Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum : mengetahui gambaran umum mengenai asuhan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit 2. Tujuan Khusus : a. mengetahui konsep dasar anatomi fisiologi cairan tubuh b. Mengetahui konsep dasar kekurangan volume cairan dan elektrolit c. Mengetahui asuhan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal,kulit paru,dan gastrointestinal.selain itu pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem atau mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh sistem hormonal,yakni ADH (anti diuretik hormon) , sistem aldosteron ,prostaglanding dan glukokortiroid. 1. Ginjal Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit.Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yakni sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi gram dalam darah. Pengaturan keseimbangan asam basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini , diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% disaring keluar. Cairan yang tersaring ( filtrat glomerulus) , kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan . jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruh oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1ml/kg/bb/jam. 2. Kulit Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vaso kontriksi.proses pelepasan panasdapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit, proses pelepasan panas lainnya dilakukan melalui cara pemancaran yaitu dengan melepaskan panas keudara sekitarnya.cara tersebut berupa cara

konduksi, yaitu pengalihan panas ke benda yang disentuh dan cara konveksi, yaitu dengan mengalirkan udara yang telah panas kepermukaan yang lebih dingin. Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini, suhu dapat diturunkan dengan cara pelepasan air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat dperolehdari aktivitas otot, suhu lingkungan , melalui kondisi tubuh yang panas. 3. Paru Organ paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari.proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan terhadap upaya kemampuan bernapas. 4. Gastrointestinal Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air . dalam kondisi normal , cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari 5. Sistem endokrin a. ADH Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan kesembangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada dihipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel. b. Aldosteron Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium , natrium , dan sistem angiotensin renin. c. Prostaglandin Prostaglandin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespon radang, pengendalian tekanan darah , konstriksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.

d. Glukokortiroid Hormon ini berfungsi mengatur peninggkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium. e. Mekanisme rasa haus Mekanisme rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang pelepasan renin yang dapat menmbulkan produksi angiotensn II, sehingga merangsang hipotalamus sehingga menimbulkan rasa haus B. Cara Perpindahan Cairan 1. Difusi adalh proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan 2. Osmosis adalah proses perpindahan zat kelarutan lain melalui membran semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. 3. Transport aktif adaah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. C. Kebutuhan Cairan Tubuh bagi manusia Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90%dari total berat badan tubuh. Sementara itu sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan dapat kategori presentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan badan , wanita dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan .presentasi jumlah cairan tubuh bervariasi bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak tubuh sedikit , maka cairan dalam tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pada pria, karena jumlah lemak dalam tubuh wanita dewasa lebh banyak dibansing dengan lemak dalam tubuh pria dewasa.

Kebutuhan air berdasar umur dan berat badan umur 3hari 1tahun 2tahun 4tahun 10tahun 14tahun 18tahun dewasa Kebutuhan air Jumlah air dalam 24 jam Ml/kg berat badan 250-300 80-100 1159-1300 120-135 1350-1500 115-125 1600-1800 100-110 2000-2500 70-85 2200-2700 50-60 2200-2700 40-50 2400-2600 20-30

D. Macam cairan tubuh a. Cairan intraseluler Cairan intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% total dari cairan tubuh b. Cairan ekstraseluler Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari total dari cairan tubuh. Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravascular dan interstisial. Cairan intravasculer atau plasma merupakan cairan dari komponen darah, cairan interstisial adalah cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa. Cairan tubuh atau TBW/TBF adalah jumlah total cairan yang dikeluarkan prosentase dari berat badan. E. Masalah keseimbangan cairan 1. Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler 2. Hipervolemik adalah penambahan/ kelebihan cairan volume cairan ekstraseluler. F. Kebutuhan elektrolit Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh.Cairan
tubuh yang mengandung oksigen,nutrient dan sisa metabolism seperti karbondioksida, yang semuanya disebut denganion.beberapa jenis garam dalam air akan dipeah dalam bentuk ion elektrolit. Contohnya.NaCI akan di pecah menjadi ion Na+ dan CI-. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus listrik.ion yang bermuatan negative disebut anion sedangkan ion yang bermuatan positif di sebut kation . contoh katikon antara lain natrium , kalium, kalsium , dan maqgnesium contoh anion antara lain klorida ,bikarbonat,fosfat.

