Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENCEGAHAN PENCEMARAN International Organization for Standarization (ISO)

Oleh
Arbhy Indera Ikhwansyah 1007113576 Kalas A

JURUSAN SARJANA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah Pencegahan Pencemaran tentang International Organization for Standarization (ISO) ini tepat pada waktunya. Penulis Mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing

Pencegahan Pencemaran serta semua pihak yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan,mengingat refrensi yang didapat tidak terlalu banyak. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatamg.

Pekanbaru, Oktober 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1 Latar Belakang .................................................................... 1.2 Tujuan ................................................................................. 1.3 Rumusa Masalah ................................................................ BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2.1 Definisi ISO ......................................................................... 2.2 Jenis-jenis dan Manfaat ISO ............................................... 2.2.1 ISO 9001 (Quality Management System)......................... 2.2.2 ISO 14000 (Environmental Management System) .... 2.2.3 ISO 22000 (Food Safety Management System) ........

i ii 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7

2.2.4 ISO 27001 (Information Security Management System) 7 2.2.5 OHSAS 18001 (Occupational Health & Safety Management System) ............................................... 2.2.6 SA 8000 (Social Accountability Management System) 2.2.7 ISO/TS 16949 (Quality Management System particular to Automotive Industry).............................. 2.3 Siklus PDCA pada ISO......................................................... BAB IV KESIMPULAN ......................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 10 11 16 17 8 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem penjaminan mutu yang paling mapan dan paling banyak digunakan di seluruh lembaga-lembaga di dunia adalah sistem penjaminan mutu International Organization for Standarization (ISO). Istilah ISO diambil dari bahasa Yunani isos yang berarti sama, atau standar. Oleh karenanya ISO digunakan sebagai standar mutu yang dikeluarkan oleh International

Organization for Standardization atau Badan Standar Internasional. ISO yang berdiri pada 1947 bersifat organisasi non pemerintah yang berpusat di Jenewa, Swiss (Prasetya, 2004) Sejarah tentang sistem penjaminan mutu ISO berawal dari kondisi perang dunia ke II yang ingin mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu yang bagus. Berawal dari sinilah kemudian bagian pengadaan barang militer Inggris mengembangkan serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi. Pada akhir 1960-an dibuat standar sistem mutu AQAP (Allied Quality Assurance Publicators) yang dikembangkan dari standar-standar sebelumnya. Pada awal 1970-an, Inggris mengembangkan lebih lanjut seri AQAP dan disebut DEFSTAN 05 series oleh United Kingdom Ministry of Defence. Pada saat yang bersamaan angkatan bersenjata Amerika Serikat mengembangkan MIL STD 9858A. Disisi lain perusahaan-perusahaan yang tidak bertransaksi dengan militer kemudian mengembangkan BS 5157 yang kemudian dikembangkan BS 5750 bagian 1, 2 dan 3 pada tahun 1979. Pada tahun ini pula pemeriksaan pihak ke tiga yang merupakan karakteristik ISO 9000 mulai dikembangkan. Selain itu pada tahun ini komisi ISO Inggris yaitu British Standard Institute (BSI) menyerahkan proposal untuk pembentukan komisi teknik baru dengan nomor ISO/TC 176. Sebagai hasil dari ISO/TC 176 yang telah melakukan sosialisasi ke seluruh dunia dalam tahun 1987 seri standar ISO 9000 dipublikasikan. 1.2 Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk lebih memahami tentang ISO, seri-seri ISO serta manfaatnya dan memahami tentang siklus PDCA pada ISO.

Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen penganmpu mata kuliah Pencecagan Pencemaran. 1.3 Rumusan Masalah Dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi ISO, jenis-jenis atau seri ISO beserta manfaatnya, dan siklus PDCA pada ISO.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi ISO Sebelum mendefinisikan ISO, hal pertamma yang harus dipahami adalah definisi dari kata standar. Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasispesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. Salah satu contohnya adalah penetapan standar ukuran dan format kartu kredit, atau kartukartu pintar (smart) lainnya yang telah mengikuti standar internasional ISO dan dapat digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh dunia, dan banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar

internasional telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih meningkatkan keandalan dan kegunaan barang dan jasa. Namun bila dipandang dari segi nama, banyak pihak melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap International Organization for Standardization dengan kependekannya ISO, dimana IOS dianggap lebih tepat. Anggapan itu benar bila penetapan nama didasarkan pada

kependekannya. Yang sebenarnya, istilah ISO bukan merupakan kependekan, tapi merupakan nama dari organisasi internasional tersebut. ISO berasal dari Bahasa Latin (Greek) isos yang mempaunyai arti sama (equal). Awalan kata iso- juga banyak dijumpai misalnya pada kata isometric, isomer, isonomy, dan sebagainya. Dari kata sama (equal) menjadi standar inilah ISO dipilih sebagai nama organisasi yang mudah untuk dipahami. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari negara anggota, misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN (Organisation Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.

