Anda di halaman 1dari 8

A. Bahan dan Alat 1. Bahan a. b. c. d. e. 2. Alat a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.

Peta dasar (rupa bumi) Rol meter Clinometers Bor tanah Kompas Ring sampel Pisau Plastik kapasitas 1 kg Tali rafia Kamera Alat tulis Peralatan untuk analisis laboratorium Contoh tanah terusik Contoh tanah tidak terusik Contoh tanah dalam ring sampel Aquades Bahan kimia untuk analisis laboratorium

B. Tata Laksana Praktikum 1. Acara Pengamatan Bentuk-bentuk Erosi di Lapangan Tujuan: a. b. c. Dapat mengetahui kenampakan ciri-ciri erosi di lapangan sesuai dengan bentuk erosi Dapat membedakan berbagai bentuk erosi di lapangan Dapat melakukan pengukuran infiltrasi di lapangan

2. Acara Pengukuran Curah Hujan Tujuan: a. b. Dapat memahami dan melakukan pengukuran curah hujan Dapat memahami dan melakukan penghitungan erosivitas curah hujan

3. Acara Pengamatan di Lapangan mengenai Tekstur Struktur Tanah, Tanaman

yang ada dan Tindakan Konservasi yang telah dilakukan, serta Pengukuran Panjang Lereng dan Kemiringan Lereng Tujuan: a. b. c. d. e. f. Mendapatkn tipe struktur tanah, ukurannya dan ketahanannya Mengetahui tekstur tanah secara kualitatif Mengetahui panjang lereng di lapangan Mengetahui kemiringan lereng di lapangan Macam-macam tanaman yang diusahakan di lahan tersebut Mengetahui usaha/tindakan konservasi yang telah dilakukan

4. Acara Analisis Tekstur Tanah secara Kualitatif di Laboratorium dengan Metode Analisis Granuler Cara Pipet Tujuan: a. Menetapkan penyebaran zarah tanah: lempung, debu, dan pasir secara total b. Menetapkan kadar pasir sangat halus dan debu Alat dan Perlengkapan a. Gelas piala 800 ml b. Penyaring berkefeld c. Ayakan 50 mikron d. Gelas ukur 500 ml e. Pipet 20 ml f. Pinggan aluminium g. Dispenser 50 mkl h. Gelas ukur 200 ml

i. Stop watch j. Oven berkipas k. Pemanas listrik l. Neraca analitik ketelitian empat decimal Bahan a. Contoh tanah kering angin lolos 2 mm 10 g
b. H2O2 30% c. H2O2 10% (H2O2 30% diencerkan tiga kali dengan air bebas ion) d. HCl 2N e. Larutan Na4P2O7 4%

Cara Kerja
a. Menimbang 10 g ctka, memasukkan ke dalam gelas piala 800 ml dan

menambahkan 50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalam


b. Keesokan harinya, menambahkan 25 ml H2O2 30% dan memanaskannya

hingga tidak berbusa, kemudian menambahkan 180 ml air bebasion dan 20 ml HCl 2N
c. Memanaskan hingga mendidih pada pemanas listrik selam kurang lebih

10

menit.

Angkat

dan

setelah

agak

dingin,

kemudian

mengencerkannyadengan air bebas ion menjadi 700 ml


d. Mencucinya dengan air bebas ion menggunakan penyaring berkefield

atau dienap-tuangkan sampai bebas asam, kemudian menambahkan 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4% Pemisahan pasir e. Mengayak suspensi tanah yang telah diberi peptisator dengan ayakan 50 mikron sambil dicuci dengan air bebas ion
f. Menampung filtrat dalam silinder 500 ml untuk pemisahan debu dan

lempung g. Memindahkan butiran yang tertahan ayakan ke dalam pinggan aluminium yang telah diketahui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot

h. Mengeringkan (hingga bebas air) dalam oven pada suhu 1050C,

kemudian mendinginkannya dalam eksikator dan menimbangnya (berat pasir = Ag) Pemisahan debu dan lempung i. Mengencerkan filtrate dalam silinder menjadi 500 ml, kemudian mengaduknya selam 1 menit dan segera dipipet sebanyak 20 ml ke dalam pinggan aluminium
j.

Mengeringkan filtrat pada suhu 1050C (biasanya 1 malam), kemudian mendinginkannya dalam eksikator dan menimbangnya (berat debu+lempung+peptisator C g)

k. Untuk pemisahan lempung, mengaduk lagi selama 1 menit dan dibiarkan selama 3 jam 30 menit pada suhu kamar
l.

