Anda di halaman 1dari 14

ISSN 0215 - 8250 PENGEMBANGAN MINAT BACA DI DAERAH oleh I Nyoman Sudiana Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

dan Daerah Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK

100

Kemampuan membaca sangat vital bagi keunggulan kehidupan di era informasi. Kemampuan membaca ini sangat dibutuhkan untuk menyerap berbagai informasi tulis. Untuk meningkatkan kemampuan membaca diperlukan adanya usaha pengembangan minat baca. Pengembangan minat baca ini merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Kata kunci: pengembangan, minat baca ABSTRACT Reading ability is very important for our life in information era. This reading ability is needed for obtaining kinds of written information. In order to increase the reading ability, there must be some efforts for developing reading interest. Developing reading interest is the responsibility of among the school, the government, (especially regional government), the society, and the family altogether. Keywords: developing, reading interest

1. Pendahuluan Kehidupan di era informasi ditandai dengan derasnya aliran informasi berkat adanya kemajuan di bidang IPTEK. Agar bisa unggul dalam kehidupan,
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

101

kemampuan menyerap berbagai informasi sangat vital. Salah satu kemampuan yang dimaksud tersebut adalah kemampuan membaca. Kemampuan membaca ini sangat dibutuhkan untuk menyerap informasi tulis yang semakin membanjir. Pentingnya membaca bagi kehidupan sudah lama disadari. Hal ini terutama sangat dirasakan oleh para pelajar. Sukses dalam membaca sangat penting bagi pelajar dalam rangka pengembangan kemampuan akademik, keahlian, dan kecerdasan (Carnine, Silbert, dan Kameenui, 1990). Tanpa kemampuan membaca, keunggulan dalam sekolah tidak akan tercapai (Anderson, Heibert, Scott, dan Wilkinson, 1985). Oleh karena itu, untuk meningkatkan keberhasilan pencapaian akademik para pelajar, perlu adanya usaha yang serius untuk pengembangan kemampuan membaca. Karena membaca sangat penting dalam kehidupan, usaha-usaha peningkatan kemampuan membaca perlu diperhatikan bersama, baik oleh pihak sekolah, pemerintah, maupun masyarakat. Peningkatan kemampuan membaca tidak bisa terlepas dari usaha pengembangan minat baca. Minat baca merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan membaca seseorang. Secara umum, minat dan kemampuan membaca bahasa Indonesia masyarakat kita sangat rendah. Berbagai pihak mengeluhkan buruknya minat baca lapisan masyarakat (Bali Post, 9 Maret 2003). Sebelumnya, Kepala Perpustakaan Nasional Nusa Tenggara Barat, sebagaimana dikutip Bali Post, 28 November 2002, menyatakan bahwa minat baca buku masyarakat NTB masih berada di bawah satu persen, alias masih sangat rendah. Rendahnya minat dan kemampuan membaca terjadi pula di kalangan pelajar semua jenjang pendidikan. Sebagaimana dikatakan Gunawan (1996) bahwa keterampilan membaca siswa kelas I dan II Sekolah Dasar tidak sesuai dengan harapan. Sebagian besar dari mereka belum mampu membaca dengan lancar. Hasil penelitian Warsono (1998) juga menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa SD di Jawa Tengah sangat rendah. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Kurniawan (2000) bahwa kemampuan membaca anak-anak SD di Indonesia masih sangat
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

102

rendah. Dia juga menyatakan bahwa tradisi membaca, terutama di jenjang pendidikan dasar, sangat rendah dan sangat memprihatinkan. Kondisi yang sama juga terjadi di Bali. Salah satu hasil Tes Kemampuan Dasar (TKD) siswa kelas III SD di Bali menunjukkan kemampuan membaca siswa yang rendah (Bali Post, 7 Maret 2003). Rata-ratanya adalah 5,54. Kemampuan membaca sebagai salah satu kemampuan dasar di samping menulis dan berhitung yang rendah dikhawatirkan dapat menghambat siswa mengikuti pelajaran yang lainnya. Rendahnya kemampuan membaca juga terjadi di kalangan perguruan tinggi. Pengalaman mengampu mata kuliah Keterampilan Membaca I dan II, serta mata kuliah Aplikasi Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa kemampuan mereka masih rendah. Mereka belum mampu memahami gagasan utama, gagasan tambahan, simpulan, dan pandangan penulisnya. Minat dan kemampuan membaca masyarakat kita, khususnya kaum pelajar, yang demikian menyedihkan merupakan masalah besar yang harus dicarikan jalan pemecahannya. Usaha pengembangan minat baca merupakan suatu keharusan dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca dan membudayakan membaca masyarakat, khususnya di kalangan para siswa di Bali. Permasalahannya adalah bagaimana usaha pengembangan minat baca tersebut harus dilakukan. Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan pemecahan masalah terhadap usaha pengembangan minat baca yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca dan membudayakan membaca masyarakat di daerah. Selanjutnya, diharapkan paparan artikel ini dapat dipakai sebagai dasar pengambilan kebijakan pengembangan minat baca oleh pihak-pihak yang berkepentingan di daerah, terutama sekolah dan pemerintah.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

