Anda di halaman 1dari 14

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika seseorang menginginkan data fiskal sebuah kabupaten untuk diolah kembali menjadi sebuah rekapan, maka ia harus secara manual melakukan tugas tersebut.Hal tersebut bisa menjadi kendala ketika jumlah data yang begitu banyak, dan pencarian data masih dilakukan secara manual. Dengan adanya aplikasi sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia ini, user bisa mendapatkan informasi data secara komputerisasi. Aplikasi ini juga dibentuk sebagai pemecahan masalah yang bisa dilakukan oleh para pejabat khususnya di dalam kementrian keuangan untuk menentukan suatu kebijakan fiskal dengan melihat grafik dinamis yang disediakan pada aplikasi ini.

1.2 Tujuan Kajian 1. Membangun sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia secara komputerisasi 2. Memberikan keamanan hak akses informasi dengan menyediakan fungsi login 1.1 Batasan Masalah Pembangunan Sistem Informasi Kondisi Fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia merupakaan sistem informasi berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP dan javascript.

BAB 2 METODE KERJA

2.1 Waktu dan Lokasi Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan, dimulai tanggal 2 Februari sampai dengan 29 Maret dari pukul 09.00 s.d 16.00 di Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan R.I yang bertempat di Jl. Dr Wahidin No.1 Gedung Radius Prawiro Lt 4 Kementrian Keuangan Jakarta Pusat 10210. Selama di Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan , ditempatkan di bagian EPIKD khususnya di bagian informasi dukungan dan teknis.

2.2 Metode Kajian 2.2.1 Analisis Masalah Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia (DJPK-RI) merupakan salah satu lembaga tinggi negara yang menggunakan teknologi informasi pada operasi pekerjaanya. Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan sendiri bertugas untuk melakukan pengelolaan dan perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Salah satu informasi yang dihasilkan oleh lembaga tinggi ini adalah data mengenai kondisi fiskal per kabupaten/kota/provinsi yang berada di Indonesia. Data tersebut digunakan sebagai acuan Pemerintah untuk menentukan kebijakan fiskal per daerah di Indonesia. Akan tetapi dengan cara pengolahan data secara manual dapat menjadi sebuah kendala bagi semua orang khususnya untuk pegawai yang berada di lingkungan Kementrian Keuangan yang hendak mengakses data tersebut sehingga hasil yang didapat tidak begitu maksimal. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang bisa digunakan untuk mengolah data tersebut agar hasil yang didapat efisien dan efektif. Sistem informasi berbasis web merupakan suatu solusi yang bisa diambil dalam mengatasi kendala tersebut. Sistem informasi berbasis web merupakan suatu sistem informasi yang berjalan pada browser.Sistem informasi berbasis web memiliki beberapa keuntungan dibandingkan sistem informasi lainya yaitu diantaranya : 1. 2. 3. 4. Dapat digunakan offline maupun online sesuai kebutuhan Berbasis animasi (flash maupun javascript) Banyak pilihan bahasa pemrograman yang digunakan Berbasis GUI

Dengan mengintergrasikannya dengan database, maka sistem informasi berbasis web ini bisa bersifat dinamis artinya isi dari konten tersebut bisa diganti tanpa merubah tampilan dari konten tersebut. Berikut ini merupakan beberapa database server yang bisa digunakan pada sistem informasi berbasis web diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4. MYSQL SQL SERVER ORACLE VISUAL FOXPRO

2.2.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk membuat Sistem Informasi Kondisi Fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia adalah teknik observasi. Teknik observasi sendiri merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung kegiatan yang sedang dilakukan, dalam hal ini mengamati aktivitas atau kegiatan di lingkungan IDT DJPK. Karena melalui observasi, penganalisis dapat memperoleh hasil nyata, artinya data yang diperoleh benar-benar merupakan hasil dari kegiatan yang sedang berlangsung di lingkungan kerja magang dalam hal ini adalah IDT DJPK. Dengan observasi

dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam pembuatan sistem informasi ini seperti kebiasaan end user dalam hal ini pegawai di lingkungan kementrian keuangan, permintaan pelanggan, data, dan lain-lain. 2.2.3 Metode Pengembangan Sistem Ada suatu masa ketika sebuah rancangan sistem tidak dapat dievaluasi sampai rancangan tersebut dibangun, sehingga setelah pembuatan akan terasa sangat sulit untuk melakukan suatu perubahan. Oleh karena itu diperlukannya suatu metode pengembangan sehingga sistem yang akan dibangun dapat dikelola dengan baik dan maksimal. Pembuatan sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia ini menggunakan metode Prototype. Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat
yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping. Metode Prototype dapat mengatasi

ketidakserasian antara pengembang dan pelanggan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, dan mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui. Adapun proses-proses yang terdapat pada model Prototyping yaitu : 1. Pengumpulan Kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, dan kebutuhannya. 2. Perancangan Perancangan dilakukan berdasarkan aspek yang telah diketahui. 3. Evaluasi Prototype Mengevaluasi hasil pembuatan dengan tujuan memperjelas kebutuhan baik pelanggan maupun software.

Uji dan Evaluasi Pelanggan

Mendengarkan Pelanggan

Membangun dan Memperbaiki

Dalam pengembangan perangkat lunak, model prototyping memiliki beberapa tahapan-tahapan dalam proses pengembangannya. Pada tahapan inilah keberhasilan dari suatu software tersebut bisa diuji. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang terdapat pada model prototype dalam pengembangan perangkat lunak: 1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang sama-sama mendiskusikan tentang kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus dimiliki oleh perangkat lunak yang akan dibuat nanti. 2. Membangun prototyping Pembangunan prototype ini berupa perancangan sementara yang biasanya berfokus pada penyajian pelanggan, misalnya: pembuatan input dan output. 3. Evaluasi prototyping Pada tahap ini dilakukan evaluasi oleh pelanggan apakah prototyping ynag sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sesuai maka akan dilanjutkan pada tahap selanjutnya. Jika tidak sesuai maka akan kembali lagi pada tahap awal. 4. Pengkodean sistem Dalam tahap ini, dilakukan penerjemahan kedalam bahasa pemograman yang telah disepakati. 5. Menguji sistem Setelah perangkat lunak selesai dalam pengimplementasian, maka dilakukan pengujian baik itu pengujian secara white box,black box, maupun pengujian arsitektur lainnya. 6. Evaluasi sistem Pada tahap ini pelanggan melakukan evaluasi, dan menentukan apakah sistem telah memenuhi syarat dan sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya.Jika sesuai maka dilanjutkan pada tahap berikutnya. Jika tidak, maka dilakukan pengulangan kembaliu pada tahap 4 dan 5. 7. Menggunakan sistem Sistem yang telah dievaluasi dan dinyatakan sesuai dengan harapan pelanggan siap untuk dipakai.

2.3 Tinjauan Pustaka 2.3.1 Situs Web Menurut Betha Sidik, situs web merupakan suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink sehingga memudahkan pemakai komputer untuk melakukan penelusuran informasi di internet.Informasi yang disajikan dengan web dapat berupa multimedia yaitu informasi dapat disajikan dengan menggunakan banyak media (teks,gambar,animasi,suara,atau film). 2.3.2 Pemrograman PHP PHP merupakan bahasa pemrograman web yang bersifat server-side, artinya bahasa pemograman ini dieksekusi di server. Konten yang terdapat pada situs web

