BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM
SILABI
Definisi Hipotesis Macam Kekeliruan Langkah-langkah Pengujian Hipotesis - Alternatif Hipotesis dalam Menentukan Daerah Kritis - Menguji Rata-rata (Uji Dua Pihak) - Menguji Rata-rata (Uji Satu Pihak) - Menguji Proporsi (Uji Dua Pihak) - Menguji Proporsi (Uji Satu Pihak) - Menguji Variasi (Uji Dua Pihak) - Menguji Variasi (Uji Satu Pihak) - Menguji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji Dua Pihak) - Menguji Kesamaan Dua rata-rata (Uji Satu Pihak) - Menguji Perbedaan Proporsi (Uji Dua Pihak) - Menguji Perbedaan Proporsi (Uji Satu Pihak) - Menguji Kesamaan Dua Variasi (Uji Dua Pihak) - Menguji Kesamaan Dua Variasi (Uji Satu Pihak)
3
DEFINISI HIPOTESIS
Perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang dituntut untuk melakukan pengecekannya
HIPOTESA STATISTIK
PENGUJIAN HIPOTESIS
HIPOTESIS STATISTIK adalah suatu asumsi atau pernyataan yg mana mungkin benar atau mungkin salah mengenai satu atau lebih populasi Ex . Pernyataan bahwa rata-rata pendapatan masyarakat kota A sekitar Rp. 75.000/ bulan adalah suatu pernyataan yg mungkin benar atau mungkin juga salah mengenai populasi kota A. dalam kasus di atas pernyataan mengenai rata-rata pendapatan masyarakat kota A adalah suatu hipotesis. untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis maka dilakukan pengujian hipotesis
Kesalahan jenis I. adalah kesalahan yg dibuat pd waktu menguji hipotesis di mana kita menolak Ho pd hal sesungguhnya Ho itu benar. Dengan kata lain adalah peluang menolak Ho yg benar Kesalahan jenis II. adalah kesalahan yg dibuat pd waktu menguji hipotesis di mana kita menerima Ho pd hal sesungguhnya Ho itu salah. Dengan kata lain adalah peluang menolak Ho yg salah
MACAM KEKELIRUAN
Kekeliruan macam I: adalah menolak hipotesis yang seharusnya diterima, dinamakan kekeliruan , : peluang membuat kekeliruan macam I disebut juga taraf signifikan, taraf arti, taraf nyata ( = 0,01 atau = 0,05 ) Membacanya: = 0.05 : taraf nyata 5%, artinya kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Atau kira-kira 96% yakin bahwa kesimpulan yang dibuat benar. Peluang salahnya/kekeliruan sebesar 5%
Kekeliruan macam II: adalah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, dinamakan kekeliruan , : peluang membuat kekeliruan macam II
PENGUJIAN HIPOTESA
Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis
RUMUSKAN Ho YG SESUAI RUMUSKAN HIPOTESIS TANDINGANNYA (H1) YG SESUAI PILIH TARAF NYATA PENGUJIAN SEBESAR PILIH UJI STATISTIK YG SESUAI DAN TENTUKAN DAERAH KRITISNYA HITUNG NILAI STATISTIK DARI CONTOH ACAK BERUKURAN n BUAT KEPUTUSAN: TOLAK Ho JIKA STATISTIK MEMPUNYAI NILAI DALAM DAERAH KRITIS, SELAIN ITU TERIMA Ho
PENGUJIAN DWI ARAH UNTUK MENGUJI HIPOTESIS MENGENAI NILAI RATA-RATA POPULASI, MAKA DAPAT DIBUAT PERUMUSAN HIPOTESIS SEBAGAI BERIKUT: Ho : u = uo H1 : u uo PENGUJIAN SATU ARAH UNTUK MENGUJI HIPOTESIS MENGENAI NILAI RATA-RATA POPULASI DENGAN MELIHAT SATU SISI SAJA Ho : u = uo Ho : u = uo lawan lawan Ho : u > uo Ho : u < uo
Hipotesis lambangnya H atau Ho Hipotesis tandingan lambangnya A atau H1 Pasangan H melawan A , menentukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis Daerah penolakan hipotesis disebut juga daeah kritis Kalau yang diuji itu parameter (dalam penggunaannya nanti dapat berarti rata-rata = , simpangan baku = , proporsi = dll) maka akan terdapat hal-hal sbb:
PENGUJIAN PARAMETER
a. Hipotesis mengandung pengertian sama 1. H : = 0 A : = 1 3. H : = 0 2. H : = 0 A : 0 4. H : = 0
diketahui. Pasangan nomor 1 dinamakan pengujian sederhana lawan sederhana, sedangkan lainnya pengujian sederhana lawan komposit
b. Hipotesis mengandung pengertian maksimum H : 0 A : > 0 c. Hipotesis mengandung mengertian minimum H : 0 A : < 0 Dinamakan pengujian komposit lawan komposit
D a e ra h p e n o la k a n H (d a e ra h k ) ritis D a e ra h p e n e rim a a n H
D a e ra h p e n o la k a n H (d a e ra h k ) ritis Luas =
d1
d2
Kriteria yang didapat : terima hipotesis H jika harga statistik yang dihitung jatuh antara d1 dan d2, dalam hal lainnya H ditolak
D a e ra h p e n o la k a n H (d a e ra h k ritis )
D a e ra h p e n e rim a a n H
L u a s=
Kriteria yang didapat : tolak H jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang dari d dalam hal lainnya terima H
Kriteria yang digunakan : terima H jika statistik yang dihitung berdasarkan penelitian lebih besar dari d sedangkan dalam hal lainnya ditolak
1.