103

2. Pembahasan 2.1 Minat Baca Dalam literatur membaca, telah banyak dikaji persoalan minat baca. Yang dimaksud dengan minat baca adalah kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca (Sumadi, 1987). Minat baca ini ditunjukkan oleh adanya keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu-waktu luangnya dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus akan bacaan. Berbeda halnya dengan orang yang memiliki minat baca yang rendah. Orang yang demikian biasanya enggan untuk melakukan kegiatan membaca. Keinginan untuk membaca rendah sekali. Kegiatan membaca tidak menarik baginya. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi akan sering melakukan kegiatan membaca. Dengan seringnya membaca, akan terpupuk kebiasaan membaca. Baginya, membaca dirasakan sebagai suatu pemenuhan kebutuhan. Orang yang demikian akan menganggap membaca koran pagi, misalnya, sebagai sarapan. Dengan memiliki kebiasaan membaca yang tinggi, orang akan merasa ketagihan membaca. Oleh karena itu, untuk membudayakan membaca di kalangan masyarakat, khususnya kaum pelajar, pengembangan minat baca perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Sebagaimana dinyatakan pada bagian I, minat baca merupakan salah satu faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan membaca. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi cenderung memiliki kemampuan membaca yang baik. Korelasi yang signifikan antara minat baca dan kemampuan membaca telah terbukti secara meyakinkan dalam penelitian-penelitian tentang membaca. Hubungan yang erat di antara kedua variabel tersebut dapat dijelaskan dengan prinsip belajar membaca, yaitu learning to read by reading (Smith, 1985, Gunning, 1991). Prinsip ini menandaskan bahwa orang belajar membaca itu adalah dengan melakukan kegiatan membaca itu sendiri. Semakin sering membaca semakin baik kemampuan membacanya.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

104

2.2 Usaha Pengembangan Minat Baca Pengembangan minat maca, khususnya di kalangan pelajar, harus dilakukan dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca dan mentradisikan membaca. Banyak orang beranggapan bahwa perkara ini merupakan tanggung jawab institusi pendidikan. Urusan pengembangan minat baca ini menjadi tanggung jawab sekolah semata-mata. Padahal, pengembangan minat baca ini sesungguhnya merupakan tanggung jawab bersama di antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat, serta keluarga. Jadi, sekolah, pemerintah, masyarakat, dan keluarga sangat berperan dalam pengembangan minat baca ini. 2.2.1 Peran Sekolah Sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan minat baca. Pengembangan minat baca di sekolah terutama dibebankan pada pelajaran membaca yang merupakan bagian integral dari pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pelajaran membaca, siswa diharapkan memiliki keterampilan membaca yang memadai. Di samping itu, pelajaran membaca juga memiliki tujuan untuk menumbuhkan sikap yang positif terhadap membaca, dan memupuk kecintaan siswa terhadap membaca. Dengan kata lain, melalui pelajaran membaca, juga diharapkan terbinanya minat baca siswa. Permasalahan yang sering dihadapi adalah bagaimana caranya mengembangkan minat baca melalui pelajaran membaca. Menurut Harris dan Sipay (1980), pada prinsipnya, usaha pengembangan minat baca yang sukses terdiri atas dua unsur, yaitu daya pikat dan jenjang. Prinsip yang pertama mengisyaratkan perlunya usaha yang dapat memikat siswa untuk mulai menyenangi membaca. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat memilih strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dengan membaca. Prinsip yang kedua mengisyaratkan perlunya pemberian materi bacaan yang sesuai yang dapat memperkuat minat siswa
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

