Anda di halaman 1dari 28

r

BIBLIOTHEEK KITLV

0035 5816

ACEH

^ Indonesia

Peta Daerah Istimewa Aceh

I. GEOGRAFIS
Daerah lstimewa-|,Aceh terletak di ujung Barat Laut pulau Sumatra pada 20 - 6 L.U. dan 95 - 98 B.T. Luas daerah 5.539.000 Ha dengan perincian :

Luas (ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Hutan Tanah pertanian Perkebunan besar Perkebunan rakyat Perikanan darat Padang rumput/alang2 Danau, sungai, dll Kota dan kampung 4.130.000 233.698 124.033,8 182.959 16.644 432.000 364.655,2 55.000 5.539.000

% 74,56. 4,22 2,25 3,30 0,30 7,80 6,58 0,99 100

c Tinggi rata-rata 125 M di atas permukaan laut, terdapat 119 pulau, 35 gunung, 73 sungai dan 2 buah danau, yaitu Danau Laut Tawar dan Danau Aneuk Laot.

II.

PEMERINTAHAN

Daerah Istimewa Aceh dibagi dalam 10 Daerah Tingkat I I , yaitu 8 Kabupaten dan 2 Kotamadya, 136 Kecamatan, 591 Kemukiman dan 5.564 Desa/Kampung. Daerah Tingkat II tersebut adalah ;
Kabupaten/ Kotamadya Jlh Kec. (bh) 2 4 13 23 23 16 9 9 19 18 Luas Jlh Jlh Desa Penduduk Daerah (km2) (bh) (jiwa) 18 88 595 948 1.423 737 166 229 762 497

No.

Ibukota

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Sabang Banda Aceh Aceh Besar Pidie Aceh Utara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Tenggara Aceh Barat Aceh Selatan

200 Sabang 25.653 71 Banda Aceh 142.818 2.969 Jantho 197.181 3.415 Sigli 369.148 4.755 Lhokseumawe 696.531 7.760 Langsa 488.938 5.575 Takengon 177.195 175.280 9.635 Kutacane 252.059 12.100 Meulaboh 299.682 8.920 Tapaktuan

III.
1.

SUB SEKTOR PERHUBUNGAN


PERHUBUNGAN DARAT

Angkutan darat di daerah ini relatif sudah berjalan lancar bahkan sampai ke pelosok-pelosok desa dibandingkan dengan keadaan beberapa tahun yang lalu, kecuali beberapa daerah yang masih terisolir seperti ke Lokop, Biang Kejeren dan Singkil. Usaha pembangunan jalan baru dan peningkatan fasilitas dan sarana perhubungan lainnya untuk menembus isolasi daerah terus digalakkan oleh Pemerintah Daerah dalam Pelita IV ini, terutama Aceh bagian tengah. Panjang jalan seluruhnya di Daerah Istimewa Aceh adalah 6.945 KM, terdiri dari : a. Jalan Negara, menghubungi pantai Utara dan Timur dari Banda Aceh Sigli Lhokseumawe Langsa perbatas, an Sumatra Utara sepanjang 492 KM. jalan Propinsi, meliputi ruas jalan yang menghubungi : Banda Aceh Meulaboh Tapaktuan perbatasan Sumatra Utara 616 KM Bireun Takengon Biang Kejeren 94,2 KM Kutacane perbatasan Sumatra Utara 86 KM Beureunun Tangse Geumpang 32 KM Banda Aceh Krueng Raya 14 KM Banda Aceh - Biang Bintang 8,4 KM Langsa Kuala Langsa 62 KM Meulaboh Tutut Simpang Peut Jeuram Beutong Ateuh 76 KM 42 KM Kuala Tuha Lamie Rundeng Subulussalam 18 KM Keliling Pulau Weh Sabang 32 KM Keliling danau Laut Tawar Takengon 48 KM dan beberapa ruas jalan pendek lainnya. Disamping ruas jalan Propinsi tersebut di atas, dewasa ini ini sedang dibangun/ditingkatkan ruas jalan yang menghubungi : Geumpang Tutut (Pidie Aceh Barat) 70 KM Peureulak Lokop (Aceh Timur) 87 KM Lokop Biang Kejeren (A. Timur A. Tenggara) 100 KM BI. Kejeren BI. Pidie (A. Tenggara A. Selatan) 95 KM

b.

Penanggalan - Gosong Telaga Singkil (A. Selatan) Seulimeum - Keumala (A. Besar Pidie) Biang Bintang - Krueng Raya (A Besar) c.

86,5 KM 45 KM 22,4 KM

Jalan Kabupaten/Kotamadya, panjang jalan seluruhnya 4.489 KM yang menghubungi Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan dan sentra-sentra produksi. Kondisi jalan Kabupaten/Kotamadya ini pada umumnya dalam keadaan kurang mantap. PERHUBUNGAN UDARA

2.

