Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KIMIA DASAR

Oleh :

Suzy Andriani S.Hardjo

POLITEKNIK KESEHATAN MANADO JURUSAN FARMASI AGUSTUS 2010

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tuntunan dan kebaikan Nya sehingga tugas ini bisa diselesaikan dengan baik. Tugas ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mahasiswa agar dapat mengikuti ujian semester pendek mata kuliah kimia dasar. Demikian kata pengantar ini kami buat,atas kritik dan saran yang membangun diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Manado, 29 Agustus 2010

Judul percobaan Metode Pustaka

: Analisis Kualitatif Kation : Reaksi Pengendapan Warna :

Judul buku : Vogel bagian I, edisi kelima Tahun terbit : 1985 Bab IV : Reaksi-reaksi kation :

Cara kerja 1. 2. 3. 4. 5.

Siapkan alat & bahan Bersihkan alat-alat yang akan digunakan Ambil sampel dengan pipet kemudian taruh di dalam botol flakon Ambil pereaksi dengan pipet kemudian taruh di dalam botol flakon Reaksi berdasarkan data dari anion

Alat & bahan : Alat : 1. Labu erlenmeyer 2. Tabung reaksi 3. Pipet 4. Tissue 5. Lap 6. Flakon 7. Kertas label 8. Sabun cair Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Prosedur Golongan I

1. Timbal, a. S ditetesi larutan Asam Klorida terjadi endapan putih , ppt putih Endapan ditambahkan air panas, endapan larut + Air Panas,ppt larut Endapan ditambahkan amonia, tidak ada perubahan b. S ditetesi dengan pereaksi Amonia terjadi endapan putih , ppt putih Endapan ditambahkan ammonia berlebih,endapan tidak larut c. S ditetesi dengan larutan NaOH menghasilkanendapan putih ,ppt putih Endapan putih ditetesi lagi dengan NaOh berlebih endapan larut d. S ditetesi dengan asam sulfat menghasilkan endapan putih ,ppt putih Endapan ditetesi dengan asma sulfat berlebih,endapan tidak larut e. S ditetesi dengan Kalium Kromat menghasilkan endapan kuning Pb2+ + K2CrO4PbCrO4(ppt kuning) Endapan ditetesi dengan NaOH endapan menghilang f. S ditetesi dengan kalium iodide menghasilkan endapan warna kuning. Pb2++ KI PbI2 ppt kuning Endapan ditetesi lagi dengan Kalium iodide berlebih,endapan larut. g. S ditetesi dengan natrium karbonat menghasilkan endapan putih. 2Pb2++ Na2CO3+H2OPb(OH)2+PbCO3+CO2 ppt putih Endapan kemudian didihkan tidak terjadi perubahan. Kemudian ditetesi kembali engan asam nitrat endapan larut. h. S ditetesi dengan Kalium Sianida menghasilkan endapan putih. Pb2++ 2KCNPb(CN)2 ppt putih Endapan kemudian ditetesi dengan Kasium Sianida berlebih,endapan tidak larut. 2. Argentum, a. S ditetesi dengan asam klorida menghasilkan endapan putih. Ag++HClAgCl+H+ ppt putih Endapan kemudian ditetesi dengan larutan ammonia,endapan larut. Endapan kemudian ditetesi dengan larutan Kaliun sianida,tidak terjadi perubahan. b. S ditetesi dengan larutan ammonia terjadi endapan coklat. 2Ag++2NH3+H2OAg2O+2NH4+ ppt coklat Endapan ditetesi dengan pereaksi berlebih ,endapan larut.

