Anda di halaman 1dari 47

8 Langkah Mudah Agar Anda Didengarkan

0 Komentar Share

Sumber daya yang terbatas digunakan untuk terlalu banyak prioritas. Dengan kata lain, tidak ada fokus yang jelas. Itulah salah satu situasi klasik di lingkungan kerja. Dalam situasi seperti ini, Anda sebagai pemimpin dituntut untuk tampil dan memberikan arah. Bagaimana cara menyampaikan pesan agar Anda didengarkan? Kuncinya adalah menyusun pesan dan gagasan dengan cara yang akan memberikan dampak paling besar bagi pendengar Anda. Syarat utama agar komunikasi Anda didengarkan adalah pesan Anda menjelaskan adanya masalah yang berpotensi mempengaruhi tim (masalah bersama) atau Anda mengutarakan solusi atas suatu masalah yang sudah teridentifikasi. Jika syarat ini sudah ada, Anda tinggal ikuti urutan pesan berikut ini: 1. Nyatakan masalahnya Jelaskan latar belakang masalah dengan berbagai fakta, bukan dengan asumsi-asumsi yang klise. Setelah latar belakang terjelaskan, nyatakan masalahnya dengan ringkas dan tegas. 2. Jelaskan konsekuensi negatif jika masalah tidak dipecahkan Ketidakpedulian audiens sering kali timbul karena mereka merasa tidak akan terkena dampak negatif dari masalah yang Anda sampaikan. Jadi, pastikan Anda menyampaikan konsekuensi negatif yang akan dialami audiens Anda jika masalah tidak dipecahkan. 3. Sertakan pengalaman pribadi Jika langkah kedua ternyata belum cukup meyakinkan, ceritakan pengalaman pribadi Anda terkait dengan masalah. Ceritakan bagaimana masalah tersebut mempengaruhi Anda secara pribadi di masa lalu. 4. Berikan bukti yang mendukung Agar efek komunikasi Anda lebih kuat, Anda dapat menyajikan bukti-bukti tentang pentingnya masalah yang Anda utarakan. Anda dapat menggunakan pendapat kolega dari divisi lain, kritik pelanggan, keluhan pemasok, atau hasil survei perusahaan.

5. Ajukan solusi Setelah audiens Anda teryakinkan akan adanya masalah bersama, Anda dapat mengajukan solusi. Jelaskan bagaimana gagasan atau solusi Anda dapat memecahkan masalah. 6. Jelaskan nilai positif penerapan solusi Anda Pendengar Anda ingin diyakinkan bahwa penerapan solusi Anda akan membawa hasil yang baik. Uraikan keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika solusi Anda diterapkan. Sertai dengan buktibukti yang dapat dipertanggungjawabkan. 7. Rangkuman Rangkum kembali masalah bersama yang Anda utarakan dan solusi yang Anda ajukan serta metode penerapannya. Singgung juga nilai positif dari penerapan solusi itu. 8. Tindakan Jelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam implementasi solusi Anda. Cantumkan pula siapa yang bertanggung jawab atas setiap langkah dan kapan tenggat waktu penyelesaiannya. Jangan lupa, minta persetujuan mereka terlebih dahulu.
http://www.esensi.co.id/index.php? option=com_content&view=article&id=430&catid=46:tips&Itemid=424

Cara menyampaikan pesan dalam pembicaraan agar tepat sasaran


Submitted by admin on Wed, 01/04/2012 - 19:40

Dalam mendengarkan sebuah kalimat panjang, orang biasanya lebih cepat menangkap kata yang pertama didengar. jadi, jika kita ingin lawan bicara kita menangkap kata tertentu, ucapkanlah di awal kalimat, serta berikan penekanan pada kata tersebut. berikut ini beberapa cara menyampaikan pesan dalam pembicaraan agar tepat sasaran :

berikan penekanan terhadap apa yang kita sampaikan tidak usah basa-basi, langsung saja ke pokok pembicaraan :P

dengan memberikan penekanan terhadap topik yang akan kita sampaikan, kita tidak perlu lagi menguilang-ulang kalimat agar lawan bicara kita bisa mengerti. terlebih lagi bila kita ingin menyampaikan hal yang penting, jika kita terlalu banyak mengatakan hal yang tidak penting dibandingkan dengan inti pembicaraan justru kalau menurut saya akan membuat lawan bicara kita menjadi sedikit bingung atau malah bingung dengan apa yang kita bicarakan. terlebih lagi bila kita kurang bisa dalam mengkomunikasikan informasi yang akan kita sampaikan, bisa saja kita bicara langsung kepada intinya saja tidak perlu basa-basi lagi. itu mungkin bisa membantu dan bisa membuat apa yang kita sampaikan tepat sasaran dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. jadi, bagaimana menurut anda cara menyampaikan pesan dalam pembicaraan agar tepat sasaran tersebut, mudah dan gampang bukan untuk di coba. saya juga sering bingung dengan apa yang disampaikan dosen di depan kelas, awalnya semangat tapi akhirnya ngantuk juga... hehehe :P

http://nono.web.id/cara-menyampaikan-pesan-dalam-pembicaraan-agar-tepatsasaran.aspx

Presentasi merupakan suatu hal yang penting dan tidak terelakkan dalam pekerjaan saya setiap hari. Oleh karenanya saya selalu tertarik untuk belajar dan berlatih presentasi. Dalam peresntasi mengandung hubungan dua arah, ayitu hubungan antara presentator dan audience (pendengar). Menurut saya sebaik apapun substansi dari suatu materi saya persiapkan, namun jika saya tidak dapat menyampaikannya dengan baik maka besar kemungkinan materi tersebut tidak dapat diterima dengan baik. Dalam tulisan kali ini saya ingin menuliskan secara singkat beberapa hal yang telah saya baca terkait dengan presentasi.
Presentasi merupakan bagian dari Komunikasi

Dewasa ini presentasi semakin dianggap penting. Presentasi atau dalam bahasa Inggris presentation adalah suatu tindakan yang menjelaskan suatu topik kepada audience atau pendengar. Sedangkan komunikasi sendiri merupakan proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak yang lain. Penyampaian dalam komunikasi dapat melalui berbagai macam cara, anatara lain kode, sinyal, gambar, logo, suara, gerakan, dan lain-lain. Tujuan dari komunikasi pada dasarnya dalah membuat orang yang diajak berkomunikasi memiliki pemahaman yang sama. Hal ini dapat dimengerti dari asal kata komunikasi dalam bahasa latin yaitu communis yang berarti sama. Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa presentasi merupakan bagian dari komunikasi. Presentasi merupakan salah satu cara berkomunikasi. Melalui presentasi kita menyampaikan suatu topik untuk membuat orang lain (pendengar) mengerti atau tertarik atau setuju dengan apa yang menjadi pemikiran kita. Presentasi adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan.
Presentasi harus memiliki paduan antara Aura, Passion, dan Isi