105

dalam membaca, dan yang dapat mendorong siswa maju secara bertahap menuju kegiatan membaca materi yang berkualitas. Sesuai dengan prinsip tersebut, usaha peningkatan minat baca dapat ditempuh dengan cara seperti berikut. 1. Memilihkan materi bacaan yang menarik. Dalam hal ini, materi bacaan yang digunakan dalam pelajaran membaca haruslah menarik dan sesuai dengan minat siswa. Materi bacaan yang demikian akan memotivasi siswa untuk membacanya lebih seksama dan penuh perhatian. Agar dapat memilih materi bacaan yang menarik, guru perlu mengetahui topik-topik bacaan yang disukai oleh siswa. Hal ini dapat dilakukan, misalnya, dengan wawancara dan pemberian kuesioner kepada siswa (Harris dan Smith, 1986; Harris dan Sipay, 1980). Di samping itu, pemilihan bacaan yang menarik dapat dilakukan dengan cara mengadakan diskusi dengan siswa. Siswa dimintai pendapat mengenai materi bacaan apa saja yang menarik baginya. 2. Memilih cara pembelajaran yang menarik. Cara pembelajaran yang menarik adalah cara pembelajaran yang membuat siswa tetap tertarik untuk mengikuti proses belajar-mengajar membaca di kelas. Dengan menggunakan cara pembelajaran yang menarik, akan tercipta iklim kelas yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar secara efektif. Penciptaan iklim kelas yang kondusif ini merupakan salah satu untuk meningkatkan minat baca siswa (Harris dan Smith, 1986). Demikian pula, dengan menggunakan cara pembelajaran yang menarik akan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran tersebut dan dapat menumbuhkan sikap yang positif terhadap pengajaran membaca dan membaca itu sendiri. Salah satu sikap positif siswa tersebut adalah kecintaannya terhadap membaca. Adanya kecintaan terhadap membaca ini merupakan indikator berkembangnya minat baca tersebut. 3. Memberikan kemudahan memperoleh berbagai macam bahan bacaan yang menarik dan yang sesuai dengan kebutuhannya. Kemudahan semacam ini
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

106

sangat diperlukan dalam rangka pengembangan minat dan kebiasaan membaca. Ketersediaan buku sangat menentukan tercapainya kebiasaan membaca (Harris dan Smith, 1986). Bila tidak ada kemudahan semacam itu, keinginan untuk membaca menjadi menurun. Oleh karena itu, peran perpustakaan sekolah sangat penting. Perpustakaan sekolah harus dikelola secara profesional dan memiliki koleksi bacaan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Bila memungkinkan, pada setiap kelas ada pojok membaca (book corner). Dengan adanya penyediaan pojok membaca ini, siswa lebih mudah memperoleh bahan bacaan. 4. Memberi kesempatan membaca bebas. Dalam hal ini, siswa diberi kesempatan membaca bacaan yang sesuai dengan pilihannya. Untuk itu, tampaknya di sekolah perlu dikembangkan program membaca bebas. Salah satu program membaca bebas yang banyak diterapkan di negara-negara barat adalah Sustained Silent Reading (SSR). Program ini berdampak positif terhadap pengembangan minat dan kemampuan membaca siswa (Harris dan Smith, 1986). Pada program membaca bebas ini, setiap hari siswa diwajibkan membaca dalam hati di kelas selama 10 sampai 15 menit. Siswa diberi kebebasan untuk memilih bacaan sendiri. Pada saat siswa membaca, guru juga ikut membaca dalam hati. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa dan guru berhenti membaca. Setelah itu, pelajaran dilanjutkan sesuai dengan jadwal pelajaran pada hari tersebut. Program membaca bebas yang lainnya yang bisa dikembangkan adalah pelaporan buku (book report). Dengan program ini, guru menugaskan siswa membuat laporan buku yang dibacanya di rumah. Laporan buku ini biasanya berisi mengenai: judul buku, topik/isi, dan respon siswa. Siswa kemudian diminta untuk melaporkannya secara lisan di kelas. Dengan cara demikian, akan terjadi saling memberi informasi. Kegiatan ini bisa dilanjutkan dengan diskusi kelas. Dengan demikian, pelajaran menjadi menarik dan membuat siswa terlibat secara aktif.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

