Analisis ini mampu menguraikan dan menampilkan distribusi frekuensi indikator setiap variabel. Pengkategorian nilai setiap indikator variabel harus berdasarkan pada pengukuran yang terstandar pada suatu variabel.
Pengambilan keputusan pada analisis deskriptif adalah pada persentasi dominan, tidak berdasar pada nilai rata-rata, maximin, dan minimum. Agar leih mudah dipahami, berikut ini adalah sejumlah variabel penelitian yang layak di analisis datanya, bila sudah ada data yang di peroleh dari lapangan.
1. KINERJA 2. MOTIVASI 3. KREATIVITAS 4. PENGETAHUAN 5. SIKAP 6. KOMPETENSI 7. PEMDAPATAN 8. TANGGUNGAN KELUARGA 9. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
10.PELAYANAN 11.DISIPLIN KERJA 12.KETERAMPILAN 13.KEMAMPUAN 14.PERILAKU 15.TINGKAT PENDIDIKAN 16.BERAT BADAN 17.VOLUME PENJUALAN, DLL
Setiap variabel memiliki indikator sebagaimana tertuang dalam teori(buku teks). Indikator ini masih memiliki sub indikator, sehingga sub indikator ini lah yang di analisis satu per satu.
CONTOH :
Variabel motivasi. Motivasi memiliki indikator sebagai berikut: 1. Takut gagal. 2. Ingin kerja, 3. Ingin berprestasi, dll.
Dari indikator ini di buat pernyataanpernyataan motivasi. Setiap pernyataan menggunakan sebuah pengukuran.
Contoh pernyataan motivasi yang diukur dengan sebuah pengukuran. Alternatif jawaban : 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang setuju 4. Tidak setuju 5. Sangat tidak setuju =5 =4 =3 =2 =1
Berdasarkan acuan pengukuran terdahulu. Maka bila kita ingin mengukur motivasi hendaknya di buat berdasarkan indikator/subindikator motivasi. Dengan demikian, bila ada pengukuran motivasi sebanyak 20 item(nomor), maka : skor tertinggi yang mungkin terjadi adalah 20 x 5 = 100 Skor terendah yang mungkin terjadi adalah 20 x 1 = 20 Bila keduanya dihubungkan dengan skala pengukuran yang berkategori 5, seperti di uraikan terdahulu, maka jarak antara setiap kategori adalah :
Kita kembali ke skala pengukuran , dengan kasus motivasi : 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang setuju 4. Tidak setuju 5. Sangat tidak setuju = motivasi sangat tinggi = motivasi tinggi = motivasi sedang = motivasi rendah = motivasi sangat rendah
CONTOH : PERTANYAAN PENELITIAN Bagaimanakah motivasi pegawai pada kantor A , sampel = 20 pegawai. Pernyaaan motivasi = 20 item. Analisis data motivasi dengan analisis deskriptif.
HASIL ANALISIS: Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel berikut: TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI NO 1 2 3 4 5 SKOR 20-36 37-52 53-68 69-84 85-100 URAIAN SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI JUMLAH FREKUENSI 4 4 4 4 4 20 % 20 20 20 20 20 100 % KUMULATIF 20 40 60 80 100 --
PENAFSIRAN ANALISIS : Berdasarkan istribusi frekuensi diatas, maka terlihat sebanyak 20% pegawai bermotivasi sangat rendah, pegawai tersebut adalah pegawai yang usia pensiun. Sebanyak 20% pegawai yang memiliki motivasi rendah, pegawai tersebut adalah pegawai yang memiliki pendidikan lebih rendah. Sebanyak 20% pegawai yang memiliki motivasi sedang, pegawai tersebut adalah pegawai yang baru. Sebanyak 20% pegawai yang memiliki motivasi tinggi, pegawai tersebut adalah pegawai yang muda dan pendidikan tinggi. Dan Sebanyak 20% pegawai yang memiliki motivasi sangat tinggi, pegawai tersebut adalah pegawai yang muda, pendidikan tinggi, dan telah ikut pelatihan.
KESIMPULAN Motivasi kerja pegawai bervariasi, mulai dari sangat rendah sampai sangat tinggi.
CONTOH: Data penelitian kinerja pegawai, dimana sampel (n)= 25 pegawai. Pertanyaan untuk mengukur kinerja sebanyak 10 butir (item). Analisis data tersebut dengan analisis diskriptif. Berikan penjelasan pada masing-masing kategori dan setelah itu ambil keputusan.
Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel distribusi freakuensi No. 1 2 3 4 5 Uraian Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah Skor 10 18 19 26 27 34 35 42 43 50 Frekuensi Presentasi (%) 1 4 22 1 1 0 25 88 4 4 0 100 Persentasi kumulatif 4 92 96 100
PENAFSIRAN ANALISIS
Berdasarkan Tabel distribusi frekuensi, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Sebanyak 4% pegawai memiliki kinerja sangat rendah, pegawai tersebut adalah pegawai yang memiliki usia lanjut dengan pendidikan yang rendah. 2. Sebanyak 88% pegawai yang memiliki kinerja rendah, pegawai tersebut ternyata kurang disiplin pendidikan formalnya adalah D3 dan S1. 3. Sebanyak 4% pegawai memiliki kinerja sedang, pegawai tersebut memliki usia produktif serta pendidikan formalnya adalah S1. 4. Sebanyak 4% pegawai memiliki kinerja tinggi pegawai, pegawai tersebut adalah pegawai yang memiliki disiplin kerja, motivasi tinggi, pendidikan S1, usia produktif.
