Anda di halaman 1dari 16

TUGAS SISTEM REPRODUKSI

OLEH:

BOMENA PRIMISATA NIM. 179 ATYC 09 KELAS A4 SEMESTER VI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI S1 2012

A. Anatomo sistem reproduksi Laki-laki

Gambar 1. Anatomi reproduksi pria

1. Alat kelamin dalam Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris. a. Testis Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis dibungkus oleh skrotum, kantong kulit di bawah perut. Pada manusia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa prosesspermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah darisuhu tubuh (< 37C). Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster.

Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli. Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.

b. Saluran reproduksi Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra. Epididimis (tempat pematangan sperma) Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma) Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis). Saluran ejakulasi Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra

Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

1. Alat kelamin luar a. Penis Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama dengan phallus, yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas tiga bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung penis disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang ronggarongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi). Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).

Gambar 5. Struktur penis

b. Skrotum Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testisatau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa pubertas. Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap

yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.

B. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Anatomi Sistem Reproduksi terdiri dari : 1. Dinding abdomen Kulit Lapisan lemak Fascia Otot (m. rektus abdominis, m. obliquus eksternus, m. obliquus internus, m. transversus abdominis)

Fungsi dinding abdomen: Mengecilkan rongga perut bersama diafragma Meningkatkan tekanan rongga perut fungsi persalinan

2. Dasar panggul Manusia berdiri dasar panggul mempunyai beban menahan semua beban khususnya rongga perut dan tekanan intra abdominal Beban ditahan oleh otot dan fascia akibat persalinan kendornya fascia dan otot prolapsus genitalis Pintu bawah panggul terdiri atas diafragma pelvis, diafragma urogenitale dan lapisan otot Diafragma pelvis terdiri dari: M. levator ani M. koksigeus keduanya membentuk mangkok Dibagian tengah depan membentuk hiatus genitalis urethra, vagina dan rectum Diafragma urogenitalis yg menutupi arkus pubis: M transversus perinei superficialis dan profundus didalamnya terdapat mrhabdospincter

3. Urethra Lapisan paling luar dibentuk oleh: M. bulbo kavernosus M. perinea transversa superficialis M. iskhiakavernosus M. sphincter ani eksternus

Fungsi otot menahan rektum dan vagina turun kebawah. Semua otot tsb dipengaruhi syaraf motorik dapat dikejangkan aktif.

4. Pelvis Symphisis pubis (menghubungkan kedua paruh tl pelvis)

Articulatio sacroiliaca (menyatukan columna vertebralis dan tl pelvis) Pelvis major (batas-batas: dd abdomen anterior, ala ossis illi, vertebra lumbales. Ukuran jarak antara titik-titik tl pelvis ukuran pelvis)

a. Alat Genital 1. Vulva 2. Tempat muara sistim urogenital 3. Medialnya labia minora ( kel keringat, tanpa lemak) kebelakang membentuk frenulum, kedepan membentuk preputium klitoridis, dibawahnya terdapat klitoris jar erektil. 4. Vestibulum, dapat dilihat dengan memisahkan labia minora, terdapat 6 muara pada vestibulum: Meatus urethtra 2,5 cm dibawah klitoris. Dua ductus Skene bermuara 6mm ka/ki urethtra Ostium vagina (introitus vagina) terdapat hymen pada (gadis). sobek pada saat koitus. Sisa saat paska melahirkan disebut karunkula himenalis. Dua duktus gl. Bartholini sebesar kacang kapri, muara duktus diluar himen .mempertahankan genitalia eksterna tetap lembab. Glandula introital: a. Kelenjar Bartholini sekret musinosa alkalis berfs pelumas saat hubungan sexual b. Kel vestibularis: tersebar di seluruh vestibulum vagina b. Vagina 1. Penghubung genitalia eksterna dan interna (panjang 8-10 cm) 2. Introitus tertutup himen, suatu lipatan selaput setempat. Pada gadis selaput dara masih utuh, umumnya hanya dapat dilalui jari kelingking jika tertutup sama sekali disebut himen imperforatus. 3. Epithel vagina: sel skuamous berlapis. Tidak berkelenjar, tetapi dapat transdusasi

4. Pada anak kecil epithel sangat tipis, mudah infeksi 5. Mukosa vagina membentuk membentuk rugae lipatan kolumna rugarum 6. Dibawah epithel vagina terdapat jaringan ikat, otot. 7. Disebelah depan atas terdapat muara urethra sepanjang 2,5 4 cm. 8. Bagian atas berbatasan dengan vesica urinaria sampai forniks vagina anterior, jika kendor dan merosot terbentuk sistokele. Dinding belakang membentuk forniks posterior. Disamping kedua forniks membentuk forniks lateralis, jika kendor rektokele 9. Struktur mikroskopis: Epithel skuamosa, Jar ikat vaskuler, Dinding otot, 2 lapisan serabut otot onvolunter (luar longitudinal, dalam sirkuler), Fascia

