Lia Yuliati
Saudara mahasiswa, selamat bejumpa kembali dalam kegiatan tutorial online mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD dengan topik bahasan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran IPA SD. Dalam kegiatan tutorial online ini kita akan mendiskusikan materi-materi tentang bahan ajar IPA dan media pembelajaran IPA SD, model-model pembelajaran IPA SD, penilaian pembelajaran IPA SD, pengembangan dan pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah selesainya tutorial online ini, Anda diharapkan dapat; 1. 2. 3. 4. 5. 6. mengidentifikasi konsep-konsep esensial IPA menyusun bahan ajar menentukan dan membuat media pembelajaran IPA menjelaskan karakteristik model-model pembelajaran IPA menyusun RPP IPA dengan model tematik dan siklus belajar menerapkan model pembelajaran tematik dan siklus belajar berdasarkan RPP yang telah disusunnya dalam pembelajaran.
23
Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi. Langkah-langkah pemilihan bahan ajar terdiri dari: a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. b. c. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
24
didengar, misal radio dan alat musik. Media visual adalah media pembelajaran yang dapat dilihat, misal gambar, grafik, model, dan slide. Media audio-visual adalah media pembelajaran yang dapat didengar dan dapat dilihat misal video, simulasi computer, dan film. . Berdasarkan bentuk penyajiannya, media pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi media pembelajaran non-projected yaitu media pembelajaran yang langsung dapat digunakan tanpa menggunakan alat proyeksi seperti gambar, charta, foto, dan peta, dan media pembelajaran projected yaitu
media pembelajaran yang memerlukan alat proyeksi seperti film, slide, dan power point. Media pembelajaran dapat bersifat alami dan buatan. Media pembelajaran alami merupakan media pembelajaran yang sesuai dengan benda aslinya di alam seperti hewan, tumbuhan, danau, dan gunung. Media pembelajaran buatan merupakan media pembelajaran hasil modfikasi atau meniru benda aslinya,
seperti model alat pernafasan, model jantung manusia, dan torso. Media-media tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan dan kemampuan guru serta sekolah. Media pembelajaran dapat memiliki nilai praktis, yaitu: 1)dapat menampilkan objek yang terlalu besar, yang tidak mungkin dibawa kedalam kelas, seperti bulan, bumi dan matahari, 2) dapat memperlambat gerakan yang terlalu cepat seperti gerakan kecambah yang tumbuh, dan 3) memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka yang sulit diamati atau yang berbahaya di lingkungan belajar. Jadi, pertimbangan kelayakan yang dapat dipakai oleh guru IPA untuk memilih media pembelajaran yang baik antara lain; 1) kelayakan
25
praktis (keakraban guru dengan jenis media pembelajaran) meliputi ketersediaan media pembelajaran di lingkungan belajar setempat, ketersediaan waktu untuk mempersiapkan media, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung dan keluwesan, artinya mudah dibawa kemana-mana, digunakan kapan saja dan oleh siapa saja; 2) kelayakan teknis (relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan merangsang terjadinya proses belajar), dan 3) kelayakan biaya (biaya yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat yang diperoleh).
pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
26
Selain itu, pembelajaran tematik juga menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Sebagai fasilitator belajar siswa, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang
mempengaruhi
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
a.
Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2) Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami
27
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari. 5) Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Hal-hal perlu diperhatikan jika kita akan melaksanakan model
pembelajaran tematik adalah bahwa 1) tidak semua mata pelajaran harus dipadukan; 2) dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester; 3) kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan dan kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri; 4) kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri; 5) kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral; dan 6) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.
2.