Memipet suspense lempung sebanyak 20 ml pada kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan kemudian memasukkannya ke dalam pinggan aluminium

m. Mengeringkan suspense lempung yang telah dipipet tersebutdalam oven

dengan suhu 1050C


n. Mendinginkannya

dalam

eksikator

dan

ditimbang

(berat

lempung+peptisator = C g) 5. Acara Analisis Bahan Organik Tujuan: Menetapkan kadar bahan organik tanah Alat a. Labu takar 50 ml b. Gelas pialla 50 ml c. Gelas ukur 25 ml d. Pipet drop e. Pipet ukur Bahan a. Ctka 0,5 mm

b. K2Cr2O7 1 N c. H2SO4 pekat d. H3PO4 85 % e. FeSO4 1 N

f. Indikator DPA g. Aquadest Cara kerja a. Menimbang ctka 0,5 mm 1 gram dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml
b. Menambahlan 10 ml K2Cr2O7 1 N c. Menambahkan dengan hati-hati lewat dinding 10 cc H2SO4 pekat setetes

demi seteteshingga menjadi berwarna jingga. Apabila warna menjadi kehijauan menambahkan K2Cr2O7 dan H2SO4 kembali dengan volume dapat diketahui (melakukan dengan cara yang sama terhadap blangko) d. Menggojog dengan memutar dan mendatar selama 1 menit lalu mendiamkannya selam 30 menit
e. Menambah 5 ml H3PO4 85 % dan mengencerkan dengn aquadest hingga

volume 50 ml, menggojog sampai homogen f. Mengambil 5 ml larutan bening dan menambah 15 ml aquadest serta indicator DPA sebanyak 2 tetes, kemudian menggojognya bolak-balik sampai homogeny
g. Menitrasi dengan FeSO4 1 N hingga warna hijau cerah

6. Acara Analisis Permeabilitas Tanah Tujuan Mengukur nilai permeabilitas tanah Alat a. Ring sampel b. Bak perendam c. Permeameter d. Gelasa piala

e. Jam/stop watch f. Penggaris g. Gelas ukur Bahan Contoh tanah tidak terusik dalam ring sampel Cara kerja a. Contoh tanah tidak terusik diambil dari lapisan tanah atas di lapangan yang akan diukur laju erosinya b. Contoh tanah bersama ring sampelnya direndam air dalam bak perendam sampai setinggi 3 cm dari dasar bak perendam selama 24 jam c. Setelah perendaman selesai, contoh tanah dalam ring sampel yang telah direndam sampai jenuh air dipindahkan ke permeameter. Alirkan air ke selang masuk permeameter dan diatur aliran airnya yang terpasang tadi
d. Setelah aliran konstan, air yang keluar dari alat permeameter ditampung

hingga keluar

permeameter tidak merusak struktur sampel tanah dalam ring sampel

pada gelas piala e. Kemudian melakukan pengukuran yaitu menampung air yang keluar dari permeameter mamakai gelas piala dalam jeda waktu tertentu misalnya 1 menit (menggunakan stop watch). Air ini lalu ditakar dengan menggunakan gelas ukur f. Melakukan pengukuran seperti ini sebanyak 5 kali daan menghitung rata-ratanya 7. Acara Penghitungan Prediksi Erosi Tujuan a. Menghitung erosivitas hujan b. Menghitung erodibilitas tanah c. Menghitung nilai panjang lereng d. Menghitung nilai kemiringan lereng e. Menghitung erosi dengan metode USLE

8. Fluktuasi pH tanah Alat a. Toples/gelas plastic b. pH meter c. Saringan 0,5 cm Bahan a. Tanah b. Kapur c. Pupuk kandang d. Aquadest Cara kerja a. Tanah disaring kurang lebih diperoleh 0,5 kg b. Tanah hasil saringan dimasukkan dalam toples atau gelas tertutup c. Tanah yang diperlakukan dengan kapur maupun pupuk kandang, dicampur dengan kapur atau pupuk kandang sesuai dosis perlakuan (1 ton/ha), kemudian diaduk hingga merata atau homogeny
d. Dalam pengukuran pH H2O, tanah yang sudah homogeny diambil 1 g

sebagai contoh tanah untuk diukur nilai pH tanahnya dan mencatat hasilnya e. Kemudian disimpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung f. Setiap minggu, tanah diambil contohnya untuk diukur nilai pH nya dan mencatat hasilnya

Anda mungkin juga menyukai