Di daerah ini terdapat 1 lapangan terbang utama yaitu pelabuhan udara Biang Bintang (16 KM dari Banda Aceh) dan 7 lapangan terbang perintis/khusus, masing-masing di Tapaktuan, Meulaboh, Sinabang dan Sabang, di Lhokseumawe milik PT. Arun, Tanjung Seumantok dan Singkil milik PT. Socfindo. Hubungan udara Banda Aceh Medan Jakarta dilayani oleh Garuda dengan pesawat F 28 dan DC 9 dalam 1 minggu 14 kali. Penerbangan perintis dilayani oleh Merpati dengan rute penerbangan : Medan Tapaktuan Meulaboh Sinabang Biang Bintang/Banda Aceh Sabang. Medan Lhokseumawe Biang Bintang/Banda Aceh. 3. PERHUBUNGAN LAUT

Di Daerah Istimewa Aceh terdapat 11 buah pelabuhan yang keadaannya relatif kurang baik. Pelabuhan-pelabuhan utama di daerah ini yang keadaannya agak memadai antara lain Malahayati Krueng Raya, Meulaboh, Sabang, Lhokseumawe dan Kuala Langsa. Hubungan laut reguler di daerah ini dilaksanakan oleh : Pelayaran perintis, menghubungi pelabuhan pantai Barat dan Selatan dengan Sibolga/Sumatra Utara dan Teluk Bayur/Sumatra Barat. Pelayaran ferry, menghubungi Ulee Lheue Sabang dan Meulaboh Sinabang. Hubungan laut melalui pelabuhan utama di daerah ini langsung keluar negeri belum berjalan dengan baik. Kecuali untuk ekspor komoditi tertentu seperti kayu gergajian, minyak kelapa sawit, pupuk dan semen yang dilaksanakan melalui pelabuhan khusus perusahaan bersangkutan, pada umumnya ekspor ko-

moditi non migas daerah ini masih dilaksanakan melalui pelabuhan Bclawan. Pada saat ini sedang dibangun pelabuhan baru di Krueng Geukeuh - Lhokseumawe yang nantinya diharapkan akan merupakan pelabuhan ekspor utama Daerah Istimewa Aceh. 4. TELEKOMUNIKASI

Beberapa kota di Daerah Istimewa Aceh telah memiliki sambungan telepon otomat, yaitu Banda Aceh, Sabang, Sigli, Bireun, Lhokseumawe, Langsa dan Kuala Simpang.

Ferry yang menghubungkan daratan Aceh dengan Sabang di pulau Weh. IV. POTENSI DAN HASIL PRODUKSI DAERAH

Daerah Istimewa Aceh mempunyai potensi dan sumber daya alam yang cukup besar baik dalam sektor pertanian, perindustrian, pertambangan maupun pariwisata sebagai sumber penghasil devisa non migas. Namun karena berbagai keterbatasan prasarana dan sarana penunjang, potensi dan sumberdaya alam tersebut masih sangat terbatas yang dapat diusahakan. Sebagai gambaran keadaan potensi dan hasil produksi daerah ini yang telah dapat dikembangkan adalah sebagai berikut : 1. a. SEKTOR PERTANIAN Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan

Perkembangan produksi sub sektor pertanian tanaman pangan dalam periode 5 tahun terakhir, yaitu sampai dengan tahun 1985 adalah sebagai berikut :
Jenis Komoditi Padi K. Tanah K. Hijau K. Kedele Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Sayur2an Buah2an Produksi (ton) 1980 1981 1982 1983 1984 1985

812.194 914.305 5.577 9.827 1.429 1.221 4.566 14.597 3.180 3.675 44.591 40.183 12.781 12.321 74.496 53.281 189.800 169.364

948.960 978.411 1.000.370 1.002.170 9.301 12.974 14.091 8.040 2.251 2.379 2.464 2.105 28.691 42.809 20.048 48.569 5.968 3.881 3.809 6.115 50.284 73.285 42.541 56.739 17.246 24.037 14.547 24.200 55.347 68.042 57.740 69708 111.981 118.574 170.147 172.967

Selama periode 1980 s/d 1985 produksi gabah mengalami kenaikan sebesar 23,39 %, sedangkan konsumsi meningkat rata-rata 3,11% per tahun yang berarti terjadi surplus gabah setiap tahunnya. Jumlah surplus gabah selama periode 1980 - 1985 seluruhnya sebesar 1.467.975 ton atau ratarata mencapai 244.662,5 ton per tahun. b. Sub Sektor Perkebunan Perkembangan produksi sub sektor perkebunan (perkebunan besar dan perkebunan rakyat) selama periode 1980 - 1984 adalah sebagai berikut :
Jenis Komoditi Karet : - P. Rakyat P. Besar Kelapa K. Sawit : Minyak - Inti Kopi Cengkeh Pala Jambu Mete Lada Pinang Produksi (ton) 1980 1981 1982 1983 1984

10.132 5.167 69.940 52.522 8.321 24.571 1.869 1.867 8 32 7.813

8.955 5.480 70.317 62.597 9.560 23.581 4.170 1.857 19 14 10.103

10.359 5.540 65.376 69.856 10.637 27.210 2.899 2.170 35 14 9.783

10.658 5.306 122.599 68.445 11.448 36.541 7.182 2.164 47 8 10.039

12.405 5.296 67.229 87.875 17.330 22.586 5.127 2.147 51 14 9.532

Jenis Komoditi Randu Kemiri Cokelat Tebu : - P. Rakyat - P Besar Tembakau Nilam

Produksi (Ton) 1980 377 4.610 1,3 5.821 6.536 2.833 261 1981 495 4.588 4,35 5.935 7.492 1.436 *0 1982 709 3.183 10,16 5.651 6.428 4.709 206 1983 880 33.348 9,34 11.402 7.607 1.372 350 1984 903 34.235