107

5. Menanamkan kesadaran pentingnya membaca dalam kehidupan, terutama untuk mencapai keberhasilan di sekolah. Dengan menyadari pentingnya membaca tersebut, siswa akan terdorong untuk melakukan kegiatan membaca sesering mungkin. Dalam diri siswa, akan muncul motivasi membaca karena dia menyadari membaca bersifat fungsional-intrumental, yakni berfungsi sebagai alat untuk mencapai keberhasilan sekolah, di samping untuk memperoleh hiburan . Tanggung jawab pengembangan minat baca di sekolah tidak hanya terletak di pundak guru bahasa Indonesia saja. Guru mata pelajaran yang lain juga memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mengembangkan minat baca siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa yang pengerjaannya mengharuskan siswa membaca. Misalnya, seorang guru IPS dapat memberikan tugas kepada siswa untuk mencari informasi mengenai harga kebutuhan bahan pokok di media massa. Untuk mengerjakan tugas ini, sudah tentu siswa harus membaca media massa, apakah itu majalah atau surat kabar. Guru Agama, misalnya, dapat menugaskan siswa untuk mencari informasi mengenai hari dan tanggal yang baik untuk memagar halaman. Untuk mengerjakan tugas ini, siswa sudah tentu akan membaca kalender. Demikianlah, guru harus kreatif dalam memberikan tugas-tugas kepada siswa yang intinya menuntut siswa harus membaca dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Dengan cara demikian, secara perlahan, minat baca siswa akan terbina dengan baik. 2.2.2 Peran Pemerintah Pemerintah sangat berperan dalam pengembangan minat baca. Sesungguhnya, pengembangan minat baca di sekolah, di masyarakat, dan di keluarga tidak bisa terlepas dari peran pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan adanya otonomi daerah, peran pemerintah daerah, khususnya pemerintah kabupaten atau pemerintah kota, lebih dominan dari
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

108

pemerintah pusat. Hal ini disebabkan karena kewenangan di bidang pendidikan ada pada pemerintah daerah. Peran pemerintah dalam pengembangan minat baca di sekolah terutama terlihat dari sejauh mana komitmen pemerintah dalam pengadaan buku-buku atau koleksi perpustakaan sekolah. Tersedianya buku-buku yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa yang memadai di perpustakaan sekolah akan mendorong tumbuhnya minat baca siswa. Sebagaimana telah diuraikan pada bagian 3.1, tersedianya buku-buku atau bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa merupakan salah satu prinsip dalam pengembangan minat baca. Kenyataan menunjukkan bahwa secara umum, keadaan perpustakaan sekolah sangat mengkhawatirkan. Kendala utama yang dihadapi adalah pengadaan koleksi. Di samping itu, perpustakaan sekolah juga mengalami kendala dalam pengelolaan. Lebih-lebih perpustakaan sekolah di SD yang tidak memiliki tenaga khusus. Kendala pengadaan koleksi perpustakaan biasanya dikaitkan dengan terbatasnya dana pendidikan. Dengan adanya komitmen pemerintah untuk menaikkan anggaran pendidikan, mudahan-mudahan kendala pengadaan buku perpustakaan sekolah bisa diminimalkan. Sebagaimana diketahui, dalam Undangundang Sistem Pendidikan tahun 2003 telah diatur mengenai besarnya dana pendidikan, yakni sebesar 20% dari anggaran, baik APBN maupun APBD di luar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Dengan adanya komitmet pemerintah untuk menaikkan anggaran pendidikan, diharapkan kendala pengadaan koleksi perpustakaan bisa berkurang. Untuk meningkatkan minat baca, pemerintah daerah perlu mengaktifkan perpustakaan keliling. Sebagaimana diketahui, secara demografi, penduduk kita kebanyakan tinggal di desa-desa dan pedesaan yang jauh dari kota-kota kabupaten yang biasanya juga memiliki perpustakaan daerah masing-masing. Oleh karena itu, cara yang sangat strategis untuk meningkatkan minat baca ini adalah dengan perpustakaan keliling. Dalam hal ini, perpustakaan memberikan pelayanan secara
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

