Anda di halaman 1dari 3

Profit Taking Tekan IHSG

Senin, 31 Oktober 2011, 16:43 WIB Pasar Modal

Pada perdagangan hari ini sebanyak 74 saham naik, 186 saham turun, dan sisanya 66 saham stagnan. Saham apa jasa yang mengalami penurunan cukup dalam? Dwitya Putra JakartaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ditutup menurun 39.113 poin (1,03%) ke level 3,790.847 pada perdagangan awal pekan Senin, 31 Oktober 2011. Sementara Indeks LQ 45 turun 8.307 poin (1,22%) ke level 675,572. Penurunan ini terjadi akibat tingginya aksi profit taking atau aksi ambli untung yang dilakukan investor asing maupun lokal dibeberapa sektor saham. Kondisi tersebut membuat indeks sama sekali tak mampu menyentuh zona hijau. Transaksi investor asing sendiri hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) sebesar Rp1,448 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Aksi ambil untung ini dipicu oleh telah masuknya posisi IHSG yang sudah cukup tinggi setelah menguat beberapa hari terakhir, sehingga membuat IHSG mengalamioverbought atau jenuh beli. Membaiknya kinerja emiten di triwulan III-2011 pun tak mampu mengganjal penurunan IHSG pada perdagangan hari ni. Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 121.231 kali pada volume 4,499 miliar lembar saham. Sebanyak 74 saham naik, 186 saham turun, dan 66 saham stagnan. Saham-saham yang turun cukup dalam antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp1.400 ke Rp58.600, Astra Internasional (ASII) turun Rp900 ke Rp69.000, Goodyear (GDYR) turun Rp650 ke Rp9.200, dan United Tractor (UNTR) turun Rp600 ke Rp24.600. (*)

Setelah 2 Hari Melemah, IHSG Akhirnya Menguat


Rabu, 2 November 2011, 16:32 WIB Pasar Modal

Penguatan IHSG hari ini merespon sentimen Eropa yang mulai rebound. Kondisi ini pun membuat investor mulai percaya diri melakukan aksi perburuan saham unggulan. Dwitya Putra

JakartaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup naik 78.022 poin (2,12%) ke level 3,763.034 pada perdagangan Rabu, 2 November 2011. Sedangkan LQ45 naik 17.284 poin atau sebesar 2,64% ke level 671.090. Kondisi ini merespon kondisi bursa-bursa di Eropa yang mulai rebound setelah melemah di beberapa perdagangan terakhir akibat tertekan krisis utang yang tak kunjung usai. Sentimen ini memberi semangat di bursa Asia, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Melihat bursa mulai menguat dari penutupan perdagangan sesi I, investor mulai terlihat percaya diri untuk melakukan aksi beli sahamsaham yang dianggap sudah turun cukup tinggi pada perdagangan beberapa hari terakhir. Saham-saham yang diburu merupakan sahamsaham unggulan, terutama berbasis tambang dan aneka industri. Perdagangan hari ini sendiri berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 141.448 kali pada volume 5,863 miliar lembar saham. Sebanyak 191 saham naik, 52 saham turun, dan sisanya 72 saham stagnan. Saham-saham yang naik signifikan tercatat diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp2.500 ke Rp69.000, Merck (MERK) naik Rp2.000 ke Rp129.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp1.250 ke Rp44.800, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp1.100 ke Rp58.000. (*)

Beginilah Cara BEI Tangani IHSG Anjlok


Sabtu, 29 Oktober 2011, 20:11 WIB Headline, Pasar Modal

Ketika IHSG mengalami penurunan mencapai 15%, wewenang BEI sudah tidak ada lagi dan menyerahkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Dwitya Putra LombokPT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, ada beberapa hal yang akan dilakukan BEI ketika kondisi IHSG mengalami kemerosotan atau koreksi sangat dalam. Direktur Teknologi Informasi BEI Adikin Basirun mengatakan, hal yang akan dilllakukan yakni ketika IHSG minus 5%, BEI akan memonitor dan diinformasikan secara elektronik untuk mencermati. Pada fase ini kita melakukan monitoring apa yang telah terinformasikan secara sistem elektronik, kata Aidikin, kepada wartawan, saat workshop bersama wartawan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 28 Oktober 2011. Menurutnya, etika IHSG minus 7%, direksi akan dipanggil secara bersamaan dan melakukan rapat untuk mengambil keputusan. Ketika Indikator IHSG masuk ke fase penurunan ketiga yakni 10%, direksi dapat melakukan keputusan freeze atau trading hold, jelasnya. Adikin menambahkan, sistem ini sudah di-setting sedemikianrupa sehingga direksi dapat melakukan penghentian sementara perdagangan (susspend) selama 30 menit. Namun, direksi melihat kondisi itu dilakukan apabila kondisi perdagangan belum memasuki menit terakhir perdagangan, tegasnya. Menurut Adikin, ketika IHSG mengalami penurunan sudah dalam atau mencapai 15%, wewenang BEI sudah tidak ada lagi dan menyerahkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK). Kalau Bapepam melakukan suspensi, maka perdagangan itu di-stop selama satu hari perdagangan, jelasnya. (*)

Aksi Ambil Untung Saham Komoditas Bawa Turun IHSG


Kamis, 20 Oktober 2011, 16:45 WIB Pasar Modal

Investor terlihat mulai mengamankan sebagian portofolio sahamnya di pasar modal. Saham apa saja yang turun cukup dalam pada perdagangan hari ini? Dwitya Putra JakartaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot 62.530 poin (1,70%) ke level 3,622.776 pada perdagangan Kamis, 20 Oktober 2011. Sedangkan Indeks LQ 45 ditutup turun 12.739 poin (1,94%) ke level 641,276. Penurunan ini terjadi akibat maraknya aksi ambil untung yang kembali dilakukan investor, sehingga membuat indeks tak mampu bergerak ke arah zona hijau. Tekanan jual sendiri terjadi di saham-saham berbasis komoditas terutama tambang. Perdagangan hari ini frekuensi transaksi tercatat telah mencapai 106.775 kali pada volume 4,12 miliar lembar saham. Sebanyak 43 saham naik, 204 saham turun, dan sisanya 53 saham stagnan. Investor asing memilih terlihat cari aman dan keluar sejenak dari pasar modal. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp193,249 miliar di seluruh pasar. Saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp1.650 ke Rp40.600, Astra Internasional (ASII) turun Rp1.500 ke Rp67.800, dan Century Textile (CNTX) turun Rp1.100 ke Rp6.000.

Anda mungkin juga menyukai