Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan Pada percobaan ini menggunakan metode penggorengan yaitu metode deep frying (minyak yang digunakan banyak)

dan pan frying (minyak yang digunakan adalah sedikit). Proses penggorengan metode deep frying adalah penggorengan bahan pangan secara terendam dalam minyak dan suhu minyak dapat mencapai 200-205oC. Proses pan frying dapat menggunakan lemak atau lemak denga titik asap yang lebih rendah, karena suhu pemanasan umumnya lebih rendah dari suhu pemanasan pada sistem deep frying. Ciri khas dari proses ini ialah bahan pangan yang digoreng tidak samapai terendam dalam minyak dan lemak. Lemak yang digunakan pada sistem ini adalah minyak goreng kelapa sawit, mentega, margarin. Khususnya mentega dan margarin dapat menghasilkan citarasa yang enak pada bahan pangan yang digoreng. Maksudnya adalah bahwa saat melakukan penggorengan menggunakan minyak yang banyak dengan alas an bahan yang digoreng akan terendam dalam minyak tersebut. Dan alasan penggunakan minyak yang sedikit ialah agar bahan yang digoreng tidak terendam dalam minyak dan hanya sebagian bahan saja yang terkena minyak (Ketaren, 1986). Kelebihan kekurangan Metode Kelebihan dari penggunaan deep frying salah satunya ialah bahan atau produk lebih matang karena bahan tersebut saat penggorengan berlangsung terendam oleh minyak. Seperti kerupuk dan tempe lebih baik digunakan metode deep frying karena lebih bagus dan mengembang. Kekurangannya ialah jika digunakan pad suhu tinggi maka minyak akan terlalu panas sehingga bahan yang baru dimasukkan ke dalam minyak akan cepat matang dan jika terlambat sedikit saja mengangkatnya maka bahan akan cepat gosong. Kemudian sedikit pemborosan dalam penggunaannya. Kemudian kekurangan penggunaan deep frying ialah lebih besar penyusutan. Kelebihan dari penggunaan pan frying ialah bahan tidak terlalu terendam sehingga tidak terlalu matang. Contoh pada bahan tahu dan kentang, bahan ini boleh menggunakan pan frying atau deep frying karena bahan tersebut tidak begitu memerlukan minyak yang banyak dan persen penyusutannya tidak terlelu besar dibandingkan deep frying. Penggunaan pan frying ini haruslah sesuai dengan bahan karena jika tidak maka bahan yang digoreng pada minyak yang sedikit maka bahan tersebut tidak matang, sehingga butuh waktu hingga bahan itu matang. Tujuan Penggorengan Penggorengan adalah pemanasan menggunakan medium minyak sebagai penghantar panas. Secara umum tujuan dari penggorengan adalah untuk mengawetkan makanan (pemanasan), untuk pemasakan (eating quality) dan untuk pengeringan (crispness). Selama penggorengan minyak yang bereaksi dengan oksigen membentuk hidroperoksida yang nantinya membentuk radikal atau menjadi senyawa keton. Perubahan pada minyak dapat mengakibatkan warna minyak menjadi gelap (Sugiyono, 1996). Fungsi Minyak goreng minyak goreng merupakan suatu bahan yang digunakan sebagai media penghantar panas pada saat menggoreng. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan penambahan nilai kalori bahan pangan. Mutu minya goring tergantung dari titik asapnya. Makin tinggi titik asapnya, maka makin baik mutu minyak goreng tersebut. Titik asap suatu minyak goring tergantung pada kadar gliserol bebas. Minyak goreng dapat digunakan sebagai medium penggorengan bahan pangan. Dalam penggorengan, minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan,

Anda mungkin juga menyukai