Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah Organisasi Administrasi Internasional

I.

LATAR BELAKANG

Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO adalah badan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) yang terus berupaya mendorong terciptanya peluang bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif secara bebas, adil, aman dan bermartabat. Tujuan utama ILO adalah mempromosikan hak-hak di tempat kerja, mendorong terciptanya peluang kerja yang layak, meningkatkan perlindungan sosial serta memperkuat dialog untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang terkait dengan dunia kerja. ILO adalah satu-satunya badan tripartit PBB yang mengundang perwakilan pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk bersama-sama menyusun kebijakan-kebijakan dan program-program. ILO adalah badan global yang bertanggungjawab untuk menyusun dan mengawasi standar-standar

ketenagakerjaan internasional. Bekerjasama dengan 181 negara anggotanya, ILO berupaya memastikan bahwa standar-standar ketenagakerjaan ini dihormati baik secara prinsip maupun praktiknya. Hingga saat ini kontribusi ILO sangat signifikan dalam menciptakan keadilan dalam dunia kerja secara global. Melaui makalah ini, penulis akan memaparkan sejarah berdirinyaILO sampai dengan tujuan dari ILO itu sendiri. Tak lupa penulis juga akan membahas tentang peran ILO di Indonesia. Kontribusi ILO terhadap Indonesia memang cukup berarti, terlebih lagi dalam urusan ketenagakerjaan yang berasal dari Indonesia. Dari tahun ketahun, ILO sebagai pengawas terhadap kenagakerjaan Indonesia selalu memberikan masukan yang cukup berarti demi perbaikan ketenagakerjaan di Indonesia.

II. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah berdirinya ILO ? 2. Apa tujuan dari pembentukan ILO ? 1

Tugas Mata Kuliah Organisasi Administrasi Internasional 3. Apa saja kegiatan yang diadakan ILO ? 4. Bagaimana system keanggotaan ILO ? 5. Bagaimana struktur organisasi ILO? 6. Apa saja manfaat menjadi Negara anggota ILO?

III. SEJARAH BERDIRINYA


ILO didirikan pada tahun 1919, sebagai bagian dari Perjanjian Versailles yang mengakhiri Perang Dunia Pertama, untuk mencerminkan keyakinan bahwa perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat dicapai bila didasari pada keadilan sosial. Para pendiri ILO telah berkomitmen untuk memasyarakatkan kondisi kerja yang manusiawi serta memerangi ketidakadilan, penderitaan dan kemiskinan. Pada 1944, yaitu sewaktuterjadi krisis internasional kedua, para anggota ILO membangun tujuan-tujuan ini dengan menerapkan Deklarasi Philadelphia, yang menyatakan bahwa pekerja bukanlah komoditas dan menetapkan hak asasi manusia (HAM) dan hak ekonomi berdasarkan prinsip yang menyatakan bahwa kemiskinan akan mengancam kesejahteraan di mana-mana. Pada 1946, ILO menjadi lembaga spesialis pertama di bawah PBB yang baru saja terbentuk. Saat peringatan hari jadinya yang ke 50 di tahun 1969, ILO menerima Hadiah Nobel Perdamaian. Besarnya peningkatan jumlah negara yang bergabung dengan ILO selama beberapa dasawarsa setelah perang dunia kedua telah membawa perubahan. Organisasi ini meluncurkan program-program bantuan teknis untuk meningkatkan keahlian dan memberikan bantuan kepada pemerintah, pekerja dan pengusaha di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di negara-negara seperti Polandia, Cile dan Afrika Selatan, bantuan ILO mengenai hak-hak serikat pekerja berhasil membantu perjuangan mereka dalam memperoleh demokrasi dan kebebasan. Tahun penting lainnya untuk ILO adalah tahun 1998, di mana para delegasi yang menghadiri Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference) mengadopsi Deklarasi ILO tentang Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat Kerja. Prinsip dan hak ini adalah hak atas kebebasan berserikat dan perundingan bersama serta penghapusan pekerjaan untuk anak, kerja paksa dan diskriminasidalam perkerjaan dan jabatan. Jaminan atas hak-hak dasar di tempat kerja, berdasarkan Deklarasi ini, merupakan hal penting karena jaminan ini memungkinkan masyarakat untuk menuntut

Tugas Mata Kuliah Organisasi Administrasi Internasional secara bebas dan atas dasar kesetaraan peluang, bagian mereka yang adil atas kekayaan yang ikut mereka hasilkan dan untuk menggali potensi mereka sepenuhnya sebagai manusia.