11.020 10.922 1.665 228

Selama periode 1980 1984, luas areal tanam perkebunan besar meningkat dari 251.379,61 Ha menjadi 315.744,06 Ha, yang terdiri dari : - Perkebunan rakyat 259.854,0 Ha (82,30) - Perkebunan Negara/Patungan 37.817,86 Ha (11,98) - Perkebunan Swasta Nasional 18.072,20 Ha ( 5,72) Usaha perkebunan besar baik Perkebunan Besar Negara/Patungan maupun Perkebunan Besar Swasta Nasional, umumnya jenis budidaya yang diusahakan adalah karet dan kelapa sawit, kecuali PT. Perkebunan IX yang mengusahakan komoditi tebu. Jumlah HGU Perkebunan yang telah diberikan kepada badan usaha negara/swasta seluruhnya berjumlah 54 buah dengan luas areal mencapai 112.939,02 Ha, terdiri dari : - Perkebunan Negara/Patungan 55.422,67 Ha (49,07) - Perkebunan Swasta Nasional 57.516,35 Ha (50,93) Perkembangan luas HGU, luas tanam dan kelas kebun beberapa Perkebunan Besar Negara/Patungan dan Swasta Nasional di daerah ini menurut keadaan tahun 1984 :
Nama Perusahaan Lokasi Kebun Luas H.G.U. (ha)
LUJS

Tanam (ha) 21.505,06 4.532,0 11.960,0

Jenis Kmdt

Kls Kbn/ Ktr.

PT. P 1 PT. P IX PT. Socfindo

PT. Desa Jaya PT. Arco PT. Bahruny PT Gotongroyong

A. A. A. A. A. A. A.

Timur 29.042,58 Utara 7.890,90 Timur 18.489,39 Barat Selatan Timur 2.543,62 Timur 2.230,97 1.012,0 1.582,86

Karet, 1 Sawit 1 Tebu K. Sawit 1

1.081,19 1.485,41 748,40 139,25

A. Timur Pidie

Karet Karet, Sawit Karet Coklat

II II II III

Nama Perusahaan PT. P Bahrum PT. Dharma Agung PT. Bapco PT. Betami PT. Semadam PT. Parasawita PT. P.P.P.

Lokasi Kebun A . Utara A. Timur A. Timur A. Timur A . Timur A. Timur A. Timur

Luas H.G.U. (ha) 253,0 838,89 1.124,70 1.790,81 843,0 2.963,43 3.000,0 1.558,0 581,5 581,5 820,64 549,0 849,90 956,80 3.500,0 1.761,14 963,8 4.445,80 300,0 1.360,0 1.296,86 7.200,0 2.825,0 2.004,0

Luas Tanam (ha) 59,18 524,81 455,42 998,42 624,87 1.261.0

Kmdt Karet Karet, Sawit Karet Karet Karet, Sawit Karet, Sawit Saw t v (baru) Karet Karet, Sawit Karet, Sawit Sawit Karet Karet Karet Karet, Sawit Sawit Sawit Karet Kelapa Sawit Sawit Sawit Karet Karet

Kls Kbn/ Ktr. Ill III III III III III V III III III III IV IV IV IV IV IV IV IV V Baru Baru V Baru

PT. Pati Sari PT. Nilam Wangi PT. Surya Mata le PT. Sri Kuala PT. Alur Gantung NV. Damar Siput PT. Patria K . m o u

A. Timur

1.181,17 411,3 284,5 805,3 192,82 649,0 277,0 438,3 1.466,64 664,0 472,97 250,0 300,0 10,0 65,0 278,91 526,0

PT. Sumber Asih PT. PD Sari PT. Telagasan Indah A. Barat PT. Granada Bahari PT. Biang Kolam A. Timur PT. Timbang Langse " PT. Wirya Perca PT. Usaha Semesta Jaya PT. Satya Agung A. Utara

Dalam upaya mempercepat peningkatan produksi perkebunan, perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani serta meningkatkan penerimaan devisa negara, dewasa ini sedang dilaksanakan perluasan perkebunan melalui pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dengan luas areal direncanakan/dicadangkan 82.883,61 Ha, yaitu:

Proyek/ Pengelola NES 1 - PT. P 1 PIR S U S - P T P 1 P I R - P T PI PIR S U S - P T . P V PIR Swadana PT Socfindo

Lokasi Dati II A. Timur A. Timur A. Selatan A. Barat A. Utara A. Barat A. Selatan

Luas Areal/Ha 13.000 8.500 9.400 42.800 9.183,61

Jenis
Komoditi Karet K. Sawit K. Sawit Karet K. Sawit

Perkembangan nilai ekspor komoditi perkebunan Daerah Istimewa Aceh selama periode 1981 - 1985 adalah sebagai berikut:
Jenis Komoditi Nilai Ekspor (Ribuan US. $) 1981 1982 1983 1984 1985

Kopi 20.658,72 16.774,46 29.089,29 34.282,36 38.396,54 612,73 2.902,8 Karet 2.589,47 4.832,71 5.196,96 M/l Sawit 5.467,29 2.163,03 3.162,37 93,09 1.907,36 135,2 1.023,61 M. Nilam 54,0 108,0 212,52 M/B. Pala 36,62 153,32 382,50 382,50 584,15 Pinang 337,09 724,24 887,24 453,32

c.

