Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN I.

1 Latar Belakang Air proses merupakan air yang digunakan dalam proses manufaktur seperti pembilasan, plating, penyemprotan, coating, pendingin, mencuci, air boiler make-up, pendinginan menara make-up, dll. Sering kali, mineral terlarut di kota atau air sumur dapat menyebabkan bercak , fouling, bergaris, gangguan dengan kepatuhan,, kontaminasi scaling produk atau efek yang tidak diinginkan lainnya yang mempengaruhi kualitas produk atau biaya untuk memproduksi itu. Kualitas air dapat dikaitkan dengan tingginya biaya energi, misalnya, demineralizing air akan boiler dapatmengurangi konsumsi bahan bakar nyata dengan memungkinkan operasi pada siklusjauh lebih tinggi dari konsentrasi, sehingga secara drastis mengurangi blowdown yangpembuanganair yang sangat panas kesaluran pembuangan. Air proses meliputi berbagai air umpan boiler, pendingin air untuk penukar panasatau mesin, bahan kimia pengenceran, reaksi kimia, dll .Ini biasanya harus memiliki konduktivitas mulai dari 0,1 sampai 50 uS / cm untuk menghindari scaling dalam sistem pemanas.Oksigen dan karbon dioksida harus dihapus untuk mencegah korosi. Air keran yang segar atau air tanah merupakan sumber yang paling banyak digunakan air untuk memproduksi air proses. Air proses (Process Water) untuk hydrolysis, boiler dan destilasi Kebutuhan process water untuk boiler, hydrolisis serta produksi H2, dimana diperlukan air yang terlebih dahulu di oleh melalui ion exchange untuk meminimalisir timbulnya karat serta sumbatan pada pipa api dan jalur distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang dihasilkan melalui ion exchange kemudian disebut sebagai soft water bahkan untuk produksi hydrogen diperlukan demineralized water (demin water) agar H2 yang diproduksi betul-betul 99,9 % murni. Penggunaan Baku Mutu Kriteria dan standar kualitas airdidasarkan atas beberapa hal antara lain keberadaan logam dan logam berat, anorganik, tingkat toksisitas, dan teremisinya pencemar ke lingkungan. Air adalah pelarut yang baik, oleh sebab itu di dalamnya
1

paling tidak terlarut sejumlah kecil zat-zat anorganik dan organik. Dengan kata lain, tidak ada air yang benar-benar murni dan hal ini menyebabkan dalam setiap analisis air ditemukan zat-zat terlarut (Setiadi, 1993; Wijayanti, 2008). Kriteria dan standar kualitas air juga didasarkan pada peruntukan air tersebut. Standar air untuk air proses memiliki kriteria yang berbeda dengan kriteria air untuk air boiler maupun air minum. Untuk itulah terdapat baku mutu air yaitu batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di dalam air sesuai dengan peruntukan. Dengan adanya baku mutu tersebut maka perlu dilakukan upaya pengelolaan kualitas air yang tidak memenuhi standar baku mutu hingga didapat air yang sesuai memiliki satndar baku mutu dan siap digunakan dengan peruntukan, misalnya untuk air proses maka kriterianya harus sesuai standar baku mutu air proses. I.2 Tujuan Penulisan Makalah ini disusun dengan tujuan : 1. Sebagai salah satu sumber referensi dalam pemecahan masalah dalam pemilihan air proses yang sesuai dengan baku mutu air khususnya untuk air proses. 2. Mengetahui dan memahami standar baku mutu air proses serta pengolahan terhadap air yang tidak memenuhi kriteria air proses hingga didapatkan air dengan kualitas baku mutu air proses. 3. Sebagai salah satu usaha dalam memenuhi tugas kuliah utilitas dalam pembelajaran tentang standar air proses dan pengolahannya.