Dari uraian diatas, maka ISO atau Organisasi Standar Internasional dapat didefinisikan sebagai suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi internasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.

2.2 Jenis-Jenis dan Manfaat ISO Berdasarkan sejarah perkembangan ISO, awalnya ISO terbentuk guna menjamin kualitas mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau menjamin jasa yang di berikan. Namun seiring perkembangan zaman dan semakin luasnya berbagai hal yang berkaitan dengan wilayah yang harus distandarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis standar baru yang ada dan diimplementasikan pada berbagai negara. Standar-standar ISO yang berkaitan dengan berbagai bidang tersebut tampak pada tabel berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Standar ISO ISO 9001 ISO 14000 ISO 22000 ISO 27001 OHSAS 18001 SA8000 ISO/TS 16949 Nama Standar Quality Management System Environmental Management System Food Safety Management System Information Security Management System Occupational Health & Safety Management System Social Accountability Management System Quality Management System particular to Automotive Industry

2.2.1 ISO 9001 (Quality Management System) ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan - persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Namun,

bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Quality Management Systems (ISO 9001) adalah Merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek - praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Manfaat yang didapat dari ISO 9001 adalah :

Kepuasan pelanggan, dengan penyampaian produk secara konsisten dalam memenuhi persyaratan - persyaratan pelanggan

Mengurangi biaya operasional, dengan peningkatan berkesinambungan pada proses-proses dan hasil dari efisiensi operasional Peningkatan hubungan pada pemegang kepentingan termasuk para staf, pelanggan dan pemasok

Persyaratan kepatuhan hokum, dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh tertentu pada suatu organisasi dan para pelanggan anda

Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko, dengan konsistensi secara terus-menerus dan adanya mampu telusur suatu produk dan pelayanan

Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang dijalankan, dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standar yang diakui

Kemampuan

untuk

mendapatkan

lebih

banyak

bisnis,

khususnya

pemenuhan spesifikasi-spesifikasi pengadaan yang membutuhkan sertifikasi sebagai suatu persyaratan untuk melakukan suplai barang dan jasa

2.2.2 ISO 14000 (Environmental Management System) ISO 14000 series merupakan seperangkat standar internasional bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan

lingkungannya. Perumusan standar ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar tersebut. ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan, antara lain Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Manfaat yang didapat dari ISO 14000 (Harrington, H.J 1999) adalah : Menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan Meningkatkan kinerja lingkungan Memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan Mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul. Dapat menekan biaya produksi Dapat mengurangi kecelakaan kerja Dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan. Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak terhadap lingkungan. Dapat mengangkat citra perusahaan, Meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar pangsa pasar. Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank. Dapat meningkatkan motivasi para pekerja. Mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan

Meningkatkan hubungan dengan supplier. Langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan

2.2.3 ISO 22000 (Food Safety Management System) ISO 22000 merupakan standar yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization pada tahun 2005, yang berkaitan dengan masalah food safety. Standar ini ditujukan kepada organisasi-organisasi yang berada dalam rantai makanan, supaya terdapat standar internasional yang harmonis. Manfaat yang didapat dari ISO 22000 adalah : Meningkatkan proses internal secara berkesinambungan yang dibutuhkan untuk menyediakan makanan yang aman secara konsisten Memberikan suatu kepercayaan diri pada organisasi dan manajemen bahwa praktik dan prosedur yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dan efektif. Memberikan kepercayaan bagi pelanggan juga stakeholder yang lain bahwa organisasi memberikan produk makanan yang aman, dan mengontrol bahaya dan risiko yang timbul dari produk makanan tersebut Melakukan peningkatan kinerja secara berkesinambungan, dimana sistem manajemen food safety ini selalu dikaji dan update, sehingga seluruh aktivitas yang terkait dengannya berjalan secara optimal dan efektif Menjamin kontrol yang cukup di seluruh tahapan supply chain demi menghindari bahaya dalam food safety Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena memperoleh training mengenai standar-standar yang diterapkan dalam ISO 22000 Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, supplier, hingga regulator

2.2.4 ISO 27001 (Information Security Management System) ISO 27001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kemanan Informasi (SMKI) sebagian besar sebelumnya diangkat berdasarkan BS 7799 yang umum digunakan sejak tahun 1995 mengenai pengelolaan keamanan informasi.