KESIMPULAN:
Kinerja pegawai pada umumnya rendah
CONTOH: Data penelitian disiplin kerja pegawai, dimana sampel (n)= 25 pegawai. Pertanyaan/pedoman untuk mengukur disiplin kerja sebanyak 10 butir (item). Analisis data tersebut dengan analisis diskriptif. Berikan penjelasan pada masing-masing kategori dan setelah itu ambil keputusan.
Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel distribusi freakuensi No. 1 2 3 4 5 Uraian Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Jumlah Skor 10 18 19 26 27 34 35 42 43 50 Frekuensi Presentasi (%) 0 0 0 12 13 0 25 0 48 52 0 100 Persentasi kumulatif 0 0 48 100 -
PENAFSIRAN ANALISIS
Berdasarkan Tabel distribusi frekuensi, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Sebanyak 48% pegawai memiliki disiplin sedang, pegawai tersebut memliki usia produktif serta pendidikan formalnya adalah S1. 2. Sebanyak 52% pegawai memiliki disiplin tinggi, pegawai tersebut adalah pegawai yang memiliki kreativitas, motivasi tinggi, pendidikan S1, usia produktif.
KESIMPULAN:
Disiplin kerja pegawai bervariasi dari sedang ke tinggi. Tidak ada satupun pegawai memiliki disiplin sangat rendah, rendah dan sangat tinggi.
STANDAR DEVIASI
STANDAR DEVIASI (S) S =SAMPEL =TAO = POPULASI SIMPANGAN BAKU
S Rumus s2
=s2 = VARIANS
X1 8 7
X1x 0 -1
(X1-x)2 0 1 4 9 16 30
10 2 11 3 4 -4
Rata-rata ( x1 ) =3,4
( ) ( ) ( )
Rata-rata ( x2 ) =4,2
( ( )(
)( )
( ( )(
)( )
S=
= 3,82
Max = Nilai Tertinggi Min = Nilai Terendah Rata-rata ( x ) (x) (x) Max = 7 Min = 2 S = 1,45
GAMBAR HISTOGRAM
PENJABARAN
X1 2 2 4 5 3 3 4 4 5 7 4 4 6 6 5 5 7 4 4 5 X1-x -2.45 -2.45 -0.45 0.55 -1,45 -1.45 -0,45 -0,45 0.55 2.55 0.45 0.45 1,55 1,55 0,55 0,55 2,55 -0,45 -0.45 0.55 42,2 (X1-x )2 4.9 4,9 0,9 1,1 2,9 2,9 0,9 0,9 1,1 5,1 0,9 0,9 2,3 2,3 1,1 1,1 5,1 0,9 0,9 1,1 = S= = = 1,45
NILAI RATA-RATA BERADA PADA KISARAN KATEGORI RENDAH KESIMPULAN: MOTIVASI RENDAH
STATISTIK INFERENSIAL UJI t (1) Rumus : Keterangan : X1 = Rata-rata X1 X2 = Rata-rata X2 S = starndar deviasi gabungan n1 = sampel X1 n2 = sampel X2 t = t hitung UJI PERBEDAAN ATAU KESAMAAN DUA RATA-RATA
(2) Rumus :
Keterangan : X1 = Rata-rata X1 X2 = Rata-rata X2 S1 = starndar deviasi X1 S2 = starndar deviasi X2 n1 = sampel X1 n2 = sampel X2 t = t hitung
MENCARI t TABEL DK = DERAJAT KEBEBASAN (DEGREE OF FREEDOM) DK = (n1-1)+(n2-1) Nilai DK digunakan untuk melihat t tabel pada setiap taraf kepercayaan misalnya = 0,05 artinya taraf kepercayaan =95% CONTOH: DK =28 = 0,005 t Tabel = 2,048 (2,048 didapat pada tabel kritis t dalam buku statistik)
STATISTIK INFERENSIAL I. UJI PERBEDAAN ATAU KESAMAAN DUA RATA-RATA Y = KINERJA PEGAWAI PEREMPUAN ny = 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 6 6 7 5 5 4 4 3
10 4 11 12 13 14 15 4 6 6 6 7
10 2 11 2 12 5 13 5 14 5 15 6
(y)
Dari data pengamatan diatas, ditanyakan apakah terdapat perbedaan kinerja pegawai dilihat dari jenis kelamin.
JAWABAN
thitung = -0,228 (HARGA MUTLAK) = 0,228 DK = (n1-1)+(n2-1) = (15-1)+(15-1) = (14)+(14)= 28 = 0,005 t Tabel = 2,048
HIPOTESIS STATISTIK
H O : 1 = 2 H 1 : 1 2 HO Diterima apabila thitung < t H1 Diterima apabila thitung > t Dalam kasus ini, thitung < t
Tabel Tabel Tabel
KESIMPULAN
TIDAK ADA PERBEDAAN KINERJA PEGAWAI DILIHAT DARI ASPEK JENIS KELAMIN.
Catatan
bila h1 diterima, terdapat perbedaan yang lebih baik, adalah yang