BAB II PERMASALAHAN

Menurut data hasil pemeriksaan Laboratorium, suatu badan air memiliki komposisi kimia sebagai berikut: 1. Suhu, 0C 2. Kekeruhan, NTU 3. Warna, TCU 4. pH 5. NO2, ppm 6. Phosphat (PO4-P), ppm 7. Chlorida, ppm 8. Sulfat, ppm 9. Besi, ppm 10. Timbal, ppm 11. Kesadahan, ppm CaCO3 : 30 : 15 : 23 : 8,5 : 4,5 :9 : 650 : 300 :1 : 0,02 : 600

Dari data di atas maka didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kualitas air sesuai hasil laboratorium diatas apabila dibandingkan dengan baku mutu air proses? 2. Bagaimana cara analisa dan pengolahannya terhadap air yang tidak memenuhi baku mutu air proses hingga didapatkan air dengan kriteria standar air proses ? 3. Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan terhadap air dengan kriteria diatas apabila akan digunakan untuk air proses?

BAB III PEMBAHASAN

A. Baku mutu dan Analisa Air Proses Berikut ini data tabel standar baku mutu air proses menurut BIS (IS 10500:1983 ) and CPHEEO,

Perbandingansampel air denganbakumutu: No. Variabel Suhu 0C Kekeruhan, NTU Warna, TCU Ph NO2, ppm Phosphat (PO4-P), ppm
4

Data Lab

Baku Mutu

Keterangan

1 2 3 4 5 6

30 15 23 8,5 4,5 9 1 5 7,0 -8,5 Tidak memenuhi Tidak memenuhi Memenuhi

7 8 9 10 11

Chlorida, ppm Sulfat, ppm Besi, ppm Timbal, ppm Kesadahan, ppm CaCO3

650 300 1 0,02 600

200 200 0,1

Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tidak memenuhi

200

Tidak memenuhi

Dari data diatas, dapat diambil kesimpulan hasil analisa didsarkan pada standar baku mutu BIS (IS 10500:1983 ) and per CPHEEO Manual on water supply and treatment, 1. Kekeruhan yang dimiliki badan air tersebut jauh lebih besar dari baku mutu BIS (IS 10500:1983 ) and per CPHEEO Manual on water supply and treatment yang seharusnya. Syarat kekeruhan air proses yang layak digunakan sesuai baku mutu indikatornya adalah 1. Indikator yang berlebih menunjukan air proses yang sangat keruh dan tidak layak sebagai air proses. Harus diolah untuk menjadikan air tersebut sebagai air proses. 2. Untuk warna dari air tersebut juga lebih dari baku mutu yang ada sehingga harus diolah agar air tersebut dapat digunakan sebagai air proses. 3. Ph untuk air trsebut sudah sesuai dengan baku mutu yaitu 8,5. 4. Jumlah chlorida yang ada yaitu 650 ppm tidak memenuhi baku mutu harus diolah terlebih dahulu agar bisa diguunakan sebagai air proses. 5. Kadar sulfat pada air tersebut juga tidak memenuhi syarat baku mutu yaitu 300 ppm, harus di olah terlebih dahulu untuk digunakan. 6. Kadar besi juga tidak memenuhi syarat baku mutu yaitu 1 ppm sehinnga harus diolah juga untuk bisa digunakan. 7. Kesadahan CaCO3juga tidak memenuhi syarat baku mutu sehingga air tersebut harus di olah agar air tersebut bisa digunakan. Rekomendasi yang bisa diberikan bahwa air tersebu ttidak bisa digunakan sebagi air proses, apabila dipaksakan menjadi air proses maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

