Anda di halaman 1dari 19

Silvikultur Lanskap Bagi Pengelolaan Suksesi Akhir Reserve Area

S. Hummel dan R.J. Barbour

Oleh : Ardityo Hendi Prastowo (914) Nurdini Estikasari (950)

Pendahuluan
Pengelolaan Lansekap, meliputi alat dan strategi di bidang kehutanan, perikanan, pertanian, pengelolaan satwa liar dan pariwisata untuk menyatukan unsur perlindungan, pemanfaatan lestari serta kriteria pemerataan dalam tujuan dan praktek pengelolaan. Mengingat bahwa tataguna lahan tersebut mendominasi keseluruhan bentuk lansekap, baik pedalaman maupun wilayah pesisir, re-investasi untuk pengelolaan keanekaragaman hayati memiliki peluang besar untuk dapat diperoleh.

Lanskap hutan tropis secara umum terdiri dari mosaik-mosaik habitat dengan karakteristik kerusakan dan gangguan yang berbeda. Degradasi lahan yang disebabkan oleh faktor manusia (antropogenik) dapat secara drastis mengubah distribusi frekuensi berbagai habitat yang berbeda, maupun mengacaukan tingkat gangguankerusakan yang telah ada sebelumnya.

Latar Belakang
Diawali dengan usaha pelestarian habitat
spesies burung hantu (Strix occidentalis caurina) dan spesies lain yang berasosiasi dengan hutan seral fase akhir (USDA dan USDI, 1994) Maka diperlukan pengamatan dampak mengenai kombinasi perlakuan silvikultur terhadap faktor forest fire serta tujuan pengelolaan habitat dalam berbagai skala intensitas dan multiplikasi.

Tujuan
Untuk mengembangkan metode identifikasi solusi silvikultural dalam menghadapi potensi konflik pada berbagai kegiatan manajemen lanskap

Deskripsi Area Studi


Area studi berada di Gotchen LSR (LargeScale Reserve), wilayah bagian timur Cascade Range di Negara Bagian Washington. Meliputi 6.070 hektar Distrik Mount Adams Ranger dalam wilayah Hutan Negara Gifford Pinchot. Tersusun atas spesies-spesies Pseudotsuga menziesii, Abies grandis, Abies lasiocarpa, Pinus ponderosa, Larix occidentalis, dan Pinus contorta.

Deskripsi Area Studi


Merupakan tipe hutan konifer campuran, dimana terdapat enam area terdokumentasi sebagai lokasi bersarangnya burung hantu (MendezTreneman, 2002). Defoliasi daun spesies Abies grandis, Abies lasiocarpa, yang erat kaitannya dengan ledakan populasi ulat hamanya meningkatkan seresah yang mudah terbakar serta mengurangi tajuk pelindung, yang mempengaruhi kualitas habitat burung hantu (Hummel dan Agee, 2003)

Metode Penelitian

Karakterisasi Kondisi Lanskap Penggunaan Struktur Tegakan Hutan untuk Tujuan Deskripsi Kondisi Habitat dan Forest Fire

Pemodelan Struktur Tegakan Hutan Dengan maupun Tanpa Perlakuan

Metode Penelitian

Pengembangan Kurva Produksi dengan Variasi Perlakuan SIlvikultur dan Area Yang Diberikan Perlakuan Tersebut Identifikasi Silvikultur Biaya Marginal Perlakuan

Hasil dan Pembahasan


Biaya Perlakuan Silvikultur Lanskap Karakteristik Pohon Yang Ditebang pada Kasus Break - Even

Biaya Perlakuan Silvikultur Lanskap

Karakteristik Pohon Yang Ditebang pada Kasus Break - Even

Karakteristik Pohon Yang Ditebang pada Kasus Break - Even

Kesimpulan
Dalam silvikultur lanskap, kondisi pasca pemberian perlakuan dalam suatu unit hanya dapat dievaluasi dalam konteks tujuan sebuah LSR, karena apa yang terlihat untuk tujuan mendukung lanskap dalam area isolasi (hanya pada lokasi reserve) dapat berubah pada saat diterapkan pada area keseluruhan Hasil studi menunjukkan bahwa potensi konflik atau tingkat kecocokan di antara tujuan lanskap untuk kebakaran dan manajemen habitat merupakan sesuatu yang bersifat scaledependent.

Anda mungkin juga menyukai