c. S ditetesi dengan larutan Natriun Hidroksida menghasilkan endapan berwarna coklat. Ag++NaOHAg(OH)2 Endapan ditetesi dengan pereaksi berlebih endapan tidak larut. Kemudian ditetesi dengan larutan ammonia,endapan larut. d. S ditetesi larutan kalium iodide terjadi endapan kuning. Ag++KIAgI ppt kuning Endapan ditetesi dengan ammonia endapan tidak larut. Kemudian endapan ditetesi dengan Kalium sianida endapan larut. e. S ditetesi dengan Kalium kromat terjadi endapan merah. Ag++ K2CrO4AgCrO4 ppt merah Endapan ditetesi dengan larutan Kaliun sianida berlebihan,endapan larut. f. S ditetesi dengan Natrium Karbonat terjadi endapan putih kekuningan. Ag++KCNAgCN ppt putih Endapan berubah menjadi coklat ketika dipanaskan. Ag++NaCO3 AgCN ppt putih kekuningan Endapan ditetesi ammonia,endapan larut, Golongan II 3. Tembaga, a. S ditetesi larutan ammonia terjadi endapan biru. 2Cu2++So42-+2NH3+2H2OCu(OH)2.CuSO4+2NH4+ ppt biru Endapan ditetesi lagi dengan ammonia berlebih,endpan larut. b. S ditetesi Natrium Hidroksida atau basa Alkali terjadi endapan biru. Cu2++NaOHCu(OH)2 ppt biru Endapan ditetesi lagi dengan NaOH berlebih,endpan tidak larut. c. S ditetesi dengan Kalium Iodida terjadi endapan putih. d. 2Cu2++2KI2CuI ppt putih e. S ditetesi dengan larutan Kaliun Sianida,terjadi endapan kuning. Cu2++2KCNCu(CN)2 ppt kuning Endapn ditetesi lagi dengan Kalium sianida berlebih,endapan larut 4. Raksa, a. S ditetesi dengan larutan ammonia terjadi endapan putih. 2Hg2++NO3-+4NH3+H2OHgO.Hg(NH2)NO33NH4 b. S ditetesi dengan Natrium Hidroksida,terbentuk endapan merah kecoklatan. Hg+2OH-HgO+H2O ppt merah kecoklatan Kemudian Ditetesi lagi dengan NaOH berlebih ,endapan tidak larut. c. S ditetesi dengan Kalium Iodida menghasilkanendapan. Hg+KI(HgI2)2- ppt merah d. S ditetesi dengan larutan Kalium Sianida tidak menimbulkan parubahan. Hg+KCN

Golongan III 5. Besi II, a. S ditetesi dengan natrium Hidroksida,membentuk endapan putih. Fe2++2NaOHFe(OH)2(ppt putih) Kemudian ditetesi dengan pereaksi berlebi,endapan larut. b. S ditetesi larutan Amonia. Fe2++NH4OHFe(OH)2 c. S ditetesi dengan larutan kalium sianida,membentu endapan coklat kekuningan. Fe2++KCNFe(CN)2 ppt coklat kekuningan Kemudian ditetesi dengan Kalium sianida berlebih,endapan larut. 6. Besi III, a. S ditetesi dengan larutan ammonia,terjadi endapan merah kecoklatan. Fe3+ Kemudian ditetesi dengan pereaksi berlebih,endapan tidak larut. b. S ditetesi dengan larutan Natrium Hidroksida,menghasilkam endapan merah kecoklatan. Fe3++NaOHFe(OH)3 ppt merah kecoklatan Kemudian ditambahkan dengan pereaks berlebih,endapan tidak larut. c. S ditetesi dengan kalium sianida menghasilkan endapan coklat kemerahan. Fe3++KCNFe(OH)3 ppt coklatkemerahan Kemudian ditetesi dengan pereaksi berlebih,endapan larut dan berwana kuning Golongan IV 7. Kobalt, a. S ditetesi dengan pereksi larutan natrium hidroksida membentuk endapan berwarna biru. Co2++OH-+NO3Co(OH)NO3 Kemudian ditetesi dengan ammonia endapan mudah larut. b. S ditetesi larutan ammonia membentuk endapan biru. Co2++NH3+H2O+NO3-Co(OH)NO3+NH4 Kemudian endapan ditetesi dengan pereaksi berlebih endapan larut. c. S ditetesi dengan larutan kalium sianida membentuk endapan berwarna coklat kemerahan. Co2++2CN-Co(CN)2 ppt. coklat kemerahan Kemudian ditetesi dengan reagensia berlebihan,endapan larut.