Model Siklus Belajar (Learning Cycle Model) Apa yang disebut model siklus belajar? Mengapa model siklus belajar
perlu dikembangkan guru termasuk guru SD? Paradigma pembelajaran di sekolah mengalami pergeseran dari paradigma teacher-oriented ke student-oriented. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD/MI berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan dipelajari ke bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif
28
dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain (Depdiknas, 2003). Pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswa (NRC, 1996:20). Pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada berbagai sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya dalam pemecahan masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok, dan siswa memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan yang aktif untuk belajar. Pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir dan bekerja ilmiah berlandaskan inkuiri dapat dilakukan dengan pengenalan pemahaman secara konseptual. Pemahaman secara konseptual ini dikembangkan dengan siklus belajar yang dilakukan secara rutin oleh guru (Craven III & Penick, 2001). Siklus belajar tersebut merupakan model pembelajaran yang fleksibel, dalam arti bahwa metode belajar yang digunakan dalam pembelajaran dapat bervariasi (Lawson, 1994:137). Siklus belajar pertama kali digunakan sebagai model pembelajaran dalam program the Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Siklus belajar ini merupakan pendekatan yang ampuh untuk perancangan pembelajaran IPA yang aktif dan efektif karena siklus belajar memberikan suatu cara berpikir dan berperilaku yang konsisten dengan cara siswa belajar. Inti dari modul siklus belajar terdiri dari tiga fase yaitu fase eksplorasi, fase eksplanasi dan fase aplikasi (Lawson, 1994:136). Siklus belajar ini kemudian berkembang berdasarkan kebutuhan lapangan menjadi lima fase dan dikenal dengan the 5 E Learning Cycle Model (Bybee, et al.,1989). Model siklus belajar ini terdiri dari lima tahap kegiatan yaitu Engagement (pendahuluan), Exploration (eksplorasi), Explanation (eksplanasi), Elaboration (elaborasi), dan Evaluation (evaluasi). Secara struktural, model siklus belajar 5 tahap ini lebih sesuai dengan struktur pembelajaran IPA yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup.
29
Kegiatan setiap tahap pada siklus belajar 5 tahap dapat dilihat pada tabel berikut.
Pendahuluan Guru menunjukkan obyek, peristiwa atau mengajukan pertanyaan untuk memotivasi siswa Guru menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan/kegiatan yang akan dilakukan siswa Eksplorasi Siswa mengeksplorasi obyek dan fenomena yang ditunjukkan secara konkrit Siswa melakukan aktivitas hands-on (praktikum) dengan bimbingan guru Eksplanasi Siswa menjelaskan pemahamannya tentang konsep dan proses yang terjadi pada aktivitas hands-on Guru memperkenalkan konsep dan keterampilan baru atau meluruskan konsep/keterampilan siswa yang keliru Elaborasi 1. Siswa mengaplikasikan konsep baru dalam konteks lain untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilannya Evaluasi 2. Guru menilai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan siswa. Kegiatan guru memberikan kemungkinan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dan efektivitas pembelajaran Diadaptasi dari Bybee, et al. (1989).
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti praktek di laboratorium.
Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD
30
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu 1) soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan menjodohkan); 2) Soal dengan mensuplai-jawaban (isian singkat atau melengkapi,uraian terbatas,uraian obyektif/non obyektif, dan uraian terstruktur/nonterstruktur) . Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Siswa mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa membuat
31
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru dan siswa. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik. Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas, misalnya: siswa diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, siswa dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, siswa diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, siswa dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
E.
yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya pencapaian kompetensi dasar. Keberadaan RPP bersifat wajib bagi guru. Setiap
Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD
32
guru harus menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung secara aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Pengembangan RPP dilakukan untuk setiap kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Pengembangan RPP untuk satu kompetensi dasar dapat disusun untuk beberapa pertemuan, namun pada setiap pertemuan terdapat rincian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penggalan RPP untuk setiap pertemuan dapat dirancang dan disesuaikan dengan penjadwalan pada masingmasing sekolah. Secara umum, setiap diberi peluang untuk berkreativitas dalam penyusunan RPP terutama pada bagian kegiatan pembelajaran. Namun secara umum, pada setiap RPP hendaknya tercantum komponen-komponen RPP seperti tercantum dalam Peraturan Mendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Komponen-komponen RPP tersebut adalah; 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Identitas mata pelajaran Standar kompetensi (SK) Kompetensi dasar (KD) Indikator pencapaian kompetensi Tujuan pembelajaran Materi/Bahan ajar Alokasi waktu Model dan metode pembelajaran Kegiatan pembelajaran
Saudara mahasiswa, demikianlah pembahasan materi untuk inisiasi online 4. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah bahan ajar cetak Unit 4 Matakuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD sehingga saudara memperoleh pemahaman
Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD
33
yang baik tentang perencanaan pembelajaran IPA SD. Selain itu, untuk memperdalam pemahaman anda, kerjakanlah latihan inisiasi online 4. Soal latihan inisiasi online 4 dapat dilihat di website matakuliah PJJ pada fitur Latihan.
Selamat Bekerja
34