ISO 27001 menyediakan kerangka kerja untuk netralitas penggunaan tehnologi, netralitas sistem manajemen pengelolaan rekanan yang

memungkinkan suatu organisasi memastikan bahwa pengukuran keamanan informasi adalah efektif. Hal ini termasuk kemampuan mengakses data secara berkelanjutan, adanya kerahasiaan dan integritas atas informasi yang dimilikinya dan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan demikian pula dengan kesesuaian hukum. Manfaat yang didapat dari ISO 27001 adalah : Kepuasan pelanggan timbulnya kepercayaan bahwa informasi

perseorangan mereka terlindungi dan terjaga kerahasiannya Menjaga kesinambungan usaha dengan pengelolaan resiko, kepatuhan hukum dan timbulnya kewaspadaan terhadap masalah dan urusan keamanan di kemudian hari Kepatuhan hukum dengan memahami bagaimana persyaratan suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut berpengaruh pada suatu organisasi dan para pelanggan anda Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko dengan kerangka kerja yang sistematis mengenai pemastian dokumen pelanggan, informasi keuangan dan kekayaan intelektual telah dilindungi dari kehilangan, pencurian dan kerusakan Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang dijalankan dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standar yang diakui Kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis khususnya spesifikasi pengadaan yang memerlukan sertifikasi sebagai suatu persyaratan sebagai rekanan

2.2.5 OHSAS 18001 (Occupational Health & Safety Management System) OHSAS 18001 adalah Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai bentuk tanggungjawab dari perusahaan yang menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan, pemilik usaha, pelanggan, tamu, supplier atau pemasok yang melakukan aktifitas di mana proses kegiatan perusahaan tersebut berlangsung.

OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Dimaksudkan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan keamanan produk. OHSAS 18001 menyediakan kerangka bagi efektifitas manajemen K3 termasuk kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang di terapkan pada aktifitas Anda dan mengenali adanya bahaya-bahaya yang timbul. Manfaat yang didapat dari OHSAS 18001 adalah : Kepuasan pelanggan melalui pengiriman produk yang secara konsinten memenuhi persyaratan pelanggan di sertai perlindungan terhadap kesehatan dan properti para pelanggan. Mengurangi ongkos-ongkos operasional dengan mengurangi kehilangan waktu kerja karena kecelakaan dan penurunan kesehatan dan pengurangan ongkos-ongkos berkenaan dengan biaya dan kompensasi hukum. Meningkatkan hubungan dengan phak-pihak yang berkepentingan dengan perlindungan pada kesehatan dan property karyawan, para pelanggan dan rekanan. Persyaratan kepatuhan hukum dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu peratuaran dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh tertentu pada suatu organisani dan para pelanggan Anda. Peningkatan terhadap pengendalian manajement resiko melalui mengenalan secara jelas pada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penerapan pada pengendalian dan pengukuran. Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang di jalankan, dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standart yang diakui. Kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis khususnya spesifikasi pengadaan yang memerlukan serfikasi sebagai suatu persyaratan menjadi rekanan

2.2.6 SA 8000 (Social Accountability Management System) SA 8000 adalah sebuah program sertifikasi swasta sukarela yang telah disusun oleh organisasi non pemerintah Social Accountability International (SAI)

