Anda di halaman 1dari 11

Antraks

Pendahuluan
Penyakit zoonosis Bacillus anthraxis : - ditularkan ke manusia melalui kontak binatang atau bahan dari binatang yang terkontaminasi - Antraks = batu bara lesi nekrotik berwarna hitam seperti batu bara.

Etiologi
Bacillus anthraxis :
Gram (+), non motil, membentuk spora yang bertahan di lingkungan aerobik selama bertahun-tahun, tahan kering dan temperatur tinggi. Mikroskopik : - membentuk rantai panjang, paralel menyerupai gerbong barang - spora berbentuk oval dan terletak sentral atau parasentral

Patogenesis
Spora masuk melalui kulit, saluran cerna atau saluran nafas didalam makrofag akan bertahan hidup Virulensi ditentukan oleh 3 exotoxin (plasmid X01) : Protective antigen (PA), Edema factor (EF) dan Lethal factor (LF) dan antiphagocytic polidiglutamic acid capsule (pX02) Strain yang hanya memiliki salah satu dari kedua plasmid tsb tidak virulen

Patogenesis
Cutaneus antraks : Spora masuk melalui kulit yang luka jaringan subkutan berubah menjadi bentuk vegetatif & bermultiplikasi mengeluarkan eksotoksin dan material kapsul antifagositik edema & nekrosis jaringan. kuman akan difagosit oleh makrofag KGB perdarahan, edema & nekrosis kuman masuk peredaran darah pneumonia, meningitis dan sepsis.

Patogenesis
Inhalation antraks : Inhalasi spora alveoli fagositosis oleh makrofag KGB mediastinum germinasi eksotoksin limfadenitis dan mediastinitis hemoragis Kapiler paru trombosis, gagal nafas, pneumonia, efusi pleura Bakteriemia meningitis hemoragis Penyebab kematian : gagal nafas, syok dan edema paru

Patogenesis
Intestinal antraks : Spora yg masuk melalui mulut orofaringeal antraks. Terjadi edema, perdarahan mukosa usus, limfadenopati mesenterika, asites hemoragis dan sepsis

Manifestasi Klinis
3 jenis manifestasi klinis : Cutaneus anthraxs 90 % kasus Masa inkubasi : 1-7 hari Lesi berbentuk papula kecil dan gatal vesikel yang tidak nyeri dan berisi cairan serosanguenus Inhalation anthraxs 5% kasus Masa inkubasi 1-5 hari, dapat sampai 60 hari Gambaran bifasik : fase initial (ringan) fase kedua yang lebih berat ( sesak nafas, sianosis, stridor, syok)

Manifestasi Klinis
Gastrointestinal anthraxs Masa inkubasi 2- 5 hari demam, nyeri perut, muntah darah, melena, perforasi usus Angka kematian 25-60%

Diagnosis
Riwayat pekerjaan dan kontak Laboratorium : Lekosit normal atau sedikit , dominasi PMN Rontgen Thorax : pelebaran mediastinum Cairan pleura & CSF : hemoragis Gram dan kultur : lesi kulit, apus tenggorok, efusi pleura, cairan asites, CSF kuman gram positif Serologis : indirect hemaglutinin, ELISA, FA kenaikan titer 4 kali.

Terapi
Cutaneus anthraxs : Penicillin G : 4 x 4 juta unit Tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin Terapi kombinasi : Ciprofloxacin 2x500 mg atau doksisiklin 2x100 mg + klindamisin 3 x 900 mg dan/ Rifampin 2 x 300 mg. Terapi lain : imipenem dan vancomycin Lama terapi : Cutaneus anthraxs : 7-10 hari Inhalasi & GI : 14 hari

Anda mungkin juga menyukai

  • Diri
    Diri
    Dokumen9 halaman
    Diri
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Bunuh
    Bunuh
    Dokumen5 halaman
    Bunuh
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Step 256
    Step 256
    Dokumen2 halaman
    Step 256
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • HTTP
    HTTP
    Dokumen9 halaman
    HTTP
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • IMUNOLOGI
    IMUNOLOGI
    Dokumen65 halaman
    IMUNOLOGI
    zanuar-ria-fadhila-4790
    Belum ada peringkat
  • Obat Depresi
    Obat Depresi
    Dokumen1 halaman
    Obat Depresi
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen12 halaman
    Isi
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen3 halaman
    Glaukoma
    Harry Susanto Triefindaa
    Belum ada peringkat