Anda di halaman 1dari 3

Pieter Both, Pilih Jawa Karena Beras

Both, Gubernur Jenderal Pertama Nederlandsindie.com Pada masa awal ekspedisi Maluku adalah tujuan utama, bukan Jawa. Tapi Pieter Both akhirnya lebih memilih Jawa sebagai basis VOC, karena faktor beras. Segera setelah didirikan pada 20 Maret 2009, VOC atas persetujuan De Staten Generaal (parlemen) selanjutnya membentuk pemerintahan Nederlands-Indie pada 27/11/1609. Struktur pemerintahannya terdiri dari Gouverneur-Generaal dan Raad van Indi (Dewan Hindia, semacam parlemen). Tujuan pembentukan pemerintahan ini adalah untuk mengelola urusan di Timur dengan lebih baik. Sebagai Gouverneur-Generaal pertama di Nederlands-Indi ditunjuklah Pieter Both pada tahun itu juga. Mula-mula Both sendiri ragu, karena dia merasa kurang pengetahuan mengenai Indi. Namun dia akhirnya berangkat juga pada Januari 1610 dengan kekuatan armada terdiri dari 8 kapal. Both berada di salah satu kapal bernama Wapen van Amsterdam dan sampai di Banten sepuluh bulan kemudian, yakni pada 19/12/1610. Tugas utama Both sebagai Gouverneur-Generaal pertama adalah mencari tempat yang cocok untuk rendez-vous kapal-kapal VOC sekaligus sebagai pusat pemerintahan. Selain itu Both juga harus membasmi korupsi dan membangun benteng-benteng. Pada saat itu Belanda, sebagaimana Spanyol dan Portugis, mengonsentrasikan diri sepenuhnya di Kepulauan Maluku untuk mencari tiga komoditi utama saat itu: pala, cengkeh, lada. Bahkan di seluruh permukaan bumi, pala hanya ditemukan di Maluku. Di Kepulauan Maluku ini Both berhasil memimpin pasukannya mengalahkan dan mengusir pasukan Spanyol dari Tidore, selanjutnya merebut Timor dari tangan Portugis. Namun akhirnya Both memutuskan Jawa sebagai pusat pemerintahan, karena Maluku tidak bisa memproduksi pangan secara cukup, baik untuk penduduknya sendiri maupun ribuan orang VOC. Di samping itu Jawa juga dinilai sangat strategis. Untuk pusat perdagangan VOC tetap di Maluku.

Mulailah Both merintis bibit-bibit koloni di Djajakarta. Dia membuat perjanjian dengan penguasa Djajakarta, Widiak Rama, di mana diatur VOC bebas berdagang dan mendapat tempat sebagai basis tetap. Imbalannya kedua pihak akan saling membantu jika diserang oleh pihak lain. (Sumber: Instituut voor Nederlandse Geschiedenis)
Pieter Both, Sang Pioner Monopoli Perdagangan di Nusantara

Berangkat dari Negeri Belanda dengan delapan buah kapal. Both berada dalam salah satu
kapal, bernama Wapen van Amsterdam. Pengalaman pertama sebagai pemimpin, adalah tugasnya sebagai perwira laut utama di Hindia Belanda (1599-1601). Pada November 1609, dia menjadi pemegang kuasa tertinggi dalam menciptakan monopoli perdagangan antara pulau di Hindia Belanda (hanya dengan Kerajaan Belanda), bukan dengan negara lain, terutama Inggris. Tahun 1609, juga merupakan tahun keberuntungan bagi VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie). Di tahun 1609, di bawah pimpinan Both, VOC telah berhasi menguasai Pulau Banda Neira, ujung dari Kepulauan Rempah-rempah.

Pieter Both, lahir di Amersfoort tahun 1568, adalah wakil VOC pertama di Hindia dan bisa dikatakan Gubernur Jenderal pertama Hindia Belanda. Ia memegang jabatan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 19 Desember 1610 hingga 6 November 1614.

Memulai tugas dengan mendirikan pos-pos perdagangan diberbagai tempat, diantaranya Banten dan Jayakarta. Namun, ketika Pieter Both berusaha memperkuat jaringan di Banda Neira, di tempat itu telah kedatangan rombongan kapal pedagang Inggris. Serombongan pedagang Inggris yang dipimpin David Middleton. Ketegangan pun seringkali terjadi antar pedagang Belanda dan Inggris.

Di saat yang sama. Sebagaimana Spanyol dan Portugis, Belanda juga mengonsentrasikan diri sepenuhnya di Kepulauan Maluku. Tak lain untuk mencari tiga komoditas utama, yaitu pala, cengkeh, dan lada. Eksplorasi komoditas rempah, terutama untuk jenis pala. Barang ini paling laku di pasaran, juga hanya dapat ditemukan di Maluku saja.

Kembali kepada Pieter Both. Sebagai Gubernur Jenderal pertama, tugas dia adalah menciptakan monopoli perdagangan antar pulau di Hindia Belanda. Dia melakukan beberapa langkah berani. Beberapa langkah itu antara lain mengadakan perjanjian perdagangan dengan Pulau Maluku, menaklukkan Pulau Timor, dan mengusir Spanyol dari Pulau Tidore.

Kekuasaan Pieter Both pun berakhir tahun1614. Sesudah digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst, Pieter Both pun bertolak ke Belanda dengan 4 kapal yang tersisa. Sungguh malang nasib Pieter Both. Akhir hidupnya berakhir tragis. Pada tahun 1615, kapal yang dia tumpangi, tenggelam di Perairan Mauritius bersama 2 kapal pengiringnya.

Anda mungkin juga menyukai