Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN Kemasan merupakan salah satu cara atau metode untuk

memberikan perlindungan pada pangan yang telah dihasilkan baik dalam bentuk bungkusan maupun menempatkan produk ke dalam suatu wadah. Hal ini dimaksudkan agar produk dapat terhindar dari pencemaran (senyawa kimia dan mikroba), kerusakan akibat fisik (gesekan, getaran dan bentura), senyawa lingkungan (oksigen,uap air), dan gangguan binatang seperti serangga, sehingga mutu dan keamanan produk tetap terjaga serta dapat disimpan dalam kurun waktu yang lebih lama. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar dianggap pembungkus makanan dan pelindung makanan. Namun kemasan pada makanan ternyata juga mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, promosi, dan informasi. Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan. Tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya. Oleh karena itu untuk setiap pengemasan pangan yang harus diperhatikan adalah faktor dari ketahanan produk terhadap kerusakan dan kebusukan, cara terjadinya kerusakan harus diteliti serta cara distribusinya. Adapun dalam praktikum ini akan dilakukan identifikasi terhadap kemasan kertas. Identifikasi ini didasarkan pada pengelompokkan seperti mengetahui jenis-jenis kertas yang ada beserta sifat-sifatnya,kemudian mengukur ketebalan berbagai jenis kemasan kertas, dan yang terakhir adalah pengukuran berat berbagai jenis kemasan kertas. Kertas dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Selulosa tersebut diberi perlakuan kimia, dihancurkan,dipucatkan, dibentuk lapisan dan akhirnya dikeringkan Kertas sangat umum digunakan sebagai bahan pengemas karena memiliki beberapa kelebihan secara umum dibanding bahan kemasan yang lain yaitu murah,mudah dibentuk, mudah dicetak, ringan, dan sebagainya. Kelebihan pada

tiap jenis akan dibahas lebih lanjut. Tidak semua kertas dapat digunakan sebagai pengemas makanan karena harus melewati beberapa syarat seperti sesuai dengan sifat bahan yang dikemas termasuk tidak bersifat toksik serta mempermudah penyimpanan 1. Jenis dan deskripsi kemasan kertas Jenis-jenis kertas yang diamati dapat dilihat pada hasil pengamatan. Dari deskripsi yang ada ternyata kertas banyak jenisnya termasuk warna, tebal, kehalusan, dll yang sangat mempengaruhi sifatnya terutama untuk bahan pangan. Pada jenis kertas yang diamati ada yang berserat seperti pada kertas perkamen, artinya semakin banyak serat pulp yang digunakan yang berperngaruh pada tekstur kertas yaitu akan semakin kasar. Namun, banyak juga kertas yang memiliki permukaan yang licin. Pada jenis kertas yang diamati hampir semuanya memiliki warna seperti kertas kraft extensible , krep , emas, dll. Jika kertas yang dihasikan berwarna putih maka dapat dipastikan telah mengalami pelunturan seperti kertas fotokopi, tisu, dll.. Kertas umumnya digunakan sebagai kemasan sekunder namun ada beberapa jenis yang dapat digunakan sebagai kemasan primer karena telah mendapat perlakuan- perlakuan khusus sehingga menjadi food grade dan aman digunakan sebagai pengemas makanan. Perlakuan khusus ini bisa saja seperti pada kertas laminasi yang sudah dilapisi sehingga bisa digunakan sebagai pembungkus makanan yang akan menghasilkan air atau lemak yang menyebabakan air atau lemak tersebut tidak tembus keluar atau seperti kertas minyak yang bisa tahan minyak sehingga bisa digunakan sebagai pembungkus makanan yang beminyak. Kertas roti juga digunakan untuk melapisi bagian bawah roti karena kertas sudah mendapat perlakuan khusus. Untuk kertas lain yang merupakan kertas halus seperti kertas fotokopi. karton tidak dapat digunakan sebagai pengemas karena selain kurang kaku (tidak rigid), tembus minyak, dan mengandung pemutih yang berbahaya bagi kesehatan. 2. Pengukuran ketebalan Pengukuran tebal dilakukan pada beberapa titik yang berbeda dan dilakukan lebih dari satu kali pengukuran karena dalam satu lembar nilai

ketebalannya tidak merata, sehingga dilakukan pengukuran pada beberapa titik. Ketidakteraturan ketebalan lembaran kertas sangat berhubungan dengan bahan baku dan proses produksi kertas itu sendiri. Pengukuran ketebalan ini menggunakan mikrometer dan jangka sorong. Dari hasil pengukuran rata-rata dapat dilihat bahwa pengukuran menggunakan mikrometer lebih akurat jika dibandingkan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong. Ketebalan kertas yang diukur sangat tipis sehingga tidak dapat terbaca oleh jangka sorong karena jangka sorong memiliki ketelitian yang lebih rendah dibandingkan mikrometer. Ketebalan sangat berpengaruh pada penggunaannya untuk mengemas. Seperti misalnya untuk membungkus nasi tidak mungkin menggunakan karton, lebih memungkinkan adalah kertas laminasi karena dari segi fisik dan sifatnya lebih cocok. Karton lebih cocok digunakan untuk mengemas bahan-bahan berat yang mudah hancur karena karton dapat melindungi dari benturan dan tentu saja sebagai kemasan sekunder.