Presentasi sudah menjadi topik sekian juta tulisan di internet. Saya mencoba mengetik kata presentation di mesin pencari google, dan tertulis hasil pencarian yang dianggap relevan dengan kaya tersebut ada sekitar 427,000,000. Kemudian saya mencoba mengetik kata presentasi dan ada sekitar 10,600,000 hasil yang ditemukan. Jika mencoba lebih spesifik, dengan mengetik teknik presentasi ditemukan sekitar 2,790,000 hasil. Dengan demikian jika ingin belajar secara online mengenai presentasi, ada lebih dari cukup sumber yang dapat digunakan untuk belajar. Saya tidak hendak menulis berbagai teknik yang dapat dibaca secara online. Berikut ini saya akan mencoba meringkasnya dengan cara yang bagi saya mudah diingat, dipahami, dan dapat dipraktekkan. Saya meringkas teknik presentasi dalam akronim API kependekan dari Aura, Passion, dan Isi. Sebuah presentasi yang baik harus memiliki API. Berikut penjelasan ingkat dari ketiga hal ini:

a. Aura Istilah aura saya pakai untuk menggambarkan pancaran dari pembawaan seorang presentator. Jika diperhatikan, sesungguhnya emosi audience (pendengar) sangat mudah terbawa dari emosi seorang presentator. Hal ini kemudian akan mempengaruhi suasana yang terbangun dalam presentasi tersebut. Terkait dengan hal ini adalah adanya rasa percaya diri pada seorang presentator. Ada atau tidak ada rasa percaya diri pada diri seorang presentator akan dapat dirasakan oleh pendengarnya. Bahkan hal ini akan nampak dari sikap dan gerak-gerik seorang presentator. Kepercayaan diri akan berdampak pada bahasa tubuh dan nada bicara seorang presentator. Padahal bahasa tubuh dan nada bicara merupakan dua hal yang paling ditangkap oleh audience saat seseorang presentasi. Agar presentator dapat memancarkan aura yang positif, diperlukan adanya kenyamanan dengan diri sendiri. Oleh karenanya penting bagi seorang presentator untuk menemukan gayanya sendiri dalam presentasi, dan menjadi dirinya sendiri. Pancaran kepercayaan diri juga akan membuat seorang presentator mampu menjalin relasi secara baik dengan pendengarnya. Sehingga sebuah presentasi akan nampak sebagai hubungan dua arah antara presentator dan audience. b. Passion Kata passion jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti gairah. Sebuah presentasi akan berlangsung dengan baik apabila seorang presentator menyampaikan materinya dengan bergairah. Adanya passion membuat materi yang disampaikan menjadi menarik karena disampaikan dengan penuh antusias dan semangat. Passion yang dimiliki seorang presentator akan menular kepada pendengarnya sehingga pendengarnya menjadi tertarik mendengarkan. Passion mengenai apa yang disampaikan hanya akan muncul jika memang seorang presentator tertarik pada topik atau materi yang ia bawakan. Penting untuk dipahami bahwa hal ini bukan suatu kepura-puraan belaka. Oleh karenanya sebelum presentasi dilakukan penting untuk membangun ketertarikan pribadi terhadap apa yang akan disampaikan. c. Isi Bagian terakhir dari akronim API adalah isi. Isi yang saya maksudkan disini adalah susunan sebuah presentasi. Pada dasarnya presentasi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pembukaan, bagian inti, dan bagian penutup. Ketiga bagian ini memilki arti pentingnya sendiri sehingga masing-masing harus mendapatkan perhatian. Bagian pembukaan merupakan pintu masuk sebuah presentasi. Penting bagi presentator untuk mengarahkan perhatian pendengarnya, sehingga pada bagian awal perlu disampaikan sekilas mengenai apa yang akan dibicarakan dan apa arti penting dari apa yang dibicarakan tersebut. Bagian kedua merupakan inti dari apa yang disampaikan. Perlu mendapatkan perhatian bahwa pada bagian inti, sebuah presentasi harus tetap diusahakan untuk dibuat sederhana. Sesuatu yang rumit akan susah diingat oleh otak. Untuk dapat menyampaikan bagian inti dengan baik, maka

mempelajari materi sebelumnya sebaik-baiknya mutlak diperlukan. Penguasaan materi merupakan suatu keharusan bagi presentator. Agar bagian inti dapat tersampaikan dengan baik, presentator dapat mengusahakan cara penyampaian yang membuat semua bagian otak manusia bekerja (audio, visual, dan kinestetik). Ini juga akan membuat audience mudah mengingat inti dari topik presentasi. Bagian ketiga adalah bagian penutup. Kata-kata penutup akan menjadi kata-kata terakhir yang didengar oleh audience dalam rangkaian presentasi. Oleh karenanya bagian ini bukan bagian yang pantas diabaikan, justru pada bagian ini perlu dipikirkan kata-kata yang tajam dan bermakna yang merupakan kesimpulan, rekomendasi, atau saran. Presentasi sesungguhnya merupakan paduan dari permainan API, aura passion dan isi. Paduan yang serasi antara ketiga hal tersebut akan membuat presentasi dapat dilakukan dengan baik. Pada tulisan selanjutnya saya akan mencoba membagi mengenai hal-hal teknis untuk dapat bermain API. (Indirani)
http://www.thewicaksonos.info/presentasi-bagian-1-berani-bermain-a-p-i.html

Berbicara didepan umum?Takut lah? tapi ada solusinya


Friday, May 1, 2009 11:04:31 AM Berbicara didepan umum ?Takut lah? tapi ada solusi Berbicara merupakan suatu kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan karena berbicara digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam berbagai aktifitas. Berbicara sangat mudah dilakukan terutama dalam keadaan santai dengan teman, keluarga atau kolega kita. Namun pada beberapa orang berbicara itu akan mejadi sangat susah jika berada dihadapan khalayak ramai karena hal ini sudah melibatkan ketahanan mental yang prima. Pengalaman didalam menyampaikan sesuatu dalam pikiran kita dihadapan banyak orang memang membutuhkan latihan dan keberanian diri. Dengan banyak berlatih dan belajar bagaimana menyiasati berbagai situasi saat berbicara merupakan salah satu resep mujarabnya. Apakah berbicara itu? Menurut beberapa sumber, berbicara dapat didefinisikan sebagai : Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasi mengungkapkan pikiran, pandapat, gagasan, parasaan, dan keinginan dengan bantuan lambang-lambang yang di sebut kata-kata (Tarigan, 1981:8) Ujaran yang merupakan ekspresi dari gagasan-gagasan pribadi seseorang (Powers, 1954:5-6) Untuk memulai berbicara didepan forum umum, ada 4 faktor yang harus dimiliki oleh seorang pembicara , yaitu : Percaya Diri

