Anda di halaman 1dari 14

KERACUNAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (Pewarna dan Pengawet Makanan)

Kelompok 11
Shinta Y.Kumambong Sulastri Bilotango Suzy A.S Hardjo Try Oktavia Djabar Van Erik Blathan

Jurusan Farmasi 2009-2010

Bahan tambahan makanan


Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simpan.Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan. Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva).Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.

Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal.
( Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Pewarna makanan
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Bahan pewarna makanan terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni pewarna makanan alami dan pewarna buatan (sintetis). Pewarna makanan alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna oranye-merah). Pewarna alami umumnya aman dipergunakan dan tidak menimbulkan efek samping. Pewarna alami yang aman itu dari bahan alami seperti kunyit, daun suji, tomat, cabe merah, dan bahan-bahan alami lainnya. Sedangkan pewarna buatan atau sintetis untuk makanan diperoleh melalui sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yakni : tartrazin, sunset yellow (untuk warna kuning), allura, eritrosin, amaranth (warna merah), dan beberapa pewarna buatan lainnya. Namun, ada juga pewarna makanan buatan yang tidak aman dan tidak layak untuk dikonsumsi. Seperti Rhodamin B dan metanil yellow yang sebenarnya merupakan pewarna tekstil yang dilarang penggunaannya dalam produk-produk pangan.

Penyalahgunaan pewarna makanan


Rhodamin B Rhodamin B ini biasanya dipakai dalam pewarnaan tekstil dan kertas. Rhodamin B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai jenis makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan lain-lain. Ciri-ciri makanan yang diberi Rhodamin * Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik. * Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun). * Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya. * Baunya tidak alami sesuai makanannya. Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar Rhodamin B : 1. Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan. 2. Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit. 3. Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata. 4. Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah muda.

Metanil Yellow Metanil Yellow juga merupakan salah satu zat pewama yang tidak diizinkan untuk ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellow digunakan sebagai pewama untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan cat lukis. Metanil juga biasa dijadikan indikator reaksi netralisasi asam basa. Oleh karena itu sebaiknya konsumen sebelum membeli makanan dan minuman, harus meneliti kondisi fisik, kandungan bahan pembuatnya, kehalalannya melalui label makanan yang terdapat di dalam kemasan makanan tersebut agar keamanan makanan yang dikonsumsi senantiasa terjaga. Metanil yellow dapat menyebabkan iritasi mata, kerusakan hati, tumor, dan Kanker jika bahan tersebut terakumulasi di dalam tubuh.

Pengawet Makanan
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi,cendawan.

Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan pengawet Pengawetan pangan disamping berarti penyimpanan juga memiliki 2 (dua) maksud yaitu : 1. menghambat pembusukan dan 2. menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Penggunaan pengawet dalam produk pangan dalam prakteknya berperan sebagai antimikroba atau antioksidan atau keduanya. Jamur, bakteri dan enzim selain penyebab pembusukan pangan juga dapat menyebabkan orang menjadi sakit, untuk itu perlu dihambat pertumbuhan maupun aktivitasnya.
Jadi, selain tujuan di atas, juga untuk memelihara kesegaran dan mencegah kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam makanan tersebut. Bahan pengawet yang diizinkan digunakan dalam makanan dalam kadar tertentu adalah Asam Benzoat, Ca-benzoat, Sulfur dioksida(SO2),Asam Propionat. Asam Sorbat, Etil p-Hidroksi Benzoat,dll.
.

Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan


Ca-benzoat Terdapat pada sari buah, minuman ringan,minuman anggur manis,ikan asin. Dapat menyebabkan reaksi merugikan pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin. Sulfur dioksida(SO2) Sari buah,buah kering,kacang kering, sirup, acar. Dapat menyebabkan pelukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi. Ca- / Na-propionat Terdapat pada roduk roti dan tepung.Mengakibatkan migrain, kelelahan, kesulitan tidur. Na-metasulfat Terdapat pada produk roti dan tepung.Dapat menyebabkan alergi kulit Natamysin Terdapat pada produk daging dan keju.Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit K-asetat Makanan asam.Dapat merusak fungsi ginjal BHA (Butil Hidroksi Anisol) Terdapat padadaging babi segar dan sosisnya, minyak sayur, shortening, kripik kentang, pizza beku.Menyebabkan penyakit hati dan kanker.

Penyalahgunaan pengawet
Formalin Formalin yang dicampurkan pada makanan jelas-jelas menjadi racun bagi tubuh kita. Ini namanya penyalahgunaan, dan kalau disengaja oleh pembuatnya maka termasuk perkara pidana atau kriminal. Fungsi formalin adalah sebagai pembunuh kuman sehingga kerap dimanfaaatkan untuk: pembersih lantai, kapal, gudang, pakaian pembasmi lalat dan berbagai serangga lain bahan pengawet pada pembuatan sutra sintetis zat pewarna cermin kaca, bahan peledak bahan pengawet produk kosmetika (dalam jumlah amat kecil) bahan pengeras kuku cairan pembalsam atau pengawet mayat! Lihatlah, tak satu pun fungsi formalin untuk makanan! Tak heran banyak kasus gangguan kesehatan mulai dari gangguan pencernaan sampai kanker, bahkan yang fatal, kematian terjadi karena penyalahgunaan formalin untuk makanan. Waspadalah!

Beberapa contoh produk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya 1. Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. 2. Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. 3. Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. 4. Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah basi. Bahaya Formalin Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).

Boraks
Selain formalin, yang banyak disalahgunakan untuk bahan tambahan makanan adalah Natriumtetra Boraks (asam borat) atau yang kita kenal sebagai boraks, atau orang sering menyebutnya sebagai bleng, garam bleng atau pijer, juga merupakan racun bagi tubuh kita; bukan bahan tambahan makanan! Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air. Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.

Ciri makanan berboraks Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratotium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak. Berikut merupakan ciri-ciri dari beberapa contoh pangan yang memakai borax Bakso * Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks. * Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. * Tahan lama atau awet beberapa hari * Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah. * Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. * Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel. Gula Merah * Sangat keras dan susah dibelah. * Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.

Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit : berikan arang aktif ( norit ) bila tersedia. Jangan melakukan rangsang muntah pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit : lakukan bilas lambung ( gastric lavage ), berikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya dilakukan tindakan endoskopi). Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna dapat dilakukan tindakan endoskopi. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis metabolik berat pada korban.

Tips mengidentifikasi untuk menghindari makanan berpengawet dan pewarna berbahaya


1. Pilihlah produk pangan yang mencantumkan secara jelas jumlah BTP (bahan tambahan pangan) yang digunakan, serta batas aman konsumsi harian. Amati keberadaan kandungan BTP berbahaya yang bisa merusak kesehatan. 2. Perhatikan ciri fisiknya .Tahu, tempe,ikan serta makan yang berformalin biasanya tidak dihinggapi lalat. Jadi, jangan keburu jijik bila lalat ikut nimbrung pada belanjaan Anda. 3. Bahan pangan yang berwarna terlalu mencolok, atau yang warnanyna jauh berbeda dari aslinya, kemungkinan besar telah ditambahi zat perwarna. 4. Pilihlah produk yang telah terdaftar di Badan POM dan sudah terdaftar DepKes (lihat no DepKes) 5. Pilih makanan yang bersertifikat Halal (perlu diketahui, tidak selamanya produk yang mencantumkan tulisan halal di kemasan telah teruji dan terdaftar di BPPOM MUI).

Terima Kasih.^_^

Anda mungkin juga menyukai