KOMPOSISI ELEKTROLIT Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut: Natrium Kalium Klorida Bikarbonat arteri Bikarbonat vena Kalsium Magnesium Fosfat : 135-145 m Eq/L : 3,5-5,3 m Eq/L : 100-106 m Eq/L : 22-26 m Eq/L : 24-30 m Eq/L : 4-5 m Eq/L : 1,5-2,5 m Eq/L : 2,5-4,5 mg/100 ml

Pengukuran elektrolit dalam satuan miliekuivalen per liter cairan tubuh atau milligram per 100 ml (mg/ 100 ml) ekuifalen tersebut mrupakan kombinasi kekuatan zat kimia atau kekuatan kation dan anion dalam molekul. G. Pengaturan Elektrolit 1. pengaturan keseimbangan Natrium Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan tubuh. Natrium ini paling banyak padacairan ekstrasel. Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel di atur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron di hasilkan oleh konteks suprarenal dan berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya di bantu oleh ADH. ADH mengatur sejumlah air yang di serap kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis. Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium yang di serap kembali oleh darah. Natrium tidak hanya bergerak ke dalam atau ke luar tubuh, tetapi juga mengatur keseimbangan cairan tubuh. Eksternal dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil melalui tinja, keringat dan air mata. 2. pengaturan keseimbangan kalium Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium di atur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosteron juga berfungsi

mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel ). Sistem pengaturanya melalui tiga langkah, yaitu 1) Peningkatan konsentrasi kaliu dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldesteron 2) Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang di keluarkan melalui ginjal. 3) Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstra sel menurun.

Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernafasan. Partikel penting dalam kalium ini berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru, jaringan usus pencernaan. Ekskresi kalium di lakukan melalui urine, dan sebagian lagi melalui tinja dan keringat. 3. pengaturan keseimbangan kalsium Kalsium dalam tubuh berfungsi untuk pembentukan tulang, penghantar implus kontraksi otot,koagulasi darah (pembekuan darah),dan membantu beberapa enzim pankreas.kalsium diekskresi melalui urine dan keringat.konsentrasi kalsiumdalam tubuh di atur langsung oleh hormone paratiroid melalui proses reabsorpsitulang. Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paratiroid akan merangsang pembentukan hormone paratiroid yang langsung meningkatkan jumlah kalsium dalam darah. 4. pengaturan keseimbangan klorida Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel tetapi klorida dapat di temukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah. Hipokloremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar klorida dalam darah. Sedangkan hiperkloremia merupakan kelebihan klor dalam darah. Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108 mEq/L. 5. pengaturan keseimbangan magnesium magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel. Keseimbangannya diatur oleh kelenjar paratiroid. Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. Mmagnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium.

Hipomagnesemia terjadi bila konsentrasi serum turun kurang dari 1,5 mEq/L dan bila hipermagnesemia kadar magnesiumnya lebih dari 2,5 mEq/L. 6. pengaturan keseimbangan bikarbonat bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh. 7. Pengaturan keseimbangan dalam fosfat (PO4) Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine. H. Gangguan / Masalah Kebutuhan Elektrolit 1. Hiponatremia Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam lasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual muntah diare sehingga timbul rasa haus yang berlebihan, denyut nadi cepat, hipotensi, konvulsi, dan membrane mukosa kering. Hiponatremia ini dapat disebabkan oleh kekurangan cairan yang berlebihan seperti kondisi diare yang berkepanjangan. 2. Hipernatremia Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, tugor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L. kondisi demikian dapat disebabkan karena dehidrasi, diare, asupan air yang berlebihan sedang asupan garam sedikit. 3. Hipokalemia Hipokalemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L. 4. Hiperkalemia Hiperkalemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis, metabolic, pemberian kalium yang berlebihan melalui intravena yang

ditandai denagn adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan, aritmia, kelemahan jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5mEq/L. 5. Hipokalsemia Hipokalsemia merupakan suatu keadaan kekuranagn kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kram otot dank ram perut, kejang, bingung kadar kalsium dalam plasma kurangdari 4,3mEq/L dan kesmutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oeh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal 6. Hiperkalsemia Hiperkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar dalam kalsium plasma lebih dari 4,3mEq/L. 7. Hipomagnesia Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadadar magbesiu dalam darah kurang dari 1,3mEq/L 8. Hipermagnesia Hipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai adanya, koma, gangguan pernafasan dan kadar magnesium lebih dari 2,5mEq/L. I. Faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh factor-faktor : 1. Usia perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehinga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit 2. Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan 3. Diet apabila tubuh kekurangan zat gizi maka tubuh akan mmecah cadangan makanan yng tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan 4. Stress dapat mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit melalui proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan

5.

proses metabolisme sehingga menyebabkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan air Sakit pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak sehingga untuk memperbaikina sel membutuhkan proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan system dalam tubuh seperti ketidak seimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.

BAB III TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN A. DATA SUBYEKTIF Tanggal : 19 april 2012 Jam : 16.30 wib Anamnesa dilakukan dengan alloautoanamnesa 1. Identitas a. Identitas pasien Nama : Ny. SP Umur : 22 tahun Pendidikan : SMK Pekerjaan :Agama : islam Alamat : Mulyorejo rt 6 rw 1 wonosalam demak No. Registrasi : 12-1073 Diagnosa medis : GE (gastroenteritis) b. Identitas penanggung jawab Nama Umur Pekerjaan Agama Alamat Hubungan dengan pasien 2.

: Tn.S : 30tahun : swasta : islam : mulyorejo rt 6 rw 1 wonosalam demak :suami

Keluhan utama Pasien Ny.SP datang kerumah sakit mengeluh perutnya terasa sakit,mules dan mencret sudah 3hari 3. Riwayat penyakit a. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan bahwa sudah 3hari yang lalu perut terasa sakit,mules-mules dan mencret serta tubuhnya lemas. Setiap hari BAB sebanyak 6-9 kali sehari,dengan konsistensi cair, warna kuning, bau khas. kemudian oleh keluarga dibawa ke RSI NU. di ruang ugd dokter jaga melakukan pemeriksaan , didptkan hasil

a. Tekanan darah : 78/54 mmHg b. Nadi :138 kali/ menit c. Suhu : 37,5C d. Pernafasan : 22 kali/menit kemudian diberi terapi infus rl 500 ml 20tpm, setelah itu pasien dipindahkan keruang perwatan mas alwi Abd aziz diruang isolasi untuk mendapatkan penaganan lebih lanjut. Pasien saat ini tidak sedang menderita penyakit yang menular ( TBC,hepatitis) ataupun menurun (jantung ,hipertensi asma,DM) . b. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menurun (jantung ,hipertensi asma,DM),penyakit menular ( TBC,hepatitis,) dan penyakit yang membutuhkan perwatan khusus(stroke,AIDS), pasien tidak pernah opname dengan gejala yg sama. c. Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun (jantung,hipertensi asma,DM),penyakit menular ( TBC,hepatitis,) dan penyakit yang membutuhkan perwatan khusus(stroke,AIDS) 4. Pola kebutuhan sehari-hari Pola kebutuhan a. Nutrisi -makan Sebelum sakit Pola makan : teratur Frekuensi : 3 kali/hari Jenis makanan : nasi sayur,lauk Nafsu makan : baik Porsi : 1porsi habis Selama sakit Pola makan : tidak teratur Frekuensi : 3 kali/hari Jenis makanan : nasi sayur,lauk Nafsu makan : tidak baik Porsi : porsi tidak habis Pola minum : tidak teratur Frekuensi : 3 gelas/hari Warna : kuning

-minum

Pola minum : teratur Frekuensi : 8 gelas/hari

b. Eliminasi -BAB

Warna : kuning

Bau : khas Bentuk : padat Frekuensi : 1 kali/hari -BAK Warna : kuning Kejernihan : jernih Frekuensi : 5-6 kali/hari pasien mengatakan lancar menjalankan aktivitas sehari hari.

Bau : khas Bentuk : cair Frekuensi : 6-9 kali/hari Warna : kuning Kejernihan : jernih Frekuensi : 5-6 kali/hari pasien mengatakan bahwa ketika sakit aktivitasnya terganggu dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menjalankan aktivitas pasien tidak dapat istirahat, sering terbangun ketika tidur,karena sering merasa mulas. Pasien tidak melakukan hubungan seksual dengan suami

c. Aktivitas

d. istirahat dan tidur

e. seksual

f. personal hygiene

pasien dapat tidur dengan nyenyak dengan intensitas, malam : 8jam , siang : 2jam Pasien mengatakan berhubungan seksual dengan suami secara normal, tidak ada keluhan pasien mandi 2kali sehari, kebersihan mulut 3kali sehari -

g. cairan dan elektrolit 5.

pasien hanya disibin sehari 2kali, kebersihan mulut 1kali sehari Terpasang infus rl 500 ml 20tpm

Psikologi Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan penyakit yang diderita 6. Pengetahuan pasien terhadap penyakit yang diderita Pasien kurang memahami tentang penyakit yag dideritanya

B. 1. 2. 3.

DATA OBYEKTIF Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis Tanda tanda vital b. Tekanan darah : 78/54 mmHg c. Nadi :138 kali/ menit d. Suhu : 37,5C e. Pernafasan : 22 kali/menit Berat badan sebelum sakit : 55kg Berat badan sekarang : 50 kg

4. Pemeriksaan fisik head to toe a. Kepala : Bentuk : mesochepal Rambut : warna rambut hitam, rambut tidak terawat, kotor Muka : terlihat pucat, tidak oedema, Mata : konjungtiva pucat, seklera putih, sekret tidak ada, penglihatan tidak ada gangguan(normal) , kelopak mata terlihat cekung. Hidung : tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip Mulut gigi tidak ada caries, tidak ada stomatitis, bibir kering Telinga : letak simetris, serumen tidak ada, telinga bersih,pendengaran tidak ada gangguan(normal) b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis c. Dada Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada bengkak, tidak ada retraksi dada Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada bengkak Perkusi : sonor Auskultasi : tidak ada whizzing, irama nafas teratur d. Perut Inspeksi : tidak ada pembesaran ,tidak ada bekas luka operasi Auskultasi : peristaltik usus meningkat Perkusi : tympani Palpasi : adanya nyeri tekan disekitar perut bagian kanan dan kiri atas

e. Ekstermitas Ekstermitas atas : kanan : bentuk simetris, Normal, tidak ada oedema,kuku terlihat pucat, dapat melakukan gerakan dengan bebas(gerakan aktif) Kiri : bentuk simetris. Normal, tidak ada oedema,kuku terlihat pucat,terpasang infus, gerakan terganggu(kurang aktif) Ekstermitas bawah : Kanan : tidak ada varises, pergerakan kaki lemah (kurang aktif), Kuku Terlihat pucat, tidak ada oedema Kiri : tidak ada varises, pergerakan kaki lemah (kurang aktif), Kuku Terlihat pucat, tidak ada oedema f. Genitalia g. Anus : bersih, tidak ada pengeluaran : tidak ada hemoroid

5. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium Tanggal : 19 april 2012 Jam : 18.00wib Hasil : Pemeriksaan Hematologi Darah rutin : Hemoglobin Hematokrit Lekosit Trombosit LED Hitung jenis sel(diff) Eosinofil Basofil N. batang Limfosit Nilai Hasil Satuan Nilai normal Min max

14.1 40.9 11800 300000 40/58

g/dl % Mm3 Mm3 Mm

12 37 4000 150000 -

14 43 10000 500000 <15

0 0 0 9

% % % %

1 0 2 20

3 1 6 40

Monosit N.segmen Kimia darah Glukosa sewaktu (gds)

15 76 135

% % Mg/dl

2 50 70

8 70 10

C. Analisa/assesment Ny.SP umur 22 tahun dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit Dasar : DO : a. KU : baik Kesadaran : composmentis TTV TD : 78/54 mmHg N :138 kali/ menit S : 37,5C RR : 22 kali/menit BB : 50 kg b. Muka : terlihat pucat c. Mata : konjungtiva terlihat pucat , kelopak mata cekung d. Mulut : bibir kering e. Perut : adanya nyeri pada bagian kanan dan kiri atas f. Ekstermitas atas dan bawah : kulit terlihat pucat DS : ibu mengatakan umur 22tahun sudah 3hari yang lalu BABnya 6-9 kali/hari mencret, mules perut terasa, dan badan lemas D. Planning/rencana tindakan Tanggal : 19 april 12.00 jam :17.00 1. Beritahu pada pasien tentang hasil pemeriksaan dan keadaannya 2. Berikan penjelasan pada pasien tentang keluhan yang dirasakan yaitu mules dan mencret

3. 4. 5. 6. 7.