Salah satu faktor utama yang wajib pertama kali dimiliki oleh pembicara. Jika seorang pembicara tidak percaya diri maka akan sulit baginya untuk menyampaikan ide dan gagasan yang ada didalam pikirannya. Hal ini disebabkan hatinya sudah diliputi rasa grogi,malu atau takut sehingga bingung harus menyampaikan apa dan tidak tahu dari manakah untuk memulai presentasinya. Rasa percaya diri ini dapat dilatih perlahan dengan mulai berlatih berbicara dihadapan forum-2 kecil dengan tema pembicaraan ringan dan santai. Kejelasan Suara Gunakan suara yang dapat didengar jelas oleh audien (pendengar). Volume suara cukup sedang-2 saja dan jangan menggunakan istilah-2 yang sulit dimengerti oleh audien karena tingkat pengetahuan dari masing-2 audien tidak sama. Penggunaan istilah-2 umum mungkin akan sangat membantu para audien memahami apa yang kita sampaikan. Ekspresi/Gerak Mimik Seorang pembicara juga merupakan seorang aktor dihadapan audiennya. Penggunaan ekspresi yang tepat sesuai tema pembicaraan kita akan dapat membuat audien menjadi lebih semangat untuk mengikuti setiap detil pembicaraan kita dan terhindar dari kantuk akibat kebosanan melihat cara berbicara kita. Sebagai contoh, misalnya kita berbicara mengenai kepahlawan para pejuang tempo dulu didalam acara HUT RI maka tentu saja ekspresi semangat berkobar-2 harus kita tunjukkan didepan umum tanpa mengurangi penyampaian makna pembicaraan. Kelancaran Komunikasi Agar audien dapat menangkap maksud penyampaian pembicara maka cara menyampaikan haruslah lancar dan terunut dengan baik. Berbicara dengan tersendat-sendat atau terputus-putus karena adanya gangguan faktor lain (mis: HP berdering terus) dapat mengurangi antusias audien sehingga menimbulkan kejengkelan yang dapat merugikan pembicara itu sendiri. Kiat-kiat berbicara di depan umum Ibarat sebuah masakan mempunyai sebuah resep maka agar dapat berbicara sukses didepan umum juga mempunyai kiat-kiat yang patut dicoba, yaitu : Menguasai medan dan mengetahui siapa calon pendengar terlebih dahulu sehingga dapat menyusun strategi agar mereka dapat antusias sewaktu kita mulai berbicara. Gunakan tema pembicaraan yang sesuai dengan tingkat kemampuan daya tangkap pendengar/audien sehingga mereka tidak menjadi bosan dan kemudian mengabaikan pembicaraan kita. Audien cenderung bosan dan mengobrol atau mengantuk ketika pembicara menyampaikan materi yang tidak bisa ditangkapnya. Menggunakan pilihan kosakata yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pendengar agar tidak terjadi salah komunikasi. Jika terjadi gangguan psikologis, sebaiknya alihkan perhatian kita dengan cara memegang sesuatu atau menggunakan media sehingga rasa stress/kuatir dapat kita alirkan ke media tersebut sehingga tidak mengganggu konsentrasi sewaktu berbicara.

Berani memulai berbicara dan berusahalah mencari celah untuk menarik antusiaisme audien guna menghidupkan suasana komunikasi kita. Sebagai pembicara kita harus tenang untuk menghindari alur berpikir yang melompat-lompat / cerita yang tidak runtut sehingga dapat membuat pembicaraan kita terlihat tidak tentu arahnya. Beri penekanan pada topik yang menjadi tujuan kegiatan berbicara tersebut dengan cara menyampaikan suatu kalimat secara berulang-2 secara tepat sehingga tidak terkesan mendikte audien. Faktor pengganggu sewaktu berbicara didepan umum Ada beberapa hal yang harus dihindari oleh pembicara agar tidak merusak suasana kegiatan berbicaranya, yaitu : Tidak menguasai topik pembicaraan atau topik terlalu sulit bagi pembicara untuk menyampaikan. Hal ini dapat menyebabkan pembicara menjadi bahan tertawaan audien karena terkesan bodoh dan sok tahu. Rendah diri sewaktu berbicara. Hal ini biasanya disebabkan oleh timbulnya rasa takut, ragu-2 , pesimus serta malu pada diri pembicara sehingga mengganggu penyampaian topik dan terkadang bisa membuat pembicara lupa akan materi yang hendak disampaikan. Adanya gangguan dari pihak eksternal seperti lokasi terletak didekat kegaduhan, rusaknya alat komunikasi dan tempat yang kurang nyaman (mis: ruangan tidak berAC sehingga membuat pembicara dan audien menjadi cepat gerah). Kondisi tidak sehat sehingga menyebabkan tidak adanya konsentrasi dalam penyampaian materi serta kadang dapat juga menganggu alat artikulasi (mis: suara menjadi serak).
http://my.opera.com/rukawa1/blog/berbicara-didepan-umum-takut-lah-tapi-adasolusinya

Cara Menceritakan Ulang Pengalaman Cara Menceritakan Ulang Pengalaman Bagaimana Menceritakan Pengalaman- Pengalaman adalah kejadian atau peristiwa yang pernah dialami. Selain pengalaman, Anda dapat menceritakan kembali kejadian atau peristiwa yang Anda lihat. Langkah-langkah menceritakan kembali pengalaman atau kejadian seperti di bawah ini.

1. Mengingat pengalaman yang pernah Anda alami atau kejadian yang Anda lihat. 2. Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman atau kejadian yang akan disampaikan. Cara Menceritakan Ulang Pengalaman Gunakan pedoman berikut untuk menuliskan pengalaman Anda. a. Siapa saja yang terlibat dalam pengalaman? b. Pengalaman tentang apa yang Anda alami? c. Di mana pengalaman tersebut terjadi? d. Kapan pengalaman tersebut terjadi? e. Mengapa Anda terkesan dengan pengalaman tersebut? f. Bagaimana proses terjadinya pengalaman itu? 3. Mengembangkan catatan-catatan yang Anda buat menjadi cerita pengalaman yang menarik. 4. Menyampaikan cerita pengalaman atau kejadian yang pernah Anda alami. Gunakanlah ekspresi, intonasi, dan gaya penceritaan yang tidak monoton (sama). 5. Menyampaikan kesan yang dirasakan terhadap pengalaman atau kejadian yang dilihat atau didengar. Kesan adalah sesuatu yang terasa sesudah melihat atau mendengar sesuatu. Contoh: a. Kegiatan itu membuat saya bahagia. Saya sangat terkesan sekali. b. Peristiwa itu menimbulkan kesan yang menakutkanku.

Cara Menceritakan Ulang Pengalaman Hal-hal yang harus Anda perhatikan agar dapat bercerita dengan baik. 1. Mengingat-ingat urutan jalan cerita. 2. Menggunakan bahasa yang baik, jelas, dan mudah dipahami. 3. Menyampaikan cerita dengan ekspresi dan intonasi yang jelas. 4. Menghayati cerita. 5. Menyampaikan hikmah yang dapat diperoleh

http://www.imammurtaqi.com/2012/04/cara-menceritakan-ulang-pengalaman.html

Langkah Menemukan / Menyampaikan Topik Artikel


Langkah Menemukan / Menyampaikan Topik Artikel Langkah Menemukan / Menyampaikan Topik Artikel

Langkah-Langkah Menemukan / Menyampaikan Topik Artikel - Kata artikel tidak asing lagi bagi Anda. Anda dapat menemukan artikel di koran atau majalah. Artikel merupakan bentuk karangan yang membahas berbagai masalah. Masalah yang dibahas dalam artikel masalah yang aktual. Artikel menyajikan informasi bagi pembaca. Artikel berbentuk karangan deskripsi atau eksposisi. Dengan membaca artikel, Anda diharapkan mengerti masalah yang dibahas. Langkah Menemukan / Menyampaikan Topik Artikel Untuk menemukan topik artikel diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Membaca dan memahami artikel secara utuh. 2. Mencatat pokok-pokok isi artikel. Pokok-pokok isi artikel merupakan sesuatu hal yang dibahas. 3. Mencatat topik dan pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel. 4. Memberikan pendapat atau uraian beserta alasan terhadap topik yang ditemukan. 5. Menyampaikan secara lisan topik artikel yang dibaca dengan alasan perlunya membaca artikel tersebut. Demikian artikel "Langkah Menemukan / Menyampaikan Topik Artikel" ini saya susun teman teman. semoga apa yang telah kita pelajari beberapa saat yang lalu dapat bermanfaat untuk kita semua.

PENDAHULUAN
Sehari hari kita mengenal istilah tema , topik dan judul dalam pembuatan sebuah karangan baik itu dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing . tema dan topik sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar benar menulis karena tema dan topik sebagai acuan dalam pengambilan data data untuk di tuangkan ke sebuah tulisan . Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng dari apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diinginkan oleh sang penulis tersebut. Sedangkan judul bisa diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa penasaran dan di ingin mencoba membaca hasil karya tersebut walaupun belum mengetahui secara persis apa isi karangan tersebut. Tapi dengan judul yang menarik maka secara tidak

langsung sebuah karangan tersubut seperti menarik orang untuk membacanya dan mengetahui apaisi karangan tersbut . Ke serasian antar 3 pokok tulisan ini (tema , topik , judul) sangat lah penting untuk mencapai sebuah karangan/tulisan yang baik dan menarik.

TEMA, TOPIK, JUDUL

Definisi Topik,Tema,dan Judul :

Topik: Topik adalah berasal dari bahasa Yunani topoi yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.

Tema: Tema berasal dari bahasa Yunani thithenai, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis. 1. 2. 3. 4. Sumber Tema dapat berupa: Pengalaman Penelitian atau pengamatan Pendapatan atau keyakinan Daya khayal atau imajinasi (khusus karangan fiksi) Cara mencari Tema (dalam suatu bacaan) 1. Jika pilihan jawaban berupa kalimat luas Maka:

Tentukan objek yang dibicarakan Pilih kalimat yang paling luas yang memuat objek tersebut atau pikirkan objek tersebut merupakan bagian atau persempitan dari objek yang lebih luas

2. Jika pilihan jawaban berupa kalimat sempit atau langsung pada isi bacaan Maka : pilih satu kalimat yang dibicarakan dalam setiap paragraf yang ada.

Judul

Definisi Judul Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Syarat-syarat pembuatan judul : 1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan. 3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama 2.

berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas. Judul tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Fungsi Judul

1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis. 2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya. 3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya. 4. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.

Perbedaan judul dan tema

1. Judul
o o o

Sekedar nama karangan (kecuali laporan dan karya ilmiah) Adanya dapat sebelum mengarang atau sesudah karangan selesai Tertulis dan tersurat

Perbandingan antara Topik,Tema dan Judul :

Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb. Topik Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan. Tema Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dsb). Judul Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendekisi buku atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk).

Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk. Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya.Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda. Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik, tema dapat pula menjadi subtema, judul menjadi subjudul.Dialog dengan subtopik seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang efektif. Hal semacam itu harus diahindari dengan empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood (suasana hati) yang sama. Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang.Dalam percakapan sehari-hari yang kurang penting, tidak biasa ditentukan topiknya. Namun,dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri.

PERBEDAAN TOPIK,TEMA DAN JUDUL

Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu Topoi yang berati tempat dalam tulis menulis,pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan.maka dari itu topik dalam wacana merupakan Topic merupakan salah satu unsure yang penting percakapan. Menurut Howe opik itu merupakan syarat terbentuknya wacana percakapan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya atau Dalam karang mengarang, tema juga adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan Judul adalah sebuah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,atau kepala berita.Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Syarat topik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu topik yang baik bagi penulis dan topik yang baik bagi pembaca. - Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu Bidang keahlian.

- Bidang studi yang didalami. Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah. Bidang kerja atau profesi. Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif). Temuan yang pernah diteliti. Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional. Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya. - Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan - Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperluka pembacanya. Sedangkan bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan: - Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan. Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya. Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya. Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan. Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya. - Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya. Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1. Menarik untuk ditulis dan dibaca. Topik yang menarik bagi penulis

akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya. 2. Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teoriteori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu. Syarat-syarat tema Berikut ini beberapa syarat tema yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tema Tema Tema Tema Tema Tema Tema harus menarik perhatian penulis. harus diketahui/dipahami penulis. harus Bermanfaat. yang dipilih harus berada disekitar kita. yang dipilih harus yang menarik. yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas. yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.

8. Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan. Syarat-syarat judul ada beberapa Syarat-syarat judul yaitu:

Harus bebentuk frasa, Tanpa ada singkatan atau akronim, Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi, Tanpa tanda baca di akhir judul karangan Menarik perhatian, Logis, Sesuai dengan isi Judul harus:.asli,relevan,provakitif,singkat

Cara membatasi topic Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca.Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya. Contoh pembatasan topik: Upaya mengembangkan kwalitas perawatan yang bermutu bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit. Jadi, kwalitas perawatan ini dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit. Contoh Penentuan Topik, Tema dan judul dalam membuat suatu karangan adalah : Topik : Banjir di Bandung Selatan. Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah cara mengatasi akibat banjir tersebut. Judul : Penanggulanggan akibat banjir di Bandung Selatan.

PENUTUP

a. Kesimpulan Dengan mementukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan sebuah karangan yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya . Ditambah dengan Judul yang mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambah bagi sebuah karangan tersebut. Menentukan Judul yang tepat harus di dasarkan terhadap apa tema dan topiknya jangan sampai bertentangan apa lagi melenceng jauh dari kaidah kaidah yang udah di tenteuka dalam perumusan sebuah karangan tersebut. Menentukan sebuah topik , tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar tertata daan sesuai yang diinginkan dari awal penulisannya . Topik yang baik harus Menarik untuk ditulis dan dibaca serta Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah Tema menarik perhatian penulis, Tema dikenal/diketahui dengan baik , Bahan-bahannya dapat diperoleh, Tema dibatasi ruang lingkupnya. Dan judul yang baik adalah Harus relevan , Harus provokatif, Harus singkat,

Referensi : Catarina,S.Pd.Teori Ringkas Latihan Soal dan Pembahasan BAHASA INDONESIA SMP.Intersolusi Pressindo.Yogyakarta. http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-tugas-kelompok.html Hs, Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo

http://sellyinthewords.blogspot.com/2011/10/topik-tema-dan-judul-ringkasanmakalah.html

