Anda di halaman 1dari 11

Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial

METODE PENENTUAN SAMPEL

Oleh: NILA FITRIYA 0910440154

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

METODE PENENTUAN SAMPLE

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara

penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel . Syarat sampel yang baik Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan. 1. Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan bias (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya bias atau kekeliruan adalah populasi. 2. Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Teknik Sampling Untuk, menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam-macam sampling ditunjukkan pada gambar berikut:

Dari gambar tersebut terlihat bahwa, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua. yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non

probabilitysampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive ve sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). a. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari Tatar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Teknik Proportionate Stratified Random Sampling dapat digambarkan seperti gambar berikut .

c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila popular berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP. Maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S 1, SMU, dan SMP.

d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana, yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang pendudukanya padat, ada yang tidak, ada, yang mempunyai hutan banyak ada, yang tidak, ada, yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan seperti gambar berikut :

2. Non probability Sampling Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball. a. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dori semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor I sampai

dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100. Lihat gambar 5 b. Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kouta yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel. c. Sampling Accidential Sampling Accidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling Purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitianpenelitian yang tidak melakukan generalisasi. e. Sampling Jenuh Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Bering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membunt generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin bertambah sampai mengkristal yang berarti sample sudah cukup dan tidak bertambah lagi.

CONTOH METODE PENGAMBILAN SAMPLING PADA PENELILITIAN

Metode Sampling Purposive

Penelitian pada Skripsi analisis strategi pengembangan usaha pada e-cofarm,


kampus ipb darmaga-bogor 4.2. Metode Penentuan Sampel Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Menurut david (2006), dalam analisis ini untuk menentukan responden, tidak ada jumlah minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli di bidangnya. Responden adalah orang-orang yang mengenal betul dinamika dan keadaan bisnis yang dijalani. Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua orang responden yang berasal dari internal dan eksternal yaitu manajer lapang E-coFarm dan pesaing terdekat pada unit usaha yaitu D-Farm. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

Metode Accedential Sampling Penelitian di wilayah Kabupaten Bantul pada sentra perkampungan industri kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di Desa Panggungharjo Sewon, Bangunjiwo Kasihan, dan Wukirsari Imogiri, Kabupaten Bantul. 3.3. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di

Kabupaten Bantul. Penelitian ini jumlah populasinya tidak bisa diketahui secara pasti maka berdasarkan Malhotra (1999), untuk menentukan jumlah sempel dapat ditentukan yaitu minimum empat atau lima kali jumlah variabel yang digunakan. Karena jumlah variabel yang diteliti sebanyak 10 maka sampel yang ditetapkan sebanyak 300 responden dianggap sudah mewakili. Metode Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Accedentia lsampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarka kebetulan (sugiyono,1999) dalam arti seluruh wisatawan yang berkunjung ke toko kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di Kabupaten Bantul.

Metode Sampling Purposive dan Accedential Sampling Penelitian pada Skripsi Analisis Swot sebagai dasar Perumusan strategi pemasaran Berdaya saing (Studi pada Dealer Honda Tunggul Sakti di Semarang) 3.2 Penentuan Sampel Menurut Augusty T. Ferdinand (2006) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Sedangkan sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel. Sampel penelitian ini terdiri dari pengunjung atau konsumen PT.Tunggul Sakti Motor yaitu pengunjung yang pernah membeli produk atau merasakan pelayanan yang diberikan serta pihak manajemen pemasaran perusahaan. Kuesioner penelitian ini dibagi menjadi dua tipe dikarenakan jenis data yang dibutuhkan berbeda. Pertama untuk mendapatkan data bobot dan rating dari internal perusahaan, maka peneliti membutuhkan data yang didapat dari perusahaan, dan dalam penentuan bobot serta rating dari eksternal perusahaan maka peneliti membutuhkan data yang didapat dari dalam perusahaan serta rating dari konsumen. Untuk kuesioner pertama, peneliti membutuhkan sample dari perusahaan, dimana berikut adalah nama serta jabatan dari sampel yang menurut Tunggul Sakti berhak menentukan bobot dan rating internal perusahaan: 1. Bapak Ir. Henry Tanudjaja sebagai General Manager

2. Bapak Herry Gea sebagai Sales Manager 3. Bapak Nur Asif sebagai Team Leader I 4. Bapak Agus Yuniar sebagai Team Leader II 5. Ibu Tri Tunggal Dyah Ayu sebagai Senior Sales Counter Untuk kuesioner kedua, peneliti telah menentukan responden sebanyak 100 orang. Berdasarkan jumlah rata-rata penjualan Tunggul Sakti, dan berdasarkan Augusty T. Ferdinand (2006) untuk menentukan besarnya sampel penelitian dimana sampel dibagi-bagi dalam beberapa sub sampel, maka minimum 30 untuk kategori sub sampel yang sudah memadai. Karena jumlah populasi secara pasti tidak diketahui, maka pengambilan sample dapat menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu orang-orang yang pernah membeli motor honda dan merasakan pelayanan yang diberikan oleh Tunggul Sakti. Pengambilan sampel bagi manajemen Tunggul Sakti menggunakan Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu dengan cara menentukan target elemen populasi yang diperkirakan paling cocok untuk dikumpulkan datanya (Sugiyono, 2004)

Metode Field Research Penelitian pada skripsi Analisis Perilaku Konsumen Telur Ayam Ras Sebagai Dasar Penetapan Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Telur Bima Sakti Malang 3.3 Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk memperoleh data ialah metode Field Research (study lapang) yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mengadakan penelitian langsung terhadap obyek yang dituju dengan maksud agar data yang di peroleh bersifat fakta. Teknik pengumpulan data dalam metode ini adalah : yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Penyebaran angket atau kuesioner Cara menyusun daftar pertanyaan secara tertulis. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data atau informasi secara tertulis dari responden yaitu konsumen telur ayam ras yang telah ditetapkan sebagai sampel. Kuesioner dibagikan secara langsung oleh penulis kepada para responden yang ditemui secara langsung. Teknik pengambilan data dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Pengumpulan data dengan menyebarkan angket dan diukur dengan skala likert. a. Jawaban A menunjukkan sangat setuju dengan score 5 b. Jawaban B menunjukkan setuju dengan score 4 c. Jawaban C menunjukkan cukup setuju dengan score 3 d. Jawaban D menunjukkan tidak setuju dengan score 2 e. Jawaban E menunjukkan sangat tidak setuju dengan score 1 2. Interview Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu konsumen telur ayam ras yang terpilih sebagai responden guna mendapatkan data-data yang diperlukan. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan cara membaca dan mempelajari dokumen pada perusahaan yang sedang diamati.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2012. Teknik Sampling.http://evanaenpe.blogsot.com/uploads/pdf/tekniksampling .pdf Diakses pada 18April 2012 Reza, Zusa. 2011. Skripsi analisis strategi pengembangan usaha pada e-cofarm, kampus ipb darmaga-bogor. Prawitasari.2010. Skripsi Analisis Swot sebagai dasar Perumusan strategi pemasaran Berdaya saing (Studi pada Dealer Honda Tunggul Sakti di Semarang) Cahyo, Agung . 2008. skripsi Analisis Perilaku Konsumen Telur Ayam Ras

Sebagai Dasar Penetapan Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Telur Bima Sakti Malang Nuzulia, Perti.2009. Skripsi Analisis sikap konsumen terhadap industri kerajinan (art shop) kulit motif wayang (tatah sunging) di Desa Panggungharjo Sewon, Bangunjiwo Kasihan, dan Wukirsari Imogiri, Kabupaten Bantul

Anda mungkin juga menyukai