8. Nikel, a. S ditetesi dengan pereaksi yaitu larutan Natrium Hidroksida,membentuk endapan hijau. Ni2++2OH-Ni(OH)2 ppt hijau Kemudian dengan pereaksi berlebih,endapan tidak larut. b. S ditetesi dengan larutan ammonia membentuk endapan Hijau. Ni2++2NH3+2H2ONi(OH)2+2NH4- ppt hijau Ditetesi engan larutan kalium sianida membentuk endapan Hijau. Dalam reagensia berlebihan endapan larut. c. S Ditetesi dengan larutan kalium sianida membentuk endapan Hijau. Ni2+2CN-Ni(CN2) ppt hijau Dalam reagrnsia berlebih endapan mudah larut. Golongan V 9. Magnesiumt, a. S ditetesi dengan larutan ammonia membentuk endapan yang seperti gelatin. Mg2++2NH32H2OMg(OH)2+2NH4+ b. S ditetesi natrium hidroksida membentuk endapan putih. Mg2+ Jika ditambah reagensia berlebihan endapan tidak larut. c. S ditetesi dengan larutan Natrium karbonat membentuk endapan putih. Mg2+ d. S ditambahkan kuning titan menghasilkan larutan berwarna kuning. Mg2++ 1 tetes dengan kuning titan (titan yellow) Kemudian ditetesi dengan ammonia terbentuk endapan merah tua. 10. Amonia,NH4 a. S ditetesi dengan natrium hidroksida gas dilepaskan ketika dipanaskan. NH4++OH-NH4+H2O b. S ditetesi dengan reagensia Nesler,menghasilakn andapan coklat atau kuning. NH4++2[HgI4]2-+4OH-HgO.Hg(NH2)+7I-+3H2O

Judul percobaan Metode Pustaka

: Analisis Kualitatif Anion : Reaksi Pengendapan Warna :

Judul buku : Vogel bagian II, edisi kelima Tahun terbit : 1985 Bab IV : Reaksi-reaksi anion Halaman : 316-409 :

Cara kerja

6. Siapkan alat & bahan 7. Bersihkan alat-alat yang akan digunakan 8. Ambil sampel dengan pipet kemudian taruh di dalam botol flakon 9. Ambil pereaksi dengan pipet kemudian taruh di dalam botol flakon 10. Reaksi berdasarkan data dari anion Alat & bahan : Alat : 9. Labu erlenmeyer 10. Tabung reaksi 11. Pipet 12. Tissue 13. Lap 14. Flakon 15. Kertas label 16. Sabun cair Bahan : 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 4

Prosedur

Gol. Karbonat 11. Karbonat, i. S ditetesi asam klorida encer terbentuk penguraian dengan berbuih , penguraian berbuih j. S ditetesi larutan perak nitrat terbentuk endapan putih , ppt putih Endapan ditambahkan asam nitrat, endapan larut , ppt larut Endapan ditambahkan amonia, endapan larut 12. Hidrogen karbonat, g. S ditetesi merkurium (II) klorida, tidak terbentuk endapan

Gol. Sulfat 13. Tiosulfat, f. S ditetesi asam klorida encer, mula-mula tak terjadi perubahan kemudian terbentuk endapan putih g. S ditetesi larutan iod, warna hilang 14. Sulfat, e. S ditetesi larutan timbel asetat terjadi endapan putih f. S ditetesi larutan perak nitrat terjadi endapan putih

Gol. Halogen 15. Klorida, d. S ditetesi asam sulfat pekat, terbentuk larutan panas e. S ditetesi larutan perak nitrat, terbentuk endapan putih , ppt putih Endapan ditambahkan amonia, endapan larut , ppt larut 16. Bromida,

d. S ditetesi asam sulfat pekat terbentuk larutan coklat kemerahan panas Latutan coklat kemerahan panas e. S ditetesi mangan dioksida terbentuk larutan pink Larutan pink Larutan ditambahkan asam sulfat pekat terbentuk larutan coklat-kemerahan Larutan Larutan coklat-kemerahan f. S ditetesi larutan perak nitrat terbentuk endapan kuning-pucat , ppt kuning-pucat Endapan ditambahkan amonia encer, endapan larut sangat sedikit g. S ditetesi asam nitrat, tidak ada endapan 17. Iodida, d. S ditetesi asam sulfat pekat terbentuk larutan coklat, menguap & panas e. S ditetesi larutan tembaga sulfat terbentuk endapan coklat f. S ditetesi larutan perak nitrat, terbentuk endapan kuning