109

berkala kepada masyarakat ke desa-desa. Hal ini tampaknya sulit dilakukan karena krisis multidimensional belum teratasi. Setidak-tidaknya, mengaktifkan perpustakaan keliling perlu menjadi pemikiran dan perhatian pemerintah daerah ke depan. Pengadaan buku mengalami hambatan karena harganya yang relatif mahal. Agar buku terjangkau oleh daya beli masyarakat, sebaiknya pemerintah memberikan subsidi kepada penerbit buku. Pemerintah dituntut bisa memberikan kemudahan kepada penerbit sehingga harga buku menjadi lebih murah. Usulan ini merupakan salah satu yang direkomendasikan dalam Seminar Pengembangan Perbukuan dan Pelatihan Penulisan Buku yang diselenggarakan oleh Pusat Perbukuan yang berkerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Denpasar pada tanggal 8 September 2003. Dalam hal pengadaan buku-buku untuk perpustakaan dengan dana projek, pemerintah hendaknya memberikan keringanan berupa potongan pajak pembelian. Salah satu penyebab harga buku-buku menjadi lebih mahal adalah pajak pembelian tersebut. Dengan demikian, buku-buku yang diadakan dengan dana projek menjadi lebih banyak dengan adanya potongan pajak tersebut. 2.2.3 Peran Masyarakat Masyarakat juga berperan dalam meningkatkan minat baca. Masyarakat yang peduli dengan membaca sudah banyak yang membentuk yayasan atau semacamnya. Misalnya, Komunitas Baca yang digagas oleh Hendra (Bali Post, 9 Maret 2003). Dia bersama teman-temannya anak muda merasa terpanggil untuk memasyarakatkan gemar membaca dengan membuat perpustakaan keliling. Pendirian perpustakaan keliling ini berangkat dari impian yang sederhana, yaitu menjadikan orang senang membaca. Dengan menyadari pentingnya membaca, desa-desa yang maju dan memiliki komitmen untuk memasyarakatkan membaca telah mendirikan perpustakaan desa. Pendirian perpustakaan desa yang menyediakan koleksi buku-buku yang sesuai
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

110

dengan kebutuhan sudah tentu perlu mendapat dukungan dari seluruh anggota masyarakat dan pemerintah, khusunya pemerintah daerah. Dengan demikian, perpustakaan desa dapat berperan untuk meningkatkan minat baca masyarakat setempat. Peran anggota masyarakat dalam usaha peningkatan minat baca juga dapat diwujudkan dengan menyumbangkan buku-buku atau majalah-majalah yang mungkin tidak dibutuhkan lagi kepada pihak-pihak yang memerlukan. Buku sumbangan ini dapat disalurkan, misalnya ke perpustakaan-perpustakaan, yayasan, atau organisasi yang bergerak di bidang layanan pengembangan minat dan kemampuan membaca. 2.2.4 Peran Keluarga Keluarga berperan besar dalam pengembangan minat baca anak-anak. Memang masih ada yang beranggapan bahwa urusan membaca itu merupakan kewajiban sekolah. Mereka tidak peduli dengan urusan membaca putra-putrinya. Pengembangan minat baca yang dilakukan keluarga dapat dilakukan dengan menciptakan nilai literasi. Dalam keluarga yang memiliki nilai literasi, anak-anak sudah diberi pengetahuan bahasa tulis tertentu. Bahkan, mereka sudah diajari membaca sebelum masuk sekolah. Dalam hal ini, kepada anak-anak diperkenalkan huruf-huruf dan angka-angka. Kepada mereka diperlihatkan buku-buku cerita yang berisi gambar-gambar. Kemudian, cerita-cerita ini dibacakan dengan suara yang nyaring dengan tempo bacaan yang agak lambat. Lingkungan literasi keluarga dapat menumbuhkan keterampilan literasi anak-anak (Britto, 2001). Pengalaman literasi yang diperoleh anak-anak di rumah ini akan seterusnya mempengaruhi perkembangan minat dan kemampuan membacanya (Anderson, Heibert, Scott, dan Wilkinson, 1985). Interaksi orang tua dengan anak, seperti membaca dan bercakap-cakap bersama, dan pemberian kesempatan belajar dengan menyediakan materi bacaan di rumah dapat meningkatkan minat dan motivasi membaca (Goldenberg, 1989). Oleh karena itu, dalam rangka
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

