Senin, 9 Mei 2011 LTM MPK Agama Islam Sulaikin Lubis Selasa, A.308A
HOMEGROUP C
dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya, seperti kebudayaan Tionghoa dan kebudayaan India. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi, ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, yakni kerajaan Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi. Budaya Islam tidak serta merta merebak dan diimplementasikan oleh umatnya di Indonesia, meski secara teori pada akhir abad 13 melalui perdagangan dan perkawinan serta jalur kerajaan-kerajaan di Indonesia. Bangsa Indonesia yang belum maju pada saat itu tentu tidak langsung menerima atau menggantikan budaya-budaya lama dari daerah masing-masing ataupun budaya agama sebelumnya seperti Hindu dan Buddha sehingga diperlukan pendekatan yang lebih seperti Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang kulit. Namun sayangnya pembelajaran akan budaya Islam yang menyeluruh belum berhasil meresap sehingga efeknya sekarang masih ada kekeliruan tafsir dan pemahaman dalam pelaksanaan budaya-budaya yang sesungguhnya menyimpang dari ajaran agama Islam seperti upacara dan ritual ritual yang sebenarnya adaptasi dari agama lain seperti Hindu Buddha maupun produk budaya daerah. Seperti layaknya agama lain, dalam Agama Islam telah disebutkan di Al-Quran dan hadist memiliki larangan dan anjuran atau yang kita bilang halal dan haram. Halal dan haram tersebut memiliki dua sumber yang pertama adalah yang sudah tidak bisa dibantah yaitu dari sumber kitab suci sedangkan yang kedua adalah dari maslahat yang diciptakan manusia. Adapun maslahat ini diciptakan dengan maksud dan dalil, sebagaimana Rasullulah pernah bersabda bahwa apa yang kaum muslimin anggap baik maka dianggap baik pula di sisi Allah sebaliknya dengan apa yang dianggap buruk, hal ini secara dinamis menciptakan budaya yang terus berkembang dalam kehidupan umat Islam yang pada akhirnya menimbang halal dan haramnya dari analisa positif negatif. Kaum muslimin secara cermat meneliti asal usulnya, apakah budaya itu mengandung unsur yang dilarang dalam agama atau tidak sebab kita harus menjadikan syariat Islam sebagai barometernya, bukan sebaliknya. Karena sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah, dan sebenar-benar pedoman adalah pedoman para salaf.
2|Page
HOMEGROUP C
Sumber Pustaka:
- Hakim, Nurul. Konsep Keluarga Sakinah: Prespektif UU No.1 Thn 1974 dan PP No.10 Thn 1983.
- Suryanto, SKM. Gemari hal 86-76: Optimalisasi Peran dan Fungsi Keluarga. April 2008
- Abbas, Nazia. The Muslim Familys Role in Building a Righteous Society. 31 December 2001. http://www.wefound.org/texts/Ideal_Muslims_files/Family.htm, diakses pada tanggal 18 April 2011 - http://www.iium.edu.my/deed/articles/family_islam/ch04.html, diakses pada tanggal 18 April 2011 - Zubair, Achmad Charris. Kebudayaan dan Kesenian dalam Prespektif Islam. http://filsafat.ugm.ac.id/downloads/artikel/kebudayaan.pdf, diakses pada tangal 7 Mei 2011 - Maqsood, Ruqaiyyah Waris. Islam, Culture and Woman. http://www.islamfortoday.com/ruqaiyyah09.htm, diakses pada tanggal 7 Mei 2011 - Al-Atsar, Abu Ihsan. Pandangan Islam Terhadap Kebudayaan. As-Sunnah Edisi 10/Tahun XI/1428H/2008 Tanda Tangan
3|Page