Gol. Nitrat 18. Nitrat, S ditetesi asam sulfat pekat terjadi uap

dan larutan coklat (Larutan coklat)

Gol. Permanganat 19. Permanganat, e. S ditetesi asam sulfat pekat menghasilkan larutan f. S ditetesi natrium hidroksida menghasilkan larutan merah jambu Larutan merah jambu

Judul Percobaan

: Analisa Volumetri (Pembuatan lar.titer HCl)

Metode

: Pengenceran

Prosedur

: Asam klorida 0,01N; 0,02N; 0,1N; 0,12N; 0,2N; 0,5N; 1N; 1,3N; 2N; 3N; 4N; 5N; 6N. Pembuatan larutan sejumlah asam klorida p dalam air secukupnya himgga tiap 1000,0 ml mengandung HCl dalam jumlah berikut : Untuk larutan 0,01N Untuk larutan 0,02N Untuk larutan 0,1N Untuk larutan 0,12N Untuk larutan 0,2N Untuk larutan 0,5N Untuk larutan 1N Untuk larutan 1,3N Untuk larutan 2N Untuk larutan 3N Untuk larutan 4N Untuk larutan 5N Untuk larutan 6N 0,3647g HCl 0,7293g HCl 3,647g HCl 4,3752g HCl 7,293g HCl 18,23g HCl 36,46g HCl 47,411g HCl 72,93g HCl 109,30g HCl 145,9g HCl 182,30g HCl 218,76g HCl

Daftar pustaka

: FI Ed III tahun 1979, hal 744

Alat dan bahan

Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bekker glass Erlenmeyer Labu tentukur Gelas ukur Pipet Sudip Corong Tissue

Bahan 1. HCl 37% 2. Aquadestillata 3. Indikator merah metil

Cara kerja

: 1. Siapkan alat dan bahan 2. Tuangi labu tentukur 500 ml dengan aquadestillata sebanyak 75 ml 3. Ambil HCl pekat dengan pipet, masukkan kedalam gelas ukur sebanyak 4,6 ml 4. Masukkan kedalam labu tentukur yang sudah berisi aquadestillata, kocok hingga homogen 5. Tambahkan aquadestilata sampai tanda batas 500 ml (miniskus bawah) 6. Pindahkan dalam wadah dan beri etiket

Perhitungan

: HCl dalam persediaan 37% b/v = 0,5N Bj = 1,19 g/ml = 18,23g N = 0,1N/0,5N 18,23g = 3,647g 3,647g = 1,8235g

V = 500ml/1000ml

Volume HCl = V = B/Bj V = 1,8235g/1,19g/ml = 1,5323 ml

Dari persediaan HCl 37% yang di pipet = 100/37

1,5323ml

= 4,1414ml = 4,1ml

Kesimpulan

: Dari asam klorida (HCl) 37% dipipet atau diambil 4,1ml untuk pembuatan 500ml HCl 0,1N

Judul Percobaan

Titrasi Acidimetri

Metode

Netralisasi

Prosedur

: Pembakuan larutan 1N timbang saksama 1,5g natrium karbonat anhidrat p yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 270 selama 1 jam. Larutkan dalam 100ml air, titrasi dengan asam klorida menggunakan indikator merah metil p. panadkan larutan hingga mendidih. Dinginkan dan lanjutkan titrasi panaskan lagi hingga mendidih dan titrasi lagi hingga warna menjadi merah jambu pucat tidak hilang dengan pendidihan. Hitung normalitas larutan.

