Anda di halaman 1dari 9

SIMULASI 1

I.

TUJUAN
1. Menjelaskan jenis elemen sistem pengendalian proses. 2. Menjelaskan respon lup terbuka pada proses. 3. Menjelaskan pengendalian manual dan otomatis. 4. Menjelaskan fungsi dasar pengendali PID. 5. Menjelaskan pengaruh gain pengendali proporsional pada respon lup tertutup. 6. Menjelaskan respon lup tertutup pada proses yang sulit dikendalikan.

II. DATA PERCOBAAN

III. HASIL PERCOBAAN

IV.

PEMBAHASAN
Oleh : Syahdini Handiani (101411057) Latihan 1 Manual Control

Pada proses kontrol secara manual, kita harus mengatur MV saat Set Point (SP) 50%, dilakukan pengaturan Manipulated Variable (MV) sehingga Process Variable (PV) sama dengan SP dan stabil. Dapat terlihat pada gambar bahwa pada SP dan PV 50%, MV yang dihasilkan yaitu 40%. Latihan 2 Automatic Control

Pada proses kontrol secara otomatis, MV mengatur sendiri agar PV sama dengan SP. Dapat terlihat pada gambar agar PV mendekati SP, MV yang dihasilkan yaitu 40,26%. Dibandingkan dengan proses kontrol secara manual pada Latihan 1, hasilnya tidak berbeda jauh, hanya penggunaannya lebih mudah pada proses kontrol otomatis.

Latihan 3 Efek Aksi Kendali a. Direct-acting

Pada Direct-acting ini PV melebihi 100% tepatnya pada 124,99% meskipun MV sudah maksimal yaitu 100%. Hal ini menyebabkan PV jauh di atas SP dan kondisi ini sangat tidak diharapkan dalam proses pengendalian.

b.

Reverse-acting

Saat Reverse-acting kembali diaktifkan maka perlahan-lahan MV menyesuaikan kembali agar PV sebisa mungkin sama dengan SP. Pada akhir proses, PV mendekati nilai SP yaitu 53,11% pada MV 38,40%. Berdasarkan kedua percobaan di atas, direct-acting dan reverseacting memiliki fungsi yang berbeda. Direct-acting membuat pengendali proses menjadi tidak dapat menanggapi proses dengan baik dan reverseacting mengembalikan proses menjadi normal kembali.

Latihan 4 P-Control a. Integral Off

Pada saat fungsi integral dimatikan, MV berusaha mencari posisi yang tepat agar PV sama dengan SP, tetapi setelah itu terdapat kondisi steady state dimana MV tidak dapat lagi bergerak sehingga PV berada cukup jauh di atas nilai SP. Selisih antara nilai PV dengan SP pada keadaan steady state disebut dengan error.

b.

Kc = 3,0

Error pada point a di atas dapat diatasi dengan menambahkan nilai Kc atau gain. Pada saat Kc = 3,0 pengendalian proses berjalan dengan cukup baik dengan tanda bahwa PV semakin mendekati nilai SP meskipun tidak sama persis. Dapat terlihat pada gambar di atas pada SP 50% ; PV 59,29% dan MV 47,08%. Setelah nilai Kc diperbesar maka jalannya proses menjadi lebih baik.

c.

Kc = 5,0

Pada saat Kc ditambahkan lagi menjadi 5,0 menurut logika seharusnya proses berjalan lebih baik lagi dari harga Kc = 3,0. Tetapi setelah dijalankan pada simulasi, terjadi osilasi yang cukup banyak dan menandakan bahwa pengendalian proses tidak berjalan dengan baik (tidak stabil). Nilai PV pada percobaan ini menunjukkan nilai 59,35% dan nilai MV menunjukkan nilai 29,08% yang berarti lebih buruk dari pengendalian proses pada poin b, pada saat Kc = 3,0.

d.

Kc = 10,0

Pada saat Kc diperbesar lagi menjadi 10, proses semakin tidak stabil. Hal ini disebabkan karena Kc (gain) berfungsi untuk mengatasi error apabila nilainya sesuai dengan proses, sehingga apabila nilainya terlalu besar akan terjadi osilasi yang sangat besar dan proses menjadi tidak stabil.

Latihan 5 Pengaruh Dinamika pada Proses Pengendalian a. Hard Process Nature

Dinamika proses mempengaruhi proses pengendalian. Pada dinamika proses Hard, proses mengalami osilasi yang cukup banyak sehingga menandakan bahwa pengendalian proses sulit dilakukan dan performanya tidak memuaskan.

b.

Kc = 0.4

Pada dinamika proses Hard harga Kc cukup mempengaruhi proses pengendalian, sama halnya pada proses pengendalian Normal. Pada Kc = 0,4 PV berada di atas dari SP dengan MV bernilai 41,64%. Tetapi pada dinamika proses ini semakin kecil nilai Kc maka semakin baik pengendalian prosesnya. Terbukti apabila dibandingkan dengan harga Kc = 1,0 (pada point a) kondisi proses lebih baik (PV lebih mendekati nilai SP).

c.

Kc = 0.2

Dengan harga Kc =0,2 yang berarti lebih kecil dari harga KC pada point a dan b, terlihat kondisi proses lebih baik lagi ditandai dengan lebih pendeknya panjang gelombang yang terjadi. Pada kondisi ini selisih antara PV dengan SP (error) yaitu 2,83% lebih kecil dibandingkan dengan pada Kc = 0,4 yaitu 3,61%.

V.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari simulasi ini yaitu : 1. Automatic Control lebih mudah dan lebih tepat dalam proses pengendalian dibandingkan dengan Manual Control. 2. Pengendali proporsional berfungsi megurangi error yang terjadi pada proses. 3. Semakin kecil harga Kc (gain) pada dinamika proses Normal maka proses akan semakin baik, tetapi apabila nilainya terlalu kecil maka pengendalian akan lemah. 4. Harga Kc (gain) yang terlalu besar akan menyebabkan osilasi semakin sering terjadi dan proses akan menjadi tidak stabil (sulit dikendalikan). 5. Direct-acting membuat pengendali proses menjadi tidak dapat menanggapi proses dengan baik dan reverse-acting mengembalikan proses menjadi normal kembali. 6. Pada dinamika proses Hard harga Kc yang semakin kecil akan memperkecil selisih nilai antara PV dan SP (error).

Anda mungkin juga menyukai