16/PKL/TS-S/P/2012
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON-TOL (JLNT) ANTASARI-BLOK M PAKET TAMAN BRAWIJAYA
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL SEMESTER VI
Disusun Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan Proyek Pembangunan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Antasari -Blok M Paket Taman Brawijaya Rio Prasmoro Rucipto Danerland 1109020188 1109020199
Pembimbing Industri,
Pembimbing Jurusan
KATA PENGANTAR
Pertama-tama mari kita panjatkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dimana penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dimaksudkan sebagai hasil observasi mahasiswa selama 8 minggu terhitung sejak 2 januari 2012 sampai 24 februari 2012, di Proyek Jalan Layang Non-Tol Antasari - Blok M, Paket Taman Brawijaya, terhadap proyek sipil yang sedang dilaksanakan di lapangan oleh kontraktor yang ahli di bidangnya, bukan hanya sekedar teori yang telah didapat di perkuliahan. Dengan adanya laporan ini, membuat mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap apa yang telah dikerjakan selama Praktek Kerja Lapangan dengan tujuan mahasiswa benarbenar memahami dan memperhatikan pelaksanaan konstruksi bangunan sipil di lapangan. Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini, penulis juga berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan.......................................................................................................... i Kata Pengantar ..................................................................................................................ii Daftar Isi ........................................................................................................................... iii Daftar Gambar ................................................................................................................... v Daftar Tabel ...................................................................................................................... vi Daftar Lampiran ..............................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 1.1 1.2 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 Tujuan PKL .......................................................................................................... 2
1.2.1 1.2.2 Tujuan Umum .................................................................................................... 2 Tujuan Khusus.................................................................................................... 2
2.2
Organisasi Perusahaan.......................................................................................... 7
2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 Organisasi Perusahaan PT. Hutama Karya ......................................................... 7 Tugas dan Wewenang ........................................................................................ 8 Organisasi Perusahaan PT. Nindya Karya........................................................ 10 Tugas dan Wewenang ...................................................................................... 11
2.3
3.2
iii
3.3 3.4
3.4.10 Pekerjaan Parapet Beton................................................................................... 59 3.4.11 Pekerjaan Railing Jembatan Beton ................................................................... 60 3.4.12 Pekerjaan Perkerasan Asphalt .......................................................................... 62 3.4.13 Pekerjaan Marka Thermoplastik ...................................................................... 64
BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI ....................................................................... 65 4.1 Pekerjaan yang Diamati ..................................................................................... 65
4.1.1 4.1.2 4.1.3 Erection Box Girder ......................................................................................... 65 Stressing Box Girder ........................................................................................ 68 Pengecoran Pier Head ...................................................................................... 70
4.2 4.3
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2-1 Struktur Organisasi PT. Hutama Karya (Persero) ........................................ 8 Gambar 2.2-2 Struktur Organisasi PT. Nindya Karya (Persero) ....................................... 10 Gambar 3.1-1 Surat Pengumuman Pemenang Lelang ....................................................... 21 Gambar 3.3-1 Struktur Organisasi Proyek JLNT, Paket Taman Brawijaya ...................... 26 Gambar 3.4-1 Urutan Kerja Proyek JLNT, Paket Taman Brawijaya ................................ 32 Gambar 3.4-2Urutan Pekerjaan Pile Cap ........................................................................... 44 Gambar 3.4-3 Urutan pekerjaan pier beton........................................................................ 47 Gambar 3.4-4 Urutan Pekerjaan Pot Bearing .................................................................... 52 Gambar 3.4-5 Urutan Pekerjaan Erection Box Girder ....................................................... 54 Gambar 3.4-6 Urutan Pekerjaan Expantion Joint .............................................................. 57 Gambar 3.4-7 Urutan Pekerjaan Parapet Beton ................................................................. 59 Gambar 3.4-8 Urutan Pekerjaan Railing Jembatan Beton ................................................. 61 Gambar 3.4-9 Urutan Pekerjan Asphalt ............................................................................. 62 Gambar 4.1-1 Pelaksanaan Pekerjaan Erection Box Girder .............................................. 68 Gambar 4.1-2 Pelaksanaan Pekerjaan Stressing Box Girder ............................................. 70 Gambar 4.1-3 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Pier Head ........................................... 72