yang menggunakan pemrograman php bisa bersifat dinamis, karena php dapat berintegrasi dengan database. Sehingga pengelola situs tidak perlu melakukan proses editing pada dokumen HTML, tetapi cukup dengan melakukan penambahan ataupun perubahan dalam database. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menajdi lebih mudah. PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page, sedangkan FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. Software ini disebarkan dan dilisensikan sebagai perangkat lunak yang Open Source. Sekarang PHP resmi merupakan kependekan dari PHP HyperText Preprocessor, merupakan bahasa script server-side yang disisipkan pada HTML. 2.3.3 Basis Data Basis data merupakan suatu koleksi data yang saling terhubung secara logis dan menguraikan data yang ada, dirancang untuk menemukan kembali informasi yang diperlukan ileh suatu organisasi. Basis data terdiri dari kumpulan data yang didefiniskan hanya sekali, dan digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna. Semua data saling berintegrasi sehingga jumlah duplikasi data dapat diminimalkan (Connoly dan Begg 2002). 2.3.4 Pemrograman Berorientasi Obyek Pemrograman berorientasi obyek merupakan suatu paradigma pemrograman yang menggunakan obyek-obyek dan interaksi antar obyek dalam membangun suatu sistem komputer. Pemrograman berorientasi obyek merupakan penyederhanaan dari bahsa prosedural sehingga program menjadi lebih mudah untuk dikembangkan. Berikut ini prinsip-prinsip yang mendasari pemrograman berorientasi obyek menurut Budi Raharjo ada empat yaitu: 1. Abstraksi Proses pengabstrakan atau penyembunyian detail program yang sangat rumit sehingga kita tidak perlu mempermasalahkan pembuatannya. Kita hanya perlu obyek tersebut untuk digunakan sesuai fungsinya. 2. Pembungkusan Proses penggabungan antara data-data dan fungsi-fungsi yang berkaitan ke dalam obyek. Dengan demikian program terintegrasi, tanpa harus mendeklasrasikan variabel-variabel yang bersifat eksternal. 3. Pewarisan Dalam pemrograman berorientasi obyek, obyek baru dapat dibuat dengan cara menurunkannya dari obyek lain. Obyek baru ini sering disebut dengan obyek turunan, sedangkan obyek induknya sering disebut dengan ancestor (base class). Sifat yang terdapat pada obyek turunan ini adalah hasil dari pewarisan dari sifat-sifat yang terdapat pada obyek induk. 4. Polimorfisme Proses kebanyakrupaan, artinya dapat diimplementasikan sesuatu hal yang berbeda melalui satu cara yang sama.

2.3.5

Framework

Framework merupakan sebuah kerangka kerja yang berupa kumpulankumpulan dari library yang bisa diturunkan, atau bisa langsung dipakai fungsinya. Dengan adanya framework, suatu pekerjaan yang berulang atau berpola tidak perlu dikerjakan lagi secara manual. Karena framework dapat menoptimasi halhal umum tersebut. Kelebihan dari penggunaan framework menurut Gungun septian adalah: 1. Lebih mudah dalam memahami mekanisme kerja sebuah aplikasi. Tentunya akan membantu proses pengembangan sistem yang dilakukan secara tim. 2. Dengan memahami framework akan menghemat waktu pengerjaan suatu aplikasi, karena setiap anggota sudah memiliki sebuah acuan dalam menyelesaikan modulnya tersendiri. 2.3.6 Tentang MVC (Model View Controller) MVC merupakan sebuah pendekatan perangkat lunak yang memisahkan antara layer logika dan persentasi. Sehingga dalam sebuah tim pengembangan web, seorang programmer bisa berkosentrasi pada core-system, sedangkan web designer bisa berkosentrasi pada tampilan web. MVC membentuk pola struktur code dalam 3 kategori yaitu: 1. Model Mempresentasikan struktur data yang dibangun. Umumnya kelas model berisi fungsi-fungsi yang membantu pemrogram untuk mengelola,memasukan, dan mengupdate informasi dalam database. 2. View Informasi yang disajikan untuk user, berupa tampilan atau user interface. View umumnya adalah tampilan dari halamn web itu sendiri. 3. Controller Bertugas sebagai penghubung antara Model,View dan beberapa resource lainnya yang dibutuhkan untuk memproses HTTP request dan meng-generate sebuah halaman web. 2.3.7 Framework Codeigniter Codeigniter adalah aplikasi open source yang berupa frmaework dengan menggunakan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun suatu website yang bersifat dinamis. Alur program codeigniter adalah ketika datang sebuah user request, maka permintaan tersebut akan ditangani oleh controller. Kemudian controller akan memanggil model jika memang diperlukan operasi pada database. Hasil query oleh model kemudian akan dikembalikan lagi pada controller. Selanjutnya controller akan memanggil view yang tepat untuk mengkombinasikannya dengan hasil query model. Berikut ini gambaran alur program dalam framework codeigniter:

User Request

Controller

View

Model

2.3.8 UML Unified Model Language (UML) adalah sebuah bahasapemodelan standar sistem informasi berorientasi obyek. UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukan berbagai aspek dalam sistem informasi.Berikut ini merupakan beberapa diagram dalam UML antara lain: 1. Use Case Diagram Diagram yang menyajikan interaksi antara use case dan aktor, dimana aktor tersebut dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang dibangun. 2. Activity Diagram Diagram yang menyajikan aliran dari fungsionalitas sistem. 3. Sequence Diagram Diagram yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario yang berhubungan dengan waktu. 4. Collaboration Diagram Perluasan dari sebuah obyek yang terdiri dari pesan yang dikirimkan oleh obyek satu sama lain. 5. Class diagram Diagram yang menampilkan properti dan operasi dari sebuah kelas serta batasan-batasan yang melekat pada mekanisme bagaimana obyek tersebut saling tehubung. 6. Statechart Diagram Diagram yang menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah obyek, event yang biasa dideteksi dan direspon atas event-event tersebut. 7. Component Diagram Diagram yang menampilkan komponen-komponen dalam sistem serta keterhubungannya. 8. Deployment Diagram Diagram yang menunjukan tata letak sistem secara fisik. Tata letak tersebut merupakan sebuah node.

BAB 4 PEMBUATAN SISTEM INFORMASI KONDISI FISKAL PER PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA/PROVINSI di INDONESIA

Pembuatan sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia di bagian Informasi Data dan Teknis di Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan menggunakan proses pengembangan Prototype. Ciri utama dari model pengembangan ini adalah adanya pendekatan antara pelanggan dan pengembang dalam mendiskusikan sistem yang akan dibuat. Proses pengembangan ini memiliki beberapa tahapan yaitu, tahap pengumpulan kebutuhan, membangun prototyping, evaluasi prototyping, mengkodekan sistem, menguji sistem, evaluasi sistem, dan menggunakan sistem.

4.1 Pengumpulan Kebutuhan Proses awal dari pengembangan perangkat lunak adalah adanya kebutuhan.Tahapan ini merupakan tahapan dimana pelanggan dan pengembang mendiskusikan harapan-harapan tentang hasil keluaran dari sistem yang akan dibuat nanti (garis besar dari sistem). Melakukan pencarian data dan manipulasi serta penyampaian informasi berbasis komputerisasi mendasari pembuatan sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia. Secara umum meliputi: 1. Sistem informasi yang dapat menampilkan data fiskal 2. Sistem informasi yang dapat memanipulasi data secara komputerisasi dan melakukan pemindahan tipe data pada format lain 4.1.1 Data Flow Diagram Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi sebelum kita membuat suatu sistem adalah melakukan perencanaan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh sistem tersebut terhadap pemakai. Data flow diagram merupakan suatu tool yang digunakan untuk menganalisa aliran data dari sistem yang akan dibuat nantinya. Dengan adanya data flow diagram, dapat di telaah tentang apa yang bisa dilakukan oleh sistem terhadap pemakai. Berikut ini merupakan diagram konteks dari sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia :
KONTEKS DIAGRAM

USER

SISTEM INFORMASI KONDISI FISKAL

DATA

Selanjutnya adalah membuat fungsi-fungsi apa saja yang bisa dilakukan oleh sistem dengan menurunkan konteks diagram menjadi dfd level 0 dan seterusnya. DFD selanjtnya bisa diliha pada lampiran ... 4.1.2 Use Case Diagram Setelah pembuatan dfd, dilanjutkan pada pembuatan use case diagram. Use case diagram memberikan gambaran sistem secara keseluruhan. Hal ini memberikan informasi apa saja yang bisa diberikan oleh sistem dan siapa saja yang berhak mengakses sistem tersebut. Berikut ini merupakan use case diagram dari sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia yaitu:

Use Case diagram merupakan gambaran umum keseluruhan sistem yang akan dibuat. Use case diagram pada gambar diatas akan menghasilkan sebuah use case description.Use case description dapat dilihat pada lampiran 2. Salah satu

contoh use case description yaitu, proses melakukan manipulasi data kofis yang dilakukan oleh admin sistem. Proses ini dapat dilihat pada tabel berikut Use Case Deskripsi singkat Melakukan manipulasi data kofis Admin dapat melakukan manipulasi data kofis mulai dari menambah, mengubah, mencari dan menghapus data kofis Admin Admin harus melakukan login terlebih dahulu Admin dapat melakukan operasi CRUD (create,read,update,delete) Mencari data kofis Data yang dimasukan kosong: Field harus diisi Data yang dimasukan salah: Data tidak terdaftar Tabel 1 Use case description manipulasi data kofis