Pustaka

: FI Ed III Hal. 744

Alat dan bahan

: Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Beker glass Erlenmeyer Buret Klem buret Pipet Statif Lampu spritus Meja kaki tiga 9. Kasa asbes 10. Kertas timbang 11. Sudip 12. Neraca analitic 13. Botol semprot 14. Kertas label 15. Korek api 16. Tissue

Bahan 1. HCl 2. Na2CO3 3. Aquadestillata 4. Indikator merah metil

Cara kerja

: 1. Timbang Na2CO3 triplo 2. Masukkan dalam erlenmeyer 3. Larutkan dengan 10ml aquadestillata 4. Tambahkan indicator merah metil

6. Panaskan larutan hingga mendidih (bila warna hilang titrasi dilanjutkan kembali dan panaskan lagi hingga warna tidak hilang) 7. Lakukan tiga kali (triplo), catat volume titran 8. Hitung normalitas rata-rata N = Bobot Na2CO3 Vol.Titran N HCl pustaka pustaka

Perhitungan dan data : Perhitungan pertiter (Na2CO3) Untuk 1N Untuk 0,1N 1,5g = ..g = 0,1/1 = 0,15g 1,5g

No Berat kertas + zat 1. 50,5 mg 0,0505g 2. 49,7mg 0,0497g

Berat kertas + sisa 0,2mg 0,0002g 0,1mg 0,0001g

Berat zat Vol.Awal Vol.Akhir 50,3g 11,1ml 0,0503g 49,6mg 11,1ml 21ml 0,0496g

Vol.Titran(ml) 10,1ml 9,9ml

1) Normalitas rata-rata N = Bobot Na2CO3 N HCl pustaka Vol.Titran pustaka = 50,3mg 0,1N 10,1ml 5,299mg = 0,0939N 2) N = 49,6mg 0,1N 9,9ml 5,299mg = 0,0945N N rata-rata = N1 + N2 2 = 0,0939 + 0,0945 2 = 0,0942N

Kesimpulan

: Normalitas HCl yang dibakukan adalah 0,0942N

TITRASI REDOKS
Titrasi redoks adalah penetapan kadar atau oksidator berdasakan atas reaksi reduksi dan oksidasi dimana reduktor akan teroksidasi,dan oksidator akan tereduksi. Teori oksidasi reduksi Secara umum oksidasi diartikan sebagai reaksi pengikatan oksigen dan reduksi sebagai pelepasan oksigen.Berdasarkan konsep electron dari suatu zat,istilah redoks digunakan untuk reaksireaksi dimn aterjadi pelepasan dan pengikatan electron.Pelepasan electron disebut oksidasi,sedangkan pengikatan electron dinamakan reeduksi. Oksidasi Reduksi Redoks : : : Fe Fe + e Ce Fe + Ce

Ce + e 4Fe + Ce

Pada reaksi redoks,jumlah electron yang dilepaskan oleh reduktor selalu sama dengan jumlah electron yang diikat oleh oksidator.Hal ini analog dengan reaksi asam-basa,dimana proton yang dilepaskan oleh asam dan proton yang diikat oleh basa juga selalu sama. Oleh karena electron tidak Nampak pada keseluruhan reaksi,maka penulisan reaksi lebih mudah bila dipisahkan menjadi dua bagian yaitu bagian oksidasi dan again reduksi,masing-masing dikenal seagai setengah reaksi Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi ,maka redoks harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Reaksi harus cepat dan sempurna Reaksi erlangsung secara stokiometri,yaitu terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator dan reduktor. Titik akhir harus dapat dideteksi,misalnya dengan bantuan indicator redok atau secara patentiometri.

Oleh karena anyak unsure-unsur mempunyai leih dari satu tingkat oksidasi,maka dikenal beberapa macam titrasi redoks,yaitu : a.Titrasi Permanganometri b.Titrasi Iodo-Iodimetri c.Titrasi Bomometri dan Bromatometri

Judul Percobaan

: Pembuatan lar.titer kalium permanganate

Metode

: Redoks

Prosedur

: Pembuatan larutan lebih kurang 3,3g kalium permanganat p dalam 1000ml air dalam labu, dan didihkan larutan selama lebih kurang 15menit. Tutup labu, biarkan selama tidak kurang dari dua hari, saring melalui penyaring kaca masir berporositas halus. Jika perlu lapisi dasar penyaring kaca masir dengan wol kaca.

Daftar Pustaka

: FI Ed IV tahun 1995 Hal.1216

Alat dan bahan

: Alat 1. 2. 3. 4. Bekker glass Erlenmeyer Labu tentukur Neraca analytic

Bahan 1. KMnO4 2. Aquadestillata 3. Natrium oksalat 4. Asam sulfat

Cara Kerja

: 1. Timbang saksama 1,65g KMnO4 2. Larutkan dalam 100ml air dalam labu tentukur 3. Didihkan larutan selama 15menit 4. Tutup labu, biarkan selama tidak kurang dua hari 5. Saring melalui penyaring kaca masir yang berporositas halus 6. Jika perlu lapisi dasar penyaring kaca masir dengan wol kaca

Data dan perhitungan : Untuk pembuatan 500ml Vol.KMnO4 = 500ml 3,3g = 1,65g 1000ml

Berat Wadah B.wadah + Zat 24,9577 26,6133 Kesimpulan

B.wadah + sisa 24,9603

Berat Zat 1,653

: Untuk pembuatan 500ml larutan KMnO4 ditimbang/diambil bobot KMnO4 1,65g

Judul percoaan

: Titrasi Permanganometri

Metode

Prosedur

: Timbang saksama lebih kurang 200mg natrium oksalat p, yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 110 hingga bobot tetap, dan larutkan dalam 250ml air. Tambahkan 7ml asam sulfat p panaskan hingga suhu lebih kurang 70 dan kemudian tambahkan perlahan-lahan larutan KMnO4 dari buret sambil diaduk hingga terjadi warna merah muda pucat yang mantap selama 15 detik. Suhu larutan selama titrasi tidak kurang dari 6 0. Hitung noramalitas larutan.

1ml KMnO4 0,1N setara dengan 6700 mg natrium oksalat

Karena kalium permanganate akan direduksi jika kontak dengan zat organik seperti karet, maka simpanlah dalam wadah terbuat dari kaca atau bahan lain yang inert. Jika akan digunakan bakukan kembali. Wadah dan penyimpanan dalam botol berwarna coklt tertutup rapat.

Pustaka

: FI Ed. IV Hal.1216

Alat dan bahan

: Alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Labu Erlenmeyer Neraca analytic Kertas timbang Bekker glass Statif buret 7. Termometer 8. Lampu spritus 9. Kaki tiga 10. Pipet 11. Korek api 12. Tissue

Bahan : 1. Natrium oksalat 200 mg 2. Aquadestillata 250 ml 3. H2SO4 7 ml 4. KMnO4

Cara kerja

: 1. Timbang saksama 200mg Na2COO yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 110 hingga bobot tetap 2. Larutkan dalam 250ml air 3. Tambahkan 7ml asam sulfat, panaskan hingga suhu 70 4. Kemudian tambahkan perlahan-lahan larutan KMnO4 dari uret, diaduk hingga terjadi warna merah muda pucat mantap selama 15 detik

Data dan perhitungan

: 1. Deviasi timbang saksama 200 10% = 200 0,1 = 20 Jadi, deviasi timbang saksama 180mg 220mg

2. Timbang 70mg natrium oksalat Deviasi penimbangan = 70 10% = 70 0,1 =7 Jadi deviasi timbang saksama : 63mg 77mg natrium oksalat No 1. 2. Berat kertas + Zat 72,8 mg 0,0728 g 75,4 mg 0,0754 g Berat kertas + sisa 0,07 mg 0,00007 g 0,02 g 0,00002 g Berat Zat 72,73 mg 0,07273 g 75,38 mg 0,07538 mg

No Volume awal 1. 0,0 ml 2. 10,5 ml

Volume akhir 10,5 ml 21,7 ml

Volume titrasi 10,5 ml 11,25 ml

3. Menghitung normalitas KMnO4 N1 = Bobot natrium oksalat N KMNO4 pustaka Vol.Titran pustaka natrium oksalat = 72,73 mg 0,1 N 10,5 ml 6,7 mg = 0,1033 N N2 = Bobot natrium oksalat N KMNO4 pustaka Vol.Titran pustaka natrium oksalat = 75,38 mg 0,1N 11,25 ml 6,7 mg = 7,538 75,37 = 0,1006 N Normalitas rata-rata = N1 + N2 2 = 0,1033N + 0,1006N = 0,2039 = 0,1019N 2 2

Kesimpulan

: Normalitas larutan titer KMnO4 adalah 0,1019N.