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4-1Daftar Alat, Bahan dan Tenaga Pekerjaan Persiapan ...................................... 37 Tabel 3.4-2Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan U-Ditch ........................................ 39 Tabel 3.4-3Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Bore Pile ...................................... 41 Tabel 3.4-4Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pile Cap ........................................ 44 Tabel 3.4-5Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pier Beton .................................... 47 Tabel 3.4-6Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pier Beton .................................... 49 Tabel 3.4-7 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pot Bearing ................................. 52 Tabel 3.4-8 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Erection Box Girder .................... 54 Tabel 3.4-9 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Expantion Joint ........................... 57 Tabel 3.4-10 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Parapet Beton ............................ 60 Tabel 3.4-11 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Railing ....................................... 61 Tabel 3.4-12 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Asphalt ...................................... 63
vi
DAFTAR LAMPIRAN
: Surat Permohonan PKL : Surat Jawaban dari Perusahaan : Surat Keterangan Telah Menyelesaikan PKL : Gambar-Gambar Proyek : Foto-Foto Proyek : Laporan Kegiatan Harian
vii
BAB I PENDAHULUAN
akhirsemester V dan awal semester VIdiwajibkan mengikuti program Praktek KerjaLapangan (PKL) selama 8 (delapan) minggupada suatu proyek
industrikonstruksi. Penempatan mahasiswa pada suatu proyek industri konstruksi tersebutdimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan yang lebihluas. Dengan pelaksanaan PKL tersebut diharapkan lulusannya dapat benarbenarmemiliki bekal kemampuan yang cukup bisa diandalkan dalam
menghadapitantangan tugas sesuai bidangnya. Disamping itu kegiatan PKL merupakan salahsatu sarana untuk menjalin hubungan antara Politeknik dengan dunia industri. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan peninjauan langsung pada pekerjaan pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari-Blok M Paket Taman Brawijaya, Proyek ini merupakan proyek yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Proyek ini dikerjakan oleh PT. Hutama Karya dan PT. Nindya Karya - JO (Joint Operation), yang dimulai pada bulan November 2010 dan selesai pada bulan
1.2.2
Tujuan Khusus
A. Agar
mahasiswa
dapat
menjelaskan
proses
pelaksanaan
proyek/industrikonstruksi
B. Agar
mahasiswa
dapat
menjelaskan
struktur
organisasi
proyek/industrikonstruksi
C. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pembagian tugas (job discription) semua personal yang terlibat dalam pelaksanaan proyek/industrikonstruksi D. Agar
mahasiswa
dapat
menerapkan
kemampuannya
di
proyekindustri sesuai dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan F. Agar mahasiswa dapat membuat laporan PKL dengan baik dan sesuaidengan tata cara penulisan ilmiah
Swiss.Sebagai wujud eksistensi terhadap teknologi ini Hutama Karya membentuk divisi khusus prategang. Pada dekade ini Hutama Karya berubah status menjadi PT. Hutama Karya(Persero).
pembelajaran dan riset guna memberikan solusi inovatif kepada pelanggan Kerjasama Tim : Menjunjung tinggi kerjasama tim guna
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan 2.1.3 Integritas : Menghormati dan melaksanakan komitmen
Profil Perusahaan PT. Nindya Karya PT. Nindya Karya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha jasa konstruksi dan sedang mengembangkan usaha dibidang EPC (Engineering Procurement and Construction). Dimulai dari perusahaan milik Belanda NV NederlanseAaneming Maatschappij Voorheen Firma H.F. Boersma, pada tanggal 15 maret 1973 menjadi PT. Nindya Karya (Persero).PT. Nindya Karya (Persero)telah berkembang dengan cepat dan
memperlihatkan bahwa angka produksi meningkat rata-rata +/- 54,50 % per tahun pada setiap hasil pencapaian proyek-proyek sejenis seperti irigasi,
2.2.2
Tugas dan Wewenang Rincian tanggung jawab pekerjaan A. Direktur Utama 1. Menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual mutu perusahaan. 2. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai. 4. Mencari dan menerima order pekerjaan sesuai dengan target perusahaan/ kemampuan pelaksanaan pekerjaan. 5. Bertanggung jawab terhadap komisaris.
pelaksanaan dari kebijakan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kabijaksanaan umum perusahaan beserta penetapan langkah-langkah yang akan
pelaksanaannya,termasuk dicapai.
sasaran/target
4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak. 5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Marketing Manager,QHSE Manager, Cost Control Manager, dan Engineering Manager. 6. Bertanggung jawab tehadap Direktur Utama.
C. Direktur II (Operasi) 1. Membantu Direktur Utama menentukan kebijakan-kebijakan dan melaksanakan ketetapan ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual Mutu Perusahaan. 2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi
pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya,
termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai. 4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak. 5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Purchasing Manager, Administrasi Proyek Manager, dan Site Manager. 6. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. D. Direktur III (Pengembangan SDA)
pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkahpelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai. 4. Bertanggung jawab atas HRD dan Finansial. 5. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama. 2.2.3 Organisasi Perusahaan PT. Nindya Karya Untuk menjalankan visi dan misi perusahaan, PT. Nindya Karya membagi struktur organisasi menjadi 6 divisi yang diketuai oleh Direktur Operasi. Struktur organisasi PT. Hutama Karya yaitu seperti tergambar dibawah ini.
10
2.2.4
Tugas dan Wewenang Rincian tanggung jawab pekerjaan A. Direktur Utama 1. Menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual mutu perusahaan. 2. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai. 4. Mencari dan menerima order pekerjaan sesuai dengan target perusahaan/ kemampuan pelaksanaan pekerjaan. 5. Bertanggung jawab terhadap komisaris.
B. Direktur I(Teknik) 1. Membantu direktur utama menentukan kebijakan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan yang ditentukan dalam sistem Manual Mutu Perusahaan. 2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi
pelaksanaan dari kebijakan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kabijaksanaan umum perusahaan beserta penetapan langkah-langkah yang akan
pelaksanaannya,termasuk dicapai.
sasaran/target
4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak. 5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Marketing Manager,QHSE Manager, Cost Control Manager, dan Engineering Manager.
