Anda di halaman 1dari 1

Contoh Masalah Pubertas

Perkembangan Kognitif Anak Masa Sekolah Menengah Pada saat seluruh tubuh berubah saat pubertas, otak dan fungsi-fungsinya juga berubah. Seperti halnya jatuh-tempo perubahan-perubahan pubertas bervariasi lebar antar individu, demikian juga jatuh-tempo perubahan-perubahan intelektual. Satu indikasi dari kesamaan ini adalah bahwa skor test inteligensi yang diperoleh selama beberapa tahun dari individu yang sama paling berfluktuasi selama periode dari usia 12 sampai 15 tahun. Dalam teori perkembangan kognitif Piaget, remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi kongkrit ke penerapan operasi for-mal dalam bernalar. Remaja mulai menyadari keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka. Mereka bergelut dengan konsep yang berada di luar pengalaman mereka sendiri. Selanjutnya Ia mengemukakan bahwa perubahan otak pada pubertas kemungkinan diperlukan untuk -kemajuan kognitif remaja. Bagaimanapun juga, mereka menegaskan bahwa pengalaman dengan masalah yang kompleks, tuntutan pembelajaran for-mal, dan tukar-menukar serta mengalami kontradiksi ide-ide dengan teman sebaya juga perlu untuk pengembangan penalaran operasi formal. Para remaja yang sampai tahap ini (tidak semua dapat mencapai) telah mencapai tahap penalaran dewasa. PenaIaran hipotetis-deduktif merupakan salah satu karakteristik yang menandai perkembangan berfikir operasi formal, yang muncul menjelang sekitar usia 12 tahun. Sebelum operasi formal, berfikir hakikatnya adalah operasi kongkrit. Perbedaan antara dua tahap berfikir ini ditunjukkan pada Tabel di bawah. Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi-operasi formal bergantung kepada keakraban dengan daerah subyek tertentu. Apabila ... Read More Gangguan Perkembangan Motorik Anak Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik. Berikut beberapa gangguan perkembangan motorik yang nampak pada anak usia dini: Berat badan yang tidak normal dalam perkembangan koordinasi motorik, yang tidak disebabkan oleh retardasi mental, gangguan neurologisyang didapat maupun konginental (Development Coordination Disorder). Gangguan ini bisa bersamaan dengan kesulitan bicara Saat bayi anak tidak bisa merangkak, kalau merangkak seperti merayap Bila duduk posisi kaki seperti huruf w Anak tampak aneh dalam berjalan, sering jatuh, tersandung dan menabrak Lambat belajar berlari, melompat dan naik turun tangga Kesulitan mengikat sepatu Kesulitan memasang dan melepaskan kancing, melempar dan menangkap bola Anak tampak lamban dalam gerak halus & kasar Benda yang dipegang sering jatuh Tidak pandai menggambar, tulisannya ... Read More

1/1

Anda mungkin juga menyukai