Fungsi vagina: Untuk masuknya spermatozoa Keluarnya darah menstruasi dan hasil konsepsi Membantu menopang uterus Membantu mencegah infeksi, terdapat media asam yang dihasilkan bacillus doderlein mengubah glikogen menjadi asam laktat. pH normal vagina 3,8 4,5. c. Cervix 1. Merupakan bagian uterus, struktur dan fungsi berbeda. 2. Letak dibawah ishmus uteri yang meliputi ostium internum dan ostium eksternum. Ostium internum, dilatasi pada persalinan. 3. Inkompetensi serviks, abortus spontan pada timester 2 kehamilan. 4. Ukuran dewasa 2,5 cm (1/3 panjang seluruh uterus). Struktur mikroskopis Cerviks: Endometrium Otot involunter bercampur jar ikat kolagen menyebabkan bersifat fibrosa (rata-rata otot 10% nya)

Peritoneum menutup serviks diatas vagina. Pada portio vaginalis terdapat perubahan epithel skuamous ke kolumner squamous columner junction.

d. Uterus Bentuk buah peer Ukuran 7 7,5 cm Terdiri atas: Korpus uteri (2/3 proksimal) didalamnya terdapat kavum uteri membuka keluar melalui kanalis servikalis. Serviks uteri di vagina disebut porsio uteri Antara korpus dan serviks adalah isthmus uteri (panjang 7 mm) Korpus uteri Kornu daerah insersi tuba Fallopii Fundus bagian uterus diatas dan diantara 2 kornu Cavum uteri (bentuk segi tiga) Serviks: 1/3 distal Korpus : serviks bayi 1: 2 dan pada dewasa 2:1Bagian atas korpus disebut fundus uteri tempat masuknya tuba Fallopi e. Uterus Posisi uterus anteversifleksio: serviks kedepan atas membentuk sudut dengan vagina, sedang korpus kearah depan dan membentuk sudut 20-30 derajat dengan serviks sebaliknya retroversifleksio Kedudukan uterus dalam pelvis ditentukan: Tonus otot rahim, Tonus ligamentum penyangga, Tonus otot dasar panggul Ligamentum penyangga uterus: Ligamentum latum merupakan lipatan peritoneum kanan kiri uterus meluas sampai dinding panggul.

Ruang antar lipatan berisi pembuluh darah, limfe dan ureter. Ligamentum rotundum kaudal insersi tuba-kanalis inguinalis Ligamentum infundibulo pelvikum terbentang dari infundibulum dan ovarium ke dd panggul Ligamentum kardinale setinggi osteum uteri internum dari serviks ke panggul Ligamentum sakrouterinum merupakan penebalan ligamentum kardinale menuju os sacrum Antara tuba dan ovarium terdapat lig.ovarii propium Pembuluh darah a uterina cabang a. hypogastrika melalui lig latum menuju uterus setinggi osteum uteri internum dan a ovarika cabang aorta abdominalis.

f. Tuba Panjang 11 14 cm Bagian yang ada pada fundus disebut pars interstisialis, lateralnya pars isthmika, lateralnya lagi pars ampularis yang mempunyai corong terbuka disebut infundibulum. Struktur mikroskopis tuba: Peritoneum Muskuler (longitudinal dan sirkuler) Mukosa epithel kubik, bersilia dan bersekresi.

Tuba terbagi menjadi 4 bagian: Pars interstisialis (diantara otot rahim mulai osteum internum tubae) Pars isthmika tuba ( diameter paling sempit) Pars ampularis tuba (diameter paling luas) Pars infundibulum dengan ujung akhir fimbriae.

g. Ovarium Ukuran: seibu jari tangan (3X2X1 cm, beratnya 5-8 gr). Ovarium kerah uterus bergantung pada lig. Infundibulo pelvikum melekat pada lig. Latum melalui mesovarium Ovarium terdiri 2 bagian: Korteks ovarii: Mengandung follikel primordial, Berbagai fase pertumbuhan follikel, Terdapat korpus luteum dan albikans, Medull ovarii: Terdapat pembuluh darah, limfe dan syaraf Parametrium jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembaran lig latum

C. Hormon Pada Pria Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.

Testoteron Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

LH (Luteinizing Hormone) LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.

FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

Estrogen Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

D. Hormone pada wanita 1. Estrogen Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

2. Progesterone Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG. 3. Gonadotropin Releasing Hormone GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. 4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone) Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH. E. Siklus menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 7 hari.

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan OVULASI. Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen

bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

Anda mungkin juga menyukai