11
C. Direktur II (Operasi) 1. Membantu Direktur Utama menentukan kebijakan-kebijakan dan melaksanakan ketetapan ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual Mutu Perusahaan. 2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi
pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya,
termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai. 4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak. 5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Purchasing Manager, Administrasi Proyek Manager, dan Site Manager. 6. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
D. Direktur III (Pengembangan SDA) 1. Membantu Direktur Utama menentukan kebijakan-kebijakan dan melaksanakan ketetapanketetapan yang ditentukan dalam sistem manual Mutu Perusahaan. 2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi
pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkahpelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai. 4. Bertanggung jawab atas HRD dan Finansial. 5. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.
12
E. Dewan Direksi 1. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan dan memberikan nasihat atau masukan kepada direktur. 2. Melakukan tugas dewan direksi berdasarkan kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan dari perusahaan 3. Dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur berhalangan dalam keadaan tertentu. F. Komite Audit 1. Membantu dewan direksi dalam melakukan pengawasan atas kinerja perusahaan. 2. Review pengadilan system intern perusahaaan 3. Memastikan kualitas laporan keuangan. 4. Meningkatkan efektivitas audit G. Staf Ahli Direksi 1. Staf ahli bertanggung jawab pada Direktur 2. Staf ahli berfungsi membantu Direksi perusahaan dalam menangani hal khusus sesuai bidangnya yang diperintahkan direktur utama 3. Staf ahli mempunyai tugas: a. Mengerjakan pekerjaan secara mandiri b. Melakukan koordinasi dengan Bagian / Cabang / unit terkait dalam hal pelaksanaan tugas sesuai perintah Direktur Utama c. Mengumpulkan semua data yang diperlukan selama tugas d. Melakukan analisa data dan permasalahan terkait tugas yang sedang dilakukan dilapangan e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada direktur utama dan memberikan tembusan kepada direktur bidang lainnya f. Menyimpan dengan baik hasil pelaksanaannya pada sub bagian sekertariat
13
H. Sekertariat Perusahaan 1. Mengadakan pencatatan dari semua kegiatan manajemen 2. Sebagai alat pelaksana ketatausahaan 3. Sebagai alat komunikasi perusahaan 4. Sebagai pusat dokumentasi
I. Satuan Pengawas Intern Fungsi: 1. Membantu direktur utama dalam menyelenggarakan penilaian atas system pengendalian, pengelolaan manajemen serta memberikan saran perbaikan 2. Sebagai mitra kerja dari komite audit dan auditor eksternal 3. Sebagai mitra kerja strategis unit kerja dalam mencapai sasaran usaha
Tugas: 1. Melakukan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) sesuai dengan arahan dari Direktur Utama 2. Melaksanakan Audit khusus sesuai permintaan dari Direktur Utama 3. Membuat dan menyampaikan laporan temuan hasil audit dan saran perbaikan hasil audit kepada Direktur Utama. 4. Melakukan pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasi audit SPI maupun eksternal auditor.
14
15
16
Pedoman umum perilaku etis, seluruh komisaris dan komite audityaitu : 1. Anggota Komisaris/ Dewan Komisaris wajib membuat surat pernyataan mengenai benturan kepentingan sehingga dapat bertindak secara independent dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat menggangu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis; 2. Anggota Komisaris/Dewan Komisaris dan Komite Audit dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil keuntungan dari kegiatan BUMN yang dikelolanya selain gaji dan fasilitas sebagai anggota Komisaris & Komite Audit, yang ditentukan oleh RUPS/ Pemilik Modal; 3. Anggota Komisaris /Dewan Komisaris dan Komite Audit dilarang untuk meberikan atau menawarkan atau menerima baik langsung maupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan atau seorang Pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai Peraturan Perundangundangan yang berlaku; Suatu tanda terimakasih dalam kegiatan usaha, seperti hadiah, sumbangan, atau entertainment tidak boleh dilakukan pada suatu keadaan yang dapat dianggap sebagai perbuatan yang tidak patut.
17
pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan perusahaan. Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya kinerja perusahaan.
18
B. Pemilihan Langsung Yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan tanpa melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat. Pemilihan langsung dilakukan dengan cara membandingkan penawaran (dimana terdapat tiga penawaran) dan melakukan negosiasi baik teknik maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
C. Penunjukan Langsung
19
2. Data teknis : Metode pelaksanaan Schedule Daftar peralatan Daftar personil Daftar pekerja yang dikontrak Daftar satuan upah dan alat Analisa harga satuan
Pada saat pembukaan penawaran, terlebih dahulu dicek kelengkapan administrasi dan data teknisnya kemudian dievaluasi dan menentukan peserta yang lolos sampul 1. Penilaian peserta lolos sampul 1 adalah
20
Setelah menentukan peserta pemenang sampul 1 barulah dibuka harga (sampul 2), penawaran dilaksanakan pada 5 Juli 2010 dan pengumuman pemenang pada bulan September.