DIKETAHUI
Ho diterima jika z1/2(1-) < z < z1/2(1-) Ho ditolak dalam hal lainnya
Gambar kurva
H diterima
d1= - Z (1- )
d2 = Z (1- )
Contoh
Galus Tambun menyatakan bahwa mempunyai hasil suap sekitar 800 milyar. Akhir-akhir ini timbul dugaan dari Supno Duwaji bahwa hasil suapnya tersebut telah berubah. Untuk menentukan itu dilakukan penelitian dengan jalan menguji 50 responden yang memberi suap. Ternyata mereka menyatakan hasil suapnya paling sekitar rata-ratanya 792 milyar. Dari pengalaman, diketahui bahwa simpangan baku hasil suap 60 milyar. Selidiki dengan taraf nyata 0,05 apakah hasil suapnya sudah berubah atau belum
Penyelesaian
H : = 800 milyar 792 800 A : 800 milyar Z = = 60 milyar 60 / 50 X = 792 milyar n = 50 Dari daftar normal baku untuk uji dua pihak dengan = 0.05 yang memberikan z0.475 = - 1.96
= 0.94
d -1.96
d 1.96
Terima H jika z hitung terletak antara -1.96 dan 1.96. Dalam hal lainnya Ho ditolak Dari penelitian sudah didapat z = -0.94 dan terletak di daerah penerimaan H Jadi H diterima, kesimpulan hasil suap Galus belum berubah masih sekitar 800 milyar
2.
TIDAK DIKETAHUI
Contoh
Seperti soal sebelumnya, Dimisalkan simpangan baku populasi tidak diketahui, tetapi dari sampel diketahui simpangan baku s = 55 milyar Jawab: s = 55 milyar X = 792 milyar = 800 milyar n = 50
Gambar kurva
Distribusi student k = 49
0,025
Daerah penerimaan H
0,025
- 2,01
2,01
Contoh:
Pada Mabes Polisi Republik Mimpi dihasilkan uang damai rata-rata 15.7 milyar sekali setor. Hasil uang damai mempunyai simpangan baku = 1.51 milyar. Metode uang damai baru, diusulkan untuk mengganti yang lama, jika rata-rata per sekali setor menghasilkan paling sedikit 16 milyar. Untuk menentukan apakah metode yang lama diganti atau tidak, metode setor yang baru dicoba 20 kali dan ternyata rata-rata per sekali setor menghasilkan 16.9 milyar. Mabes Pol RM bermaksud mengambil resiko 5% untuk menggunakan metode baru apabila metode ini ratarata menghasilkan lebih dari 16 milyar. Bagaimana keputusannya
Penyelesaian
H : 16, berarti rata-rata hasil metode baru paling tinggi 16 milyar, maka metode lama dipertahankan A : 16, berarti rata-rata hasil metode baru lebih dari 16 milyar, maka metode lama dapat diganti X = 16.9 milyar N = 20 = 1.51 o = 16
Gambar kurva
Daerah penerimaan H
1,64
2. TIDAK DIKETAHUI
RUMUS UMUM : H : 0 A : >0 KRITERIA : Tolak H jika t t 1- Terima H jika sebaliknya
Contoh:
Dengan metode suap baru pada kelompok karyawan ditjen pajak Republik Mimpi akan menambah hasil suap rata-rata 4.5 milyar per kelompok karyawan. Sampel acak yang terdiri atas 31 kelompok karyawan yang telah diberi suap memberikan rata-rata 4.9 milyar dan simpangan baku = 0.8 milyar. Apakah pernyataan tersebut diterima? Bahwa pertambahan rata-rata paling sedikit 4.5 milyar
Penyelesaian
H : 4.5, berarti metode pemberian suap baru pada kelompok karyawan tidak menyebabkan bertambahnya rata-rata suap dengan 4.5 milyar A : > 4.5, berarti metode pemberian suap baru pada karyawan menyebabkan bertambahnya rata-rata hasil suap paling sedikit dengan 4.5 milyar X = 4.9 milyar 4.9 4.5 N = 31 t= = 2.78 S = 0.8 milyar 0.8 / 31 o = 4.5 milyar
Gambar kurva
Distribusi student k = 30
Daerah penerimaan H
2,46
2. TIDAK DIKETAHUI RUMUS UMUM : H : 0 A : >0 KRITERIA : Tolak H jika t t 1- Terima H jika sebaliknya
RUMUS UMUM : H : = 0 A : 0
Z= x n (1 )
RUMUS STATISTIK
KRITERIA
RUMUS UMUM : H : 2 = 0 2 A : 2 0 2
X2 = (n 1) s 2
RUMUS STATISTIK
KRITERIA
RUMUS UMUM: H : 1 = 2 A : 1 2
A. 1 = 2 =
RUMUS STATISTIK
dan diketahui
:
Z = x1 x 2
1 1 + n1 n2
KRITERIA
KRITERIA
RUMUS STATISTIK :
t =
1
x1 x 2 ( s1
2
n1
) + (s2
n2
w1t1 + w2 t 2 1 w1t1 + w2 t 2 t w1 + w2 w1 w2
d. Observasi berpasangan
RUMUS UMUM : H : B = 0 A:B0
t = B SB n
RUMUS STATISTIK
KRITERIA
RUMUS UMUM
: H : 12 = 2 2 A : 12 2 2
F =
RUMUS STATISTIK :
S1 S2
2 2
KRITERIA
F (1 1 )(n1 1, n2 2) F F (1 1 )(n1 1, n2 1) 2 2
ALHAMDULILLAHIRABBILALAMIN
WASSALAAMU ALAIKUM WARAKHMATULLAAHI WABAROKAATUH
71