3
Bahasa Indonesia Kelas 6

Setelah membaca cerita di atas, Rina berusaha menemukan tema cerita melaluilangkah-langkah berikut.1.Menentukan tokohtokohnya. Tokoh-tokoh cerita di atas: Deo (seekor burung nuri)dan teman-teman Deo (sesama burung).2.Menentukan konfliknya. Dalam cerita di atas konflik dialami oleh Deo. Deo yangsombong dan tidak peduli terhadap

sesamanya suatu saat tidak berdaya ketikahendak dimangsa elang. Dalam ketidakberdayaan itu, Deo diselamatkan olehtemantemannya yang selama ini tidak dipedulikannya. Hal inilah yang menimbulkankonflik dalam diri Deo

3
Bahasa Indonesia Kelas 6

Setelah membaca cerita di atas, Rina berusaha menemukan tema cerita melaluilangkah-langkah berikut.1.Menentukan tokohtokohnya. Tokoh-tokoh cerita di atas: Deo (seekor burung nuri)dan teman-teman Deo (sesama burung).2.Menentukan konfliknya. Dalam cerita di atas konflik dialami oleh Deo. Deo yangsombong dan tidak peduli terhadap

sesamanya suatu saat tidak berdaya ketikahendak dimangsa elang. Dalam ketidakberdayaan itu, Deo diselamatkan olehtemantemannya yang selama ini tidak dipedulikannya. Hal inilah yang menimbulkankonflik dalam diri Deo.Dari langkah-langkah di atas, Rina menyimpulkan bahwa tema cerita KesombonganBurung Nuri adalah

Deo, si burung nuri yang sombong .Mungkin kesimpulan temamu berbeda dengan tema yang dirumuskan Rinatersebut. Hal ini tidak menjadi masalah, yang penting rumusan temamu itu masihmempunyai hubungan dengan keseluruhan cerita di atas. Coba, bacakan rumusanmu,Bapak/Ibu Guru akan menilai, ada tidaknya hubungan temamu dengan

keseluruhan isicerita.Tema erat kaitannya dengan amanat. Amanat adalah pesan moral yang terkandungdalam cerita. Dahulu pesan moral disampaikan pengarang secara eksplisit, secaralangsung. Sekarang cara seperti itu sudah ditinggalkan. Untuk menghindari kesanmenggurui, pesan moral disampaikan secara

implisit, tersirat melalui perilaku tokoh.Teknik demikian memberi keleluasaan pembaca untuk mencari dan menemukan sendiripesan moral dalam cerita.Amanat sebuah cerita dapat dirumuskan setelah pembaca menemukan temannya.Tema dan amanat berbeda dalam cara perumusannya. Tema dirumuskan dalam bentuk

kalimat pernyataan , sedangkan amanat dirumuskan dalam bentuk kalimat perintah,saran, atau imbauan .Misalnya, dari cerita di atas diketahui bahwa tema ceritanya Deo, si burungNuri yang sombong . Amanatnya:

kita tidak boleh sombong, harus mau bergauldan peduli dengan sesama karena sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisahidup sendiri, selalu memerlukan bantuan orang lain
http://www.scribd.com/doc/8589510/SD-Kelas-6-Bahasa-Indonesia Unsur Puisi Puisi merupakan hasil kepaduan beberapa unsur penyusun yang membuat karya tersebut disebut puisi. Menurut Waluyo (1991:4) puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu: struktur fisik yang berupa bahasa, dan struktur batin atau struktur makna. Struktur Fisik Puisi Struktur fisik puisi atau struktur kebahasaan puisi disebut juga metode puisi. Medium pengucapan maksud yang hendak disampaikan penyair adalah bahasa.

Diksi Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata oleh penulis untuk menyatakan maksud

(Keraf dalam Wahyudi 1989: 242). Pemilihan kata dilakukan untuk mendapatkan kata yang tepat berdasarkan seleksi bentuk, sinonim, dan rangkaian kata. Kata-kata dalam puisi memiliki peranan yang sangat besar. Kekuatan sebuah puisi terletak pada kata-kata yang digunakan. Keberhasilan sebuah puisi pun terletak pada pilihan kata yang digunakan. Maka dari itu pilihan kata dalam puisi harus benar-benar kata yang mewakili apa yang dirasakan oleh penulisnya agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis puisi tersebut. Pengimajian Pengimajian atau daya bayang adalah kemampuan menciptakan citra atau bayangan dalam benak pembaca. Dengan daya bayang, puisi tidak hanya digunakan sebagai sarana memberitahukan apa yang dialami atau dirasakan penulis saja, melainkan juga sebagai alat merasakan apa yang dirasakan, melihat apa yang dilihat, dan mendengar segala sesuatu yang didengar oleh penulis. Daya bayang dapat penulis ciptakan dengan menempuh beberapa cara yang di antaranya (1) penggunaan katakata kias, (2) penggunaan lambang-lambang, dan (3) penggunaan pigura-pigura bahasa, seperti metafora, metonimia, personifikasi, dan sebagainya. Contoh daya bayang dalam puisi. AKU Aku ini binatang jalang Dari kumpulanya terbuang .. Chairil Anwar Penggunaan kata-kata kias dalam puisiAku terlihat pada Aku ini binatang jalang yang bermaksud pemberontak dan Dari kumpulanya terbuang untuk mengiaskan tidak mau mengikuti aturan umum. Kata kias yang digunakan memiliki pengaruh yang amat kuat karena di balik kata-kata itu terkandung makna yang jelas yang gampang ditangkap oleh pancaindra. TERATAI Kepada Ki Hajar Dewantara Dalam kebun tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai; Tersembunyi kembang indah permai. Tak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, .. Sanusi Pane Puisi Teratai tersebut adalah contoh penggunaan lambang dalam penulisan puisi. Bunga teratai yang menjadi ibarat dari Ki Hajar Dewantara (Suharianto: 2005).

Menurut Jabrohim dkk (2003:36) hal-hal yang berkaitan dengan citra ataupun citraan disebut pencitraan atau pengimajian. Pengimajian digunakan untuk memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan pengindraan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental, atau bayangan visual penyair menggunakan gambarangambaran angan. Pencitraan atau pengimajian dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam, yaitu (1) citraan penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah kelihatan, (2) citraan pendengaran yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope dan persajakan yang berturut-turut, (3) citraan penciuman, (4) citraan pencecapan, (5) citraan rabaan, yakni citraan yang berupa rangsangan-rangsangan kepada perasaan atau sentuhan, (6) citraan pikiran/intelektual, yakni citraan yang dihasilkan oleh asosiasi pikiran, (7) citraan gerak, dihasilkan dengan cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak (Jabrohim dkk 2003:39). Kata Konkret Menurut Jabrohim dkk (2003:41) kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Sebagai contoh yang diungkapkan oleh Jabrohim, untuk melukiskan dunia pengemis yang penuh kemayan, penyair menulis: Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan/gembira dari kemayaan ruang. Untuk melukiskan kedukaannya, penyair menulis: bulan di atas itu tak ada yang punya/kotaku hidupnya tak punya tanda. Bahasa Figuratif atau Kiasan Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu (Jabrohim dkk 2003:42). Pencapaian arti atau efek tertentu tergantung jenis kiasan yang digunakan. Pradopo (dalam Jabrohim dkk 2003:44) mengelompokkan bahasa figuratif menjadi enam jenis, yaitu simile, metefora, epiksimile, personifikasi, metonimi, sinekdoks, dan allegori. 1. Simile Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama (Jabrohim dkk 2003:44). Sebagai sarana dalam upaya menyamakan hal yang berlainan tersebut simile menggunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, seperti, sebagai, bak, seumpama, laksana, serupa, sepantun, dan sebagainya. 2. Metafora Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal

dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa (Jabrohim dkk 2003:45). 3. Epik-simile Epik simile atau perumpamaan epos ialah pembandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yang berturut-turut (Jabrohim dkk 2003:49). Menurut Baribin (1990:49) simile epik, ialah perumpamaan yang dilanjutkan atau diperpanjang. Contoh: Tidurlah bocah di atas bumi yang tak tidur. 4. Personifikasi Menurut Baribin (1990:50) personifikasi ialah mempersamakan benda dengan manusia, hal ini menyebabkan lukisan menjadi hidup, berperan menjadi lebih jelas, dan memberikan bayangan angan yang konkret. Contoh: awan pun terdiam. 5. Metonimi Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat (Jabrohim dkk 2003:51). Menurut Alternbornd (dalam Baribin 1990:50) metonimia, ialah penggunaan sebuah atribut dari suatu objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Metonimi juga sering disebut dengan bahasa kiasan pengganti nama. Misalnya: senja kian berlalu. Senja artinya maut atau kesusahan. 6. Sinekdoki Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri (Jabrohim dkk 2003: 52). Menurut Baribin (1990:50) sinekdoki ada dua macam, yakni (1) pars pro toto, yaitu sebagian untuk keseluruhan; (2) totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian. Contoh pars pro toto: Tidakkah siapapun lahir kembali di detik begini dan hatimu yang mendengar semesta dunia. Contoh totum pro parte: Sampai engkau bangkit dan seluruh pulau mendengarkan. Versifikasi atau Rima dan Irama Bunyi dalam puisi menghasilkan versifikasi atau ritma dan rima. Secara umum ritma dikenal sebagai irama atau wirama, yakni pengertian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur (Jabrohim dkk 2003: 53). Rima adalah istilah lain dari persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan irama sering juga disebut dengan ritme atau tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat dan lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut dibaca. Rima dan irama ini memiliki peran yang sangat penting karena keduanya sangat berkaitan dengan nada dan suasana puisi (Suharianto 2005: 45-49). Contoh penggunaan rima dan irama dalam puisi: MINANG

Inilah tanah, di mana Sabai dilahirkan Di mana Malin, si Durhaka, menerima kutukan di mana kaba ialah sebagian dari kehidupan dan beragam pantun mengalun dalam kesunyian Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung Sepi hutan-hutan hijau melingkung padang-padang lalang sejauh mata merenung di atasnya mengambang rawan suara lesung . (Hartoyo Andang jaya) Dari contoh puisi tersebut terlihat bagaimana rima dan irama merupakan unsur yang sangat berperan dalam menghidupkan suatu puisi. Dengan rima dan irama yang terdapat dalam puisi tersebut, nada dan suasana yang hendak digambarkan penyair menjadi lebih nyata dan lebih mudah dibayangkan oleh pembacanya. Berdasarkan jenisnya, rima dibedakan atas tiga macam: 1. Berdasarkan bunyinya, terbagi atas asonansi (rima karena persamaan vokal) dan aliterasi (rima karena persamaan konsonan), 2. Berdasarkan letak dalam kata, rima terbagi atas rima mutlak (seluruh vokal dan konsonan sama), rima sempurna (salah satu suku katanya sama), dan rima tak sempurna (bila dalam salah satu suku kata hanya vokal atau konsonan saja yang sama), 3. Berdasarkan letaknya dalam baris, rima terbagi atas rima awal (terdapat pada awal baris), rima tengah, rima horisontal (terdapat pada baris yang sama), dan rima vertikal (terdapat pada baris yang berlainan). Tipografi Tipografi adalah cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminuddin 2002: 146). Tipografi merupakan bentuk fisik atau penyusunan baris-baris dalam puisi. Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek artistik visual dan untuk menciptakan nuansa makna tertentu. Selain itu, tipografi juga berperan untuk menunjukan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyair. Struktur Batin Puisi Menurut Waluyo dalam Jabrohim dkk (2003:65) struktur batin mencakup tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca, dan amanat. Tema Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang (Jabrohim dkk 2003:65). Menurut Waluyo (2003:17) tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang

dikemukakan penyair melalui puisinya. Semua karya terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang merupakan pokok permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu. Perasaan (Feeling) Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya (Aminuddin 2002:150). Sikap tersebut adalah sikap yang ditampilkan dari perasaan penyair, misalnya sikap simpati, antipati, senang, tidak senang, rasa benci, rindu, dan sebagainya. Nada dan Suasana Sikap penyair kepada pembaca disebut nada puisi, sedangkan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat yang ditimbulkan puisi terhadap perasaan pembaca disebut suasana. Nada mengungkapkan sikap penyair, dari sikap itu terciptalah suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius (sungguh-sungguh), patriotik, belas kasih (memelas), mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya (Waluyo 2009:37). Amanat Amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat dapat ditemukan setelah mengetahui tema, perasaan, nada, dan suasana puisi. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan (Jabrohim dkk 2003:67). Sedangkan menurut Waluyo (2003:40) amanat, pesan atau nasehat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Cara pembaca menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan pandangan pembaca terhadap suatu hal. Amanat berbeda dengan tema. Dalam puisi, tema berkaitan dengan arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra (Jabrohim dkk 2003:67). Arti dalam puisi bersifat lugas, objektif dan khusus, sedangkan makna puisi bersifat kias, objektif, dan umum.

http://www.situsbahasa.info/2011/01/unsur-unsur-puisi.html

Topik, Tema dan Judul


Oleh Ibni Hasyim a.k.a uJaNk

Sering kali kita mendengar kata-kata Topik, Tema dan Judul di kehidupan sehari-hari terutama sewaktu sekolah dan mengerjakan tugas dari guru atau dosen. Tapi apa sih sebenarnya Topik itu? dan memang biasanya Topik itu tidak akan terlepas juga dari Tema dan Judul. Oleh karena itu ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu pengertian-pengertiannya perkata dari Topik, Tema dan Judul. Guna mencari perbedaan di ketiga istilah tersebut. Mengutip dari id.wikipedia.org dikatakan bahwa.

Topik
Kata Topik awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu "topoi" yang berarti tempat dalam tulis menulis artinya adalah inti utama dari seluruh isi tulisan atau hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.

Tema
Tema juga berasal dari bahasa Yunani "thithenai", berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Jadi Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan.

Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, artikel dan tulisan lainnya. Topik, Tema, dan Judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah sebagai berikut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Topik Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya (bahan diskusi). serta bisa juga hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini (bahan pembicaraan). Tema

Pokok pikiran, dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang dan sebagainya. Judul Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. Atau kepala karangan (cerita, drama dan tajuk).