21
22
Fixed Unit Price Contract Fixed Unit Price Contractadalah kontrak pengadaan barang/ jasa borongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volumenya pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya akan didasarkan pada hasil pengukuran bersamaats pekerjaan yang diperlukan. Pertimbangan untuk memilih kontrak dengan cara ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang tinggi diperlukan survey dan penelitian yang sangat mendalam, detail, sampel yang banyak, dan waktu yang lama sehingga biayanya yang sangat besar padahal pengukurannya juga lebih mudah dalam pelaksanaan. Sehingga untuk pekerjaan yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tepat bila digunakan kontrak dengan sistem Lump Sum. No. Kontrak Nilai Kontrak Kontraktor Konsultan Perancana Konsultan pengawas Tim Proyek : No. 10043/-1.792 tanggal 22 November 2010 : Rp. 246.115.153.671,64 : Hutama Nindya JO : PT. Perentjana Djaja : PT. Cipta Multi Kreasi : : I Wayan Mandia : I Wayan Sugata : Eri Risdhiawan
d. Site Administration Manager : Sidik Rohman 3.2.4 Data Teknis Proyek Panjang Total Lebar jembatan Girder jembatan - Tipe box girder - Tinggi total box :803 meter : 2 x 8,75 meter (2 jalur) : Box girder segmental : Prestressed box girder : 2,4 meter
23
2. Konsultan Perencana Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk bertindak selaku perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal,
24
3. Kontrakror Pelaksana Kontraktor Pelaksana adalah pihak yang di tunjuk berdasarkan pelelangan untuk melakukan pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan dan persyaratan yang telah dibuat oleh konsultan perencana. Kontraktor Pelaksana melaksanakan semua pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik proyek. Tugas dari kontraktor pelaksana, dalam hal ini adalah PT. Hutama Karya Nindya Karya Jo yaitu melaksanakan pekerjaan kontruksi di lapangan. Dalam hal ini PT. PT. Hutama Karya Nindya Karya Jo mendapatkan kontrak melalui penunjukan langsung.
25
Tugas yang dipegang oleh masing-masing jabatan dalam organisasi proyek dalam setiap pelaksanaan proyek. 1. Project Manager (PM) Fungsi : a. Penanggung jawab atas tercapainya proyek b. Pengelola dan bertanggung jawab seluruh sumber daya sehingga efektif guna tercapainya sasaran/ tujuan di unit kerja proyek c. Pennggung jawab atas terlaksananya Sistem Manajemen Mutu ISO-9000 & K3 di proyek. Tugas : a. Membuat RKAP dan kegiatan perencanaan yang lain (Review Doc, Spec Hitung kembali dan Metode Pelaksanaan)
26
d. Membina hubungan kerja dengan : Owner Konsultan Perencana/ Pengawas Mitra Kerja : Supplier, Sub Kontraktor, Mandor
e. Melaksanakan rapat mingguan atau rapat bulanan internal dan eksternal f. Mengadakan evaluasi terhadap : Progress Fisik, Biaya, Quality, Standart, Moral dan Maintenance g. Membuat rencana tindak lanjut/ Corrective Action terhadap penyimpangan yang terjadi h. Membina SEM, SOM, SAM guna peningkatan kinerja dalam mendukung Visi Perusahaan. 2. Deputy Project Manager Fungsi: a. Bekerja di bawah Project Manager dan berfungsi untuk memberikan bantuan pada Project Manager. b. Sebagai pengganti pemimpin perusahaan 3. Safety Tugas: a. Bertanggungjawab dalam penerapan langkah-langkah pencegahan atas terjadinya kecelakaan kerja. b. Bertanggungjawab atas pencegahan terjadinya kebakaran dan memastikan ketersedian alat pemadam api. c. Secara periodik melakukan pelatihan pemadamam kebakaran (fire drill). d. Bertanggungjawab atas pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku serta standar internasional. e. Memastikan pemakaian alat pelindung diri (APD) personil sesuai standar yang diwajibkan.
27
d. Menyiapkan Job List sesuai dengan tahap pekerjaan untuk keperluan Project Manager e. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standart mutu yang ditetapkan 5. Site Operasional Manager Fungsi:
28
penyimpangan gambar kerja kepada Site Engineer manager. c. Mengkoordinasi pekerjaan sub kontraktor dan supplier di lapangan. d. Memeriksa opname lapangan yang dibuat pelaksana. e. Mencukupi kebutuhan tenaga, material, dan alat dilapangan. 6. Site Administrasi Manager Fungsi: Untuk mengkoordinasi dan membantu operasional umum organisasi. Untuk mengelola suatu proyek/acara organisai guna menjamin audit dan dukumentasi pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur. Tugas: a. Menjaga agar seluruh dokumen (baik elektronik maupun hardcopy) tertata secara kronologis, sesuai tanggal. b. Menjaga jadwal kegiatan seluruh pengurus dan keberadaan masing-masing staff saat rapat. c. Menyampaikan seluruh dokumen penting hardcopy) kepada project manager d. Manajeman tata usaha, menjaga lingkungan kantor agar tetap tertib administrasi. e. Membentuk struktur administrasi tiap acara organisasi. (baik elektronik maupun
7. Cost control Fungsi: Mengkontrol semua biaya yang diperlukan sehingga tidak terjadi overcost.
29
11. Pengadaan Tugas: a. Menyediakan bahan dan alat yang diperlukan dalam proyek b. Mencatat jumlah alat dan bahan yang masuk dalam proyek baik yang dibeli maupun disewa.