yang bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih baik. Standar SA 8000 adalah berdasarkan pada berbagai norma internasional yang berlaku di tempat kerja termasuk yang berhubungan dengan keadilan sosial, hak-hak para pekerja dan kondisi kerja. SA 8000 menentukan standar minimum yang harus dipenuhi berkaitan dengan kondisi kerja guna menjamin lingkungan kerja yang aman dan sehat, kebebasan berserikat dan mengadakan perjanjian kerja kolektif dan strategi perusahaan guna mengatur berbagai permasalahan sosial yang terjadi di tempat kerja. Juga terdapat berbagai peraturan mengenai jam kerja, upah, pencegahan diskriminasi, dan penggunaan pekerja anak atau kerja paksa. Manfaat yang didapat dari SA 8000 adalah : Mewujudkan kondisi lingkungan kerja yang sehat, aman dan sesuai dengan perikemanusiaan berdasarkan pada norma-norma sosial. Komitmen terhadap standar-standar sosial dan etika akan membantu perusahaan untuk menarik tenaga kerja yang terlatih dan terampil serta dapat mempertahankan para pekerja. Komitmen perusahaan untuk kesejahteraan karyawan akan meningkatkan loyalitas dan komitmen terhadap perusahaan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas organisasi, tetapi akan memudahkan

perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, menarik pelanggan baru dan memasuki pasar yang baru. Juga menjadikan hubungan pelanggan yang lebih baik dalam jangka panjang. Menerapkan standar akan menyebabkan keyakinan lebih besar bahwa produk dan jasa yang dihasilkan dari sebuah lingkungan kerja yang adil dan aman. Persyaratan peningkatan yang berkelanjutan, kebutuhan audit reguler pihak ketiga dan sertifikasi adalah dasar untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan citra perusahaan yang lebih baik. 2.2.7 ISO/TS 16949 (Quality Management System particular to Automotive Industry) ISO / TS 16949, dalam hubungannya dengan ISO 9001, mendefinisikan persyaratan sistem manajemen mutu untuk desain dan pengembangan, produksi

dan, bila relevan, instalasi dan pelayanan yang berhubungan dengan produk otomotif. Sistem ini dapat diterapkan di seluruh rantai pasokan otomotif. Standar ini telah diterima sebagai pengganti QS 9000, VDA 6.1 (Jerman) AVSQ (Italia) EAQF (Perancis). Manfaat yang didapat dari ISO/TS 16949 adalah :

Untuk

sebagian

besar

produsen

kendaraan,

sertifikasi

merupakan

persyaratan wajib yang diakui secara internasional - membantu Anda untuk melakukan bisnis di seluruh dunia.

Spesifikasi didasarkan pada ISO 9001 dan mendorong pendekatan proses. Memahami hubungan antar proses melalui penggunaan standar dapat mengaktifkan produk yang ditingkatkan dan kualitas proses dan akhirnya menghindari variasi dalam rantai pasokan.

Untuk pemasok ke sejumlah produsen kendaraan yang berbeda, sertifikasi ISO / TS 16949:2009 menghindari kebutuhan sertifikat ganda untuk VDA6.1, EAQF, QS-9000 dan AVSF, sehingga menghilangkan duplikasi dalam penyusunan, dokumentasi dan proses audit.

Mendorong pendekatan proses. Memahami hubungan antar proses, melalui penggunaan standar dapat mengaktifkan produk yang ditingkatkan dan kualitas proses dan akhirnya menghindari variasi dalam rantai pasokan.

Sertifikasi dapat memberikan kepercayaan tambahan dan konsistensi kepada semua pihak yang berkepentingan dalam sumber global,

memungkinkan peluang bisnis yang lebih besar dan menarik prospek investasi.

Standar ini menawarkan pelanggan kepercayaan tambahan konsistensi untuk semua pihak yang berkepentingan dalam sumber global,

memungkinkan peluang bisnis yang lebih besar dan menarik prospek investasi.

Meningkatkan kualitas dan produktivitas produk.

2.3 Siklus PDCA pada ISO Plan-Do-Check-Act atau PDCA adalah suatu proses yang sangat dikenal di kalangan orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen mutu. ISO pun

mengisyaratkan

perusahaan

untuk

melakukan

PDCA

sebelum

layak

mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 (ISO untuk sistem manajemen mutu) dan juga sertifikat ISO yang lainnya. PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter A. Shewhart kemudian dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, sehingga metode ini sering disebut dengan Siklus Deming. PDCA, singkatan dari Plan, Do, Check, Act adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah yang terjadi dalam setiap kegiatan atau kinerja yang merupakan siklus yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.

Plan (Rencanakan) Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifi kasi sasaran & proses dengan mencari tahu hal-hal apa saja yang tidak beres kemudian mencari solusi/ideide untuk meme cahkan masalah ini. Tahapan yang perlu diperhatikan, antara lain Mengidentifi kasi pelayanan jasa, harapan, dan kepuasan pelanggan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifi kasi. Kemudian mendeskripsikan proses dari awal hingga akhir yang akan dilakukan. Lalu memfokuskan pada peluang peningkatan mutu (Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan terlebih dahulu). Identifikasikanlah akar penyebab masalah. Terakhir mencari dan memilih penyelesaian masalah.