Perbedaan Topik, Tema dan Judul


Sebenrnya kalo melihat arti dari yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia ketiganya menyiratkan bahwa arti yang kita bicarakan ini sama adanya. Akan tetapi memang ada perbedaanya seperti saya contohkan dibawah ini perbedaannya. Sebagai contoh: kita akan membuat tulisan atau makalah. Topik : kita mengambil topik "Teknologi Informasi" Tema : kita mengambil tema "Jaringan Komputer" Judul : kita membuat judul "Jaringan Komputer Berbasis Wireless"

Syarat Topik, Tema dan Judul


Syarat Topik Syarat topik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu topik yang baik bagi penulis dan topik yang baik bagi pembaca. Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu bidang keahlian dan bidang studi yang didalami atau pada pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah. Bidang kerja atau profesi. Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif). Temuan yang pernah diteliti. Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional. Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya. Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya. Bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:

Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan. Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya. Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya. Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan. Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya. Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya. Syarat Tema Berikut ini beberapa syarat tema yaitu : 1)Tema 2)Tema 3)Tema 4)Tema 5)Tema 6)Tema 7)Tema harus menarik perhatian penulis. harus diketahui/dipahami penulis. harus Bermanfaat. yang dipilih harus berada disekitar kita. yang dipilih harus yang menarik. yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas. yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.

8)Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan. Syarat Judul Ada beberapa syarat-syarat judul yaitu: Harus bebentuk frasa, Tanpa ada singkatan atau akronim, Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi, Tanpa tanda baca di akhir judul karangan, Menarik perhatian, Logis, Sesuai dengan isi Judul harus:.asli,relevan,provakitif,singkat

Pembatasan Topik
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi.

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut: 1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral. 2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi. 3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih. 4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak. Demikian sedikit pembahasan tentang Topik, Tema dan Judul. Tulisan ini tidak seutuhnya hasil dari saya namun saya hanya mencreate ulang dan menambahkan dari beberapa sumber guna menjadikan pembahasannya lebih bermutu dan lengkap.

http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/pengertian-topik-tema-dan-judul.html

TEMA, JUDUL, dan TOPIK dalam Bahasa Indonesia


Pengertian Tema, Judul, dan Topik 1. TEMA Tema berasal dari bahasa Yunani thithenai, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan. Beberapa sumber mengatakan, pengertian tema dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari proses penyusunan karangan itu sendiri. Dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Sedangkan dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topic yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topic tadi. Hasil perumusan tema bisa dinyatakan dalah sebuah kalimat singkat, tetapi dapat pula mengambil bentuk berupa sebuah alinea, ikhtisar-ikhtisar, dan kadang-kadang ringkasan. Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama. Perbandingan antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan

antara sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat. Begitu juga kedudukan tema secara konkrit dapat dilihat dalama hubungan antara kalimat topic dan alinea. Kalimat topic merupakan tema dari alinea itu, sedangkan kalimat lain hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topic atau tema alinea tersebut. 2. JUDUL Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu artikel atau juga disebut miniature isi bahasan. Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topic atau tema. Karena itu, judul harus mampu mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya. 3. TOPIK Topic berasal dari bahasa Yunani Topoi yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topic juga bisa diartikan sebagai pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb, bahan diskusi. Jika yang dibicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu disebut topic tunggal. Akan tetapi, kadangkala seseorang mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topic semacam itu disebut multitopik atau topic ganda. CIRI-CIRI Tema, Judul, Topik TEMA Ciri-ciri tema, antara lain. 1.Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan. 2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan. 3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita. JUDUL Ciri-ciri judul, antara lain. 1. Relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 2. Biasanya judul harus provokatif dengan menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan

pembaca terhadap isi cerita tersebut. 3. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih. 4. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat. 5. Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang. TOPIK Ciri-ciri topic, antara lain 1. Topic harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa keingintahuan pembaca 2. Mencakup keseluruhan isi cerita
http://nti0402.wordpress.com/2010/10/31/tema-judul-dan-topik-dalam-bahasaindonesia/

Tema adalah gagasan sentral, makna cerita yang mendasari sebuah cerita. Tema suatu cerita
biasanya bersifat tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan isi cerita. Kedudukan pembaca dan pengarang sama pentingnya bagi perkembangan sebuah karya. Tanpa pengarang, mustahil akan terlahir sebuah karya. Sebaliknya, betapapun hebatnya sebuah karya menurut pengarangnya, apabila karya itu tak jatuh ke tangan pembaca, maka karya tersebut tak berfungsi apa-apa. Peran pembaca menjadi penting, karena merekalah yang memberikan makna terhadap sebuah karya. Saat menikmati sebuah karya, pembaca akan mendapatkan hal-hal yang bersifat hiburan dan pelajaran. Hiburan akan didapatkan bila pembaca merasakan kenikmatan estetik. Sedangkan pelajaran akan didapatkan bila pembaca merasakan adanya ajaran moral, etika, dan berbagai hal yang menyangkut pergaulan antar makhluk di dunia. pelajaran inilah yang biasa disebut sebagai amanat dari sang pengarang. Karya-karya yang baik biasanya memadukan kedua unsur tersebut secara sinkron. Oedipus Sang Raja atau Mahabarata misalnya, menampilkan kedua unsur tersebut secara berimbang. Unsur hiburan dan ajarannya disajikan secara kental dan menyatu dengan semua unsur intrinsik lain. Dalam khazanah kesusasteraan Indonesia, banyak karya yang juga menampilkan hal demikian.. Sebagai misal, novel Atheis, jalan tak ada ujung, robohnya surau kami, puisi-puisi Chairil Anwar atau Amir Hamzah. Walaupun begitu, tak sedikit pula karya sastra yang lebih menonjolkan salah satu unsur saja. Karya-karya yang mengeksploitasi seks/pornografi, karya yang memuat kisah percintaan remaja

secara sederhana dan naif, tergolong dalam jenis karya sastra populer. Dalam karya jenis ini, pembaca hanya memperoleh hiburan tanpa mendapatkan nilai edukasi yang bisa meningkatkan kualitas pemikiran dan kemanusiannya. Apabila karya sastra lebih menonjolkan unsur ajarannya, maka karya-karya tersebut bisa digolongkan dalam karya sastra propaganda. Contohnya adalah karya-karya pada Zaman jepang atau karya seniman Lekra. Dalam karya sastra yang baik, pengarang selalu berusaha untuk menampilkan unsur hiburan dan ajaran (amanat)nya secara tersembunyi. Ia seolah-olah hanya memotret dan merekam apa yang terjadi di kehidupan ini, tanpa terkesan ikut campur di dalam cerita dan menyampaikan nasehat/amanatnya. Pesan/amanat pengarang yang tersembunyi itu, memaksa pembaca untuk mencari sendiri di dalam teks sastranya.