30
14. CAD Operator Tugas: a. Memproduksi dan memverifikasi gambar desain teknis sesuai gambar dengan standart yang diinginkan oleh owner b. Memproduksi gambar teknis sesuai dengan target schedule project memproduksi gambar As-built sesuai dengan As built c. Memastikan bahwa semuagambar cad sesuai dengan peraturan
31
32
33
membersihkan, menjaga dan pada saat selesainya kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudanggudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek. Dimana : 1. Kontraktor akan mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.
34
sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan. 4. Bangunan yang dibuat akan mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca dan elevasi lantai yag lebih tinggi dari tanah disekitarnya. 5. Bangunan untuk penyimpanan bahan akan diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan. 6. Kantor lapangan dan gudang sementaraa akan didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas. 7. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan adalah bekas pakai, tetapi dengan syarat masih berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. 8. Kontraktor akan menyediakan alat pemadam kebakaran, kebutuhan P3K serta kebutuhan sanitasi yang memadai diseluruh barak, kantor, gudang dan bengkel. 9. Perlengkapan dalam ruang rapat dan ruang penyimpanan
dokumentasi proyek. D. Bengkel dan gudang 1. Kontraktor akan menyediakan sebuah bengkel dilapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk merawat dan memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
35
peralatan/mekanik yang mampu melakukan perawatan dan perbaikan mekanis serta memiliki sejumlah pembantu yang terlatih. E. Pengadaan lahan untuk stock yard Lahan yang akan digunakan merupakan lahan milik masyarakat yang akan disewa selama pelaksanaan pekerjaan. Lahan ini berada pada sta. 2+580 berada di sebelah kiri Jalan Pangeran Antasari menuju arah Blok M. Fungsi dari pengadaan lahan ini selain stock yard juga akan difungsikan sebagai sebagai tempat parkir alat-alat berat selama arus lalu lintas dibuka. Keberadaan lahan ini juga akan dilaporkan kepada direksi pekerjaan umum untuk mendapatkan persetujuan. F. Material & penyimpanan Material yang digunakan disiniharus : 1. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku. 2. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam gambar dan seksi lain dari spesifikasi atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh direksi pekerjaan umum. 3. Material berasal dari supplier yang telah diajukan dan disetujui oleh direksi. Setelah didatangkan, material sedapat mungkin ditempatkan didalam lingkungan lokasi pagar untuk menghindari kehilangan material.Sebelum material dibongkar terlebih dahulu petugas gudang bersama pengawas mutu melakukan inspeksi apakah sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki. Pada awal sebelum pendatangan material ke lokasi proyek, maka kontraktor harus mengajukan ijin pendatangan material terlebih dahulu dengan menyerahkan contoh material bersama dengan detail lokasi sumber material yang akan dipakai, untuk selanjutnya dimintakan persetujuan. G. Pekerjaan mobilisasi
36
Untuk pengukuran awal segera dilakukan kontraktor setelah mendapatkan SPMK dari proyek. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengukuran awal ini, yaitu : Penentuan pedoman elevasi yang diambil dari titik tertentu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi. Penentuan posisi bangunan dari titik tertentu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi. Pemasangan titik bantu sesuai dengan petunjuk dari
pengawas/direksi. J. Pemeliharaan dan pengaturan lalu lintas Tujuan pekerjaan ini adalah untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan pekerjaan existing badan jalan yang bersinggungan dengan lokasi pekerjaan dalam kondisi yang aman dan dapat digunakan dengan seminimal mungkin, dan pemukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.
37
38
Tenaga
U-Ditch precast ukuran 80x 100 cm yang dibuat dipabrikan dengan komponen penyusun :
Alat
Ready mix K.250 slump 12 cm Bekisting Tulangan U-39 Beton kelas B0 Pasir pasang
C. Metode Pelaksanaan 1. Tim Survei melakukan stake out dan marking lokasi 2. Setelah ditentukan lokasi oleh tim survei kemudian dilakukan penggalian, selanjutnya tanah bekas galian diangkut dan dibuang ke area pembuangan yang sudah disetujui 3. Setelah penggalian sesuai dengan elevasi yang diinginkan, tahap selanjutnya adalah melakukan pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan mesin yang telah mendapatkan ijin dari pihak owner. 4. Kemudian dilakukan pekerjaan urugan pasir pasang sesuai dengan ketinggian yang telah direncanakan 5. Dilakukan survei elevasi kembali, sebelum dilakukan pekerjaan lantai kerja dengan menggunakan beton kelas B0 6. Setelah elevasi sesuai dengan gambar kerja, maka pengecoran lantai kerja dengan menggunakan beton kelas B0 dapat dilakukan
39
