Anda di halaman 1dari 3

Kedelai dan produk makanan yang terbuat dari kacang kedelai merupakan sumber bahan makanan yang diperoleh

dari harga yang murah serta kandungan protein yang tinggi. Di Indonesia, peningkatan kualitas kesehatan secara langsung merupakan bagian dari peningkatan produk makanan yang terbuat dari kedelai, seperti tahu, tempe, kecap, dan produk lain yang terbuat dari kedelai. Tahu merupakan makanan yang digemari penduduk Indonesia karena mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dan harganya relatif murah. Industri tahu di Indonesia berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun di sisi lain industri ini menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut Mardisiswoyo, P et al.1993 yang dimaksud dengan limbah industri adalah segala bentuk bahan, yang tidak atau belum punya arti ekonomis, yang dihasilkan suatu proses teknologi yang dipakai, atau karena kecerobohan operator dan atau hal lain yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya harus terbuang keluar dari berbagai unit proses yang ada. Sedangkan limbah cair industri adalah semua limbah industri yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair. Air buangan dari proses pembuatan tahu ini menghasilkan limbah cair yang menjadi sumber pencemaran bagi manusia dan lingkungan. Limbah tersebut bila dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup dalam air termasuk mikroorganisme (jasad renik) yang berperan penting dalam mengatur keseimbangan biologis air, oleh karena itu pengolahan limbah cair secara dini mutlak perlu dilakukan. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan bersumber dari cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu pada tahp proses penggumpalan dan penyaringan yang disebut air dadih (whey). Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu sebanding dengan penggunaan air untuk pemrosesannya. Menurut Nuraida (1985) jumlah kebutuhan air proses dan limbah cair yang dihasilkan berturutturut sebesar 45 dan 43,5 liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai. Air limbah tahu sebagian besar terdiri dari limbah organik dengan nilai COD (Chemical Oxygen Demand ) cukup tinggi, yaitu 5771 mg/l (Anonim 2004). COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam satu liter sampel air. Nilai COD merupakan ukuran pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut didalam air. BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerob (Sigid Hariyadi, 2004: 2), sehingga selisih

antara COD dan BOD memberikan jumlah bahan organik yang sulit terlarut dalam larutan. Pengolahan limbah cair meliputi pengolahan fisika, pengolahan kimia dan pengolahan biologis. Pengolahan fisika dilakukan terhadap air limbah dengan kandungan bahan limbah yang dapat dipisahkan secara mekanis langsung. Pengolahan secara kimia merupakan proses dimana perubahan, penguraian atau pemisahan bahan yang tidak diinginkan berlangsung karena mekanisme reaksi kimia. Air limbah tahu merupakan limbah organik dan tidak mengandung logam berat, sehingga proses pengolahannya dapat dilakukan secara biologi. Proses pengolahan biologi merupakan suatu proses pengolahan limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri untuk mendegradasi kandungan polutan. Sistem pengolahan secara biologi dapat menghasilkan produk olahan, maupun produk samping yang lebih aman terhadap lingkungan, dan lumpur yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau media tanam yang sangat baik. Dalam sistem biologi, mikroorganisme menggunakan limbah untuk mensintesis bahan selular baru dan menyediakan energi untuk sintesis. Mikroorganisme juga dapat menggunakan suplay makanan yang sebelumnya sudah terakumulasi secara internal atau endogenes untuk respirasi dan melakukannya terutama bila tidak ada sumber makanan dari luar atau eksogenes. Sintesis dan respirasi endogenes berlangsung secara simultan dalam sistem biologis, dengan sintesis yang berlangsung lebih banyak bila terdapat makanan eksogenes yang berlebihan, dan respirasi endogenes akan mendominasi bila suplay makanan eksogenes sedikit atau tidak ada.

Produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah tahu cair adalah biogas. Biogas merupakan gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel. Untuk memasak pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga cukup 150 ft3 per hari. Biogas sangat bermanfaat bagi alat kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari-hari,

misalnya sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak), lampu, penghangat ruangan, suplai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan (memotong besi), dan lain-lain. Sedangkan manfaat bagi lingkungan adalah dengan proses fermentasi oleh bakteri anaerob (Bakteri Methan) tingkat pengurangan pencemaran lingkungan dengan parameter BOD dan COD akan berkurang sampai dengan 98% dan air limbah telah memenuhi standard baku mutu pemerintah sehingga layak di buang ke sungai. Biogas secara tidak langsung juga bermanfaat dalam penghematan energi yang berasal dari alam, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (minyak bumi) sehingga sumber daya alam tersebut akan lebih hemat dalam penggunaannya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi.

Dampak terhadap kualitas lingkungan Hasil pengolahan limbah tahu mampu mengurangi pencemaran lingkungan, misalnya pencemaran tanah maupun sungai. Pengolahan limbah cair tahu dengan cara yang efektif dan efisien dapat menghasilkan produk biogas. Produk ini memiliki kontribusi yang besar disamping manfaatnya seperti yang diuraikan sebelumnya, juga dapatmemberikan dampak positif terhadap lingkungan. Pengolahan limbah ini dapat mengurangi pencemaran limbah. Misalnya saja pencemaran tanah maupun sungai.

Anda mungkin juga menyukai