3. Pengukuran berat Setelah mengukur ketebalan dihitung pengukuran berat kertas yaitu berat kertas dibagi satuan luasnya. Berat kertas ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Menurut Casey (1981) pengukuran berat kertas dipengaruhi oleh kadar air pada kelembaban udara relatif di sekitar kertas. Pengukuran berat sendiri selalu dinyatakan sebagai total berat kertas termasuk kadar air maka pengukuran harus dilakukan pada kondisi standar sehingga mempengaruhi semua sifat-sifat kertas. Dalam hal ini yang terpenting adalah membedakan antara variasi yang disebabkan oleh berat dan variasi yang disebabkan oleh perbedaan yang memang ada pada kertas. Pada pengukuran berat kertas pengaruh yang mungkin disebabkan oleh kadar air sangat kecil karena kertas telah dikondisikan dengan kelembaban tertentu sehingga kandungan air dalam kertas homogen. Adanya keragaman dalam pengukuran berat mengindikasikan pada fluktuasi pemakaian bahan baku kertas per satuan luas. Inilahyang menyebabkan hasil pengukuran berat pada kertas beragam. Pengukuran berat lebih disukai karena biasanya kertas dibuat dengan ketebalan berbeda beda sesuai dengan permintaan konsumen yang menyebabkan perbedaan berat. Semakin berat kertas yang digunakan per satuan luas maka akan

semakin mahal harganya karena dapat dilihat dari pengukuran beratnya jika semakin besar artinya lebih membutuhkan biaya produksi yang besarserta bahan baku yang lebih banyak. Selain itu dilakukan konversi dari satuan

gram/m2 menjadi PsF yaitu satuan yangsering digunakan dalam mengidentifikasi kertas. Konversinya di mana 1 kg/cm2= 0,2048lb/ft.

4. Pengukuran berat jenis (densitas) Identifikasi terakhir yang dilakukan pada kemasan kertas ini adalah densitas dari kertas itu sendiri, densitas kertas dihitung dengan massa per volume dari kertas. Volume didapat dari tebal kertas yangsudah diitung dikali luas kertas. Hasil perhitungan dapat dilihat dari hasil pengamatan yang mendapatkan hasil yang beragam. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh berat dan tebal kertas. Rapat massa mempunyai hubungan erat dengan daya ikatan antar serat dan derajat fibrilisasi serat pulp yang nantinya berpengaruh pada saat pencetakan (opasitascetak). Dalam prosesnya, peranan dan pengaruh filler Kaolin (clay) sangat berpengaruhpada sifat fisik lembaran clay khususnya rapat massa dan gramatur kertas (karton).Kaolin berfungsi sebagai bahan pengisi antar serat, menambah berat dan menghaluskankertas. Perbedaan tekanan akan menyebakan beda ketebalan walau sedikit karenaketebalan mempengaruhi hapir setiap fisik, optik dan elektrik kertas. Secara teknis rapat massa mempunyai hubungan dengan daya ikatan antara serat dan derajat fibrilissasi serappulp yang nantinya berpengaruh pada saat pencetakan (opasitas cetak). Semakin besar densitas artinya kerapatan akan semakin besar pula.

BAB VI KESIMPULAN

Kemasan

merupakan

salah

satu

cara

atau

metode

untuk

memberikan perlindungan pada pangan yang telah dihasilkan baik dalam bentuk bungkusan maupun menempatkan produk ke dalam suatu wadah Kertas banyak jenisnya termasuk warna, tebal, kehalusan, dll yang sangat memperngaruhi sifatnya terutama untuk bahan pangan. Pengukuran menggunakan mikrometer lebih akurat jika dibandingkan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong. Pada pengukuran ketebalan kertas dilakukan konversi dari satuan gram/m2 menjadi PsF yaitu satuan yangsering digunakan dalam

mengidentifikasi kertas. Konversinya di mana 1 kg/cm2= 0,2048lb/ft Ketebalan kertas ini dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan pada kertas saat pembuatan kertas tersebut dan juga dipengaruhi oleh komposisi dan metode pembuatan kertas Keragaman dalam pengukuran berat mengindikasikan pada fluktuasi pemakaian bahan baku kertas per satuan luas. Secara teknis rapat massa mempunyai hubungan dengan daya ikatan antara seratdan derajat fibrilissasi serap pulp yang nantinya berpengaruh pada saatpencetakan (opasitas cetak)

BAB VII JAWABAN PERTANYAAN

Pertanyaan : Adakah perbedaan hasil yang mencolok sesama contoh? Jika ya, terangkan sebabnya!

Jawab: Tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok di setiap hasil pengukuran, perbedaan yang terjadi mungkin dikarenakan kurang ketelitian dari praktikan dalam pengukuran serta dalam pembacaan hasil pengukurannya. Jika dilihat dari jenisnya maka kertas dibagi atas kertas kasar dan halus, kertas kasar digunakan untuk pengemasan bahan pangan karena bersifat lebih kuat sedangkan kertas halus digunakan untuk tulis menulis,

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Kertas. Avaible athttp:/ /id.wi kipedia.org/wi ki/K ertas (diakses tanggal 23 Maret 2011) Mimi Nurminah. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas Serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang dikemas. Avaible at http://www.iptek.net.id/ind/?ch=jsti&id=173 (diakses tanggal 23 Maret 2011) Buckle,K.A, dkk,1985.Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adion. UIPress, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai