Anda di halaman 1dari 3

Artikel By*Maulana Syarif (13.

102179)

WIB, WITA, WIT akankah bersatu ???

Merah = WIB, Kuning = WITA, Hijau = WIT

Pemerintah berencana menyatukan zona waktu dari semula tiga (WIB, WITA, WIT) menjadi satu. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, penyatuan ini akan menghemat keuangan negara dan secara ekonomi mendatangkan keuntungan. Ada penelitian yang menyatakan penyatuan zona waktu menjadikan pengaturan lebih mudah sehingga bisa memangkas biaya hingga triliunan rupiah, kata Hatta, Minggu, 11 Maret 2012. Dengan penetapan zona waktu tunggal menjadi Greenwich Mean Time (GMT) +8, menurut Hatta, waktu Indonesia akan sama dengan waktu Malaysia dan Singapura. Kalau zona waktu sama dengan negara-negara tetangga, ada penghematan besar dalam jam kerja, traffic, maupun aktivitas ekonomi, ujar Hatta. (www.tempo.com , 12 Maret 2012). Ide penyatuan itu didasarkan beberapa alasan:

penyatuan zona waktu katanya akan berdampak pada penyederhanaan tata kelola di berbagai sektor, termasuk transportasi dan perbankan. Kesamaan waktu dengan Singapura, Malaysia, dan Hong Kong juga membuka kesempatan bisnis baru Keuntungan penyamaan zona dapat pula dirasakan oleh Bursa Efek Indonesia karena tidak lagi menjadi pengikut bursa Singapura.

Demikian alasan yang diutarakan pak Menteri kita. Para pengusaha pun dikabarkan juga setuju akan ide ini. Tapi sesederhanakah itukah alasannya? Bagaimana dengan bidang yang lain seperti pendidikan, agama, penerbangan, dan lain sebagainya ?

AMG@2012

Artikel By*Maulana Syarif (13.102179)

Satu zona waktu justru berpotensi inefisiensi jam kerja. Inefisiensi terutama untuk komunikasi dinas atau bisnis. Sebab, di Indonesia yang mayoritas muslim ada faktor salat lima waktu yang harus dipertimbangkan. Kalau kawasan barat mengikuti zona waktu Indonesia bagian tengah, otomatis pekerja di Indonesia bagian barat akan membutuhkan waktu lebih lama untuk istirahat dan ibadah. Bisa dicontohkan, istirahat bagi pekerja di barat yang biasanya pukul 12.00-13.00 WIB akan menjadi 11.00-12.00 WIB atau 12.00-13.00 WITA. Adapun waktu salat Zuhur yang disatukan dengan istirahat tentu belum masuk. Karena istirahat berakhir pukul 12.00 WIB atau 13.00 WITA. Maka pekerja tentu akan minta tambahan waktu untuk ibadah. Tambahan waktu tentunya bisa membuat komunikasi dinas dan bisnis tertunda. Selain dari sudut pandang dunia ekonomi di atas, menurut saya masalah waktu ini perlu kajian komperhensif. Jika ide pak Hatta Radjasa itu jadi diterapkan, tentu saja akan membawa banyak dampak baik secara geografis maupun biologis. Penyatuan 3 zona waktu menjadi 1 zona juga menunjukkan bahwa negara kita bukanlah negara besar yang harus diakui memiliki panjang 45 derajat bagian bumi (1/8 keliling bumi = 5200 km). Padahal seharusnya yang diatur dalam masalah ekonomi bukanlah penyatuan zona waktu,. Masalah utama ekonomi Indonesia adalah masalah distribusi barang yang tidak merata, tidak terkait dengan perbedaan waktu.

AMG@2012

Artikel By*Maulana Syarif (13.102179)

Negara Indonesia sangat panjang. Menurut hitungan Google Earth, panjang Indonesia = 5.339,69 km. Menjadikan Satu zona waktu untuk negara sepanjang ini tentu tidaklah tepat secara geografis. Matahari terbit di papua pukul 07.00 WIT, di Banjarmasin pukul 06.00 WITA, dan di Aceh pukul 05.00 WIB. Zona waktu saat ini sudah sesuai dengan perjalanan matahari yang berkisar, terbit pukul 06.00 dan terbenam pukul 18.00 walau ada selisih di beberapa daerah dalam 1 zona. Jika semua daerah akan dijadikan satu zona waktu (menggunakan WITA), maka pukul 06.00 di Banjarmasin tepat matahari baru terbit, sedangkan di Papua pukul 06.00 sudah siang, dan di Aceh pukul 06.00 masih gelap. Bagaimana dengan jadwal sekolah, kuliah, kerja, apakah semua ini tidak akan membuat masalah nantinya ??

Jadi, sebelum ide ini akan dilaksanakan, pemerintah harus mengkaji secara integral dan komprehensif terhadap segala dampak yang ditimbulkan. Janganlah hanya dengan alasan ekonomi semata, kemudian mengabaikan dampak non-ekonominya. Silahkan anda berpikir dan beri pendapat tentang masalah ini. By*Maulana Syarif (13.10.2179)

Sumber tulisan (Internet):


www.vivanews.com www.yahoo.com www. earth.google.com www.tempo.com

AMG@2012

Anda mungkin juga menyukai