111

meningkatkan minat baca putra-putrinya, orang tua tidak saja diharapkan untuk menyediakan buku-buku. Lebih jauh daripada itu adalah bagaimana orang tua harus terlibat aktif membantu putra-putrinya dalam belajar membaca. Dalam menciptakan lingkungan literasi, orang tua juga diharapkan menjadi model dan panutan dalam membaca. Karena itu, orang tua juga diharapkan sering-sering membaca di rumah. Agar bisa berperan secara maksimal dalam pengembangan minat baca, orang tua perlu disadarkan betapa pentingnya membaca bagi kesuksesan putra-putrinya di sekolah. Orang tua juga perlu disadarkan bahwa pengembangan minat dan kemampuan membaca putra-putrinya bukan tanggung jawab sekolah semata-mata. Orang tua juga bertanggung jawab terhadap hal ini. Oleh karena itu, kerja sama yang konstruktif antara sekolah dan orang tua siswa perlu dijalin sedemikian rupa. Misalnya, melalui kunjungan guru ke rumah siswa, dan pemberian konsultasi kepada orang tua yang mengalami permasalahan dalam pengembangan minat baca putra-putrinya. 3. Penutup Dalam menghadapi era informasi ini dibutuhkan kemampuan membaca yang memadai untuk menyerap informasi tulis yang semakin membanjir. Untuk meningkatkan kemampuan membaca tersebut diperlukan adanya usaha pengembangan minat baca. Dalam pengembangan minat baca ini, ada empat pihak yang berperan besar, yaitu sekolah, pemerintah, (khususnya pemerintah daerah), masyarakat, dan keluarga. Prinsip dasar usaha pengembangan minat baca tersebut ada dua. Pertama, usahakan membuat orang terpikat untuk menyenagi membaca. Kedua, usahakan adanya bahan bacaan yang sesuai dengan minat, dan memotivasi agar membaca materi yang lebih berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, disarankan agar sekolah, pemerintah daerah, masyarakat, dan keluarga hendaklah secara bersama-sama berusaha mengembangkan minat baca di kalangan siswa. Dalam usaha pengembangan minat baca, disarankan agar menggunakan kedua prinsip tersebut di atas.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

112

DAFTAR PUSTAKA Anderson, R.C., Heibert, E.H., Scott, J.A., dan Wilkinson, I.A.G. 1985. Becoming a Nation of Readers: The Report of Comission on Reading. Washington: The National Institute of Education. Bali Post, 28 November 2002. Bali Post, 7 Maret 2003. Bali Post, 9 Maret 2003. Britto, P.R. 2001. Family Literacy environments and Youngs Emerging Literacy Skills. Dalam Reading Research Quaterly, 36(4):346347. Carnine, D., Silbert, J. dan Kameenui, E.J. 1990. Direct Instruction Reading. Columbus: Merrill Publishing Company. Goldenberg, C.N. 1989. Parent Effect on Academic Grouping for Reading: Three Case Studies. Dalam American Educational Research Journal, 26(3):329 352. Gunawan, Wawan. 1996. Model Pengajaran Membaca Permulaan (Suatu Pengembangan Tindakan pada Sekolah Dasar di Kota Jambi Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, 2(I):8596. Gunning, T.G. 1992. Creating Reading for All Children. Boston: Allyn and Bacon. Harris, A.J. dan Sipay, E.R. 1980. How to Increase Reading Ability: A Guide to Developmental and remedial Methods. New York: Longman. Harris, L. dan Smith, C.B. 1986. Reading Instruction, Diagnostic teaching in the Classroom. New York: Macmillan Publishing Company. Kurniawan, K. 2000. Tradisi Membaca sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan mahasiswa Belajar Mandiri dalam Menulis. Dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(3):237350. Smith, F. 1985. Reading. London: Cambridge University Press.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

113

Sumadi, 1987. Hubungan Minat Baca dan Bakat Bahasa dengan Prestasi Membaca Pemahaman. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: IKIP Malang. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003. Warsono, 1998. Profil Kemampuan Membaca Siswa SD di Jawa Tengah. Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, 3(II):3350.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVII April 2004

Anda mungkin juga menyukai