D. Pelaksanaan Pekerjaan 1. Penggalian tempat perletakan saluran U-Ditch 2. Penghamparan dan pemadatan pasir pasang pada dasar galian 3. Pengecoran lantai kerja pada dasar galian 4. Pemasangan U-Ditch pracetak 5. Perapihan terhadap bekas galian dan urugan kembali 3.4.3 Pekerjaan Bore Pile A. Pendahuluan Lubang-lubang dibor sampai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran. Dalam pelaksanaan pekerjaan bore pile, terlebih dahulu harus melaksanakan soil test dan melakukan sondir berat 10 ton dan boring tiap pondasi, kemudian kedalaman sondir agar dapat mendeteksi adanya lensa-lensa tipis pada tanah. Sebelum melaksanakan pekerjaan bore pile, juga harus dilaksanakan pekerjaan suntikan utilitas sesuai rekomendasi instansi pemilik jaringan utilitas. Pekerjaan dilaksanakan pada pukul 22.00 s/d 05.00, setelah pukul 05.00 lalu lintas harus kembali seperti semula. B. Lingkup kerja Pekerjaan ini meliputi : 1. Mobilisasi dan mendirikan rig pengeboran 2. Pabrikasi besi/rebar bor pile 3. Pengeboran bor pile 4. Pembuangan material tanah/lumpur bekas pengeboran ke area disposal
40
Bahan Ready mix K300 slump 18-20 Baja tulangan U-39 Betonit
Alat Mesin bor Service crane Excavator Dump truck Concrete Pump Pipa tremie Submersible pump
D. Metode Kerja Pergerakan Alat Bor Pile 1. Fleet pengeboran yang pertama dilakukan pada lokasi P-56B dengan target rencana kapasitas alat bor pile per hari mendapatkan 2 titik. Jadi rata-rata tiap pondasi pile cap diselesaikan dengan waktu 2 sampai dengan 3 hari. 2. Selanjutnya alat bor pile berpindah ke P-56A dengan kapasitas yang sama, dan berkelanjutan sesuai dengan gambar pergerakan bor pile sampai pada P-47A. 3. Fleet pengeboran yang kedua dilakukan pada lokasi P-66B dengan target rencana kapasitas alat bor pile per hari mendapatkan 2 titik. Jadi tiap pondasi pile cap diselesaikan dengan waktu 2 sampai 3 hari. 4. Selanjutnya alat bor pile berpindah ke P-66A dengan kapasitas yang sama, dan berkelanjutan sesuai dengan gambar pergerakan bor pile sampai pada P-56A. E. Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu lintas 1. Sebelum pekerjaan bor pile dilaksanakan, maka pagar pembatas dipasang dahulu, sehingga lalu lintas hanya menjadi 3 lajur untuk 2
41
42
3.4.4
Pekerjaan Pile Cap A. Lingkup Kerja Pekerjaan ini meliputi pencampuran beton, pemasangan bekisting dan fabrikasi install besi pada pembuatan pile cap, sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan dalam gambar atau sesuai dengan perintah pemimpin proyek. B. Urutan Kerja Urutan kerja dari pekerjaan pile cap dapat dilihat seperti flowchart dibawah ini.
43
Bahan Ready mix K350 slump 12 cm Baja tulangan U-39 Bekisting Beton kelas B0 Pasir Pasang
Alat Air Compresor Concrete Pump Concrete Vibrator Bar Bender Lampu Penerangan Genset Stamper Jack Hammer
D. Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu lintas 1. Sebelum pekerjaan pile cap dilaksanakan, maka pagar pembatas dipasang dahulu, sehingga lalu lintyas hanya menjadi 3 lajur untuk 2
44
(preliminary test result) dengan margin yang cukup, sehingga probabilitas nilai kekuatan beton pada pelaksanaan yang lebih rendah dari kekuatan minimum yang ditentukan pada tabel data urutan kerja, tidak lebih dari 5%. 4. dalam campuran percobaan, beberapa ketentuan yang harus diperhatikan adalah : a. perbandingan air dan semen merupakan nilai maksimum mutlak. b. kadar semen merupakan nilai minimum mutlak. c. nilai kuat tekan minimum berarti kekuatan minimum pada pelaksanaan. untuk menilai kesesuaian mutu beton selama pelaksanaan kerja, harus disediakan contoh (spesimen) untuk diuji pada umur 7 hari atau 28 hari sesuai petunjuk pemimpin proyek/konsultan pengawas atau dengan interval lainnya sesuai dengan kebutuhan, untuk menentukan kekuatan beton dalam pelaksanaan. d. contoh tersebut dibuat berpasangan dan minimal 8 pasang untuk
45
46
Bahan Ready mix K600 slump 12 cm Baja tulangan U-39 Bekisting multiplex tebal 15 mm
Alat Air Compresor Concrete Pump Concrete Vibrator Bar Bender Lampu Penerangan Genset
D. Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas 1. Sebelum pekerjaan pier dilaksanakan, maka pagar pembatas dipasang dahulu, sehingga lalu lintas hanya menjadi 3 lajur untuk 2 arah yang bisa digunakan, dari arah selatan 1 lajur, sedangkan dari arah utara 2 lajur, seperti gambar dibawah ini.
47
48
Bahan Ready mix K600 slump 12 cm Baja tulangan U-39 Bekisting multiplex tebal 15 mm
Alat Air Compresor Concrete Pump Concrete Vibrator Bar Bender Lampu Penerangan Genset Heavy Shoring Mobile Crane
C. Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas 1. Sebelum pekerjaan pier dilaksanakan, maka pagar pembatas dipasang dahulu, sehingga lalu lintas hanya menjadi 3 lajur untuk 2 arah yang bisa digunakan, dari arah selatan 1 lajur, sedangkan dari arah utara 2 lajur, seperti gambar dibawah ini. D. Metode Pelaksanaan 1. Pemasangan sleeper sesuai dengan gambar rencana. 2. Pemasangan perancah diatas sleeper sesuai dengan kebutuhan rencana.