Sub Sektor Perikanan Perkembangan produksi sub sektor perikanan di Daerah Istimewa Aceh selama periode 1980 - 1984 sebagai berikut:
Produksi (ton) Jenis Komoditi 1980 55.651 16.071 1981 1982 1983 1984

Perik. Laut Perik. Darat

57.328 16.412

58.675 18.764

59.916 20.400

61.364 21.895

Daerah ini mempunyai kesempatan yang luas untuk penanaman modal dihidang perikanan, baik perikanan laut maupun budidaya tambak. Jenis ikan komersial yang paling utama adalah ikan tuna, cakalang, tongkol, cumi-cumi, udang dan ber-

bagai jenis ikan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tahun 1983, potensi perikanan daerah ini menunjukkan angka sebagai berikut: Uraian Pelagis: Standing stock Potensi lestari Damersal: Standing stock Potensi lestari Perikanan darat: Perairan umum Budidaya: + Tambak bandeng + Tambak udang Potensi

152.750 ton 56.360 ton 67.360 ton 33.685 ton 3.000 ton 10.000 ha 100.000 ton

Fasilitas yang menunjang cuku^ memadai, antara lain terdapat 1 buah galangan kapal milik PT. Koja (ex KP3BS) di Sabang, dan 4 buah cold storage yaitu PT. Samudra Besar (900 ton) di Sabang, PT. Surya Aceh dan PT. Inecda di Lhokseumawe dan CV. Bintang Mas di Langsa. Untuk mempercepat usaha peningkatan produksi perikanan terutama udang sebagai salah satu komoditi utama ekspor non migas dari Daerah Istimewa Aceh, dewasa ini sedang dikembangkan program Intensifikasi Tambak (Intam) di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan Aceh Timur. Luas areal program Intensifikasi Tambak ini dalam tahun 1985/1986 direncanakan seluas 2.705 Ha. Perkembangan volume dan nilai ekspor udang dari daerah ini selama periode 1980-1985 adalah: Volume (Ton) 294,121 158,582 215,597 239,446 254,599 308,868 Nilai Ekspor (US$) 1.941.399,67 1.263.834,29 1.978.157,66 2.144.884,84 2.282.750,92 2.813.544,81

Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985

Dalam tahun 1985 dari sub sektor perikanan ini telah dikembangkan ekspor k o m o d i t i baru, yaitu minyak hati ikan hiu sebanyak 3.060 kg dengan nilai US $ 16.615,60. d. Sub Sektor Peternakan Selama periode 1 9 8 0 - 1 9 8 5 perkembangan populasi ternak di Daerah Istimewa Aceh menunjukkan angka sebagai berikut:

Jenis Ternak Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Ayam (000) Itik (000)

Jumlah Populasi (ekor) 1980 330.474 355.163 15.914 278.194 116.683 4.238,5 1981 342.852 380.995 14.627 303.675 127.775 4.457,9 1982 350.465 384.182 14.782 310.873 131.685 5.145,3 1983 358.561 389.524 15.086 316.971 139.732 5.427,4 1984 371.024 412.670 16.542 347.772 141.227 6.969,7 1985 383.898 437.182 18.138 381.540 142.738 8.951,6

1.921,7 2.274,5 2.356,6 2.481,6 2.531,2 2.581,5

Hasil ternak daerah ini belum dapat diekspor, pemasarannya masih untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah dan dalam jumlah terbatas dikirim ke daerah Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat. Konsumsi daging daerah ini rata-rata perkapita dalam tahun 1985 sebanyak 3,81 kg. Perkembangan produksi daging dan telur daerah ini selama periode tahun 1 9 8 0 - 1 9 8 5 adalah: Produksi (Ton) 1980 7.702 4.665 1981 7.922 5.402 1982 8.803 5.741 1983 9.952 6.257 1984 1985

Jenis Komoditi Daging Telur

10.317 10.695 6.865 7.531

Ditinjau dari segi luas daerah, kepadatan ternak terutama ternak sapi dan kerbau rata-rata per KM2 adalah 15 ekor dan dibandingkan dengan luas padang rumput/alang-alang seluas 432.000 ha, maka perbandingannya adalah 1 : 2 (berarti 1 Ha lahan untuk 2 ekor sapi atau kerbau).

Salah satu areal tambak udang di Kabupaten Pidie

Pengembangan peternakan dalam bentuk penanaman modal untuk usaha ternak potong dan bibit, makanan ternak, dan lain-lain akan dikembangkan di Daerah Tingkat II Aceh Besar, Aceh Utara dan Aceh'Timur.

Sub Sektor Kehutanan Daerah Istimewa Aceh dengan luas 5.530.000 ha mempunyai luas areal hutan 4.130.000 Ha (74,56%). Dilihat dari tata guna hutan, areal hutan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: hutan lindung dan suaka alam 1.718.206 ha Hutan produksi: + produksi terbatas 188.350 ha + produksi tetap 1.375.704 ha + dapat dikonversi 192.750 ha peruntukan lainnya 654.990 ha Hampir seluruh hutan terdiri dari hutan tropis basah (tropical rain forest), dengan jenis kayu komersial antara lain kayu seumantok, meranti, keruing, kapur, damar laut, damar siput, merbau, jelutung, medang, pinus, bakau dan berbagai jenis kayu lainnya. Disamping itu terdapat pula berbagai jenis hasil hutan ikutan lainnya seperti rotan, damar, jernang, gondorukem, kayu gaharu, dan sebagainya. Kegiatan usaha eksploitasi hasil hutan dilaksanakan oleh

e.