Judul percobaan

: Pembuatan AgNO3

Metode

: Mohr

Prosedur

: FI Ed.III Hal.750 Perak nitrat 0,05N ; 0,1N Tiap 1000,0 ml perak nitrat 0,05N mengandung 8,495 AgNO3 Tiap 1000,0 ml perak nitrat 0,1N mengandung 16,99 g AgNO3 Pembuatan, larutkan 17,5 g perak nitrat p dalam air secukupnya hingga 1000,0 ml Pembakuan, ukur saksama 40 ml, encerkan dengan 100 ml air, panaskan. Tambahkan asam klorida encer p perlahan-lahan sambil terus menerus diaduk hingga perak mengendap sempurna. Didihkan hati-hati selama 5 menit, biarkan ditempat gelap hingga mengendap sempurna dan cairan diatasnya bening. Pindahkan endapan sesempurna mungkin kedalam krus penyaring yang telah ditara, cuci dengan sedikit air yang agak diasamkan dengan asam nitrat p. keringkan endapan pada suhu 110 hingga bobot tetap. Hitung nomalitas larutan. Selama pengenceran terlindung dari cahaya. FI Ed.IV Hal.1218 Perak nitrat Tiap 1000 ml larutan mengandung 16,99 g AgNO3 (BM 169,87) Pembuatan laritkan lebih kurang 17,5 g perak nitrat p dalam 1000 ml air Pembakuan timbang saksama lebih kurang 100 mg natrium klorida p, yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 110 selama 2 jam, dalam gelas piala150 ml, larutkan dalam 5 ml air dan tambahkan 5 ml asam asetat p, 50 ml methanol p dan 3 tetes eosin ylp. Aduk dengan pengaduk magnetik, dan titrasi dengan larutan perak nitrat. Hitung normalitas larutan.

Pustaka

: 1) FI Ed.III Hal.750 2) FI Ed.IV Hal. 1218

Alat dan bahan

: Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Neraca analitik Pipet Labu tentukur Bekker glass Buret Erlenmeyer

Bahan 1. AgNO3 2. Aquadestillata

Cara kerja

: 1. Timbang AgNO3 sebanyak 8,75 g 2. Larutkan dalam 500 ml air pada bekker glass 3. Masukkan kedalam labu tentukur

Perhitungan dan data : Untuk 1000 ml air diperlukan 17,5 g AgNO3 Untuk 1000 ml air diperlukan : 500 17,5 g = 8,75 g AgNO3 1000 Volume NaCl 5 ml N= Berat AgNO3 8,9601 g

W = 8,9601 = 0,1054 N BM 0,5 169,87 0,5

Kesimpulan

: Untuk pembuatan 500 ml AgNO3 yang ditimbang adalah 8,75 g Normalitas larutan 0,1054 N

Judul percobaan

Titrasi Argentometri

Metode

Pengendapan

Prosedur

` FI Ed.III Hal.404 Natrii chloride infundibilium Infus intravenus natrium klorida Larutan garam foal

Penetapan kadar : lakukan penetapan menurut cara yang tertera pada natrii chloridum menggunakan 25,0 ml

Natrii Chloridum Natrium Klorida

Penetapan kadar :

Timbang saksama 250 mg, larutkan dalam 500 ml air, titrasi dengan perak nitrat 0,1N menggunakan indicator larutan kalium kromat p 1ml perak nitrat 0,1N setara dengan 5,844mg NaCl

Pustaka

: FI Ed.III Hal.404

Cara kerja

: 1. Dalam erlenmeyer masukkan NaCl infus 25 ml 2. Masukkan indikator kalium kromat 3. Titrasi dengan AgNO3 0,1N sehingga terbentuk endapan merah bata

Alat dan bahan

: Alat 1. 2. 3. 4. 5. Erlenmeyer Klem Buret Gelas piala Pipet

Bahan 1. NaCl 2. AgNO3 3. Aquadestillata

Anda mungkin juga menyukai