Anda di halaman 1dari 1

Energi merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena hampir semua aktivitas manusia membutuhkan energi.

Salah satunya adalah energi yang sering digunakan pada transportasi dan industri yaitu energi fosil yang saat ini mulai ramai dibicarakan, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Seperti yang kita ketahui bahwa energi diprediksikan akan terus diperlukan/dikonsumsi seiiring naiknya jumlah manusia, khususnya energi yang tak dapat diperbaharui. Energi akan naik akibat dari produktivitas manusia yang semakin meningkat dan makin menipisnya energi yang tak dapat diperbaharui tersebut. Hal yang bisa menekan jumlah penggunaan energi ini diantaranya adalah pengembangan teknologi efisiensi. Efisiensi bisa dilakukan dengan teknologi, tapi juga bias dari kebijakan pemerintah yaitu maksimalisasi pemakaian kendaraan umum rendah emisi karbon untuk menggantikan kendaraan pribadi yang cenderung memacetkan dan boros energi primer karena dari segi lingkungan, jelas efek samping dari energi fosil ini cukup membuat lingkungan menjadi mulai tak bersahabat dengan kita. Dan factor karbon inilah yang menjadi salah satu alasan bahan bakar fosil menjadi energi primer sering mendapat kecaman, walaupun energi primer tidak bias dilepaskan dari bahan bakar fosil. Dan menurut saya, keputusan pemerintah untuk menjual bahan bakar fosil Negara ini keluar negeri dengan harga murah dan membatasi pemakaian bahan bakar fosil untuk transportsi di Indonesia kuranglah tepat. Seharusnya, pemerintah juga memberikan solusi yang dapat menyejahterakan rakyat, seperti menggalakkan transportasi yang dahulunya menggunakan bahan bakar fosil sebagai enegi primer menjadi energi yang ramah lingkungan seperti energi listrik maupun energi sel surya. Tentunya keadaan transportsi semacam itu tidak berpolutan, walaupun di hulu pembangkit listrik masih ada polusi. Memang, langkah tersebut membutuhkan peran serta yang lebih dari pemerintah dan masyarakat sendiri dengan cara mengurangi transportasi bahan bakar fosil dengan sedikit-sedikit dan menambah transportasi yang menggunakan energi terbarukan dengan jumlah yang banyak. Cara pengurangan yang dimaksudkan adalah pengembangan teknologi efisiensi pembangkit dan pengurangan kebergantungan energi primer dari batu bara, gas, dan minyak bumi. Dari segi masyarakat, kebijakan pembatasan subsidi bahan bakar pun harusnya bisa dipandang secara bijak oleh masyarakat sebagai pemikiran jangka panjang untuk melestarikan bumi Indonesia ini. Sebagai mahasiswa, yang perlu dilakukan adalah terus mempelajari mengenai pengefisiensian energi bahan bakar fosil, terus meneliti mengenai energi terbarukan agar lebih murah secara infrastruktur dan buatan negeri sendiri untuk kemudian dapat diimpelementasikan. Selain belajar untuk jangka panjang pemantapan ilmu serta mental ideal mengenai arah gerak energi, untuk jangka pendek bisa dilakukan dengan mendukung program-program pro lingkungan dan energi, seperti membiasakan naik sepeda ataupun jalan kaki ke kampus bila dekat. Atau mulai menggunakan listrik secara bijak, dengan tidak memboroskan, tidak terlalu hemat, yang penting produktifitas tinggi. Kalau ingin yang lebih menekan pemerintah secara halus untuk lebih meningkatkan urgensi pengurangan energi dari bahan bakar fosil, bisa dengan menginisiasi gerakan yang tadi secara massal. Atau bisa juga dengan memberikan solusi di daerah masingmasing, seperti pemanfaatan sumber air untuk listrik skala mikro pada daerah terpencil sebagai bagian kuliah kerja nyata. Yang terpenting adalah pola pemikiran yang selalu positif untuk memberikan yang terbaik dan optimal, tentunya paralel dengan langkah-langkah memperbaiki mental, kebijakan dan sistem yang kurang benar.

Anda mungkin juga menyukai