perusahaan yang telah mendapat izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang berstatus PMDN dan PMA. Sampai dengan tahun 1983 luas areal HPH seluruhnya adalah 2.001.500 ha dengan perincian sebagai berikut: Memiliki SK. HPH 20 buah = 1.494.500 ha Memiliki Forestry Agreement 2 buah = 339.000 ha Belum ada Forestry Agreement 2 buah = 168.000 ha Eksploitasi hasil hutan ini umumnya diarahkan untuk tujuan ekspor (dalam bentuk kayu olahan) dan sebagian kecil untuk memenuhi kebutuhan lokal. Perkembangan industri hasil hutan di daerah ini adalah sebagai berikut: Integrated Plywood Industry 2 buah Sawmill Industry 13 buah Kilapg Penggergajian kayu/kozen +250 buah Pulp and Paper Industry 2 buah Selain dari itu terdapat 3 buah industri plywood di Sumatera Utara yang lokasi HPH-nya berada di Daerah Istimewa Aceh. Perkembangan nilai ekspor kayu log, kayu olahan (kayu gergajian, plywood, pulpwood, veneer), kayu/arang bakau dan hasil hutan ikutan lainnya dari Daerah Istimewa Aceh selama periode 1981-1985 adalah sebagai berikut:

Jenis Komoditi 1981

Nilai Ekspor (ribuan US $) 1982 1983 1984 1985

Kayu log Kayu gergajian Plywood, dan lain-lain Rotan Manau Rotan Saga Jernang Kayu/Arang Bakau

15.756,41 23.545,90

4.036,95 5.815,24

329,22 441,54 5.805,00 8.765,97 2.034,35

7.097,19 2.406,50 3,00

2.037,63 .1.089,54 202,08 32,63 0,31 700,22 109,03

272,15 0,54 290,69 0,72 326,16 45,34 8,20 576,39

724,15

Dengan adanya larangan ekspor kayu log, maka sejak tahun 1982 baik volume maupun nilai ekspor hasil hutan menurun secara drastis.

Pemanfaatan areal hutan untuk pembangunan sektor lain.

SEKTOR PERINDUSTRIAN Kegiatan perindustrian di Daerah Istimewa Aceh terutama industri besar dan menengah belum begitu berkembang, umumnya masih terbatas pada usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri yang mengolah hasil-hasil pertanian dalam skala usaha yang relatif kecil. Kehadiran beberapa industri dasar/hulu seperti Kilang LNG, Pabrik Pupuk, Pabrik Semen dan Pabrik Kertas (masih dalam tahap konstruksi) belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha di daerah ini, namun telah membawa prospek yang cerah bagi perkembangan industri dimasa-masa yang akan datang. Perkembangan sektor industri (jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerja) dalam tahun 1984 dan 1985 adalah sebagai berikut:
Tahun 1984 Jenis Industri Kimia Dasar Aneka Industri Industri Kecil Formal - Non Formal Jumlah Perusahaan 6 36 7.319 10.362 Jumlah T. Kerja 2.949 4.595 35.651 25.286 Tahun 1985 Jumlah Perusahaan 7 35 7.473 Jumlah T. Kerja 3.890 4.453 37.520 10.929

2.

Jumlah nilai investasi, nilai bahan baku, nilai produksi dan nilai tambah yang dihasilkan selama tahun 1984 dibandingkan dengan tahun 1985 adalah sebagai berikut: Uraian Nilai Investasi Nilai Bahan Baku Nilai Produksi Nilai Tambah Nilai thn. 84 (Rp. juta) 1.098.810,08 124.445,46 313.735,72 189.290,26 Nilai thn. 85 (Rp. juta) 1.503.754,25 188.949,74 395.859,72 260.909,98 Kenaikan

%
36,85 51,83 26,18 9,77

Jenis-jenis komoditi penting hasil industri dari Daerah Istimewa Aceh antara lain:

Jenis Komoditi

Nama Perusahaan & Lokasi

1.LNG & Condensate PT. Arun NGL Lhokseumawe 2.Pupuk PT. Asean Aceh Fertilizer Lhokseumawe PT. Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe 3. Semen PT. Semen Andalas Indonesia B.Aceh 4. Kertas PT. Lontar Papyrus Paper Ind. Langsa PT. Kertas Kraft Aceh Lhokseumawe 5. Lem/Urea ForPT. Dyno Mugi Langsa maldehyde PT. Gruti Langsa 6. Plywood PT. PPI Langsa PT. Pemegang HPH 7. Kayu Gergajian 8. Kayu Arang Bakau PT. Kabindo Langsa Petani Arang Aceh Timur 9. Minyak/Inti Sawit PT. Perkebunan 1 Langsa PT. Socfmdo Aceh PT. Mopoli Raya K. Simpang PT. Perkebunan 1 Langsa 10. Karet/ Crumb Rubber PT. Rimba Citra Andhika Meulaboh

Jenis Komoditi 11. Gula 12. Minyak Nilam

Nama Perusahaan & Lokasi PT. Perkebunan IX Cot Girek PGM Silihnara Takengon PT. Aceh Distilling Industri T. Tuan PT. Yustica Wangi Takengon PT. Gecis Matra Indonesia Lhokseumawe PT. Aceh Distilling Industri T. Tuan CV. Armana Kutacane PT. Surya Aceh Lhokseumawe PT. Inec da Lhokseumawe PT. Tenaga Tani Farma Banda Aceh

13. Minyak Pala 14. Terpentin 15. Udang Beku 16. Jamu Aceh

Barang-barang hasil industri kecil dan kerajinan rakyat dari daerah ini adalah lain:

Zona Industri Lho Seumawe di malam hari

Jenis Komoditi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Minyak Kelapa Kecap Dendeng Garam Sabun Cuci Gula Tebu Rakyat Emping Melinjo Pisang Sale Tikar Pandan

Daerah Penghasil Seluruh Daerah Tingkat II Banda Aceh dan Langsa Banda Aceh Aceh Besar, Pidie.dan Aceh Utara Banda Aceh Aceh Tengah Daerah Tingkat II Pidie Aceh Timur dan Aceh Barat Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur & Aceh Tenggara Aceh Besar Seluruh Daerah Tingkat II Pinto Aceh, miniatur rencong, dsb Hiasan dinding, kaligrafi, dll Rencong, pisau, parang, dsb Tikar, keranjang, topi, tudung saji, hiasan dinding, dsb. Hiasan tempat pengantin, tikar duduk, hiasan dinding, taplak me-! ja, sarung bantal, sprei, mukena.

10. Tali Sabut 11. Bahan Bangunan 12. Hasil Kerajinan Tangan: - Kerajinan mas/ perak - Ukiran kayu - Pandai besi - Anyaman rotan/ pandan - Sulaman/bordir

Kopiah

Hasil kerajinan tangan dari emas

3.

SEKTOR P E R T A M B A N G A N D A N ENERGI

Daerah Istimewa Aceh mempunyai sumber bahan tambang dan galian yang cukup potensial, terdiri dari: Minyak dan Gas Bumi Bahan Logam/ : Bukan Logam Bahan Galian Industri emas, tembaga, biji besi, timah hitam, batu Dara, mangaan, meicury, molibdenum, platina, seng dan chrom. : batu kapur/gamping, dolomit, belerang, marmar, mika, oker, kaolin, gips, basalt,

granit, lempung, pasir kwarsa, trass, talk dan sebagainya. Potensi pertambangan ini sebagian ada yang sudah diusahakan, ada yang sudah disurvey, dan ada yang belum disurvey sehingga belum diketahui jumlah cadangan/depositnya. Yang sudah diusahakan antara lain: Minyak Bumi : PN. Pertamina di Rantau-Kuala Simpang dan Peureulak di Aceh Timur Gas Alam : PT. Arun N G L di Lhokseumawe Aceh Utara Semen PT. Semen Andalas Indonesia di Lhoknga, Aceh Besar Batu Pecah : PT. Sarena Teguh di Lhokseumawe, Aceh Utara Yang sudah disurvey: Emas Timah Hitam Belerang T u t u t Aceh Barat 8.931.720 M2 L o k o p Aceh Timur 1.781 Ha Sabang 97.825 ton dengan kadar 39,5 - 99,37 %.

Pengolahan bahan-bahan tambang ini masih terbuka kesempatan bagi para investor untuk mengusahakannya.

4.

SUB SEKTOR P A R I W I S A T A

Daerah Istimewa Aceh memiliki berbagai jenis objek wisata yang menarik, baik berupa objek wisata alam, budaya, bahari ataupun objek wisata industri. Akan tetapi karena berbagai keterbatasan prasarana dan sarana penunjang dimasa yang lalu, maka objek-objek wisata di daerah ini belum begitu menonjol dan berkembang sebagaimana halnya dengan daerah-

daerah lainnya di Indonesia. Beberapa objek wisata yang menarik yang terdapat di masing-masing Daerah Tingkat II antara lain Sabang : Teluk Sabang, Danau Ancuk Laot, Pantai Kasih, Pantai Anou Itam, Taman Laut Pulau Rubiah, dan lain-lain. Banda Aceh: Taman Saii (Gunongan, Pinto Khop), Kherkoff, Makam Iskandarmuda, Makam Syiah Kuala, Museum Negeri/Rumoh Aceh, Mesjid Raya, Kampus Darussalam, Pantai Cermin, dan lain-lain. Aceh Besar : Pantai. Lhoknga Lampuuk, Pantai Ujong Batee, Benteng Indrapatra, Benteng Iskandarmuda, Makam Malahayati, Museum Cut Nyak Dien, Perpustakaan Islam Tan oh Abee, dan lain-lain. Pidie Guha Tujoh Laweung, Kolam Mandi Jimj i m , Makam Tgk di Kandang, dan lain-lain. Aceh Utara : Batee lliek, Pantai Ujong Biang, Krueng Simpo, Pusat Kerajaan Islam Samudra Pasee, Zona Industri Lhokseumawe, dsb. Kuala Beukah, Kuala Langsa, bekas Keraja-

Aceh Timur:

an Islam Pereulak, Makam Putri Nurul Ala, dan lain-lain. Aceh Tengah: Danau Laut Tawar, Pemandian Air Panas Simpang Balek, Taman Buru Lingge-Isaq, Pacuan Kuda Tradisional, dan lain-lain. Taman Nasional Gunung Lauser, Taman Lawe Gurah, rafting di Krueng Alas, dll.

Aceh leng- : gara Aceh Barat :

Geurutee, Makam Meureuhom Daya, Makam T. Umar Johan Pahlawan, dan lain-lain Aceh Selatan: Air Terjun Tuwi Lhok dan Tingkat Tujoh bekas Tapaktuan, dan lain-lain.

Kesenian tradisional dan alat musik yang menarik dan populer di Daerah Istimewa Aceh antara lain: Kesenian tradisional : Seudati, Saman, Ranub Lam Puan, Ula-ula Lembing, Laweut, Ratep Meseukat,, Alee Tunjang, dan lain-lain. Seurunee Kalee, Rapa-ii, Geunderang, Gong dan Canang.