Actor Pre Condition Post condition Main flow

Alternate flow

Exception flow

Aktifitas yang terdapat dalam use case dapat dimodelkan dalam sebuah activity diagram.Activity diagram dari use case diagram selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Salah satu contoh activity diagram yaitu pada manipulasi data kofis yang ditunjukan pada lampiran 3. 4.1.3 Use Case Modelling Pendekatan analisis tentang sistem dapat dilakukan dengan melakukan permasalahan dan kebutuhan akan sistem tersebut. Use case modelling merupakan analisis berdasarkan use case diagram. Berikut ini use case model dari sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia yang digambarkan pada tabel berikut: Use Case: Sistem Informasi Kondisi Fiskal Primary Actor: Admin Secondary Actor: Klien/pegawai Aksi Aktor Tanggung Jawa Sistem Admin memanipulasi data kofis Sistem menyimpan hasil manipulasi data kofis Admin memanipulasi data pemda Sistem menyimpan hasil manipulasi data pemda Admin memanipulasi data keterangan Sistem menyimpan hasil manipulasi data keterangan Aksi Aktor Tanggung Jawa Sistem Pengguna melakukan operasi lihat data Sistem menampilkan data sesuai

kofis inputan yang diberikan Pengguna melakukan operasi lihat data Sistem menampilkan data sesuia penduduk inputan yang diberikan Pengguna melakukan operasi export Sistem melakukan export data dari tabel data ke format excel Pengguna melakukan operasi pencarian Sistem menampilkan list data pencarian data Tabel 2 Use case model sistem

4.2 Membangun Prototyping Pada tahap ini dilakukan sebuah perancangan sementara terhadap sistem informasi. Setelah kebutuhan terpenuhi, maka dilakukan sebuah perancangan baik itu perancangan dengan pendekatan terhadap penyajian pelanggan maupun perancangan mengenai struktur sistem yang akan dibuat. 4.2.1 Perancangan Basis Data Perancangan basis data merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembuatan sebuah sistem informasi yang berbasis clien-server. Permasalahan yang dihadapi pada waktu perancangan basis data ini adalah bagaimana basis data yang akan dibangun ini dapat memenuhi kebutuhan di saat ini dan masa yang akan datang. Untuk itu diperlukannya suatu perancangan data yang baik secara fisik maupun secara konseptual. Perancangan secara konseptual akan menunjukan entity dan relasi berdasarkan proses yang diinginkan oleh pihak pelanggan. Untuk menentukan entity dan relasi maka perlu dilakukan analisis data dan informasi terhadap spesifikasi sistem yang akan dibuat. Berikut ini adalah desain Entity Relationship Diagram (ERD) pada Sistem Informasi Kondisi Fiskal per Pemerintah Kabupaten/Kota/Provinsi di Indonesia terdapat pada gambar
KODE SATKER KODE KAB NO NAMA PEMDA KODE KET KODE PROV TAHUN KODE SATKER NILAI KODE KOM KODE KET

NAMA KET

NAMA KOM POPULASI

PEMDA

MEMILIKI DATA FISKAL

KETERANGAN

4.2.2 Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka berfungsi untuk menghubungkan pengguna dengan sistem. Dalam hal ini pengguna dapat mengetahui bagian-bagian antarmuka yang ditujukan oleh sistem kepada pengguna. Dalam sistem informasi kondisi fiskal per pemerintah kabupaten/kota/provinsi di Indonesia, pengguna terbagi dalam 2 kategori yaitu admin dan klien. Bagian struktur dari dari perancangan antarmuka dapat dilihat pada lampiran 4

4.2.3 Class Diagram

LAMPIRAN
LOGIN

BERANDA/KOFIS

PEMDA

KETERANGAN

PENCARIAN

HAPUS

TAMBAH

EDIT

BERANDA

KONDISI FISKAL

TREN TRANSFER

PETA KONDISI

PETA SITUS

PENCARIAN

PENCARIAN

PETA DANA

OTONOMI KHUSUS

PENERIMAAN PAJAK

PERBANDINGAN

ALUR BELANJA

HEADER

MENU KIRI

KONTEN KANAN

FOOTER

HEADER
MENU ATAS

KONTEN KIRI

MENU KANAN KONTEN KANAN

FOOTER

Anda mungkin juga menyukai