MACAM RAGAM TEMA : Tema Intrapersonal Tema yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan alam sekitar, untuk memaknai kehadirannya di dunia. Tema-tema seputar kenangan, catatan perjalanan, keindahan alam dan kontemplasi bisa digolongkan dalam jenis Tema intrapersonal. Tema Interpersonal Tema yang mencakup hubungan seorang manusia dengan manusia lain sebagai individu. Yang bisa digolongkan dalam tema ini : kasih sayang, cinta, persaudaraan, pengorbanan, dll. Tema Sosial-Politik Tema yang menyangkut hubungan manusia dalam sebuah komunitas, atau hubungan sebuah komunitas dengan komunitas lain. Misalnya : Pengorbanan, kebersamaan, persatuan, kepahlawanan, pendidikan, sosial, propaganda politik, dll. Tema Spiritual Tema yang menyangkut kepercayaan dan keyakinan. Misalnya tema tentang reinkarnasi, keagungan Tuhan, datangnya Mu'jizat, dll.

http://motivasik.multiply.com/journal/item/119?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal %2Fitem

Amanat Cerita
M.ARIFIN | Jumat, 14 Agustus 2009 | 0 komentar

Amanat, ialah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui isi cerita dikarangnya. Amanat yang disampaikan dapat secara langsung (tertulis), melalui dialog antartokoh dalam cerita atau tidak langsung (tersirat). Contoh : Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali, memandang mencari muka Wak Katok, dan ketika pandangan mereka bertaut, Pak Balam berkata kepada Wak Katok, " Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan, mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga kalian, supaya kalian selamat keluar dari rimba ini, terjauh dari rimba ini, terjauh dari bahaya yang dibawa harimau... biarlah aku yang jadi korban ... " Harimau-Harimau, Muchtar Lubis Amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah " Bertaubat dan minta ampunan atas dosa yang telah diperbuat, pasti Tuhan akan mengampuninya, dan hidupmu akan selamat. "
http://arifinsma4.blogspot.com/2009/08/amanat-cerita.html

MakaLah BahaSa IndoNesia (TeMa KaraNgan)


Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca. Selain itu, tema dapat dikesan melalui: 1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita. 2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita. 3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan. 4. Plot cerita. Dalam novel dan cerpen, tema dapat dilihat melalui persoalan-persoalan yang dikemukakan, cara-cara watak itu bertentangan antara satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang. Topik,Tema,dan Judul Definisi Topik,Tema,dan Judul : Topik:

Topik adalah berasal dari bahasa Yunani topoi yang berarti tempat, dalam

tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Tema:

Tema berasal dari bahasa Yunani thithenai, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
Judul:

Definisi Judul Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Syarat-syarat pembuatan judul : 1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan. 3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Judul terbagi menjadi dua,yaitu : - Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubu ngannya dengan bagian utama nampak jelas.

- Judul tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita. Fungsi Judul Judul memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis 2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya. 3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya. 4. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya. Perbandingan antara Topik,Tema dan Judul : Topik, tema, dan judul

pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok

pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb.
Topik

1. Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi. 2. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.
Tema

Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb).
Judul

1. Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. 2. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk. Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya.Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb.

Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda. Memberikan nasihat atau menyarankan mencoba obat tertentu.Akan tetapi, lawan bicara tadi malahan menyatakan bahwa dia juga sakit kepala. Disini terlihat bahwa topik dialog tetap sama, yaitu soal sakit. Namun topik tadi telah pecah dua menjadi sakit perut dan sakit kepala. Kedua pecahan topik itu disebut subtopik. Tidak saja topik yang dapat dipecahan menjadi subtopik, tema dapat pula menjadi subtema, judul menjadi subjudul.Dialog dengan subtopik seperti contoh tadi, merupakan komunikasi yang efektif. Hal semacam itu harus diahindari dengan empathy, yaitu merasakan apa yang dirasakan lawan bicara kita. Sebuah dialog bisa berhasil baik, jika keduanya berada dalam mood (suasana hati) yang sama. Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidk boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang.Dalam percakapan sehari-hari yang kurang penting, tidak biasa ditentukan topiknya. Namun,dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri.

http://makalahichigonara.blogspot.com/2010/03/makalah-bahasa-indonesia-temakarangan_01.html

DEFINISI, ARTI, PENGERTIAN AMANAT

Minggu, 30 Januari 2011


DEFINISI, ARTI, PENGERTIAN AMANAT adalah n 1 sesuatu yg dipercayakan atau dititipkan kpd orang lain; 2) pesan; 3) nasihat yg baik dan berguna dr orang tuatua; petuah; 4) perintah (dr atas); 5) wejangan (dr seorang pemimpin);

http://selaputs.blogspot.com/2011/01/definisi-arti-pengertian-amanat.html

Definisi 'amanat' Indonesian to Indonesian noun 1. 1 pesan; perintah (dr atas): menyampaikan -- orang tuanya; 2 keterangan (dr pemerintah); 3 wejangan (dr orang yg terkemuka): dibacakan sebuah -- Jenderal Sudirman; -- Presiden dl Kongres Pemuda; 4 Ling keseluruhan makna atau isi pembicaraan; konsep dan perasaan yg disampaikan pembicara untuk dimengerti dan diterima pendengar atau pembaca; 5 Sas gagasan yg mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan pengarang kpd pembaca atau pendengar; beramanat v menyampaikan (memberi, mengantar) amanat; berpesan; mengamanatkan v memberikan amanat (kpd): Panglima TNI ~ kpd seluruh jajaran TNI agar selalu waspada thd kelompok yg berusaha mengacau keamanan dan ketertiban nasional; mengamanati v mengamanatkan; pengamanatan n proses, cara, perbuatan mengamanatkan
http://www.artikata.com/arti-318603-amanat.html

PENGERTIAN, FUNGSI, DAN RAGAM SASTRA


5 Juli 2009 at 5:59 am 11 komentar

7 Votes A. Pengertian Sastra Kesusastraan : susastra + ke an su + sastra su berarti indah atau baik sastra berarti lukisan atau karangan Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah. Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

B. Fungsi Sastra Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya. 2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya. 3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya. 4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. 5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra. C. Ragam Sastra 1. Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu : a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi. b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu : (1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya, (2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya, (3) Irama, dan (4) Persamaan bunyi kata. c) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa. d) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan. 2. Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu : a) Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang. b) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif. c) Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll. d) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.

3. Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu : a) Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi : (1) Kesusastraan zaman purba, (2) Kesusastraan zaman Hindu Budha, (3) Kesusastraan zaman Islam, dan (4) Kesusastraan zaman Arab Melayu. b) Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup di zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karya-karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ialah : (1) Hikayat Abdullah (2) Syair Singapura Dimakan Api (3) Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah (4) Syair Abdul Muluk, dll. c) Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia. Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman : (1) Balai Pustaka / Angkatan 20 (2) Pujangga Baru / Angkatan 30 (3) Jepang (4) Angkatan 45 (5) Angkatan 66 (6) Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang D. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain. 1. Unsur Intrinsik a) Tema dan Amanat Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol. Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.

b) Tokoh dan Penokohan Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh. Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja. Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi. Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi. c) Alur dan Pengaluran Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian : (1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya. (2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku. (3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru. (4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya. (5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap. (6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan. Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita.

Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya. d) Latar dan Pelataran Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. e) Pusat Pengisahan Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu. 2. Unsur Ekstrinsik Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
http://abudira.wordpress.com/2009/07/05/pengertian-fungsi-dan-ragam-sastra/

Anda mungkin juga menyukai