Anda di halaman 1dari 7

BAB III PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK

3.1

Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ-UPJ Majalaya Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa

Barat APJ-UPJ Majalaya, penulis ditempatkan di Bagian Kasir. Dimana penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai Penerimaan Kas pada PT.PLN (PERSERO) UPJ Majalaya. Bagian Kasir merupakan salah satu bagian yang ada pada perusahaan PT.PLN (PERSERO) UPJ Majalaya. Guna memiliki kebutuhan suatu perusahaan atau instansi sebagai sarana yang biasa digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang menyangkut keuangan, salah satunya mengenai masalah Penerimaan Kas. 3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek pada bagian akuntansi dilaksanakan kurang lebih 3 minggu mulai dari tanggal 15 July 2009 sampai dengan 14 Agustus 2009. selama melaksanakan kerja praktek pada PT. PLN (PERSERO), penulis ditempatkan pada bagian Kasir, dimana bagian ini mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting. Penulis diberikan kesempatan unutk membantu mengerjakan pekerjaan- pekerjaan yang ada, diantaranya:

23

1.

Melakukan proses pembukuan terhadap bukti- bukti transaksi baik bukti penerimaan kas maupun pengeluaran kas secara manual.

2.

Melakukan proses input data yang berupa bukti-bukti pngeluaran dan penerimaan kas secara terkomputerisasi.

3.

Mendengarkan arahan dari pembimbing di PT. PLN (PERSERO) UPJ Majalaya.

3.3

Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek Berdasrkan data-data yang didapatkan oleh penulis dari kuliah kerja

praktek, maka penulis dapat memberikan penjelasan tentang penerimaan kas pada PT. PLN (PERSERO) APJ-UPJ Majalaya. 3.3.1 Sumber-sumber Penerimaan Kas Pada PT. PLN (PERSERO) 1. Definisi Kas Kas adalah harta lancar yang sangat penting yang merupakan alat pertukaran dan juga dipakai sebagai alat pengukur dalam akuntansi atau dalam dunia perekonomian. Dalam susunan neraca pos ini termasuk harta yang paling sering mengalami mutasi dikaresnakan hamper sebagian besar transaksi perusahaan akan mengurangi jumlah kas, misalnya : pembelian bahan, jasa, penjualan, pembayaran gaji, upah dan biaya-biaya lainnya. Perlu diperhatikan bahwa kas adalah harta perusahaan yang tidak produktif sehingga harus diusahakan agar jumlahnya jangan terlalu besar yang menimbulakan dana tersebut sebagian menganggur (idle cash) dan sebaliknya

24

jumlah tersebut juga tidak boleh terlalu kecil yang dapat menimbulkan hambatanhambatan dalam menjalankan kegiatan usaha. Dengan demikian, kas dapat diartikan sebagai berikut : Kas menurut Donald E.Kieso, Jerry J.Weygant dan Warfield (2001 : 402). Yang ditejemahkan oleh Herman Wibowo dalam bukunya Akuntansi Intermedite menyatakan bahwa : Kas yaitu aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard an dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Sedangkan pengertian kas menurut Soemarso S.R (2004 : 296) dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar menyatakan bahwa : Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang/bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Dari pengertian di atas, dapat disimpulakn bahwa kas merupakan harta lancar yang sangat penting bagi perusahaan, yang merupakan alat pertukaran dan juga dipakai sebagai alat pengukur dalam akuntansi atau didalam dunia perekonomian. Disamping itu, kas juga merupakan yang paling sering mengalami mutasi karena hamper sebagian besar transaksi perusahaan akan mempengaruhi jumlah kas. 2. Pengertian Penerimaan Kas Kas merupakan alat pertukaran yang dipergunakan sebagai ukuran dalam akuntansi sehingga menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan. Selain itu kas merupakan golongan aktiva lancar yang paling likuid dan sanagat penting karena

25

menggambarkan daya beli umum dan dapat memproses barang dan jasa. Dibawah ini ada beberapa pengertian penerimaan kas menurut beberapa ahli, diantaranya : Pengertian penerimaan kas menurut Soemarso S.R (2004 : 172) dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar mengemukakan bahwa : Peneriamaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan hasil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas. Sedangkan penerimaan kas menurut H. Kusnadi (2000 : 61) dalam bukunya Akuntansi Keuangan Menengah (intermediate) adalah sebagai berikut : Penerimaan kas pada umumnya meliputi penerimaan via pos (mail receipt), penjualan tunai (cash sales) dan penerimaan piutang (collection of receivable), disamping penerimaan rutin, masih ada lagi penerimaan lainnya yaitu penerimaan yang tidak rutin, misalnya penerimaan uang dari penjualan. Dari pendapat diatas dapat disimpulakn bahwa pengertian penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya. Penerimaan kas dapat berbentuk uang logam, cek atau wesel pos, uang yang diterima melalui bank atau langsung dari piutang. Pemerintah Indonesia memberikan wewenang kepada sebuah perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), perusahaan tersebut bernama PT. PLN (Persero) UPJ Majalaya. PT. PLN ini diberikan wewenang untuk memproduksi
26