Do (Kerjakan) Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana yang telah disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam skala kecil (proyek uji coba).

Check (Periksakan) Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifi kasi. Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih menemukan kelemahan-kelemahan, maka disusunlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal, maka cari pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan rutinitas.

Act (Tindaklanjutkan) Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi perubahan, seperti mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan; merevisi proses yang sudah diperbaiki; melakukan modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada; mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang dilakukan; melakukan pelatihan bila perlukan; mengembangkan rencana yang jelas; dan mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur. PDCA adalah proses yang kontinu dan berkesinambungan. Jika produk

sudah sesuai dengan mutu yang direncanakan, maka prosedur tersebut dapat dipergunakan di masa mendatang. Sebaliknya, jika hasil-nya belum sesuai dengan yang direncanakan, maka prosedur tersebut harus diperbaiki atau diganti di masa mendatang. Dengan demikian, proses sesungguhnya tidak berakhir pada langkah Act, tetapi merupakan proses yang kontinu dan berkesinambungan sehingga kembali lagi pada langkah per-tama dan seterusnya. Bukankah sama seperti hidup ini, selama kita hidup selalu ada tantangan baru yang muncul, sehingga membuat kita harus terus-menerus belajar Pengimplementasian siklus PDCA merupakan sebuah upaya untuk dapat menjalankan suatu peningkatan berkelanjutan. Hubungan antara implementasi PDCA tersebut dengan proses peningkatan berkelanjutan (continuous

improvement) dapat digambarkan sebagaimana gambar 2.1.

Gambar 2.1: Peran siklus PDCA dalam pencapaian visi

Proses PDCA digambarkan sebagai suatu bola yang harus didorong menuju arah visi yang letaknya diatas. Tentu memerlukan tenaga dan upaya untuk dapat meletakkan bola tersebut menuju visi yang letaknya diatas. Jika tidak ada upaya, mustahil bola PDCA tersebut akan mencapai visi yang letaknya diatas. Kondisi ini menandakan bahwa mutu tersebut harus diupayakan, tidak ada mutu datang dengan sendirinya. Namun dalam upaya mendorong bola PDCA tersebut ke atas, selain diperlukan upaya untuk mendorongnya juga diperlukan alat untuk mengganjal agar supaya jika ada kondisi yang tidak diinginkan bola PDCA tidak lagi turun ke bawah, tetapi bisa ditahan pada level tertentu. Alat untuk mengganjal tersebut adalah standar. Jika pada level tertentu sudah dapat dicapai maka bola PDCA didorong lagi lebih ke atas dan kemudian supaya tidak turun maka bola PDCA harus diganjal dengan standar. Demikian seterusnya sampai bola PDCA dapat mencapai visi. Metamorfosa tersebut merupakan upaya PT mencapai visi. Dalam mencapai visi, harus menetapkan sasaran-sasaran jangka pendek, dan tujuantujuan jangka menengah. Dalam setiap tahun PT harus memiliki sasaran yang akan dicapai. Sasaran tersebut akan dicapai dengan menggunakan berbagai program kerja. Program kerja yang ada di PT merupakan bola PDCA, sedangkan sasaran-sasaran jangka pendek merupakan ganjal standar yang digunakan untuk menahan bola PDCA. Demikian seterusnya setiap tahun PT harus menetapkan berbagai sasaran yang lebih baik, yang lebih mendekati visi yang telah ditetapkannya. Namun demikian, siklus PDCA bukanlah siklus harian, namun merupakan siklus periodik dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan siklus proses kerja harian merupakan siklus SDCA (standar-do-check-action). Hubungan antara siklus SDCA dengan PDCA tersebut dapat digambarkan sebagaimana gambar 2.2. Dari visi/ tujuan/ sasaran yang direncanakan, maka dibuatlah pedoman pengerjaan yang merupakan standar pelaksanaan. Mendasarkan pada standar inilah program kerja atau kegiatan setiap hari akan dilaksanakan. Jika dengan standar pelaksanaan tersebut dan sumber daya yang tersedia visi/ tujuan/ sasaran dapat dicapai maka proses peningkatan dapat dilakukan . Namun, jika standar tersebut belum tercapai maka harus diupayakan untuk mampu

melakukan pekerjaan dengan standar yang telah direncanakan tersebut. Jika sudah tercapai, tetapi belum mampu meningkatkan kualitas dikarenakan berbagai keterbatasan, maka proses dilakukan sesuai dengan standar tersebut, sampai PT tersebut memiliki kemampuan dalam melaksanakan pengembangan. Peningkatan visi/ tujuan/ sasaran tentu akan diikuti dengan standar proses, kemungkinan besar juga akan diikuti dengan peningkatan sumber daya, baik itu SDM, anggaran, waktu maupun sumber daya yang lain.

Gambar 2.2: Hubungan siklus PDCA sebagai sistem pengembangan dan SDCA sebagai siklus rutin

BAB III KESIMPULAN ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional. ISO itu sendiri berasal dari Bahasa Latin (Greek) isos yang mempaunyai arti sama (equal). Seiring perkembangan zaman dan semakin luasnya berbagai hal yang berkaitan dengan wilayah yang harus distandarisasi, maka semakin banyak pula jenis-jenis standar baru yang ada dan diimplementasikan pada berbagai negara. Standar-standar ISO yang berkaitan dengan berbagai bidang tersebut adalah sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Standar ISO ISO 9001 ISO 14000 ISO 22000 ISO 27001 OHSAS 18001 SA8000 ISO/TS 16949 Nama Standar Quality Management System Environmental Management System Food Safety Management System Information Security Management System Occupational Health & Safety Management System Social Accountability Management System Quality Management System particular to Automotive Industry

PDCA, singkatan dari Plan, Do, Check, Act adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah yang terjadi dalam setiap kegiatan atau kinerja yang merupakan siklus yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.

2008.

Tentang

ISO

14000.

Available

online

at

http://emberpecah.blogspot.com/2008/09/tentang-iso-14000.html. Diakses pada 22 Oktober 2011 16.29

Anonym. ISO 22000 Food Safety Management System. Available online at : http://citraglobal.weebly.com/22000.htm. Diakses pada 22 Oktober 2011 16.16

Anonym.

Manfaat

Sertifikasi

ISO

27001.

Available

online

at

http://www.teknologiinformasidankomunikasi.com/it-governance/informationsecurity/manfaat-sertifikasi-iso-27001/. Diakses pada 22 Oktober 2011 16.33

Anonym.

OHSAS

18001.

Available

online

at

http://www.javaconsultindo.com/homepage.php?page=ohsas. Diakses pada 22 Oktober 2011 16.35

Anonym.

SA

8000.

Available

online

at

http://dcm.co.id/our-

services/consulting/sa-8000/. Diakses pada 22 Oktober 2011 16.12

Anonym.

ISO-TS/16949.

Available

online

at

http://www.ibrosys.com/manajemen-mutu/61-iso-ts-16949-pengetahuandasar.html. Diakses pada 22 Oktober 2011 16.40

Forum,

LPMP.

2010.

SISTEM

MANAJEMEN online at

MUTU :

ISO

(TINJAUAN

HISTORIS).

Available

http://www.uin-

malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1730:2010-11-0301-23-41&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210. Dipostkan pada Rabu, 03

November 2010 08:11. Diakses pada 20 Oktober 2011 16.15

____________. 2010. SIKLUS PDCA DALAM ISO. Available online at : http://www.uin-

malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1749:2010-11-0906-44-30&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210. Dipostkan pada Selasa, 09

November 2010 13:17. Diakses pada 20 Oktober 2011 16.22

Harrington.H.J., Alan Knight. ISO 14001 Implementation. Upgrading Your EMS Effectively. Mc.GrawHill.1999

Reply. 2011. SIKLUS PDCA (Plan Do Check Act). Available online at : http://kaisan.tblog.com/post/1970109814. Dipostkan pada 19 September 2011. Diakses pada 20 Oktober 2011 16.04

Putri, Rinella. 2010. Standar Food Safety Untuk Meningkatkan Daya Saing. Available online at :

http://www.managementfile.com/journal.php?id=82&sub=journal&page=quality&a wal=0. Dipostkan pada Jumat, 14 Mei 2010 18:00. Diakses pada 22 Oktober 2011 16.25

Anda mungkin juga menyukai