B. Pengolahan Air untuk Air Proses Pengolahan dapat dilakukukan dengan mengolah variabel yang tidak sesuai baku mutu dengan cara sebagai berikut: a. Warna, bau dan Rasa Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi. Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yaitu selain adanya bahan-bahan terlarut juga adanya bahanbahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang bersifat koloid. Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahanbahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfite disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organic dan mikroorganisme anaerobic. Untuk pengolahannya dapat digunakan proses koagulasi-flokulasi dan sedimentasi sehingga dapat menurukan konsentrasi warna yang cukup besar, karena pada proses ini, partikel tersuspensi penyebab warna dapat disisihkan dengan pengendapan secara gravitasi. b. Temperatur Dalam berbagai proses industri air sering digunakan sebagai medium pendingin. Setelah digunakan air tersbut akan menerima panas dari bahan yang didinginkan lalu dibuang ketempat asalnya. Air buangan ini jelas akan mempunyai temperature yang lebih tinggi dari air asalnya. Kenaikan temperature ini akan berakibat sebagai berikut : 1. Menurunnya oksigen terlarut 2. Meningkatnya kecepatan reaksi kimia 3. Terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya 4. Jika batas temperature yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati c. Kesadahan (CaCO3) Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut. Air yang mempunyai tingkat kesadahan pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun yang terlalu tinggi sangat merugikan karena dapat menimbulkan korosi/ karatan dan juga menimbulkan kerak-kerak pada wadahwadah pengolahan.
6

Kesadahan air dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kesadahan total dan kesadahan sementara. Untuk kesadahan air sementara mengandung garam garam karbonat dan bikarbonat dari kalsium dan magnesium, kesadahan ini dapat dihilangkan dengan cara pemanasan biasa. Reaksi yang terjadi pada pemanasan : Ca(HCO3)2 CaCO3(s) + H2O + CO2

Dari reaksi ternyata karbonat dar CaCO3mengendap, dengan demikian air menjadi bebas dari karbonat. Sedangkan, untuk kesadahan tetap yang mengandung garam garam klorida dan sulfat dari kalsium dan magnesium, kesadahan ini dapat dihilangkan dengan cara ion exchange atau ditambahkan tawas Al2(SO4)3.18H2O + 3Ca(HCO3)2 Al2(SO4)3.18H2O + 3Ca(OH)2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 +18H2O +6CO2 2Al(OH)3 + 3CaSO4 +18H2O

d. Kekeruhan Kekeruhan pada air biasanya disebabkan oleh adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus yang terkandung di dalamnya. Cara Pengolahan: 1. Penyaringan 2. Koagulasi

Cara koagulasi dan filtrasi ini sangat berguna sekali untuk air yang telah tercemar mengandung beberapa bahan kimia, bau, dan berwarna, tetapi tidak terlalu pekat. Prinsip pekerjaannya sebenarnya terdiri dari dua bak yaitu bak pertama sebagai tempat reaksi dan bak kedua sebagai tempat penyaringan.

e.

NO2 Nitrit yang dijumpai pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PDAM. Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen.

Cara Pengolahan untuk Mengurangi Kadar NO2: Demineralisasi

Demineralisasi akan mengurangi kadar nitrat dan mineral lain di dalam air. Dalam hal ini, penyulingan air adalah yang paling efektif. Pertama air dipanaskan, setelah itu uap air yang terbentuk dipindahkan ketempat lain yang lebih dingin sehingga terbentuk air kembali dan sisa mineral yang tertinggal akan mengendap di dasar pemanas. Proses ini memerlukan energi dan tenaga yang sangat besar. Pertukaran Ion

Cara ini adalah dengan menukar substansi lain yang serupa sehingga akan mengambil alih tempat yang seharusnya diikat oleh nitrat. Zat yang sering digunakan adalah klorida yang relatif kurang berbahaya R-H + Ca++ R-Ca Mg++ R-Mg + H+ Na+ R-Na Dimana R-Ca, R-Mg dan R-Na akan terikat pada resin Ion H+ akan terbawa air Pertukaran Anion CO3R HCO3 + H2O Terikat di resin terbawa air Pencampuran

1. R-OH +

Cara ini adalah dengan mencampurkan air yang telah dicemari nitrat dengan air dari sumber yang berbeda dan mempunyai kadar nitrat yang rendah, sehingga dengan pencampuran kedua air ini diharapkan kadar nitrat dapat diturunkan. Proses presipitasi

