Anda di halaman 1dari 35

1 Baik

rsihan gigi dan mulut anaktentang kebersihan gigi dan mulut Tingkat penyuluhanBuruk SD DDI PAOTERE DDI PAOTERE Pemberian penyuluhan Sedang mulut anak SD tetap/meningkat gigi dan Baik

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH.................................. ii LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH................................... iii LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................ v DAFTAR ISI ............................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................. 1 2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2 3. Tujuan Masalah ............................................................................ 3 4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


5. Tinjauan Umum Tentang Penyuluhan .......................................... 5 6. Tinjauan Umum Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut .................. 11 7. Tinjauan Umum Tentang Anak SD................................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


8. Desain Penelitian .........................................................................16 9. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................17 10. Populasi dan Sampel ...................................................................17 11. Kerangka Konsep .........................................................................18 12. Hipotesis.......................................................................................19 13. Defenisi Operasional ....................................................................19 14. Kriteria Obyektif ............................................................................19 15. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................20 16. Alat dan Bahan .............................................................................21

17. Cara Kerja ....................................................................................21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


18. Hasil Penelitian ............................................................................22 19. Pembahasan ................................................................................23

BAB V PENUTUP
20. Kesimpulan .................................................................................. 25 21. Saran ............................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
22. Latar Belakang

Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Banyaknya penyakit gigi dan mulut di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan mulut dan gigi pada anak. Untuk menanggulangi hal diatas maka diadakan penyuluhan mengenai pengaruh penyuluhan kebesihan gigi dan mulut pada anak di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.

Pada anak sekolah dasar perlu usaha penyuluhan secara terus menerus tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut, oleh karena itu kami melakukan penyuluhan cara sikat gigi yang baik dan benar dan setelah itu dilanjutkan dengan sikat gigi bersama. Penyuluhan ini diadakan untuk memberikan informasi kepada anak anak mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut sebagaimana pentingnya menjaga kesehatan umum. Penyuluhan kebersihan gigi dan mulut dianggap pihak aktivitas yang menurut rencana ditujukan ada kebersihan mulut yang dengan cara berkomunikasi dengan siswasiswi sekolah dasar, penyuluhan ini dianggap sebagai bimbingan yang penting dalam mencegah atau membatasi kelainan pada gigi. Selain itu dapat ditambahkan, bahwa penyuluhan dikatakan adanya penyampaian tujuan yang jelas dan suatu tujuan aktivitas. Denga cara penyuluhan kita dapat dapat menjelaskan pengertian atas kebersihannya sendiri, bila memang ingin memperoleh perubahan sikap dan perilaku siswa siswi maka diperlukan pendekatan dan metode gabungan komunikasi. Harus diperhatikan bahwa perubahanperubahan banyak memakan waktu dan bahwa proses penyuluhan mengandung

beberapa fungsi atau tingkatan. Dalam memberikan penyuluhan kita harus merubah perilakunya dan memberikan motivasi sendiri untuk pencegahan. Tingginya pravelensi caries yang telah diderita oleh anak sekolah dasar disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu

kurangnya pengetahuan anak dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut. Berdasarkan pengamatan peneliti tidak ada evaluasi setelah melakukan penyuluhan dan ingin melihat secara langsung sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat mengambil judul pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada anak SD .
23. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
24. Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap kebersihan gigi dan

mulut pada anak di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR


25. Apakah ada pengaruh tingkat kebersihan gigi dan mulut pada anak

di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.


26. Tujuan Penelitian 27. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kebersihan gigi dan mulut terhadap sikap anak dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut pada anak di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.
28. Tujuan khusus 29.

Un

tuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut pada anak di SD DDI

PAOTERE

KEC.

UJUNG TANAH

MAKASSAR. Sebelum

dilakukan penyuluhan.
30.

Un

tuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut pada anak di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR. Setelah

dilakukan penyuluhan.
31. Manfaat penelitian 32. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis tentang

motivasi anak dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.

33. Memberikan masukan bagi institusi dalam meningkatkan pelayanan

kebersihan gigi dan mulut.


34. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi tentang

kebersihan gigi bagi guru dan muridnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


35. Tinjauan umum tentang penyuluhan

Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga keperawatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan keperawatan dimana saja ia bertugas apakah itu terhadap individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Dengan demikian seorang perawat harus mampu menjalankan peranannya dalam memberikan pendidikan kesehatan baik di institusi seperti puskesmas, klinik,

rumah sakit, maupun sekolah terhadap individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat dalam mengubah perilaku mereka kearah perilaku sehat (Efendi, 1998). Pendidikan (penyuluhan) kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu (Notoatmodjo,2003). Penyuluhan kepada pasien disebut juga penyuluhan kesehatan dan pendidikan perawatan gigi Individual. Pada penyuluhan dikatakan adanya penyapaian tujuan yang jelas dan suatu tujuan aktivitas menurut rencana yang pasti. Van Gent (2000). Penyuluhan sering terjadi kesalah pahaman karena adanya arti yang berbeda-beda yang diberikan kepada istilah tersebut mungkin juga dalam beberapa lapangan kerja pengertiannya ditangkap dan diterapkan bermacam-macam. Rouwehorst (2002). Katus (2001) menyebut beberapa yang keluar dari gambaran manusia yang sesuai dengan akal sehat :
36. Penyuluhan ditunjukan kepada penambahan pengetahuan 37. Dikatakan akan adaya pemberian pertolongan pada pembentukan

pendapat dan pembentukan kesimpulan, pemberian pertolongan ini bersifat terbatas, karena hanya terjadi pada bidang komukatif.
38. Pada

penyuluhan

kebebasan

dihormati

kepada

siapapun

penyuluhan itu diberikan. Selain itu dapat ditambahkan, bahwa pada penyuluhan dikatakan adanya penyampaian tujuan yang jelas dan suatu tujuan aktifitas menurut rencana yang pasti. Penyuluhan pada anak SD

10

39.

Informasi
40. 41. 42.

Informasi mengenai keadaan gigi geligi Rencana perawatan gii dan mulut Memberi informasi bahwa pentingnya konsultasi

tentang kesehatan gigi dan mulut setiap enam bulan sekali.


43.

Instruksi
44. 45. 46.

Instruksi menyikat gigi yang baik dan benar Cara bertindak pada bidang makanan sehari-hari Cara bertindak setelah tindakan dokter gigi

47.

Bimbingan
48. 49. 50.

Mendengarkan persoalan dan keluhan Menjelaskan mengenai motif untuk perawatan Anamnesis makanan dan pemeliharaannya

Bimbingan proses belajar dan cara tindakan preventif. Eijekman (2000).


51. Pengertian penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyrbarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Effendi, 1998).

11

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bias dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Efendi, 1998).
52. Tujuan penyuluhan 1. Tercapainya

perubahan

perilaku

individu,

keluarga,

dan

masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Efendi, 1998).
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian (Efendi, 1998).
3. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah merubah

perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Efendi,1998).


4. Tujuan

dari

pendidikan

(penyuluhan)

kesehatan

adalah

mengajarkan orang untuk hidup dalam kondisi yang terbaik yaitu berusaha keras untuk mencapai tingkat kesehatan yang maksimun (Ali Mohammad, dkk, 2004). Penyuluhan kesehatan pada anak SD,tujuannya memberikan penyuluhan dan pembinaan pada anak SD lewat poster .

12

Penyuluhan dilakukan didalam gedung dengan melibatkan siswa siswi disekolah


53.

Syarat-Syarat untuk memberi penyuluhan Penyuluh harus memahami teorinya dan memiliki

keterampilan praktis, bila tidak memenuhi syarat maka terlebih dahulu dia harus bekerja pada diri sendiri sebelum da berani mencoba mempengaruhi pendengar.
54.

Ruang lingkup penyuluhan

Ruang lingkup penyuluhan kesehatan meliputi 3 aspek yaitu :


55. Sasaran penyuluhan kesehatan

Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dijadikan subjek dan objek perubahan perilaku sehingga diharapkan dpat memahami, menghayati, dan

mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dan kehidupan sehariharinya. Banyak fakor yang perlu diperhatikan terhadapn sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan diantaranya adalah :
56. 57. 58. 59.

Tingkat pendidikan Tingkat sosial ekonomi Adat istiadat Kepercayaan masyarakat Ketersediaan waktu dari masyarakat

60. Materi/pesan

Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan

keperawatan dari individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

13

Sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya :
61.

Menggunakan bahasa yang mudah tidak terlalu sulit untuk

dimengerti oleh sasaran


62.

Materi

yang

disampaikan

tidak

terlalu

sulit

untuk

dimengerti oleh sasaran


63.

Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat

peraga untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik parhatian sasaran


64.

Materi

atau

pesan

yang

disampaikan

merupakan

kebutuhan sasaran dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
65.

Langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalm melaksanakan penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu :
66. 67. 68.

Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat Menetapkan masalah kesehatan masyarakat Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu untuk ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat


69. 70. 71. 72.

Menyusun rencana penyuluhan Pelaksanaan penyuluhan Penilaian hasil penyuluhan Tindak lanjut dari penyuluhan
73. Metoda

14

Metoda yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya metoda yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberikan penyuluhan terhadap sasaran terhadap pesan yang

disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami, diantaranya metoda model dan poster.
74. Tinjauan umum tentang kebersihan gigi dan mulut

Ibu sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut Pada anak, di negara yang telah maju, maka ketertiban urusan rumah tangga bias menjadi ukuran kesehatan keluarga. Apabila anak anak satu keluarga sehat, tentu karena orang tua keluarga itu dapat memperhatikan dengan sungguh sungguh kesehatan anaknya. Oleh karena anak anak itu umumnya lebih banyak menjadi urusan ibu, maka baik buruk anak jadi tercermin dari sikap ibu terhadap anak tersebut. Oleh karena itu apabila didalam satu keluarga, gigi anak anaknya sehat, maka boleh diambil kesimpulan, ibu rumah tangga keluarga itu adalah seorang ibu yang pandai menjaga rumah tangganya. Dengan perkataan lain ibu rumah tangga yang bijaksana adalah ibu rumah tangga yang gigi geligi anak anaknya sehat. Persatuan dokter gigi Australia pernah mengungkapkan bahwa kesehatan gigi anak adalah tanggung jawab ibunya. Hal ini dapat dipahami karena umumnya yang paling dekat dengan anak adalah ibunya. Anak-anak belum dapat bersikat gigi secara betul dan

mungkin saja malah tidak mau. Maka itu harus dicari cara agar anak

15

anak senang bersikat gigi. Caranya ialah, ketika masih usia gigi tumbuh, yakni setelah usia enam bulan, mulai diperlihatkan cara bersikat gigi . Bila ibu atau ayah sedang bersikat gigi ,ajaklah ia melihat. Lama kelamaan ia tentu ingin meniru. Mulailah dengan mengajari pelanpelan dengan odol yang manis dan air yang bersih. Tentu untuk bersikat gigi seharusnya air yang sudah direbus, sehingga bebas dari bibit penyakit, ini berlaku bagi semua anggota keluarga. Bagaimana kita menjaga gigi anakanak dirumah, anakanak memang masih dalam taraf memerlukan bimbingan yang ketat, memerlukan kesabaran yang luar biasa. Memerlukan kebijaksanaan yang sempurna dan memerlukan cara yang baik. Anakanak pada umumnya senang gula-gula. Padahal gula adalah musuh gigi anakanak. Artinya apabila anak-anak terlalu banyak makan gulagula dan jarang membersihkan segera setelah mengulum gulagula, maka giginya banyak kariesnya. Mengapa demikian, tidak lain karena gula gula didalam permukaan gigi akan diubah oleh kumankuman dengan bahan dari mulutmulut kuman itu menjadi asam. Asam yang

menempel pada permukaan email, akan melunakkan permukaan email. Diatas paermukaan yang lunak itu, kumankuman akan tinggal didalam

melubanginya. Kemudian kuman kuman itu akan

lubang karies itu, untuk berkembang biak. Karies makin dalam dan seterusnya sampai gigi geligi itu makin rusak. Oleh karena itu harus dibatasi anakanak makan gulagula, lebihlebih coklat. Soalnya coklat disamping manis, mudah lengket diselasela gigi. Kini banyak

16

dijual sikat gigi khusus anakanak dengan bentuk yang sesuai dengan kesenanangan anakanak, demikian juga odolnya khusus untuk anak anak. Seterusnya secara pelanpelan dan sabar anak tersebut diajari bersikat gigi, setiap habis makan dan hendak tidur. Umumnya anak anak mudah mengikuti, bila perbuatan tersebut menyenangkan. Paling tidak sehari empat kali, yakni ketika hendak pergi kesekolah, setelah makan pagi, setelah makan siang, setelah akan malam dan hendak tidur. Tentu hal ini setelah bersekolah . Bila belum haruslah menyusaikan waktunya, empat kali sehari, seperti diterangkan diatas. Bila suka makan buah - buahan ajak

makan buah yang memiliki daya membersihkan gigi sendiri atau sering disebut dengan istilah self cleansing effect, seperti apel ,jeruk, jambu, pepaya dan lainlainya. Pisang boleh dimakan sesudah makan sebagai pelengkap

empat sehat lima sempurna, istilah makanan sehat orang Indonesia. Gambargambar kesehatan gigi geliigi, bagus bila ditempel

didalam kamar dimana ia suka belajar. Mungkin ia suka menggambar tentang gigi sehat dan halhal kesehatan lainya. Hal ini termasuk pemandangan lingkungan hidup yang sehat dan juga buah-buahan yang dapat membersihkan gigi tersebut. Harus diajarkan suka periksa keklinik gigi. Sebaiknya

ditanamkan untuk tidak takut berobat. Ajarilah senang periksa kepuskesmas. Ini penting sebab umumnya malah anaknya dibikin

17

takut kepada dokter dan jarum suntik. Awas kalau nakal dibawa kepuskesmas, Ini justru keliru sebab malah menanamkan bahwa dokter dan puskesmas adalah momok. Menurut Noor (1992), tujuan pendidikan kebersihan gigi adalah :
75. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut.


76. Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan

mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut. Jadi tujuan pendidikan kebersihan gigi bertujuan :
77. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kebersihan gigi 78. Mengigatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga

kebersihan gigi dan mulut


79. Menjabarkan akan akibat yang akan timbul dari kelainan menjaga

kebersihan gigi dan mulut


80. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke

sekolah
81. Tinjauan umum tentang anak SD

Anak yang berada dikelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

18

Perkembangan anak dari sisi emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat tehadap angka dan tulisan, meningkatnya

perbendaharaan kata, senang bicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Kareteristik anak usia SD Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatife sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relative sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juka menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabakan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya gigi dan panas dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.

19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


82. Desain Penelitian

Penelitian ini penilitian kuantitatif dengan menggunakan desain pra eksperimen (pre eksperimen design). Dimana anak SD sebelum dilakukan penyuluhan terlebih dahulu dilakukan observasi terhadap kebersihan gigi dam mulut anak, kemudian setelah dilakukan penyuluhan dilakukan observasi kebersihan gigi dan mulut untuk mengetahui akibat dari perlakuan (penyuluhan), pengujian sebabakibat dengan cara membandingkan hasil pre dan post penyuluhan sebagaimana dapat dilihat pada tabel sbb : Tabel : Desain penelitian
Subjek K Pre 0 Time 1 Perlakuan 1 Time 2 Post O1 Time 3

Ket : K : Subjek (Anak SD DDI Paotere) O : Observasi sebelum intervensi (pre) 1 : Intervensi (penyuluhan) 01: Observasi setelah intervensi (post)

20

83. Tempat dan waktu penelitian 84. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.


85. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 09 Juli 2011 27 Juli 2011


86. Populasi dan sampel 87. Populasi dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas V di SD DDI

PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.


88. Sampel penelitian bersifat purposive yaitu sampel diteliti sesuai

jumlah murid kelas V dengan alasan murid kelas V merupakan perawatan selektif menurut petunjuk pelaksanaan UKGS.
89. Kerangka konsep

Dalam penelitian ini, peneliti mengawali dengan pre test yaitu dengan mengobservasi pada populasi anak SD DDI PAOTERE untuk mendapatkan sampel dalam penelitian, anak SD yang termasuk dalam kriteria inklusi adalah anak SD DDI PAOTERE kelas V dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut yang buruk (menurut index OHI-S). Anak SD DDI PAOTERE kelas V yang tingkat kebersihan gigi dan mulut kurang dan sedang diberikan intervensi yaitu penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut. Kemudian dilakukan evaluasi dari hasil

21

intervensi yang dilaksanakan apakah terdapat perubahan/peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada anak.
90. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut.
91. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebersihan gigi dan mulut pada anak SD DDI PAOTERE.

Pre

Post

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Keterangan : : Variabel terikat : Variabel bebas


92. Hipotesis

Hipotesis alternative (Ha) : Ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada anak SD DDI PAOTERE Kec. Ujung Tanah Makassar.

22

93. Definisi operasional 94. Penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut

Penyuluhan adalah pemberian informasi kepada anak SD tentang kebersihan gigi dan mulut. Kriteria penyuluhan : Peneliti menjelaskan/mengajarkan tentang menyikat gigi yang baik dan benar serta mengenalkan makanan yang baik dan sehat yang harus dikomsumsi dan makanan apa saja yang harus dikurangi serta memberikan gambaran dan dampak yang akan terjadi bila kebersihan gigi dan mulut tidak dijaga. Kriteria objektif penyuluhan : Melaksanakan semua kriteria penyuluhan di atas.
95. Tingkat kebersihan gigi dan mulut anak

Untuk

mengukur

tingkat

kebersihan

gigi

dan

mulut

anak

menggunakan index OHI-S.


96. Kriteria Obyektif

Untuk mengukur keadaan kesehatan gigi dan mulut digunakan index OHI-S. Yaitu :
97.

0,0

-1,2 adalah kebersihan mulut dan gigi dikatakan baik

23

98.

1,33,0 adalah kebersihan mulut dan gigi dikatakan

sedang
99.

3,1

6,0 adalah kebersihan mulut dan gigi dikatakan buruk

100.

Te

khnik pengumpulan data


101.

Je

nis data adalah data primer dan sekunder


102.

An

alisa data : Analisa data dilakukan secara diskripsi dengan membuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian kemudian

mendistribusikannya dalam bentuk tabel.


103.

Al

at dan bahan
104.

Ala

t yang digunakan
105.

Ka

ca mulut
106.

So

nde

24

107.

Ni

er bekken
108.

Pin

set
109.

Ge

las
110.

Ala

t tulis menulis
111.

Sik

at gigi
112.

Mo

del
113.

Po

ster
114.

Ba

han yang digunakan


115. 116.

Air Ka

pas
117.

Sik

at gigi
118.

Pa

sta gigi

25

119.

Ca

ra kerja
120.

Me

lakukan penyuluhan pada anakanak yang terpilih sebagai sampel tentang pentingnya memelihara kebersihan gigi dan mulut.
121.

Me cara menyikat gigi

mpraktekkan dihadapan siswasiswi tentang yang baik dan benar.


122.

Me

lakukan pemeriksaan gigi.


123.

Ca

tat hasil pengamatan.

26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah dilakukan pengumpulan data terhadap semua murid kelas IV yang berjumlah 32 orang disekolah SD DDI PAOTERE Kec.Ujung tanah makassar diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak SD Berdasarkan Jenis Kelamin Sebelum Penyuluhan L 5 9 0 14 Jenis Kelamin Keterangan P Jumlah Persentase 6 12 0 18 11 21 0 32 34,375 65,625 0 100

No

Kriteria

1 2 3

Baik Sedang Kurang Jumlah

Tabel 2 Distribusi Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak SD Berdasarkan Jenis Kelamin Sesudah Penyuluhan

No

Kriteria

L 5 9 0 14

Jenis Kelamin Keterangan P Jumlah Persentase 6 12 0 18 11 21 0 32 34,375 65,625 0 100

1 2 3

Baik Sedang Kurang Jumlah

27

Tabel 3Distribusi Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak SD Secara Keseluruhan Sebelum Penyuluhan
124. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan langsung sebelum penyuluhan. Dan melakukan kembali pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut sesudah penyuluhan. Berdasarkan data yang data yang ditetapkan setelah mengadakan penelitian pada tabel 2 dan 3, distribusi dan presentase kebersihan gigi dan mulut yang baik meningkat 16% sedangkan yang mempunyai status kebersihan giginya kurang menurun 6,25% sesudah penyuluhan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan murid SD mengalami peningkatan sesudah penyuluhan. Hal ini juga dibuktikan oleh G. Tritana (2001) yang menyatakan kegiatan penyuluhan merupakan suatu proses belajar yang memiliki karakteristik khusus berupa adanya perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan terbentuk karena adanya latihan dan pengalaman, dimana perilaku sehat meliputi, pengetahuan sikap dan keterampilan dalam kaitan dengan kesehatan gigi dan mulut. Faktor kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor yang terpenting karena dengan memelihara kebersihan gigi dan mulut dapat mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menilai keberhasilan penyuluhan dapat dilihat dari adanya perubahan tingkat kebersihan gigi dan mulut, yang disusun oleh Green dan Vermillion (1960, 1964) dengan memberikan nilai (skor) adanya plak dan karang gigi yang menempel permukaan gigi.

28

Dan pada tabel I yaitu kebersihan gigi dan mulut sebelum dan sesudah penyuluhan mendapatkan selisih perubahan 0,63. Ini berarti penyuluhan kesehatan gigi dapat menurunkan indeks plak. Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian penelitian Axelson dan Lindhe (1974) demikian juga

yang dilakukan oleh lightner dkk (1971) menunjukkan hasil

yang hampir sama yaitu terjadi penurunan plak setelah intruksi kebersihan mulut (D. Simson,2002). Semakin baik perilaku membersihkan gigi maka semakin baik tingkat kebersihan gigi, sebaliknya semakin jelek perilaku membersihkan gigi, semakin jelek pula kebersihan mulutnya, hal ini sesuai dengan pendapat Taringan yang menyatakan bahwa menggosok gigi yang teratur akan menyebabkan kondisi rongga mulut semakin bersih dan baik, karena salah satu mengontrol plak yang dapat mencegah caries. Faktor yang terpenting dalam usaha menjaga kebersihan mulut adalah faktor kesadaran dan perilaku pemeliharaan higienis mulut secara personal karena kegiatannya dilakukan dirumah tanpa pengawasan siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan pemahaman

kesadaran serta kemauan pihak individu untuk menjaga kebersihan mulutnya.

29

BAB V PENUTUP
125. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditarik kesimpulan sebagai berikut :


126.

Pengetahuan

murid-murid

tentang

kesehatan gigi dan mulut sudah memadai.


127.

Murid-murid mempunyai motivasi yang

baik tentang kesehatan gigi.


128.

Murid-murid mempunyai perilaku yang

baik terhadap kesehatan gigi.


129.

Penyuluhan dan pelatihan sikat gigi yang

diberikan kepada anak- anak sekolah dasar cukup efektif untuk meningkatkan tingkat

kebersihan gigi dan mulut dan efeknya bisa bertahan sampai tiga minggu setelah

penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan.

130. 131.

Saran Untuk meningkatkan pengetahuan

murid-murid tentang kesehatan gigi dan mulut perlu ditambah frekuensi pendidikan kesehatan gigi di sekolah.

30

132.

Untuk lebih meningkatkan pengetahuan

orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut perlu ditingkatkan penyuluhan kepada orang tua oleh petugas kesehatan.
133.

