai bagi yang pernah menikah, dsb c) Dokumen yang berkaitan dengan telah dipenuhinya syarat perkawinan dan tidak ada rintangan untuk melaksanakan perkawinan campuran dari kedua belah pihak ( bagi pihak yang bukan WNI dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan yang berwenang di Negara asalnya ). Untuk menjadi perhatian, surat-surat yang dibuat dengan bahasa asing diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh penterjemah yang disumpah dan kemudian dilegalisir oleh Kedutaan Negara WNA yang ada di Indonesia. Setelah perkawinan campur yang dilangsungkan di Indonesia dilaksanakan, maka kutipan akta perkawinan dilegalisir, serta didaftarkan di kedutaan terkait. d) Saksi saksi perkawinan. Apa sih pengertian Kawin campur itu ? Demikian pertanyaan yang masih sering saya dengar dari teman-teman. Sebuah pertanyaan yang mendasar, sebab kawin campur ini memang seringkali membuat para pendengarnya bertanya-tanya apa sih sebenarnya perkawinan yang disebut sebagai kawin campur itu ? Apakah perkawinan antara dua orang yang berbeda agama ? Dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan di Indonesia, defenisi perkawinan campur dapat ditemukan dalam Pasal 57 Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, sebagai berikut : Yang di maksud dengan perkawinan campuran dalam

Undang-undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.

Ketentuan Pasal 57 tersebut telah berhasil menggambarkan dengan jelas mengenai definisi perkawinan campur yakni perkawinan antara dua orang yang berbeda kewarganegaraan-nya, dimana salah satunya adalah Warga Negara Indonesia. Dengan demikian yang dimaksud dengan perkawinan campur berdasarkan hukum Perkawinan yang berlaku di Indonesia bukan perkawinan antara dua orang yang berbeda agama, sebagaimana selama ini sering kali ditafsirkan oleh sebagian orang. Sekarang ini semakin banyak terjadi perkawinan campur di Indonesia, untuk itu seyogyanya Warga Negara Indonesia yang melangsungkan perkawinan campur, mengetahui ketentuan ketentuan hukum yang berkaitan dengan perkawinan campur dalam perundangundangan di Indonesia. Bagaimana melangsungkan perkawinan campur di Indonesia? Perkawinan campur yang dilakukan di Indonesia harus mentaati dan meperhatikan hal hal sebagai berikut : Perkawinan campur harus dilaksanakan sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 1974. Perkawinan campur harus memenuhi syarat syarat perkawinan yang ditentukan oleh hukum yang berlaku bagi pihak masing-masing. Seperti: perkawinan harus berdasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai, bagi seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua, dsb Surat Keterangan atau Keputusan Pengganti Keterangan. Surat keterangan atau Keputusan pengganti surat keterangan ini sangat penting dan harus dimiliki terlebih dahulu sebelum Perkawinan campur dilaksanakan. Barang siapa melangsungkan perkawinan campuran tanpa memperlihatkan lebih dahulu kepada pegawai pencatat yang berwenang surat keterangan atau keputusan pengganti keterangan, diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 1 (satu) bulan. Untuk mendapatkan surat keterangan ini, calon mempelai dapat mengajukan permohonan kepada pegawai pencatat yang berwenang melakukan pencatatan perkawinan agar dikeluarkan surat keterangan tersebut. Surat ini berisi keterangan bahwa syarat syarat perkawinan telah dipenuhi dan tidak ada rintangan untuk melaksanakan perkawinan campuran

Anda mungkin juga menyukai