Berikan penjelasan pada pasien tentang ketidaknyamanan yang terjadi Lakukan observasi keadaan umum dan tanda tanda vital Lakukan observasi intake dan output Berikan penjelasan pada pasien tentang makanan dan minuman yang bolh dikonsumsi Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

E. Implementasi Tanggal : 19 april 2012 Jam : 17.00 1. memberitahu pada pasien tentang hasil pemeriksaan dan keadaannya a. Muka : terlihat pucat b. Mata : konjungtiva terlihat pucat c. Mulut : bibir kering d. Perut : adanya nyeri pada bagian kanan dan kiri atas e. Kuku : kuku pucat 2. memberitahu penjelasan pada pasien tentang keluhan yang dirasakan yaitu mules dan mencret 3. memberitahu pada pasien tentang ketidaknyamanan yang terjadi 4. melakukan observasi keadaan umum dan tanda tanda vital 1jam kemudiann keadaan umum : baik TTV : waktu tanggal TD N S RR 21.30 19 april2012 90/50 125 20 kali /menit 37 C mmHg kali/menit 08.00 20april 2012 100/60 100 36,5C 22 kali/menit mmHg kali/menit 14.00 20april 2012 100/70 106 36,7C 21kali/menit mmHg kali/menit 5. melakukan observasi intake dan output Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Kebutuhan intake cairan berdasar umur dan berat badan Kebutuhan cairan No Umur BB(kg) (ml/24jam) 1 3hari 3 250-300 2 1tahun 9,8 1150-1300 3 2tahun 11,8 1350-1500

4 5 6 7

6tahun 10tahun 14tahun 18tahun

20 28,7 45 54

1800-2000 2000-2500 2200-2700 2200-2700

Output cairan Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute yaitu : 1. Urine 2. IWL(insesible water loss) 3. Keringat 4. Feses (KDPK KEBIDANAN teori dan aplikasi, eny retna ambarwati,S.SiT , tri sunarsih,S.ST) Rumus menghitung intake dan output INTAKE = OUTPUT Input : Infus : ml Air (makanan + minum) : ml : output urin faeces Muntah IWL : CWL 25 25 25 25 Total Kehilangan Cairan 300 250 205 130 : : : : :

ml ml ml ml

Metode perbandingan BB dan umur BB (kg) <3 3-10 10-15 15-25 Umur < 1 bln 1 bln-2 thn 2-5 thn 5-10 thn PWL 150 125 100 080 NWL 125 100 080 025

6. Memberitahu pada pasien tentang makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi Makanan yang boleh dikonsumsi : a. Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim) b. Makan makanan rendah serat dan halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh.

c. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada. Minuman yang boleh dikonsumsi : Perbanyak minum air putih 7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat F. Evaluasi Tanggal : 20 april 2012 Jam : 09.00 1. Telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital kepada Ny.SP dengan hasil sebagai berikut : Tekanan darah : 100/70mmHg Nadi :106 kali /menit Suhu : 36,7C Pernafasan :21kali /menit Keadaan pasien masih lemas 2. Telah dilakukan observasi intake dan output 3. Pasien telah mengetahui makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi Pasien hati hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman, membantu proses penyembuhan, pasien merasa lebih sehat 4. Telah dilakukan tindakan kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat ,maka Ny.SP mencretnya sudah mulai berkurang

DATA PERKEMBANGAN Tanggal jam S 19 april 21.30 Pasien 2012 mengatakan merasa lebih sehat,lemas berkurang, dan masih mencret intensitas BAB dalam sehari 6-9 kali perhari O 1. KU : baik 2. Kesadaran : compos mentis 3. TTV : Td:90/50mmHg N: 125kali/menit S : 37C RR : 20kali/meni a. Muka : terlihat pucat b. Mata : konjungtiva terlihat pucat, kelopak mata cekung c. Mulut : bibir kering d. Perut : adanya nyeri pada bagian kanan dan kiri atas A Ny.SP umur 22 tahun dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit P P : lakukan observasi keadaan umum dan TTV I:melakuka n observasi keadaan umum dan TTV E : pasien membaik ,sudah tidak merasa lemas P : lakukan observasi intake dan output I : melakukan observasi intake dan output E : telah dilakukan observasi intake dan output P : lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat Imelakuka