49
50
menggunakan balok baja profil H. 2. Pemasangan perancah jenis scafolding. 3. Pemasangan base form. 4. Pembesian dan pasang duct sheath. 5. Pengecoran. 6. Stressing dan grouting. 3.4.7 Pekerjaan Pot Bearing A. Lingkup Kerja Pemasangan pot bearing ke pier head. B. Urutan Kerja
51
Bahan
D. Metode Pelaksanaan 1. Pembuatan pot bearing (pabrikasi) sesuai spesifikasi. 2. Siapkan posisi pot bearing dengan titik koordinat sesuai design. 3. Cor bottom Angkur sesuai dengan elevasi rencana. 4. Grouting bottom angkur dengan mortar non shrink.
52
53
2. Pekerjaan dimulai dari pembuatan pier table pada konstruksi untuk material monolit. Pekerjaan konstruksi pada pier table menggunakan alat bantu berupa Shoring Heavy Duty. 3. Pemasangan Shoring Heavy Duty sebagai support box girder segmen pertama.
54
55
b. pasang pengikat epoxy pada box girder c. pasang platform pendukung untuk stressing d. stressing box girder, lepas platform stressing dan pindahkan keujung cantilever beam e. lepaskan spreader beam dari segmen f. pindahkan spreader beam ke posisi yang diminta kemudian putar 900 seperti pada gambar kemudian diangkat g. pindahkan bagian atas alat (SLU) dan spreader beam ke posisi antara support leg h. luncurkan rel dan struktur pengangkat (lifting frame) ke segmen i. ambil platform stressing dan pindahkan keujung cantilever beam j. gerakkan spreader beam sesuai kebutuhan dan putar kembali 900 k. ulangi tahap 1 sampai 5 untuk pemasangan segmen berikutnya 3.4.9 Pekerjaan Expantion Joint A. Lingkup Kerja Pekerjaan ini bertujuan mengakomodasi pergerakan jangka panjang struktur dengan cara meminimalkan tegangan sekunderyang terjadi pada struktur. Sambungan lurus harus memiliki permukaan yang rata selama
56
D. Metode Pelaksanaan Fix Joint 1. Sebelum memulai pekerjaan, siapkan lokasi dan bersihkan bahan sambungan. 2. Melapisi bahan dengan lapisan epoxy hingga menyeluruh.
57
Move Joint 1. Tahap persiapan. Tim survey menandai lokasi sambungan menurut gambar kerja. Semua kebutuhan peralatan diletakkan dilokasi dan dilakukan perlindungan terhadap material, missal : membuat tenda untuk melindungi material dari cuaca. 2. Pemotongan pelat beton kemudian bersihkan celah, setelah itu pasang tulangan bawah pada ujung pelat (block out). 3. Pasang sterofoam pada tengah sambungan dan cek elevasi bagian atas. 4. Tempatkan bahan sambungan pada block out dengan hati-hati dan pastikan berada diatas sterofoam dan cek kelurusan bahan sambungan pada celah tersebut. 5. Cek elevasi sambungan dengan membandingkan dengan plat yang ada untuk mendapatkan kerataan yang baik. Buat beberapa perbaikan pada penulangan bila diperlukan. 6. Pastikan sambungan ke tulangan struktur dengan dilas kemudian angkat modular expantion joint.
58
59
Alat Lampu Penerangan Genset Concrete Pump Concrete Vibrator Air Compressor Bar Bender
D. Metode Pelaksanaan 1. Pembesian parapet sesuai dengan gambar rencana, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan bekisting. 2. Sebelum pemasangan bekisting parapet dilakukan marking dimensi parapet. Bekisting parapet diolesi dengan form oil. 3. Setelah bekisting siap tahap selanjutnya adalah proses pengecoran. Pengecoran dibantu dengan concrete pump, dan dilakukan secara bertahap dan terus menerus diikuti dengan vibrator. 4. Hasil pengecoran parapet harus expose, jadi diperlukan pengawasan dalam penggunaan vibrator dan slump beton. 5. Pengecoran sudah dianggap selesai bila sudah mencapai batas cor. 6. Pembingkaran bekisting parapet bisa dilakukan 1 x 24 jam sejak selesainya pengecoran atau sesuai instruksi konsultan pengawas. 7. Perawatan beton dilakukan dengan penyemprotan cairan yang telah disetujui konsultan pengawas dan dalam waktu yang telah disepakati. 3.4.11 Pekerjaan Railing Jembatan Beton A. Lingkup Kerja 1. Pembesian & Bekisting 2. Pengecoran railing 3. Pembongkaran bekisting 4. Perawatan beton
60
Bahan Readymix K.350 slump 12 Beksiting ringan expose multiplex tebal 9 mm Baja tulangan U-24
Alat Lampu penerangan Genset Concrete pump Concrete Vibrator Air Compressor Bar Bender Alat bor
61
pengeboran pada beton dudukan menggunakan alat bor. 3.4.12 Pekerjaan Perkerasan Asphalt A. Lingkup Kerja Pekerjaan ini mencakup pencampuran agregat dan material aspal dengan instalasi pencampur, penghamparan dan pemadatannya pada permukaan yang telah dipersiapkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan sesuai dengan garis, kelandaian, ketebalan dan tipikal penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau perintah pemimpin proyek. B. Urutan Kerja Urutan kerja dari pekerjaan asphalt dapat dilihat seperti flowchart dibawah ini.
