Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN AGAMA

KANTOR WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BIDANG PENYELENGGARAAN HAJI, ZAKAT DAN WAKAF

PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI KHUSUS DAN TATA CARA PELUNASAN BPIH

PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang R.I. nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji disebutkan bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan khusus, dapat diselenggarakan Ibadah Haji Khusus yang pengelolaan dan pembiyaannya bersifat khusus pula. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus ini dilakasanakan oleh Penyelenggara Ibadah Khusus yang telah mendapat izin dari Menteri Agama. DASAR HUKUM Dalil Syar`i Al-Qur`an Surat Ali Imran : 97 Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Hadist Rasulullah SAW : Sesungguhnya Allah berbangga dengan malaikat-malaikat di langit tentang orang-orang yang sedang wukuf di Arafah. (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad dari Abu Hurairah). Peraturan Perundang-Undangan 1. Undang-undang R.I. nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji ; 2. Keputusan Menteri Agama R.I. nomor 396 Tahun 2003 tentang Perubahan Keputusan Menteri Agama R.I. nomor 371 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah ; 3. Peraturan Menteri Agama R.I. nomor 01 tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agama nomor 15 tahun 2006 tentang Pendaftaran Haji ; 4. Peraturan Menteri Agama R.I. nomor 6 tahun 2010 tentang Prosedur dan Persyaratan Pendaftaran Jemaah Haji ; 5. Peraturan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah nomor D/1 tahun 2011 tentang Pendaftaran Jemaah Haji Khusus.

Jalan D.I. Panjaitan No. 19 Telp/Fax. (0511) 3363136 Banjarmasin 70114

DAFTAR ISTILAH 1. BPIH = Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (dulu ONH/Ongkos Naik Haji). 2. SPPH = Surat Permohonan Pergi Haji. 3. BPS-BPIH = Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. 4. SISKOHAT = Sistem Komputerisasi Haji Terpadu. 5. PIHK = (Travel) Penyelenggara Ibadah Haji Khusus. PENDAFTARAN 1. Pendaftaran Jamaah Haji Khusus dilakukan pada Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. 2. Selama Pendaftaran Haji Khusus belum dapat dilakukan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, maka pendaftaran dapat dilakukan di Direktorat Pelayanan Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. SYARAT PENDAFTARAN 1. Jemaah Haji Khusus melakukan pendaftaran dengan menyerahkan persyaratan sebagai berikut :

a. Surat Keterangan Sehat jasmani dan rohani dari dokter. b. Fotokopi KTP yang masih berlaku atau identitas lain yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku. d. Fotokopi Akte Kelahiran atau Surat Kenal Lahir atau Buku Nikah atau Ijazah. e. Surat Keterangan Pilihan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari PIHK yang memiliki izin dari Menteri Agama dan memiliki Personal Identification Number (PIN) dari Direktur Jenderal Penyeleng garaan Haji dan Umrah. f. Pas foto berwarna terbaru ukuran 3x4 cm sebanyak 10 lembar dengan latar belakang putih dan tampak wajah 70 % 80 %. 2. Dalam hal persyaratan sebagaimana dimak sud pada ayat (1) huruf d tidak dimiliki dapat diganti dengan surat keterangan dari Camat. 3. Bagi Jamaah Haji Khusus yang telah memiliki paspor yang masih berlaku, persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan dapat diganti dengan fotokopi paspor dengan menunjukkan paspor aslinya.

PROSEDUR PENDAFTARAN 1. Jamaah Haji Khusus harus datang sendiri dan menyerahkan persyaratan sebagaimana tersebut di atas ke Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama Provinsi (kalau di Kanwil belum bisa, maka ke Direktorat Pelayanan Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah). 2. Jemaah Haji Khusus melakukan pembayaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Khusus ke rekening Menteri Agama pada Bank Penerima Setoran BPIH yang ditunjuk oleh Menteri Agama. 3. Menyerahkan bukti setoran awal BPIH Khusus kepada Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama Provinsi. 4. Melakukan pelunasan BPIH Khusus sesuai besaran dan waktu pelunasan yang ditetapkan oleh Menteri Agama. 5. Dalam hal Jamaah Haji Khusus tidak dapat melakukan pendaftaran sendiri, Jamaah Haji Khusus dapat menguasakan kepada PIHK pilihannya. 6. Setelah melakukan pembayaran setoran awal BPIH Khusus, jemaah haji khusus memperoleh Bukti Setoran Awal BPIH Khusus sebanyak 5

(lima) lembar dan masing-mansing lembar diberi pas foto ukuran 3x4 cm serta dibubuhi cap (stempel) BPS-BPIH dengan peruntukan : a. Lembar pertama (asli) untuk jamaah haji khusus ; b. Lembar kedua untuk BPS-BPIH; c. Lembar ketiga untuk Kanwil Kementerian Agama; d. Lembar keempat untuk PIHK yang dipilih; e. Lembar kelima untuk Direktorat Pelayanan Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 7. Dalam hal jamaah haji khusus telah memiliki nomor porsi untuk keberangkatan tahun tertentu dan terdaftar pada PIHK yang jumlah jamaah hajinya melebihi alokasi, jamaah haji khusus dapat memilih PIHK lain. 8. Pemilihan PIHK lain sebagaimana dimaksud pada poin (7) wajib difasilitasi oleh PIHK tempat jamaah haji khusus terdaftar semula. 9. Dalam hal jamaah haji khusus tidak memiliki PIHK lain sebagaimana dimaksud pada poin ( 7 & 8 ), jamaah haji khusus tersebut menjadi daftar tunggu pada PIHK tempat jamaah haji khusus terdaftar semula pada tahun berikutnya.

10. Dalam hal jamaah haji khusus memiliki nomor porsi untuk keberangkatan tahun tertentu dan karena satu dan lain hal tidak dapat berangkat, jamaah haji khusus tersebut menjadi daftar tunggu pada tahun berikutnya; 11. Daftar tunggu sebagaimana dimaksud pada poin (10) berlaku paling lama 2 (dua) tahun. 12. Dalam hal daftar tunggu sebagaimana dimaksud pada poin (11) telah melewati 2 (dua) tahun pendaftarannya dibatalkan.

Anda mungkin juga menyukai