n kolaborasi dengan dokter untuk memberika n obat E : telah dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberika n obat 20 april 08.00 Pasien 2012 mengatakan merasa lebih sehat,tidak merasa lemas, dan masih mencret intensitas BAB dalam sehari 2-3 kali perhari 4. KU : baik 5. Kesadaran : compos mentis 6. TTV : Td:100/60mmHg N: 100kali/menit S : 36,5C RR : 22kali/meni e. Muka : terlihat pucat f. Mata : konjungtiva merah muda g. Mulut : bibir kering h. Perut : adanya nyeri pada bagian kanan dan kiri atas Ny.SP umur 22 tahun dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit P : lakukan observasi keadaan umum dan TTV I : melakukan observasi keadan umum dan TTV E : pasien membaik ,sudah tidak merasa lemas P : lakukan observasi intake dan output I : melakukan observasi intake dan output E : telah dilakukan observasi

intake dan output P : lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat I : melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberika n obat

E : telah dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberika n obat 20 april 14.00 Pasien 2012 mengatakan merasa lebih sehat,lemas berkurang, dan masih mencret intensitas BAB dalam sehari 2-3 kali perhari 7. KU : baik 8. Kesadaran : compos mentis 9. TTV : Td:100/70mmHg N: 106kali/menit S : 36,7C RR : 21kali/meni i. Muka : terlihat pucat j. Mata : konjungtiva merah muda k. Mulut : bibir kering l. Perut : adanya nyeri Ny.SP umur 22 tahun dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit P : lakukan observasi keadaan umum dan TTV I : melakukan observasi keadan umum dan TTV E : pasien membaik ,sudah tidak merasa lemas

pada bagian kanan dan kiri atas

P : lakukan observasi intake dan output I : melakukan observasi intake dan output E : telah dilakukan observasi intake dan output

P : lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat I : melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberika n obat E : telah dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberika n obat

BAB IV PENUTUP A. kesimpulan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter yaitu : Volume cairan ekstra sel, dan osmolaritas cairan ekstrasel 2. pengeluaran cairan melalui : a. ginjal - pengaturan keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari - produksi urin untuk semua usia 1ml/kg/jam - pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5liter/hari - jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron b. kulit - diatur oleh saraf simpatis - rangsangan kelenjar dapat dihasilkan dari aktivitas otot, suhu lingkungan dan demam c. paru-paru - menghasilkan IWL sekitar 400ml/hari - cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam d. Gastrointestinal - Pada kondisi normal cairan yang hilang sekitar 100-200/hari - IWL sekitar 10-15cc/kg BB/24 jam dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1C B. Saran Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh hendaknya setiap hari mengkonsumsi air putih minimal 8gelas perhari agar kebutuhan cairan tubuh terpenuhi. Semoga dengan adanya makalah ini, kita mendapat wawasan yang lebih luas tentang kebutuhan cairan tubuh.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan bahan presentasi makalah ini yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.SP DENGAN GANGGUAN POLA KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT . makalah ini disusununtuk memenuhi kebutuhan tugas KDPK . Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksaih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan makalah ini : 3. 4. 5. 6. 7. Ibu Dr.Nunuk Sri Lestari, selaku direktur RSI NU DEMAK Bapak Rusnoto , S.KM,M.Kes(Epid) selaku direktur STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS Seluruh dokter, kepala ruang, perawat dan staf RSI NU DEMAK Dosen pembimbing STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu pelaksanaan ketrampilan dasar praktik klinik

Dalam penyusun makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan , untuk itu kami mohon kritik dan saran yang dapat memberikan masukan positif bagi penyusun makalah ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan ini. Semoga dengan makalah ini KDPK dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin

Demak,

Mei 2012

Tim penyusun
Clinical Instruktur Pembimbing Akademik

(.)

(..)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.SP DENGAN GANGGUAN POLA KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG MAS ALWI ABD AZIZ RSI NU DEMAK

Di susun oleh 1. Fella dwi puspitasari 2. Farikhatin 3. Yetti nurul wakhidah Prodi

: (VIII.II.2040) (VIII.II.2039) (VIII.II.2138)

: D3 Kebidanan

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


Tahun ajaran 2011/2012

Anda mungkin juga menyukai