62
Alat Asphalt finisher Dump Truck Pneumatic Tire Roller Tandem roller Wheel loader
D. Metode Pelaksanaan 1. Komposisi campuran material aspal beton harus tersusun dari campuran agregat, filler dan kapur, bila diperlukan dan semen aspal (bitumen). Campuran didasarkan pada job-mix formula dan indeks kekuatan yang ditentukan. 2. Campuran (aspal beton) diangkut dari mesin pencampur ke tempat pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck. 3. Suhu pengiriman untuk campuran aspal beton harus berkisar antara 1250C sampai 1600C. 4. Selanjutnya aspal beton dihamparkan pada permukaan yang telah disetujui, diratakan dan dipadatkan sesuai dengan grade dan elevasi yang ditentukan. 5. Ketebalan setiap lapisan aspal yang sudah dipadatkan tidak boleh lebih dari 105 mm. Apabila lebih, lapisan ini harus dihamparkan dengan dua lapisan atau lebih yang ketebalannya sama. 6. Sambungan memanjang pada satu lapisan harus bergeser dari sambungan pada lapisan dibawahnya kira-kira 15 cm. 7. Setelah campuran aspal dihamparkan, dibentuk dan permukaan yang tidak rata diperbaiki, maka dipadatkan secara keseluruhan dan merata dengan digilas. 8. Penggilasan campuran terdiri dari tiga operasi pelaksanaan yang terpisah sebagai berikut :
63
64
65
66
Lifting Frame
mobile crane
Epoxy beton
Jack Hidrolik
Persiapan
67
Stress Bar
4.1.2
Stressing Box Girder Stressing box girder adalah kegiatan untuk menyatukan box girder yang sudah di launching, baik menyatukan box girder yang satu ke box girder yang lain ataupun menyatukan box girder dengan pier head. Fungsi stressing ini merupakan struktur utama dari jembatan box girder, karena kekuatannya bertumpu pada kabel strand yang terdapat didalam blister. Pekerjaan stressing box girder dilakukan pada malam dan siang hari, karena pekerjaan stressing dilakukan diatas dengan bantuan lifting frame yang masih mengikat dengan box girder, sehingga tidak mengganggu lalu lintas. A. Alat 1. Kabel strand 2. Jack hidrolik
68
69
4.1.3
Pengecoran Pier Head Pengecoran pier head yaitu pengecoran pada bagian atas dari kolom pier yang telah berdiri sebelumnya. Fungsi dari pier head yaitu sebagai tempat box girder betumpu dan merupakan struktur utama dari fly over. Pekerjaan pengecoran pier head dilakukan pada malam hari dimulai dari pukul 22.00-05.00 agar tidak banyak lalu lintas kendaraan yang melintas.Hal ini dilakukan selain agar tidak mengganggu lalu lintas
70
menggunakan concrete pump. Volume dari pier head disepanjang paket taman brawijaya tidak sama, tapi umumnya sekitar 76-80 m3. Maka digunakan sekitar 12 unit Truck Mixer. Pengecoran dilakukan seiring dengan pemadatan menggunakan vibrator, operator vibrator mengikuti pergerakan dari nozzle concrete pump, lama pemadatan pada satu titik sekitar 3-5 detik. 5. Setelah pengecoran, dilakukan stressing bila kekuatan dari beton sudah mencapai syarat minimum, umumnya sekitar 5 hari dari awal pengecoran. Stressing pier head dilakukan pada kedua sisi dari pier head, jumlah tendon pada satu sisi yaitu sebanyak 11 buah dengan 15 kabel strand. Setelah stressing selesai, maka bekisting sudah dapat dibongkar.
71
Concrete pump
Concrete vibrator
72
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Selama praktek kerja lapangan, kami telah mempelajari hal-hal baru yang berhubungan dengan subjek kami yaitu Teknik Sipil, baik yang terdapat dalam teori selama perkuliahan ataupun hal baru yang diajarkan oleh pembimbing industri tempat kami mengadakan praktik kerja lapangan. Hal-hal yang dapat kami simpulkan selama praktik mengenai pelaksanaan proyek Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M, Paket Taman Brawijaya ini yaitu : 1. Selain penggunaan PCI (I Girder) dan PCU (U Girder) sebagai girder utama, penggunaan box girder juga diperlukan sebagai struktur utama jembatan, selain sebagai inovasi, juga didapat kemudahan dalam proses launching box girder. 2. Lifting frame sebagai alat angkut box girder cukup efektif bila digunakan dalam jalan yang memiliki alinyemen horisontal, baik yang memiliki nilai radius besar ataupun kecil. 3. Metode balance cantilever yang digunakan sangat efektif bila proyek berada ditempat padat lalu lintas, karena tidak diperlukannya perancah sementara untuk menopang box girder yang baru dipasang.
5.2 SARAN
1. Kesehatan dan keselamatan para pekerja sangatlah penting, sebaiknya dilakukan tindakan preventif seperti penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) untuk para pekerja di lapangan, untuk mencapai kondisi zero accident. 2. Komunikasi yang terjalin baik dan sesuai dapat meningkatkan produksi kerja, selain itu dapat membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien.
73