serta mendistribusikan listrik tersebut kepada seluruh masyarakat Indonesia. PLN merupakan instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan jasa listrik bagi masyarakat. Adapun sumber-sumber penerimaan kas pada PT.PLN (PERSERO) UPJ Majalaya, yaitu : 1. Penerimaan kas dari pelanggan, seperti : Pemasangan listrik baru (pasang baru) Pemasangan listrik baru bertujuan untuk para pelanggan yang ingin memasang listrik apabila pelanggan tersebut habis masa tenggang (pencabutan paksa pihak PLN) ataupun mengganti listriknya dengan yang baru. Tambah daya Tambah daya yaitu para pelanggan yang ingin menambah daya listriknya menjadi yang lebih tinggi, tambah daya ini bermaksud agar pelanggan tidak mencuri listrik secara illegal. 2. Menerima subsidi dari pemerintah Selain penerimaan pendapatan dari pelanggan, PT. PLN pun juga menerima subsidi dari pemerintah. Dana tersebut digunakan untuk penembahan kas PT. PLN apabila terjadi kekurangan didalam keuangan PT. PLN.

27

3.3.2

Pelaksanaan Penerimaan Kas pada PT. PLN (PERSERO) UPJ

Majalaya Pelaksanaan penerimaan kas merupakan hal yang sangat penting di dalam pengendalian kas perusahaan. Pelaksanaan penerimaan kas merupakan informasi penting bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan penerimaan kas perusahaan. Pelaksanaan penerimaan kas pada PT. PLN (PERSERO) UPJ Majalaya Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ-UPJ Majalaya adalah sebagai berikut : 1. Permintaan pasang baru dan tambah daya dari pelanggan diterima oleh Bagian Pelayanan Pelanggan, kemudian dibuatkan bukti berupa Kwitansi Tata Usaha Langganan (KTUL) rangkap 3, dengan distribusi sebagai berikut : #1, #2, #3 kemudian dikirim ke Bagian Kasir. 2. Bagian Kasir menerima bukti KTUL #1, #2, #3 dan sejumlah uang dari pelanggan. Lalu bagian kasir memberikan tanda pembayaran (berupa register kas pada kwitansi tersebut) sebagai bukti bahwa pelanggan telah membayar. Kemudian KTUL #1 diserahkan kepada pelanggan, KTUL #2 dikirim ke Bagian Pelayanan Pelanggan, dan KTUL #3 disimpan oleh Bagian Kasir. 3. Bagian Kasir membuat Bukti Setor Bank (BSB) rangkap 2, yaitu : BSB #1 dan #2 diserahkan Bagian Kasir dengan sejumlah uang kepada Bank. Selanjutnya BSB #1 diserahkan ke Bank dan BSB #2 disimpan Bagian Kasir. 4. Bagian Kasir berdasarkan KTUL #2 dan BSB #2 lalu memebandingkannya, selajutnya membuat Bukti Penerimaan Kas (BPK) dan Laporan Daftar Kasir
28

disusun berdasarkan laporan

(LDK). Selanjutnya KTUL #2, BSB #2, BPK dan LDK dikirim ke Bagian Akuntansi. 5. Bagian Akuntansi menerima KTUL #2, BSB #2, BPK dan LDK. Melakukan Pemeriksaan Penerimaan Kas (PPK) dan mengotorisasi penerimaan kas, selanjutnya KTUL #2, BSB #2, BPK dan LDK diarsipkan. 6. Bagian Pelayanan Pelanggan menerima KTUL #3 dari Bagian Kasir, lalu membuat Perintah Kerja (PK), selanjutnya KTUL #3 dan PK dikirm ke Bagian Penyambungan dan Pemutusan. 7. Bagian Penyambungan dan Pemutusan menerima KTUL #3 dan PK, lalu melaksanakan pasang baru dan tambah daya dan membuat Laporan Bulanan Pasang Baru (LBPB). Selanjutnya KTUL #3, PK dan LBPB dikirim kembali ke Bagian Pelayanan Pelanggan. 8. Bagian Pelayanan Pelanggan menerima KTUL #3, PK dan LBPB kemudian diarsipkan.

29

Anda mungkin juga menyukai