Dokumen ini telah dipatenkan dan dilindungi oleh UU NO. 19 TAHUN 2002 tentang HAK CIPTA. Setiap usaha memperbanyak atau mengubah isi daripada dokumen TANPA IZIN DARI PENULIS adalah PELANGGARAN terhadap UU tersebut dan akan diberi sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
BAB IV DASAR NEGARA dan KONSTITUSI A.HUBUNGAN DASAR NEGARA dengan KONSTITUSI
1. HAKIKAT DASAR NEGARA
Dasar Negara : Teori hasil pemikiran mendalam mengenai kehidupan bernegara sebagai pedoman dasar guna mengatur kehidupan bangsa.
Sifat Dasar Negara : YURIDIS KONSTITUSIONAL IMPERATIF Mempunyai Nilai Dasar Negara
Menurut HANS KELSEN: Norma Tertinggi digunakan sebagai Norma Dasar. Menurut HANS NAWIASKY, norma hukum dibagi empat, yaitu: a. b. c. d. Staatfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara) Staatgrundgesestz (Aturan Dasar/Pokok Negara) Formelgesetz (Undang-Undang) Verordnung dan Autoonomesatzung (Aturan Pelaksana atau Otonom)
Fungsi Dasar Negara: Dasar Berdiri dan Tegaknya Negara Dasar Kegiatan Penyelenggara Negara Dasar Partisipasi Warga Negara Dasar Pergaulan Antar-Warga Negara
Page 2
a. Fungsi Regulatif Cita cita hukum menguji hukum apakah adil atau tidak adil bagi masyarakat. b. Fungsi Konstitutif Menentukan bahwa tanpa dasar cita cita hukum maka hukum akan kehilangan makna.
2. HAKIKAT KONSTITUSI
Konstitusi Constitutio, Constituere (Bahasa Latin) Dasar Susunan Badan
PENGERTIAN KONSTITUSI
Seluruh peraturan, tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur masyarakat Undang-undang tertinggi dalam Negara Seperangkat hukum fundamental dan prinsip pengatur jalannya pemerintahan politik Suatu naskah yang memaparkan rangka & tugas pokok badan pemerintahan
Secara umum, konstitusi dibagi menjadi 2, yaitu: a. Konstitusi dalam arti material (arti luas) Menggambarkan seluruh ketatanegaraan suatu Negara, berupa: UUD, UU ORGANIK, PERATURAN/UNDANG-UNDANG, KONVENSI b. Konstitusi dalam arti formal (arti sempit) Tidak menggambarkan seluruh peraturan, berupa: UUD
Page 3
Page 4
UU
Mahkamah Negara
PRESIDEN & WAKIL PRESIDEN
MPR
DPR/DPD
BPK
MA
MK
Page 5
2. SUBSTANSI KONSTITUSI
Beberapa pendapat ahli mengenai substansi konstitusi: a. Prof. Dr. (H.C.) Miriam Budiardjo, M.A Substansi Konstitusi meliputi : i. Organisasi Negara (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) ii. HAM iii. Prosedur mengubah UUD iv. Larangan mengubah sifat tertentu UUD b. Antonius Alexis Hendricus Struycken Substansi Konstitusi meliputi : 1. Hasil perjuangan politik bangsa di masa lalu 2. Perkembangan ketatanegaraan 3. Keinginan yang sesuai dengan perkembangan ketatanegaraan 4. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
2. Pokok Pikiran KEDUA Pancasila yaitu :Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat. Pokok pikiran kedua ini tercantum dalam Pasal 27-34 3. Pokok Pikiran KETIGA Pancasila yaitu :Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Pokok Pikiran ketiga ini tercantum dalam Pasal 1, 2, 3, 14-25 beradab. Pokok pikiran keempat ini tercantum dalam Pasal 26-34
Dalam suatu Tertib Hukum, UUD bukanlah peraturan hukum yang tertinggi karena diatasnya masih ada dasar-dasar pokok UUD yang lebih tinggi sifatnya yaitu : PEMBUKAAN UUD.
RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi Page 7
Pembukaan UUD 1945 terpisah dari Batang Tubuh UUD 1945 dan kedudukannya lebih tinggi dari Batang Tubuh UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 tidak dapat DIGANTI / DIBUBARKAN oleh siapapun (termasuk MPR) karena : 1. 2. 3. 4. Mengandung NORMA DASAR YG FUNDAMENTAL yaitu : Pancasila Merupakan PERNYATAAN KEMERDEKAAN yang terperinci Merupakan TERTIB HUKUM TERTINGGI Merupakan SUMBER CITA-CITA HUKUM & MORAL yang ingin ditegakkan
Mengubah atau mengganti Pembukaan UUD 1945 berarti MENGUBAH & MEMBUBARKAN Proklamasi Kemerdekaan RI.
2. LESTARI Artinya :
Pembukaan UUD 1945 mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa Indonesia.
Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. Bangsa Indonesia mendukung setiap bangsa untuk memperoleh kemerdekaan dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi (DALIL OBJEKTIF) 2. Bangsa Indonesia berkeinginan untuk MEMBEBASKAN diri dari penjajahan (DALIL SUBJEKTIF)
Page 8
Alinea Kedua Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. Perjuangan kemerdekaan Ind telah sampai pada tingkat yang menentukan 2. Momentum yang telah dicapai ini harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan 3. Kemerdekaan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan Negara yang MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, ADIL & MAKMUR Alinea Ketiga Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. Bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang berkesinambungan, yaitu seimbang dalam kehidupan maerial spriritual baik di dunia maupun di akhirat. 2. Bangsa Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan diperoleh bukan karena perjuangan fisik semata, tetapi juga karena rahmat Tuhan YME 3. Ketakwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan YME 4. Bentuk pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. menegaskan bahwa bangsa Ind mempunyai FUNGSI & TUJUAN sebagai bangsa yang merdeka 2. menegaskan bahwa bangsa Ind menganut Sistem KONSTITUSIONAL & merupakan NEGARA HUKUM 3. Menegaskan bahwa bangsa Ind merupakan Negara REPUBLIK & BERKEDAULATAN RAKYAT (=NEGARA DEMOKRASI) 4. Menegaskan bahwa bangsa Ind mempunyai dasar Negara PANCASILA
Page 9
1.
UUD 1945
Republik
2. 3.
4.
UUD 1945
Kesatuan
Republik
5.
Kesatuan
Republik
2. TAHAPAN PERUBAHAN (AMANDEMEN) UUD 1945 s/d PADA MASA ORDE BARU :
1. Presiden menetapkan mekanisme pelaksanaan REFERENDUM 2. Presiden menunjuk Mendagri sebagai Ketua Lembaga Referendum 3. Referendum dilaksanakan dalam jangka waktu selama-lamanya 1 tahun sejak dimulainya PENDAFTARAN pendapat rakyat sampai penyampaian HASIL REFERENDUM kepada Presiden.
RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi Page 10
4. Kemudian Presiden menyampaikan Hasil Referendum tersebut kepada MPR 5. MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk melakukan AMANDEMEN yang dimaksud. TAHAPAN PERUBAHAN (AMANDEMEN) UUD 1945 MASA REFORMASI : 1. MPR mengadakan Sidang Istimewa pada tanggal 13 November 1998 2. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 14 21 Oktober 1999 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap I pada tanggal 19 Oktober 1999 3. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 17 18 Agustus 2000 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap II pada tanggal 18 Agustus 2000 4. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 1 10 November 2001 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap III pada tanggal 10 November 2001 5. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 1 10 Agustus 2002 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap IV pada tanggal 10 Agustus 2002 6. Membentuk Komisi Konstitusi dalam Sidang Tahunan Agustus 2003 yang bertugas mengkaji secara lengkap Amandemen Tahap 1 4 UUD 1945 Latar belakang terjadinya Reformasi yaitu : lengsernya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. 6 VISI REFORMASI : 1. Amandemen UUD 1945 2. Penghapusan DWI FUNGSI ABRI 3. Otonomi yang luas 4. Penegakkan Supremasi Hukum 5. Masyarakat yang EGALITER & DEMOKRATIS 6. Kebebasan Berbicara (Pers)
Page 11
ALASAN PERLUNYA DILAKUKAN AMANDEMEN UUD 1945 : 1. UUD 1945 membuka peluang kepada Presiden untuk memiliki kekuasaan dan kewenangan yang sangat besar dan didukung oleh DPR sebagai Stempel Pemerintah sehingga terjadi penyimpangan Inkonstitusional. 2. UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada Legislatif dalam mengatur hal-hal yang penting tanpa batasan yang tegas. 3. UUD 1945 memuat pasal-pasal MULTI-TAFSIR dimana tafsiran Presiden yang harus diterima TUJUAN AMANDEMEN UUD 1945 : --- > untuk menyempurnakan UUD 1945, bukan untuk MENGGANTI UUD 1945. Mekanisme perubahan UUD 1945 di masa yad sudah diatur dalam Pasal 37 UUD 1945 yang menyatakan sbb : 1. Usul perubahan UUD 1945 dapat diagendakan dalam Sidang MPR jika diajukan oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR (Amandemen IV) 2. Setiap usul perubahan diajukan secara tertulis disertai alasannya (Amandemen IV ) 3. Sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR (Amandemen IV) 4. Keputusan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari jumlah anggota MPR 5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan TIDAK DAPAT dilakukan perubahan
Aturan Peralihan 4 Pasal 3 Pasal Aturan Tambahan 2 Ayat 2 Pasal
Bab 16 21
Pasal 37 73
Ayat 49 170
Page 12
MPR pernah melakukan PERUBAHAN pada Pasal-Pasal dalam UUD 1945 (bukan pada Pembukaan UUD 1945). Akan tetapi MPR sepakat untuk TIDAK merubah hal-hal yang MENDASAR seperti : 1. 2. 3. 4. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 Tetap mempertahankan NKRI Tetap mempertahankan Sistem Presidential Penjelasan UUD 1945 yang bersifat NORMATIF akan dimasukkan dalam Pasal-Pasal ( Batang Tubuh ) 5. Perubahan dilakukan dengan cara ADENDUM (tambahan), artinya : naskah asli UUD 1945 dibiarkan UTUH, sementara NASKAH PERUBAHAN diletakkan setelah naskah asli. SIKAP POSITIF WARGA NEGARA DALAM MENJAGA KEUTUHAN KONSTITUSI : 1. Mengimplementasikan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa & bernegara 2. Memasyarakatkan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari 3. Menjadikan UUD 1945 sebagai PEDOMAN dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan berbangsa & bernegara 4. Menghindarkan sikap & tindakan yang bersifat INKONSTITUSIONAL yang melanggar nilai-nilai Demokrasi
Page 13