Presipitasi kimiawi dalam pengolahan air minum adalah pengendapan bahan-bahan terlarut dan tersuspensi dalam air dengan penambahan bahan kimia untuk membentuk presipitat. Dalam pengolahan air minum, presipitasi kimia yang paling umum adalah

dalam proses koagulasi-flokulasi dengan penambahan koagulan agar terbentuk flok yang mudah diendapkan. Aplikasi lain adalah penyisihan nitrogen atau fosfor, penurunan kesadahan, penyisihan besi dan mangan. Proses kimiawi yang terjadi dalam presipitasi adalah reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Klorinasi dengan aerasi Unit Lumpur Aktif dengan Sistem Aerasi

f. Klorida Klorida yang merupakan senyawa halogen klor memiliki tingkat toksisitas bergantung pada gugus senyawanya. Namun dalam jumlah banyak, klor dapat menyebabkan korosi pada sistem pemipaan penyediaan air panas. Untuk menurunkan kadar klorida agar sesuai dengan baku mutu layaknya air minum digunakan metode penukaran anion, sedangkan penghilangan secara fisisnya dapat dilakukan dengan penguapan dan reverse osmosis.

g. Sulfat Air yang mengandung konsentrasi tinggi dari sulfat disebabkan oleh leaching alam dari deposito magnesium sulfat (garam Epsum) atau sodium sulfat. Cara Pengolahan digunakan proses demineralisasi yaitu dengan menghilanghan atau mengurangi kandungan kandungan mineral anorganik yang berlebihan dan merugikan bagi kesehatan tubuh.

h. Besi Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Kelebihan mineral besi ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin akibatnya terjadilah sirosis hati dan diabetes. Cara Pengolahan untuk Mengurangi Kadar Besi: Aerasi Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe (OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan penyaringan. 4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+ Tak larut Proses Koagulasi dengan koagulan koagulasi dengan membubuhkan bahan koagulan, misalnya aluminium sulfat, Al2(SO4).nH2O dalam air yang mengandung koloid. Dengan pembubuhan koagulan tersebut, koloid dalam air menjadi bergabung dan membentuk gumpalan (flock) kemudian mengendap. Setelah koloid senyawa besi mengendap, kemudian air disaring dengan saringan pasir cepat.

Reaski yang terjadi pada koagulasi

Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O


alkalinity

Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O


mengendap

Filtrasi Bahan yang dipakai sebagai media saringan adalah pasir yang mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras dan dapat tahan lama dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut dalam air.

10

11

BAB IV PENUTUP

IV. 1. Simpulan 1. Berdasarkan uji lab setelah dibandingkan dengan baku mutu BIS (IS 10500:1983 ) and per CPHEEO Manual on water supply and treatment hasil yang diperoleh bahwa air tersebut tidak sesuai dengan air proses sehingga harus dilakukan pengolahan. 2. Pengolahan yang digunakan yaitu screening,ekualisasi,sedimentasi,clarifier,sand filter,carbon filter, kation exchanger,anion exchanger,dan deminnirized water. IV.2. Saran 1. Sebelum menggunakan air sebagai bahan baku air proses maka sebaiknya dilakukan pengujian untuk mengetahui kandungan kimia. 2. Harus dilakukan standarisasi terhadap air yang akan digunankan sebagai air proses dengan berdasar baku mutu air proses yang berlaku.

12

DAFTAR PUSTAKA http://aina-kesling.blogspot.com/2008/08/baku-mutu-air-nasional.html http://politeknikcitrawidyaedukasi.wordpress.com/2009/01/09/pengolahan-air-dengan-ionexchange-di-industri/ Jurnal repository undip.http://eprints.undip.ac.id/515/1/hal_37-42.pdf AIR%20PROSES/pengolahan-air-umpan-boiler.html AIR PROSES/Water Quality Standards _ Water Treatment, Water Treatment Process, Water Treatment Plant Designs.htm http://airnonmin.com/demineralisasi-tirta-tamanbali/ http://www.x3-prima.com/2009/09/kesadahan-air.html http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/07/pengelolaan-air-minum.html

13

Anda mungkin juga menyukai