Alat musik tradisio- : nal

Krueng Alas di taman nasional Gunung l.ouser yang ganas tapi disukai oleh penggemar "rafting"
Di daerah ini terdapat yang tersebar di berbagai Aceh. Namun hotel-hotel madai sebagai hotel kelas yaitu: sebanyak 117 buah Losmen/Hotei kota di seluruh Daerah Istimewa yang memiliki fasilitas yang mepariwisata masih sangat terbatas,

Banda Aceh

: Hotel Rasa Sayang Ayu Int


Hotel Sultan Hotel Ika Daroy Wisma/Paviliun Seulawah Dewi Plaza

Lhokseumawe

Takengon

Hotel Rcnggali

Disamping i t u terdapat 1 buah Biro Perjalanan Umum dan 3 buah Agen Perjalanan. Biro Perjalanan Umum : Agen Perjalanan : PT. Krueng Wayla Banda Aceh & Lhokseumawe PT. Gasida Banda Aceh PT. Nustra Banda Aceh

V.

PERKEMBANGAN DUNIA USAHA, PERDAGANGAN DAN KOPERASI

1. D U N I A U S A H A

Selama periode 1980-1985, jumlah perusahaan yang terdaftar di Daerah Istimewa Aceh perkembangannya menunjukkan angka sebagai berikut: Tahun Perusahaan Besar 670 695 852 970 1.265 Perusahaan Menengah 2.545 3.632 4.789 5.680 8.034 Jumlah Perusahaan Seluruhnya Kecil 11.277 17.402 18.999 19.407 25.038 14.788 21.729 24.640 26.057 34.335

1980 1981 1982 1983 1985

2.

PERDAGANGAN Daerah Istimewa Aceh mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan ekspor komoditi non migas, pernah mencapai lebih dari 60 macam komoditi yang diekspor dari daerah ini. Sedangkan impor relatif kecil, terbatas pada impor barang-barang modal dan bahan baku untuk keperluan industri. Perkembangan nilai ekspor dan impor selama periode 1980 s/d 1985 adalah sebagai berikut: Nilai Ekspor (ribuan US $) Tahun Non Migas 1980 1981 1982 1983 1984 1985 90.938,1 73.668,7 33.806,0 49.751,5 71.823,8 72.313,5 Migas 1.814.345,5 2.227.918,2 2.284.033,0 2.103.598,7 2.484.542,5 2.256.917,1 Jumlah 1.905.283,6 2.301.586,9 2.317.839,0 2.153.350,2 2.556.366,3 2.329.230,6

KOPERASI Kehidupan perkoperasian di daerah ini telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Selama periode 1980-1985 perkembangan koperasi menunjukkan angka sebagai berikut:

3.

Kantor Pusat Koperasi Unit Desa Banda Aceh

Tahun

Jumlah Koperasi (bh)

Jumlah Anggota (orang)

Jumlah Simpanan (Rp 0 0 0 I

Jumlah Volume Usaha (Rp 000) 21.052.866 40.412.500 59.793.075 67.087.118 56.185.614 31.657.480

Jumlah Hasil Usaha Rp 000)

1980 1981 1982 1983 1984 1985

571 776 833 866 905 931

44.620 63.238 82.210 99.938 118.911 121.047

352.934 646.862 921.486 1.657.842 1.457.310 1.652.792

527.556 546.818 960.127 1.116.392 825.126

VI.

PERBANKAN

Kegiatan perbankan di daerah ini semakin berkembang, baik dilihat dari perkembangan dana maupun fasilitas yang tersedia, yaitu terdapat 9 buah Bank dengan 51 buah Kantor Cabang di semua kota-kota besar di Daerah Istimewa Aceh. Bankbank tersebut terdiri dari: Bank Indonesia, Bank Negara Indonesia 1946, Bank Rakyat Indonesia, Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Dagang Nasional Indonesia (swasta nasional).

Perkembangan dana perbankan di Daerah Istimewa Aceh selama periode 19801985 adalah sebagai berikut:
1982 33.415 2.383 6.810 1984 48.291 9.329 10.862 132.018 1985 59.305 17.011 12.914 153.117

Uraian Gitoi Deposito Tabungan Kerkreditan

1980 21.419 914 4579 48.405

1981 24.847 2.152 5.829 99.539

1983 36.898 4.872 7.813

117.528 115.777

VII.

PENANAMAN MODAL

Potensi Daerah Istimewa Aceh dalam bidang penanaman modal cukup besar, namun perkembangannya belum begitu menggembirakan. Perkembangan penanaman modal di daerah ini sampai dengan tahun 1985 adalah sebagai berikut:

PMDN Tahun Proyek (bh) 19 7 17 6 2 Nilai (Rp. jutaan) 17.135,423 38.119,427 331.202,554 28.263,100 399.692,523 Proyek (bh) 4 1 7

PMA Nilai (ribuan US $) 90,393 9,004 1.049,324

Pelita 1 Pelita II Pelita III Pelita IV 1984 1985

Realisasinya sampai dengan tahun 1985 sebanyak 13 buah proyek PMDN dan 4 buah proyek PMA dicabut dan 2 buah proyek PMA dialihkan statusnya menjadi PMDN. Keseluruhannya proyek PMDN yang sedang melaksanakan pembangunan dan kegiatannya adalah 38 proyek dengan nilai investasi Rp 841.293,985 juta dan proyek PMA 6 buah dengan nilai investasi sebesar US$ 638.874.100.