Dalam melakukan pendidikan kesehatan

gigi, perlu melibatkan guru secara aktif agar selanjutnya guru mampu memberikan

pendidikan kesehatan gigi dalam memotivasi murid secara mandiri.


134.

Perlunya meningkatkan peran UKGS

disekolah agar lebih memotivasi murid sekolah dalam kesehatan gigi


135.

Perlunya

perhatian

dari

seluruh

kalangan baik orang tua, guru dan terutama petugas kesehatan akan pentingnya

penyuluhan dalam peningkatan kesehatan gigi dan mulut.


136.

Untuk

tercapainya derajat kesehatan

gigi dan mulut yang optimal maka upaya promotif melalui penyuluhan secara intensif dan berkesinambungan harus terus dilakukan.
137.

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

harusnya dimulai dari lingkungan keluarga sendiri.

31

32

DAFTAR PUSTAKA Gent, B. Van 2000, Andragologie en voorlichting, Proefschrift, Boom, Meppel. Houwink. B et al,2000 , Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Gadjah mada University press anggota IKAPI: Yogyakarta, Indonesia.
http://blogs.unpad.ac.id/kknmbatukaras2010/2010/09/20/kegiatan -2-penyuluhan-kesehatan-gigi-da-mulut/ http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii107/ http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx? tabID=61&src=a&id=187580

Katus, J, Aspecton van Wetenschapsvoorlichting.Voorlichting, bent. B, Van. J 2001. Sociale en Culture reeks halaman 218-234. Alphen a/d Rijk Brussel. Machfoedz, Ircham,2005, Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil/asmar Yetti Zein, cetakan ke-1: Fitramaya: Yogyakarta. Mevr. I. Van de Velden-Veldkamp,2000, Perawatan Kesehatan Mulut. Gadjah mada University press anggota IKAPI: Yogyakarta, Indonesia. Notoatmodjo Soekidjo 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Reno Rr Pudentiana. E, AMKG, S.Pd 2002. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas; Trans Info Media, Jakarta. Rouwenhorst. W. Leren gezond te ujn, 2002. Proefchrift, Walters-Nuordhoof b. v., bronifigen.

33

34

Lampiran 1 TABEL HASIL PEMERIKSAAN INDEKS OHI-S MURID KELAS V SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR TAHUN 2011 Tingkat Kebersihan Gigi Dan Selisih Mulut Berdasarkan OHI-S Sebelum Sesudah Perubahan penyuluhan Penyuluhan 1,8 1,2 0,5 2,5 2 0,5 2 1,6 0,4 2 1,3 0,7 2,8 2,5 0,3 1 0,8 0,2 2 1,2 0,8 2,6 2 0,6 2,8 2 0,8 2,6 2 0,6 1,2 1 0,2 2 1,2 0,8 2,6 2,6 0 2,2 2 0,2 1,6 1,5 0,1 2 1,6 0,4 2,8 2 0,8 4 2,8 1,2 2 1,5 0,5 1,1 1 0,1 2 2 0 2 1,3 0,7 2,5 2 0,5 2,4 2 0,4 3,3 3 0,3 1,8 1,5 0,3 1,8 1,5 0,3 2 1,2 0,2 1 0,6 0,4 2,7 1,8 0,9 1,5 1,5 0 1,2 1 0,2 Ket

Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

35

Tabel 2 Presentase Kriteria OHI-S Murid SD Sebelum Penyuluhan No 1 2 3 Kriteria Baik Sedang Kurang Jumlah Jenis Penelitian L 2 11 1 14 P 4 13 1 18 Jumlah 6 24 2 32 Presentase 18,75 75 6,25 100 Keterangan

Tabel 3 Presentase kriteria OHI-S murid SD sesudah penyuluhan No 1 2 3 Kriteria Baik Sedang Kurang Jumlah L 5 9 0 14 Jenis Kelamin Keterangan P Jumlah Presentase 6 11 34,375 12 21 65,625 0 0 0 18 32 100

Anda mungkin juga menyukai