Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta nikmat ilmu dan limpahan Rahmat serta karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Empiema Dalam penyusunan makalh ini penulis menyadari bahwa tanpa berbagai bantuan dari berbagai pihak , tentunya makalh ini tidak dapat diselesaikan. Penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan serta informasi. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ns. Agus Supriyadi, S.Kep sebagai dosen pembimbing mata kuliah Sistem Respirasi. 2. Teman-teman yang ada di kelas keperawatan IV E STIKES TMS Bengkulu. Semoga bimbingan dan bantuan serta nasehat yang telah diberikan menjadikan makalah ini lebih sempurna.Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi pembaca dalam mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih banyak.

Bengkulu,

Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................... i DAFTAR ISI........................................ ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang.......................... iii B. Tujuan & Manfaat ................... iv

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep dasar teori 1. Pengertian..................... 1 2. Etiologi......................... 2 3. Klasifikasi..................... 3 4. Patofisiologi.................. 4 5. WOC.............................. 5 6. Manifestasi Klinis.......... 7 7. Pemeriksaan penunjang......... 8 8. Penatalaksanaan............. 9 9. Komplikasi......... 11 B. Konsep dasar ASKEP 1. Pengkajian teoritis lengkap......... 11 2. Diagnose Keperawatan yang Mungkin Muncul.......... 15 3. Rencana Asuhan Keperawatan ...... 16 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian lengkap ........ 19 Analisa Data............................................................................................ 27 B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul ........ 28 C. Rencana Asuhan Keperawatan........ 29 D. Implementasi & Evaluasi........ 31 BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan & saran.......... 36

DAFTAR PUSTAKA....... 37

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Empiema merupakan salah satu penyakit yang sudah lama ditemukan dan berat. Saat ini terdapat 6500 penderita di USA dan UK yang menderita empiema dan efusi parapneumonia tiap tahun, dengan mortalitas sebanyak 20% dan menghabiskan dana rumah sakit sebesar 500 juta dolar. Di India terdapat 5 - l0% kasus anak dengan empiema toraks. Empiema adalah terkumpulnya pus dalam rongga tnbuh yang norrnal ada yang patogenesisnya hanpir selalu disebabkan oleh infeksi paru, kecuali pada empiema pasca trauma atau selulitis didekat pleura. Empiema toraks didefinisikan sebagai suatu infeksi pada ruang pleura yang berhubungan dengan pembentukan cairan yang kental dan purulen baik terlokalisasi atau bebas dalam ruang pleura yang disebabkan karena adanya dead space, media biakan pada cairan pleura dan inokulasi bakteri. Empiema paling banyak ditemukan pada anak usia 2 9 tahun. Empiema adalah akumulasi pus diantara paru dan membran yang menyelimutinya (ruang pleura) yang dapat terjadi bilamana suatu paru terinfeksi. Pus ini berisi sel sel darah putih yang berperan untuk melawan agen infeksi (sel sel polimorfonuklear) dan juga berisi protein darah yang berperan dalam pembekuan (fibrin). Ketika pus terkumpul dalam ruang pleura maka terjadi peningkatan tekanan pada paru sehingga pernapasan menjadi sulit dan terasa nyeri. Seiring dengan berlanjutnya perjalanan penyakit maka fibrin-fibrin tersebut akan memisahkan pleura menjadi kantong-kantong (lokulasi). Pembentukan jaringan parut dapat membuat sebagian paru tertarik dan akhirnya mengakibatkan kerusakan yang permanen. Empiema biasanya merupakan komplikasi dari infeksi paru (pneumonia) atau kantong kantong pus yang terlokalisasi (abses) dalam paru. Empiema dapat juga terjadi akibat infeksi setelah pembedahan dada, trauma tembus dada, atau karena prosedur medis seperti torakosentesis atau karena pemasangan chest tube. Pus yang berasal dari rongga abdomen yang berada tepat di bawah paru (abses subfrenikus) juga dapat meluas ke rongga pleura dan menyebabkan empiema. Demam tinggi sering ditemui, sama seperti gejala pneumonia yang berupa batuk, nyeri dada karena pleuritis, dan kelemahan. Empiema juga dapat terjadi akibat dari keadaan keadaan

iii

seperti septikemia, sepsis, tromboflebitis,pneumotoraksspontan,mediastinitis,ataur upturesofagus. Infeksi ruang pleura turut mengambil peran pada terjadinya empiema sejak jaman kuno. Aristoteles menemukan peningkatan angka kesakitan dan kematian berhubungan dengan empiema dan menggambarkan adanya drainase cairan pleura setelah dilakukan insisi. sebagian dari terapi empiema masih diterapkan dalam pengobatan modern. Dalam tulisan yang dibuat pada tahun 1901 yang berjudul The Principles and Practice of Medicine, William Osler,mengemukakan bahwa sebaiknya empiema ditangani selayaknya abses pada umumnya yakni insisi dan penyaliran.

B. Tujuan Tujuan Umum: Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan empiema Tujuan Khusus: 1. 2. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis empiema Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan empiema yang meliputi pengkajian,diagnose keperawatan,rencana asuhan keperawatan,NCP,implementasi dan evaluasi. 3. Untuk mengetahui tentang wawasan penyakit empiema

C. Manfaat Agar konsep penyakit dan ASKEP tentang empiema dapat dipahami dan diterapkan dalam pemberian proses keperawatan terhadap klien yang mengalami empiema 1. Sebagai pedoman bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan empiema. 2. Sebagai penambah pengetahuan mahasiswa tentang empiema.

iv

Anda mungkin juga menyukai