IV. TUJUAN ILO


Tujuan didirikannya ILO adalah untuk meningkatkan keadilan sosial bagi masyarakat di seluruh dunia, khususnya kaum pekerja Dalam mukadimah. Konstitusi lLO dinyatakan bahwa perdamaian abadi hanya mungkin tercipta atas dasar keadilan sosial. Syarat-syarat kerja masih mencerminkan ketidakadiIan dan selama hal tersebut masih terjadi, maka berbagai goncangan yang terjadi akan mengancaml keserasian dan ketentraman hidup masih akan terus terjadi. 4 Kunci Sasaran ILO Dalam Mencapai Tujuan:
y y

Mempromosikan dan mewujudkan prinsip-prinsip serta hak-hak mendasar di tempat Menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi perempuan dan laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan yang layak;

Meningkatkan cakupan dan keefektifan perlindungan sosial; Memperkuat asas tripartit dan dialog sosial.

V. KEGIATAN ILO
Adapun kegiatan-kegiatan ILO (International Labour Organization) adalah: 1. Menyusun standar ketenagakerjaan Intenasional untuk dijadikan pedoman bagi negara anggota dalam membuat dan melaksanakan kebijakan ketenagakerjaan khususnya dalam membuat peraturan perundangan ketenagakerjaan. 2. Melakukan perbaikan syarat-syarat kerja dan norma kerja serta upaya mengatasi masalah pengangguran. 3. Merumuskan kebijaksanaan dan program internasional untuk memperbaiki lapangan pekerjaan dan kehidupan para pekerja;

Tugas Mata Kuliah Organisasi Administrasi Internasional

VI. KEANGGOTAN ILO


ILO merupakan satu-satunya organisasi internasional yang beranggotakan tiga unsur yaitu unsur Pemerintah, unsur pengusaha dan unsur pekerja. Seluruh kebijakan dan program ILO dirumuskan dan ditetapkan oleh ketiga unsur tersebut. Sampai dengan tahun 2004, anggota ILO berjumlah 175 negara. Indonesia menjadi anggota ILO pada tahun 1950.

VII. STRUKTUR ORGANISASI ILO


Struktur dan organisasi ILO terdiri dan tiga lembaga : 1. International Labour Confrence (ILC) ILC adalah forum pleno ILO yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan memutuskan semua aktivitas ILO. Sidang diadakan sekali setiap tahun pada bulan juni di Kantor PBB dan Kantor Pusat ILO di Jenewa. Sidang dihadiri oleh para Menteri Tenaga Kerja sebagai "Minister attending to the conference" dan delegasi negara anggota yang tersusun secara tripartite dengan komposisi Pemerintah (2) : Pengusaha (I): Pekerja (I). Selain itu, masing-masing unsur dapat membawa penasehat yang jumlahnya paling banyak 10 orang agar bisa mengikuti tiap mata acara. 2. GovernIng Body (GB). GB merupakan Sidang Badan Pimpinan yang diselenggarakan tiga kali dalam setahun bertempat di Kantor Pusat ILO di Jenewa. GB adalah badan pengambil keputusan ILO yang mempunyai tugas utama memutuskan kebijakan, menetapkan program dan anggaran organisasi, menyusun acara ILO dan lain sebagainya 3. ILO Office ILO Office merupakan sekretariat permanent ILO yang dipimpin oleh seorang Dirjen, dibantu 5 orang Direktur Eksekutif dan 1 orang Asisten Dirjen. Kantor Pusat ILO berkedudukan di jenewa, Swiss. Kantor Pusat. ILO mempunyai Kantor-kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah di 4

Tugas Mata Kuliah Organisasi Administrasi Internasional dunia yang terdiri dan Kantor Wilayah dan Kantor Lokal. Kantor Wilayah ILO berjumlah 5 buah yaitu Kantor Wilayah Afrika di Abidjan (Ethiopia), Amerika Latin dan Karibia berkedudukan di Lima (Peru), Asia dan Pasifik berkedudukan di Bangkok (Thailand), Eropa dan Asia Tengah berkedudukan di Jenewa (Swiss) dan negara-negara Arab berkedudukan di Beirut Masingmasing Kantor Wilayah mempunyai Kantor Lokal. Kantor Lokal untuk Wilayah Asia Pasifik berkedudukan di New Delhi (India), islamabad (Pakistan), Dhakar (Bangladesh), Manila (Philipina), Jakarta (ndonesia), Tokyo Jepang), Colombo (Sri Lanka), Beijing (China), dan Suva (Fiji).

VIII. MANFAAT MENJADI ANGGOTA ILO


Manfaat menjadi anggota ILO antara lain untuk : 1. Meningkatkan wawasan dibidang ketenagakerjaan 2. Memperluas akses untuk menggalang kerjasama bilateral maupun muItiIateral mendapatkan bantuan kerjasama teknis. 3. Mendapatkan pedoman standar ketenagakerjaan internasional dalam rangka peningkatan SDM.

Anda mungkin juga menyukai