Silvikultur Lanskap
Silvikultur Lanskap
Pendahuluan
Pengelolaan Lansekap, meliputi alat dan strategi di bidang kehutanan, perikanan, pertanian, pengelolaan satwa liar dan pariwisata untuk menyatukan unsur perlindungan, pemanfaatan lestari serta kriteria pemerataan dalam tujuan dan praktek pengelolaan. Mengingat bahwa tataguna lahan tersebut mendominasi keseluruhan bentuk lansekap, baik pedalaman maupun wilayah pesisir, re-investasi untuk pengelolaan keanekaragaman hayati memiliki peluang besar untuk dapat diperoleh.
Lanskap hutan tropis secara umum terdiri dari mosaik-mosaik habitat dengan karakteristik kerusakan dan gangguan yang berbeda. Degradasi lahan yang disebabkan oleh faktor manusia (antropogenik) dapat secara drastis mengubah distribusi frekuensi berbagai habitat yang berbeda, maupun mengacaukan tingkat gangguankerusakan yang telah ada sebelumnya.
Latar Belakang
Diawali dengan usaha pelestarian habitat
spesies burung hantu (Strix occidentalis caurina) dan spesies lain yang berasosiasi dengan hutan seral fase akhir (USDA dan USDI, 1994) Maka diperlukan pengamatan dampak mengenai kombinasi perlakuan silvikultur terhadap faktor forest fire serta tujuan pengelolaan habitat dalam berbagai skala intensitas dan multiplikasi.
Tujuan
Untuk mengembangkan metode identifikasi solusi silvikultural dalam menghadapi potensi konflik pada berbagai kegiatan manajemen lanskap
Metode Penelitian
Karakterisasi Kondisi Lanskap Penggunaan Struktur Tegakan Hutan untuk Tujuan Deskripsi Kondisi Habitat dan Forest Fire
Metode Penelitian
Pengembangan Kurva Produksi dengan Variasi Perlakuan SIlvikultur dan Area Yang Diberikan Perlakuan Tersebut Identifikasi Silvikultur Biaya Marginal Perlakuan
Kesimpulan
Dalam silvikultur lanskap, kondisi pasca pemberian perlakuan dalam suatu unit hanya dapat dievaluasi dalam konteks tujuan sebuah LSR, karena apa yang terlihat untuk tujuan mendukung lanskap dalam area isolasi (hanya pada lokasi reserve) dapat berubah pada saat diterapkan pada area keseluruhan Hasil studi menunjukkan bahwa potensi konflik atau tingkat kecocokan di antara tujuan lanskap untuk kebakaran dan manajemen habitat merupakan sesuatu yang bersifat scaledependent.