Pabrik Pupuk PT. PIM

Sesuai dengan potensi yang ada di daerah ini, kesempatan penanaman modal di Daerah Istimewa Aceh dapat dilakukan dalam bidang usaha sebagai berikut: 1. SEKTOR PERTANIAN a. Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan - Padi/Perkebunan Aceh Utara dan Pidie - Jagung Aceh Utara Aceh Besar, Aceh Barat dan K. Tanah/ Aceh Selatan (dapat dengan K. Hijau pola PIR) Kedele Aceh Utara, Aceh Timur (dapat dengan pola PIR) Sayur-sayuran Aceh Tengah (dapat dengan pola PIR) Buah-buahan Aceh Besar, Aceh Tengah (da-

Ubi Kayu/ Ubi Jalar

pat dengan pola PIR) Daerah Transmigrasi Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan.

b. Sub Sektor Penernakan - Peternakan sapi/ : Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh kerbau potong ; Tenggara - Peternakan dom- : Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh ba/kambing Selatan Banda Aceh, ACeh Utara - Pembibitan ternak unggas - Hijauan Makanan : Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Utara Ternak ;. Sub Sektor Perikanan - Penangkapan Pelabuhan Pangkalan di Sabang ikan tuna Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, - Pembibitan udang: Aceh Timur Hatchery - Budidaya/tambak : Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Udang Aceh Timur d. Sub Sektor Perkebunan - Karet : Aceh Barat, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tenggara Kelapa Sawit : Aceh Timur, Aceh Barat Pidie, Aceh Timur, Aceh Barat - Coklat - Nilam : Aceh Barat, Aceh Tengah Aceh Selatan - Pala Sub Sektor Kehutanan - Kosen, pintu dan : Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh jendela Selatan, Banda Aceh - Barang dari rotan : Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh - Meubel/Alat RuSelatan, Banda Aceh mah dari kayu SEKTOR PERINDUSTRIAN a. Industri makanan dan minuman Susu kedele, dsb : Perkebunan sendiri atau PIR Pengawetan sayuridem an dan buah-buahan dalam botol/ kemasan

Pengawetan air buah-buahan dalam kemasan M i n y a k / I n t i Sawit Tepung tapioka, pelet chip & fructosa :

idem

idem
Aceh Barat, Aceh Selatan /PIR

Air Soda : Soft drink dengan: C02 Sari buah & : Juice

Aceh Utara Aceh Utara Lokasi dekat dengan bahan

baku Es balok : Sentra produksi perikanan Industri pengolahan kayu - Block board Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Selatan, Banda Aceh Chip mill Chip board Wood working Prfabrication house dari kayu & serat idem idem idem idem

c. Percetakan pers dan Buku Pengetahuan

Banda Aceh, Aceh Utara

d. Industri Pengolahan Hasil Perikanan Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Tepung Ikan Timur Makanan Ternak e. Industri Petro Kimia Asam Formiat Polyethyline Polypropyline f. Garam Industri g. Reparasi Kapal idem Aceh Utara idem idem Aceh Ufara Aceh Besar, Sabang

SEKTOR P E R T A M B A N G A N D A N ENERGI a. Logam Mulia Aceh Barat, Pidie b. Logam Besi : Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh c. Logam bukan Besi d. Batu Bara : : Selatan Pidie, Aceh Timur, Aceh Tenggara Aceh Barat, Aceh Selatan

4.

Sabang, Aceh Besar, Aceh Tengah Panteraja Pidie - Gips Rikit Gaib Aceh Tenggara - Mika - Marmar Aceh Tengah, Aceh Tenggara Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, - Batu Kapur Aceh Timur, Aceh Tenggara. SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA Tidak termasuk usaha Leasing a. Penyewaan Mesin/ Peralatan Berat : Daerah Istimewa Aceh (100 b. Angkutan khusus truck) Hasil Industri Pantai Barat c. Pelayaran Lokal : Banda Aceh bintang 1 , 2 , 3 = d. Hotel, Motel dll 150 kamar, Lhokseumawe bintang 1,2, 3 = 150 kamar Sabang renovasi tanpa tambah kamar Takengon renovasi tanpa tambah kamar. SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI Banda Aceh, Lhokseumawe a. Super Market b. Tarding House : Lhokseumawe c. Pergudangan : Ibukota Daerah Tingkat II d. Tangki Penyimpanan Pelabuhan Ekspor e. Pengembangan Mutu : Lhokseumawe, Meulaboh Barang Ekspor

e. Bahan Galian Industr -- Belerang

6.

SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT a. Perumahan sederhana, Ibukota Daerah Tingkat II Menengah dan Besar. Bagi pengusaha-pengusaha yang ingin mendapat informasi lebih lanjut mengenai penanaman modal atau bekerjasama dalam bidang perdagangan, industri dan jasa dapat berhubungan dengan : 1. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Istimewa Aceh, J I. T. Nyak Arief No. 18 Telp. 23170 Banda Aceh. 2. Kanwil Departemen Perdagangan Daerah Istimewa Aceh J I. Pucot Baren No. 11 Tel 22521 Banda Aceh. 3. Kanwil Departemen Perindustrian Daerah Istimewa Aceh Jl. T. Nyak Arief No. Telp 23874 Banda Aceh 4. Kadin Aceh, Jl. Perdagangan No. 4 Lt. Il Tel 21280 Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai