Anda di halaman 1dari 76

0

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL OUT DOOR LEARNING
DI TAMAN SAINS UNJ TERHADAP MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Bekasi)








RAGIL ADIPUTRA
3415051792

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2010


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses yang sangat penting dan
hendaknya dilakukan sepanjang hayat. Proses belajar penting dilakukan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat
menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan terampil. Poses
belajar dapat dilakukan di mana saja seperti di rumah, di sekolah ataupun
dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang
terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen-komponen tersebut antara
lain tujuan pendidikan dan pembelajaran, peserta didik atau siswa, tenaga
kependidikan khususnya guru, perencanaan pembelajaran sebagai suatu
segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi
pengajaran (Hamalik, 2005).
Proses pembelajaran tidak senantiasa berhasil, karena belajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang seringkali dapat mengakibatkan
kegagalan atau setidaknya menjadikan gangguan yang bisa menghambat
kemajuan proses pembelajaran. Secara umum faktor-faktor yang

1
2

mempengaruhi pembelajaran adalah faktor internal, faktor eksternal dan
faktor pendekatan pembelajaran (Syah, 2006).
Salah satu faktor internal yang dapat mempengarhui proses
pembelajaran adalah minat belajar siswa. Setiap siswa memiliki minat
yang berbeda-beda terhadap setiap mata pelajaran. Belajar dengan minat
akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat.
Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan
kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan
bermanfaat bagi dirinya (Hamalik, 2005).
Kurangnya minat terhadap suatu mata pelajaran atau terhadap
suatu materi tertentu dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Kurangnya minat dapat disebabkan karena model pembelajaran yang
kurang menarik perhatian siswa, sedangkan proses timbulnya minat
didahului dengan adanya interaksi antara perhatian seseorang dengan
beberapa objek yang akhirnya muncul minat terhadap objek tertentu
sebagai pilihan karena lebuh disenangi atau lebih disukai dibandingkan
dengan obyek lainnya.
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan.
Semua benda yang hidup menjadi obyek dari Biologi. Biologi juga
merupakan ilmu yang berobyekkan benda-benda hidup, oleh karena itu
metode pembelajaran yang dianjurkan adalah pembelajaran yang
menggabungkan pengetahuan konsep dengan kehidupan sehari-hari.
3

Saat ini guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang
memisahkan konsep dengan realitas kehidupan sehari-hari dan semakin
menjauhkan pemahaman tentang alam sekitar dengan kehidupan siswa
dan seringkali penyampaian materi yang disampaikan guru hanya sebatas
pemberian konsep tanpa dilanjutkan ke tahap aplikasi (Widyandani, 2008),
sehingga secara tidak langsung dapat menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran.
Model pembelajaran di luar ruang kelas (out door learning) dapat
dijadikan sebagai alternatif pembelajaran Biologi yang dapat menarik
minat siswa dalam belajar. Model out door learning adalah model
pembelajaran dimana guru mengajak siswa belajar di lua kelas untuk
melihat langsung peristiwa di lapangan (Samatowa, 2006). Model out door
learning dapat dilaksanakan secara sederhana di lapangan atau taman
sekolah agar sarana yang disediakan sekolan menjadi tepat guna. Model
out door learning juga dapat dilaksanakan pada sebuah sumber belajar
berupa Taman Sains.
Salah satu taman sains yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar dalam menerapkan model out door learning adalah Taman Sains
Universitas Negeri Jakarta. Taman Sains UNJ ini berlokasi di Jalan Raden
Inten Duren Sawit, Jakarta Timur. Taman Sains UNJ memiliki beragam
fasilitas yang dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran
yang berkaitan dengan ekologi, botani, dan zoologi. Penggunaan Taman
Sains UNJ yang memiliki berbagai fasilitas penunjang pembelajaran
4

Biologi diharapkan dapat menunjang pembelajaran Biologi melalui model
out door learning sehingga berpengaruh terhadap minat siswa untuk
mempelajari Biologi secara nyata. Keterkaitan antara minat belajar Biologi
dengan penerapan out door learning di Taman Sains UNJ inilah yang
melatarbelakangi penelitian ini dilakukan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apakah model out door learning di Taman Sains UNJ dapat
diterapkan dalam pembelajaran Biologi SMA?
2. Apakah terdapat pengaruh penerapan model out door learning di
Taman Sains UNJ terhadap minat belajar Biologi siswa pada materi
keanakeragaman hayati?
3. Bagaimana pengaruh penerapan model out door learning di Taman
Sains UNJ terhadap minat belajar Biologi siswa di SMA Negeri 2
Bekasi?
4. Apakah penerapan model out door learning di Taman Sains UNJ dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada materi keanekaragaman
hayati?
5. Bagaimana upaya menerapkan model out door learning di Taman
Sains UNJ untuk meningkatkan minat belajar Biologi siswa pada
materi keanekaragaman hayati?

5

C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada pengaruh
penerapan model out door learning di Taman Sains UNJ terhadap minat
belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Bekasi pada materi keanekaragaman
hayati.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka masalah yang akan diteliti
dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penerapan model
out door learning di Taman Sains UNJ terhadap minat belajar Biologi
siswa SMA Negeri 2 Bekasi pada materi keanekaragaman hayati?.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
model out door learning di Taman Sains UNJ terhadap minat belajar
Biologi siswa SMA Negeri 2 Bekasi oada materi keanekaragaman hayati.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Memberikan alternatif model pembelajaran Biologi berupa out door
learning bagi guru dan siswa.
2. Memberikan informasi kepada guru mengenai Taman Sains UNJ yang
dapat di jadikan sebagai referensi sumber belajar Biologi.
6

3. Menjadikan model out door learning sebagai model pembelajaran
Biologi yang dapat menarik minat belajar siswa pada materi
keanekaragaman hayati.
4. Sebagai salah satu sumber referensi bagi penelitian berikutnya.













7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Biologi
Belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan
atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang
terjadi (Fauzi, 2004). Belajar adalah proses melihat, mengamati, dan
mempelajari sesuatu (Sudjana, 1987).
Pembelajaran adalah kegiatan berupa interaksi antara guru dan
siswa melalui komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal
balik antara guru dan siswa merupakan ciri dan syarat utama
berlangsungnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran berarti
kesatuan proses siswa belajar dan guru yang membelajarkan.
Pembelajaran juga merupakan kegiatan pembelajaran yang ditinjau dari
sudut pandang kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa yang
direncanakan guru. Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi
komunikasi aktif antar guru, siswa dan komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Rustaman, 2003).

7
8

Proses pembelajaran melibatkan dua proses, yakni siswa yang
belajar dan guru yang mengajarkan. Kedua proses diharapkan terjalin
interaksi yang saling meunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai
secara optimal lewat proses pembelajaran itu (Rustaman, 2003).
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat terlihat dari efisiensi,
keefektifan, relevansi dan produktivitasnya dalam mencapai tujuan
pembelajaran (Sudjana, 2005). Penyajian yang kurang menarik pada
proses pembelajaran dan beban dalam mempelajari pelajaran dapat
mengakibatkan terganggunya efektifitas proses pembelajaran.
Biologi merupakan ilmu yang berasal dari keingintahuan tentang
makhluk hidup, lingkungan alam, dan kelangsungan hidup makhluk hidup
(Rustaman, 2003). Oleh sebab itu, biologi dapat dikatakan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungan alam. Jika
makna pembelajaran dan biologi digabung maka pembelajaran biologi
dapat didefinisikan sebagai interaksi timbal balik antara guru dan siswa
untuk mempelajari makhluk hidup dan lingkungan alam yang berlangsung
dalam situasi edukatif.
2. Model Out Door Learning
Pembelajan di luar ruang (Out Door Learning) merupakan suatu
model pembelajaran dengan permainan yang mengandung nilai-nilai
pendidikan dan mendekatkan siswa dengan alam. Alam sebagai sumber
belajar merupakan solusi ketika terjadinya kejenuhan terhadap metodologi
pendidikan di dalam ruangan (Herry, 2008).
9

Model out door learning merupakan suatu model pembelajaran
yang berupa untuk menciptakan tujuan pembelajaran agar terhindar dari
kejenuhan dan kebosanan belajar yang hanya di dalam kelas. Model out
door learning menurut Ginting dalam Widyandani, (2008) adalah sebuah
model pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai
situasi pembelajaran serta menggunakan berbagai permainan sebagai
media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam
pembelajaran.
Model out door learning pada prinsipya sama dengan pendidikan
formal, namun hanya kemasannya saja yang berbeda (Suardini, 2008).
Menurut Samatowa, (2006) model out door learning lebih memadukan
unsur bermain sambil belajar. Secara psikologis proses pengetahuan
akan maksimal apabila dilakukan melalui pengalaman. Besarnya manfaat
ilmu pengetahuan yang diperoleh, akan direfleksikan ke dalam sikap dan
perilaku, pola pikir dan motivasi keseharian (Widayanti, 2003).
Peranan guru dalam melaksanakan model out door learning adalah
sebagai fasilitator. Peran guru dalam pembelajar berpusat pada siswa
bergeser dari semula menjadi pengajar menjadi fasilitator. Fasilitator
adalah orang yang memberikan fasilitas. Dalam hal ini adalah
memfasilitasi proses pembelajaran pada siswa. guru menjadi mitra
pembelajaran yang berfungsi sebagai pendamping bagi siswa (Herry,
2008). Menurut Widyandani, (2008) bekal bagi guru untuk dapat
10

menjalankan perannya sebagai fasilitator salah satunya adalah
memahami prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Terdapatbeberapa tahapan yang perlu dilakukan agar
penyampaian materi mencapai tujuan yang diinginkan guru (Widyandani,
2008). Tahapan pelaksanaan tersebut antara lain:
a) Ice Breaking
Tahapan ini berperan untuk bisa merangsang rasa ingin tahu dan
membangun konsentrasi peserta karena kegiatan ini berfungsi sebagai
sarana perkenalan antar peserta maupun fasilitator, membangkitkan
semangat dari peserta, maupun meminimalkan kepasifan dari para
peserta. Pada tahap ini menggunakan sebuah topik yang kompleks untuk
dimasukkannya ke dalam sebuah permainan dan menjelaskan bagaimana
memulai permainan (Bruce, 1995).
b) Matter
Pada tahap ini mulai diterangkannya materi pelajaran serta diberi
tugas kepada siswa dan panduan singkat untuk mengerjakan tugas
tersebut (Bruce, 1995). Umumnya permainan ini menimbulkan
keingitahuan siswa dari sebuah permainan tersebut dan dapat
memberikan pengetahuan tentang alam melalui permainan. Misalnya
pengetahuan tentang jaring-jaring kehidupan. Makhluk hidup di alam
saling tergantung satu sama lain. Apabila salah satu terputus, maka
kehidupan mereka di alam akan tergantung. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan permainan yang mudah dipahami oleh siswa.
11

c) Evaluation
Evalution (evaluasi) dapat dilakukan dengan sebuah permainan
juga. Misalnya membuat puisi, cerita, lukisan, dan sebagainya. Hal ini
dapat menjadi kenangan para siswa. pada tahap ini mulai adanya timbal
balik antara siswa dan guru, guru mulai mengklarifikasi pemahaman siswa
mengenai materi pembelajaran (Bruce, 1995).
d) Sharing
Pada tahap ini dilaksanakannya meringkas kejadian dan pengertian
mengenai materi pembelajaran dan mulai terbentuknya proses analisis
dengan materi dan kehidupan nyata di alam (Bruce, 1995). Tukar
pengalaman setelah berkunjung ke lapangan sangat penting artinya
dalam sebuah pendidikan konservasi alam. Tukar pengalaman ini
diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang
kehidupan di alam.
3. Minat Belajar
Minat diartikan sebagi kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang berhubungan dengan
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri (Sardiman, 1988). Minat juga
dapat diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan
sesuatu hal yang berharga bagi orang (Darajat, 1995).
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Minat
juga merupakan kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa
12

tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa
senang untuk mempelajari materi itu (Winkel, 1996).
Berdasarkan pengertian tentang minat diatas dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang menetap untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dengan
mengenang berbagai aktivitas atau kegiatan yang telah dialaminya.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar. Suatu minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal dari pada hal yang lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Slameto, 1995).
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat belajar (Slameto,
1995) antara lain:
a) Membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru dengan
menggunakan minat-minat siswa yang telah ada, misalnya siswa
menaruh minat pada mata pelajaran tertentu. Sebelum mengajarkan
pelajaran itu, guru dapat menarik perhatian siswa dengan
menceritakan sedikit mengenai kejadian sehari-hari yang ada
hubungannya dengan pelajaran kemudian sedikit demi sedikit
diarahkan pada materi pelajaran sesungguhnya.
b) Membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai
dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan
13

antara suatu bahan pengajaran yang lalu dan menguraikan
kegunaannya dari siswa di masa yang akan datang.
Minat dalam penelitian ini adalah minat yang dihubungkan dalam
pembelajaran biologi dengan beberapa aspek yang membetuk minat.
Aspek-aspek yang membentuk minat antara lain:
a) Perhatian
Perhatian adalah proses pemusatan pengerahan aktivitas tenaga
psikis (pikiran) dan fisik terutama indera dan gerakan tubuh pada fokus
tertentu. Pengarahan aktivitas pikiran dan fisik tersebut sangat
dipengaruhi oleh kadar kesadaran yang turut serta pada aktivitas tersebut
(Surya, 2009).
Siswa akan memilih perhatian terhadap stimulus yang disenangi.
Adanya stimulasi yang tidak menyenangkan membuat siswa untuk
memilih terhadap stimulasi yang disukai. Misalnya, jika siswa sudah
menyukai pelajaran biologi, maka siswa tersebut akan memusatkan
perhatiannya terhadap pelajaran yang disenanginya.
Perhatian siswa akan timbul jika dirangsang oleh guru dengan
penyajian yang menarik, juga dalam hal ini akan lebih baik jika tiap materi
pelajaran dapat diterima oleh siswa dengan perhatian yang cukup intensif.
Perhatian yang tidak disengaja atau sopan cenderung untuk berlangsung
lebih lama dan lebih intensif dari pada perhatian yang disengaja.
b) Perasaan senang
14

Siswa yang mempunyai pendapat yang sama dengan temannya
akan terlihat dari tingkah laku yang disertai dengan perasaan senang yang
ditandai dengan kepuasan atau rasa senang. Kepuasan ini biasanya
disertai dengan kekuatan berespon. Dalam hal ini guru ingin
menumbuhkan tingkah laku yang dapat menimbulkan kepuasan dan
berasal dari diri siswa. Dari kepuasan atau perasan senang ini dapat
timbul minat pada diri siswa.
c) Konsentrasi
Konsentrasi belajar itu maksudnya adalah pemusatan daya pikiran
dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau
menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang
dipelajari (Surya, 2009). Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan
konsentrasi. Konsentrasi dapat merupakan aktivitas jiwa untuk
memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa
konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek,
demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat
dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut
sangat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap
pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.
Konsentrasi dapat meningkatkan apabila siswa tersebut
mempunyai dorongan atau minat terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki
minat yang besar terhadap biologi memiliki tingkat konsentrasi belajar
15

yang tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai minat
terhadap biologi.
d) Kemauan untuk tahu lebih banyak
Kemauan untuk tahu lebih banyak akan mendorong seseorang
untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna memperoleh penjelasan yang
berkaitan dengan objek yang menarik perhatiannya. Apabila individu
memperhatikan suatu objek yang menyenangkan, maka ia cenderung
akan berusaha lebih aktif dengan objek tersebut.
e) Mengerjakan tugas
Siswa yang mempunyai minat yang besar terhadap mata pelajaran
biologi akan membuat siswa tersebut selalu mengerjakan tugas biologi
dengan rajin. Begitu pula sebaliknya, jika siswa tersebut tidak memiliki
minat terhadap mata pelajaran biologi. Maka tugas yang dikerjakan tidak
dapat dikerjakan dengan baik dan maksimal.
f) Motivasi
Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar
terdorong untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan
yang diinginkan. Menurut Purwanto (1990), motivasi bertujuan untuk
menggerakkan/memacu timbulnya keinginan dan kemauan untuk
meningkatkan prestasi atau minat belajarnya sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

16

4. Taman Sains Universitas Negeri Jakarta
Taman sains mempunyai dua unsur kata, antara lain taman yang
memiliki pengertian sebagai suatu tempat dimana terdapat berbagai
macam fasilitas dan tanaman yang ditaman disana. Taman dapat
dijadikan sebagai tempat rekresasi, tempat bermain, ataupun sebagai
tempat belajar. Kata yang kedua yaitu sains yang merupakan ilmu yang
mempelajari tentang alam sekitar. Sains terbagi atas tiga macam bidang
ilmu, yaitu fisika, kimia, dan biologi. Jadi taman sains berarti sebuah
tempat yang disana terdapat fasilitas-fasilitas yang mendukung
pembelajaran sains seperti berbagai tamanan yang ditaman disana.
Taman sains yang dimiliki oleh Universitas Negeri Jakarta berlokasi
di Duren Sawit Jakarta Timur. Dahulu fasilitas ini bernama Kebun Botani
Jurusan Biologi, dan kemudian berintegrasi dengan jurusan lain di
lingkungan FMIPA, fasilitas ini dikembangkan menjadi sebuah Taman
Sains yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sains dalam sebuah
laboratorium alam. Dalam Taman Sains ini terdapat berbagai bentuk
komunitas ekologi, seperti komunitas perairan tawar, komunitas
persawahan tadah hujan dan komunitas lahan kering.
Taman Sains UNJ dalam penelitian ini akan kami jadikan sebagai
sumber beajar Biologi. Sumber belajar (learning resources) menurut
Depdiknas (2004) adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secata terkombinasi sehingga
17

mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar mencakup apa saja yang
digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan menampilkan
kompetensinya. Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik,
dan latar (AECT, 1977). Segala hal yang sekiranya diprediksi akan
mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajan
dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini
maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja
dari sekian banyak sumber belajar lainnya.
Sumber belajar menurut Depdiknas (2004) mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (1).
Mempercepat laku belajar dengan menggunakan waktu secara lebih
baik dan (2). Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,
sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
b) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara (1). Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional,
(2). Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai
dengan kemampuannya.
c) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan
cara: (1). Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis,
(2). Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelittian.
18

d) Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan: (1). Meningkatkan
kemampuan sumber belajar, (2). Penyajian informasi dan bahan
secara lebih konkret.
e) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (1). Mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya lebih konkret, (2). Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi
yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi tersebut sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti
penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil
belajar. Secara garis besar terdapat dua jenis sumber belajar (Depdiknas,
2004), yaitu:
a) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni
sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan
sebagai komponen sistem intruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.
b) Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization),
yakni sumber belajar yang tidak didisain khusus untuk keperluan
pembelajaran dan keberadaanya dapat ditemukan, diterapkan dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Berdasarkan kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar
dapat berbentuk: (1). Pesan, informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng,
hikayat, dan sebagainya (2). Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara
19

sumber tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier, dan
sebagainya (3). Bahan: buku, transparansi, film, slide, slides, gambar,
grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik dan
sebagainya (4). Alat/perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio,
televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor,
alat listrik, obeng, dan sebagainya (5). Pendekatan/metode/teknik: diskusi,
seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan,
percakapan biasa, diskusi, debat, talk show, dan sejenisnya (6).
Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, taman, kebun,
pasar, toko, museum, kantor, dan sebagainya.
B. Kerangka Berfikir
Secara umum terdapat terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah. Faktor
tersebut dapat berupa faktor internal, faktor eksternal serta faktor
pendekatan belajar.
Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi ketercapaian
tujuan pembelajaran adalah minat belajar siswa. Minat merupakan
kecenderungan jiwa menerap untuk merasa tertarik pada bidang studi
atau pokok bahasan tertentu dengan mengenang berbagai aktivitas atau
kegiatan yang telah dialaminya. Minat seseorang dapat dipengaruhi oleh
berbagai aspek seperti rasa ingin tahu akan sesuatu, perhatian, perasaan
senang, motivasi dan lain sebagainya.
20

Kurangnya minat terhadap suatu materi tertentu dapat
mempengaruhi proses belajar. Kurangnya minat dapat disebabkan karena
penggunaan model pembelajaran yang kiurang menarik perhatian
sedangkan minat timbul dari serangkaian interaksi perhatian seseorang
terhadap obyek tertentu sebagai pilihan karena lebih disenangi atau lebih
disukai dibanding obyek-obyek lainnya.
Biologi merupakan mata pelajaran yang mempelajari makhluk hidup
dan alam sekitar. Pembelajaran biologi yang dianjurkan adalah
pembelajaran secara nyata untuk memupuk rasa ingin tahu siswa melaui
metode imiah dalam mencari jawaban berdasarkan fenomena alam.
Pembelajaran biologi seharusnya diajarkan melalui pengalaman langsung
sehingga menjadikan proses belajar biologi menjadi bermakna bagi siswa,
karena siswa dapat berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan
semua alat inderanya. Salah satu model pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman langsung terhadap pembelajaran biologi adalah
model out door learning.
Model out door leraning merupakan suatu model pembelajaran
yang dilakukan di luar kelas serta menggunakan berbagai macam
permainan dan lingkungan sebagai sumber belajar sebagai media
penyaluran informasi. Model our door learning diharapkan mampu
menciptakan suasana belajar interaktif sehingga dapat menambah minat
dan perhatian siswa dalam pembelajaran biologi.

21

C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat
dirumuskan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat
pengaruh penerapan model out door learning di Taman Sains UNJ
terhadap minat belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Bekasi.


















22

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian
Tujuan operasional penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh
penerapan model out door learning di Taman Sains UNJ terhadap minat
belajar biologi siswa SMA Negeri 2 Bekasi khususnya pada materi
keanekaragaman hayati.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Taman Sains UNJ pada semester ganjil
Tahun Ajaran 2009-2010. Penelitian ini dilaksanakanan pada bulan
Oktober sampai Desember 2009.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment, yaitu penelitian yang memiliki kelompok kontrol tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2008).
Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah penggunaan model out door learning, sedangkan
variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar Biologi siswa
SMA Negeri 2 Bekasi.
Desain penelitian yang digunakan adalah Static Group Design.
Desain ini disebut juga sebagai non equivalent posttest only design. Pada

22
23

desain ini peneliti hanya memberikan variasi tertentu pada Kelas
Eksperimen (KE) dan memberikan variasi lain atau tidak memberi variasi
apapun pada Kelas Kontrol (Seniati , 2008).
Rumus Static Group Design yang digunakan adalah :
(KE) (X) O
E
--------------------------------------
(KK) O
K


Keterangan :
KK : Kelas Kontrol dengan perlakuan ceramah dan diskusi
KE : Kelas Eksperimen dengan perlakukan penerapan model
out door learning di Taman Sains UNJ
X : Pemberikan perlakuan berupa penerapan model out door
learning di Taman Sains UNJ
OE dan OK : Posttest berupa pemberian angket minat belajar Biologi
pada KE dan KK
D. Populasi dan Sampling
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA
Negeri 2 Bekasi semester ganjil Tahun Ajaran 2009-2010. Populasi
terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh kelas X yang berjumlah
delapan kelas, tetapi sampel yang digunakan adalah kelas X-1 yang
dijadikan sebagai Kelas Eksperimen (KE) dan kelas X-2 yang dijadikan
sebagai Kelas Kontrol (KK). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30
orang siswa untuk tiap-tiap sampel yang digunakan. Penentuan sekolah
dan kelas sampel ini mengggunakan teknik purposive sampling.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini didapatkan melalui beberapa cara
pengumpulan data, yaitu:
24

1) Instrumen Minat
Instrumen minat (Lampiran 1) digunakan untuk mendapatkan data
mengenai skor minat belajar Biologi siswa. Instrumen minat ini disebarkan
setelah pemberian perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) Lembar Observasi
Lembar Observasi (Lampiran 2) digunakan untuk mengetahui
bagaimana keterlaksanaan penerapan model out door learning di Taman
Sains UNJ di kelas eksperimen dan penerapan metode pembelajaran
ceramah dan diskusi di kelas kontrol.
F. Instrumen Penelitian
1) Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
a. Instrumen Minat
Instrumen minat digunakan untuk mendapatkan data skor minat
belajar Biologi pada materi keanekaragaman hayati. Skala pengukuran
yang digunakan pada instrumen ini adalah Skala Liker. Pada angket ini
juga terdapat butir pernyataan positif dan negatif dengan kriteria penilaian
yang berbeda (Tabel 1).
Tabel 1. Kriteria penilaian angket berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban
Nilai Pernyataan
Butir Positif Butir Negatif
SS ( Sangat Setuju) 5 5
S (Setuju) 4 4
TT (Tidak Tahu) 3 3
TS (Tidak Setuju) 2 2
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 1
(Sumber : Riduwan, 2007)


25

Instrumen minat ini dibuat berdasarkan kisi-kisi pembentuk minat
yang sebelumnya diuji validitas dan reliabilitasnya (Tabel 2).
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Biologi
No. Aspek Minat
Nomor Angket
Jumlah
Butir Positif Butir Negatif
1 Perhatian
6, 13, 31, 38, 45,
50
16, 19, 55, 57*,
60*
11
2 Perasaan Senang
1, 4*, 17*, 28, 37*,
45, 56
6, 10, 39, 41*, 52 12
3 Konsentrasi 8, 20, 21, 26 25*, 32, 34, 42 8
4
Kemauan Untuk Tahu
Lebih Banyak
2, 11, 12, 29, 57,
53
15, 24*, 59* 9
5 Mengerjakan Tugas 3, 35, 48, 51, 54 7, 27, 44* 8
6 Motivasi
18, 22, 24, 33*,
36, 43, 49, 58
9, 14, 30, 40 12
Julah 60
Keterangan : *) Butir pernyataan tidak valid
b. Lembar Observasi
Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan
penerapan model out door learning secara langsung pada saat penelitian.
Lembar observasi ini berisi sejumlah pertanyaan yang akan diisi oleh
pengamat/ observer (lampiran 2).
2) Pengujian instrumen
a. Uji Validitas
Perhitungan validitas bertujuan untuk mengukur tingkat kesahihan
suatu instrumen. Intrumen dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2008).
Validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi dan validitas
butir soal/item. Validitas item dihitung dengan rumus Korelasi Pearson
26

Product Moment. Rumus yang digunakan adalah rumus Korelasi Pearson
Product Moment (Riduwan, 2007), sebagai berikut:

} {

}

Keterangan :
r
xy
: Korelasi Pearson Product Moment
x : Jumlah skor distribusi X
y : Jumlah skor distribusi Y
xy : Jumlah perkalian skor X dan Y
x
2
: Jumlah kuadrat skor distribusi X
y
2
: Jumlah kuadrat skor distribusi Y
Butir instrumen dinyatakan valid jika harga koefisien korelasi yang
dicari (r
xy
) memiliki nilai yang lebih besar dari harga keofisien korelasi yang
ditentukan berdasarkan tabel (r
tabel
). Nilai r
tabel
yang ditentukan pada taraf
signifikansi (o) = 0,05 adalah 0,312. Berdasarkan perhitungan validitas
terhadap angket minat belajar Biologi (Lampiran 3), ternyata dari total 60
butir pernyataan hanya 49 butir pernyataan yang valid. Hasil tabulasi dari
uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 4.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari
instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil dari suatu pengukuran dapat
dipercaya (Sugiyono, 2008)
Reliabilitas instrument penelitian dihitung dengan rumus Alpha
Cronbach (Riduwan, 2007) :
27

)
`

=

t
i
n
n
r
2
2
11
1
1 o
o

Keterangan :
r
11
: Reliabilitas yang dicari

2
i : Jumlah varians skor tiap-tiap soal

2
t : Varians total
Kriteria penentuan reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat
berdasarkan indeks korelasinya (Riduwan, 2008), dengan rentangan
sebagai berikut :
0,800 1,000 : Sangat tinggi
0,600 0,799 : Tinggi
0,400 0,599 : Cukup
0,200 0,399 : Rendah
0,000 0,199 : Sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen, didapatkan
bahwa indeks korelasi (r
11
) = 0,965. Maka didapatkan hasil bahwa semua
butir yang telah diuji adalah sangat tinggi reliabilitasnya (Lampiran 4).
Berdasarkan data skor minat belajar Biologi siswa setelah
perlakuan, kemudian dilakukan pembagian kategori skor minat
berdasarkan kriteria skor ideal. Pengelompokkan tingkat minat belajar
Biologi siswa berdasarkan kriteria skor ideal ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Katogeri Skor Minat Belajar Biologi
Kriteria Rentang Skor
Tinggi 166 245
Sedang 83 165
Rendah 0 82
Sumber : Riduwan (2008)
28

Pembagian skor pada Tabel 5 mengenai minat belajar Biologi siswa
dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
Skor tertinggi = Jumlah soal x 5
= 49 x 5 = 245
Skor terendah = Jumlah soal x 0
= 49 x 0 = 0
Rentang Kategori = (Skor tertinggi Skor terendah) : 3
= (245 0) : 3 = 81,67 82
Jadi tiap kategori minat belajar Biologi siswa mempunyai rentang
sebesar 82 angka.
G. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini dibagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
a) Melakukan observasi ke Taman Sains UNJ yang akan dijadikan
sebagai tempat penelitian
b) Melakukan observasi pada sekolah tempat penelitian
c) Mengajukan permohonan izin untuk mengadakan penelitian di SMA
Negeri 2 Bekasi
d) Menyusun angket minat belajar Biologi yang disusun berdasarkan kisi-
kisi (Lampiran 1)
e) Melakukan uji coba angket minat belajar Biologi pada kelas uji coba
f) Melakukan pengolahan data hasil uji coba validitas dan reliabilitas
(Lampiran 3, 4 dan 5)
29

g) Menyusun RPP dengan penerapan model out door learning untuk
Kelas Eksperimen dan RPP dengan metode ceramah dan diskusi
untuk Kelas Kontrol (Lampiran 5 dan 6)
h) Menyusun Lembar Kerja Siswa sebagai petunjuk pelaksanaan
penerapan model out door learning di Taman Sains UNJ (Lampiran 7)
2. Pelaksanaan Penelitian
Kelas Eksperimen
a) Melakukan penelitian berupa penerapan model out door learning di
Taman Sains UNJ berdasarkan RPP yang telah dibuat (Lampiran 5)
b) Proses pembelajaran berupa penerapan model out door learning
berlangsung di Taman Sains UNJ sebanyak satu kali pertemuan
dengan setiap pertemuan 90 menit.
c) Guru memberikan informasi tentang materi keanekaragaman hayati
dan mempersiapkan siswa untuk melaksanaakan model out door
learning
d) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melaksanakan model
out door learning dengan memanfaatkan Taman Sains sebagai
sumber belajar dan memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai
penuntun kegiatan pembelajaran
e) Pengamat atau observer mengisi lembar observasi keterlaksanaan
model out door learning selama pembelajaran berlangsung
f) Pemberian angket minat belajar untuk mengetahui minat belajar
Biologi siswa pada materi keanekaragaman hayati
30

Kelas Kontrol
a) Melakukan penelitian berupa pembelajaran Biologi dengan metode
ceramah dan diskusi berdasarkan RPP yang telah dibuat (Lampiran 6)
b) Proses pembelajaran Biologi dengan metode ceramah dan diskusi
dilakukan sebanyak satu kali pertemuan dengan setiap pertemuan 90
menit
c) Guru memberikan informasi tentang materi keanekaragaman hayati
d) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi
terhadap materi keanekaragaman hayati
e) Setelah melaksanakan diskusi antar kelompok, guru mempersilahkan
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara
bergiliran
f) Menyebarkan angket minat belajar untuk mengetahui minat belajar
Biologi siswa pada materi keanekaragaman hayati
3. Pasca Penelitian
a. Melakukan pengolahan data hasil penelitian
b. Melakukan analisis data hasil penelitian
H. Hipotesis Penelitian
Perumusan hipotesis penelitian ini digunakan untuk menguji
apakah terdapat pengaruh penerapan model out door learning di Taman
Sains UNJ terhadap minat belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Bekasi.
Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

31

H
o
:
1
-
2
= 0
H
1
:
1
-
2
0
Keterangan:

1
: rata-rata skor minat belajar siswa dengan perlakukan penerapan
model out door learning

2
:

rata-rata skor minat belajar siswa tanpa perlakukan penerapan
model out door learning tetapi melalui metode ceramah dan
diskusi
H
o
: tidak terdapat perbedaan antara rata-rata skor minat siswa
dengan penerapan perlakuan penerapan pembelajaran yang
berbeda
H
1
: terdapat perbedaan antara rata-rata skor minat siswa dengan
penerapan perlakuan penerapan pembelajaran yang berbeda.

I. Teknik Analisis Data
Data yang telah didapat pada saat penelitian selanjutnya dianalisis
dengan uji sebagai berikut :
1. Uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmorgorov-Smirnov untuk
mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak
dengan menggunakan Nonparametric Test Sampel K-S pada SPSS.
2. Uji homogenitas dengan menggunakan uji F pada taraf signifikansi 5 %
(o = 0,05) untuk mengetahui apakah data penelitian ini homogen atau
tidak menggunakan SPSS.
3. Uji hipotesis penelitian dengan uji-t pada taraf signifikansi 5 % (o =
0,05) menggunakan Paired Sample T Test pada SPSS.

32

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Data minat belajar Biologi siswa didapat dari 60 siswa yang terbagi
atas 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Data
diperoleh dari hasil pemberian angket minat yang dilakukan setelah
pemberian perlakuan berupa model out door learning pada kelas
eksperimen serta metode ceramah dan diskusi pada kelas kontrol. Data
skor minat belajar Biologi siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Lampiran 8. Interpretasi data minat belajar Biologi siswa dapat dilihat
secara ringkas pada diagram-diagram berikut:
a. Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Gambar 1. Diagram distribusi frekuensi minat eksperimen

33

Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa minat belajar Biologi
siswa di kelas eksperimen menunjukkan frekuensi terbesar pada interval
178 184 yaitu sebanyak 9 siswa (30%) dan frekuensi terkecil terdapat
pada interval 206 212 yaitu sebanyak 2 siswa (7%).
Hasil pengolahan data skor minat belajar Biologi siswa kelas
eksperimen (Lampiran 9) menunjukkan bahwa untuk nilai minat belajar
sebesar 194,70 termasuk dalam kategori tinggi berdasarkan Tabel 3
dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 12,485.
b. Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol
Gambar 2. Diagram distribusi frekuensi minat kelas kontrol

Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa pada kelas kontrol skor rata-
rata minat belajar siswa menunjukkan frekuensi terbesar terdapat pada
interval 191 198 sedangkan frekuensi terkecil terdapat pada interval 199
206.
34

Hasil pengolahan data (Lampiran 9) menunjukkan bahwa skor rata-
rata motivasi kelas kontrol sebesar 186,00 termasuk kedalam kategori
tinggi berdasarkan Tabel 3 dengan simpangan baku sebesar 11,994.
c. Perbedaan Skor Nilai Minat Belajar Siswa kelas Eksperimen dan
Kontrol

Gambar 3. Diagram perbandingan skor rata-rata minat belajar kelas
eksperimen dan kontrol
Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa rata-rata skor minat belajar
Biologi kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata
skor minat belajar kelas kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata skor
minat belajarnya sebesar 194,7 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata
skor minat belajarnya sebesar 186. Semua skor rata-rata minat belajar
Biologi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masuk kedalam kategori
tinggi berdasarkan Tabel 3.
d. Hasil Observasi Selama Kegiatan Pembelajaran
2. Pengujian Persyaratan Analisis
180
182
184
186
188
190
192
194
196
Kelas ekperimen Kelas kontrol
F
r
e
k
u
e
n
s
i

Perbandingan skor rata-rata minat belajar
194,7
186
35

a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmorgorov-Smirnov pada o = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan uji
Normalitas yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada minat
belajar kelas eksperimen didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) atau
probabilitas (p) = 0,719 sedangkan pada minat belajar kelas kontrol
didapatkan nilai probabilitas (p) = 0,082. Berdasarkan kriteria pengujian,
data dikatakan berdistribusi normal bila nilai p > 0,05. Terlihat bahwa nilai
minat belajar di kelas eksperiman maupun kelas kontrol memiliki nilai p >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji Normalitas dengan uji Kolmorgorov-Smirnov ini dapat
dilihat pada Lampiran 10.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas data penelitian dilakukan dengan menggunakan
uji F pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan dapat
diketahui bahwa pada equal variances assumed didapatkan nilai F
hitung
=
0,000 dengan p (sig.) = 0,997. Berdasarkan kriteria pengujian, data
dikatakan homogen atau terima H
0
bila p (sig) > 0,05. Terlihat bahwa nilai
p (sig.) > 0,05 dimana 0,997 > 0,05, maka berdasarkan kriteria
perhitungan didapatkan bahwa kedua varian populasi homogen atau
sama. Hasil perhitungan uji Homogenites dengan uji F ini dapat dilihat
pada Lampiran 11.
3. Uji Hipotesis
36

Uji hipotesis penelitian dapat dilakukan jika uji prasyarat telah
terprnuhi. Berdasarkan data perhitungan uji Normalitas dan uji
Homogenitas yang telah dilakukan, data memenuhi uji persyaratan
sehingga dapat dilakukan uji hipotesis penelitian. Data yang digunakan
dalam uji hipotesis penelitian adalah skor minat belajar siswa kelas
eksperimen dan skor minat belajar siswa kelas kontrol. Uji hipotesis
penelitian dilakukan dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi 0,05
dengan n = 30.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada bagian equal
varianced assumed didapatkan nilai t
hitung
= 2,752 dengan p (Sign. 2-
tailed) = 0,008. Berdasarkan kriteria pengujian, tolak H
0
terjadi apabila
nilai p (Sign. 2-tailed) < 0,05 yang berarti kedua rata-rata populasi tidak
sama. Terlihat bahwa nilai p (Sign. 2-tailed) < 0,05 dimana 0,008 < 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa kedua rata-rata populasi tidak sama atau
terdapat pengaruh penerapan model out door learning terhadap minat
belajar Biologi di SMA Negeri 2 Bekasi. Hasil perhitungan uji hipotesis
penelitian dengan menggunakan uji t ini dapat dilihat pada Lampiran 11.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata kelas eksperimen dan
kontrol, didapatkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar
194,7 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 186. Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t yang telah dilakukan
37

pada taraf signifikansi 0,05, didapatkan nilai p (Sig. 2-tailed) < 0,05, yaitu
0,008 < 0,05. Hal ini menunjukkan tolak H
0
yang berarti terdapat pengaruh
penerapan model out door learning di Taman Sains UNJ terhadap minat
belajar Biologi SMA Negeri 2 Bekasi pada materi keanekaragaman hayati.






BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan model out door learning di Taman Sains UNJ terhadap minat
belajar Biologi siswa SMA Negeri 2 Bekasi pada materi keanekaragaman
hayati.
B. Implikasi
Model out door learning di Taman Sains UNJ dapat dijadikan
sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Penggunaan model ini dapat dilakukan tidak hanya di Taman Sains UNJ
tetapi secara sederhana dapat dilakukan di taman ataupun kebun sekolah.
38

Penggunaan model ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam
pembelajaran Biologi untuk menguranti tingkat kejenuhan siswa ketika
belajar di dalam kelas dan dapat memperdalam materi karena siswa dapat
langsung berinteraksi dengan objek pembelajaran. Selain dapat
mempengaruhi minat belajar siswa, model out door learning dapat melatih
kerjasama siswa saat melakukan pengamatan secara berkelompok dan
melatih siswa untuk memecahkan masalah berdasarkan metode ilmiah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi para guru dan kepala sekolah untuk senantiasa mengembangkan
minat belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menjadikan model out door learning sebagai alternatif model
pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai agenda rutin sekolah dan
disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang dapat
dijadikan saran dalam menerapkan model out door learning antara lain:
1. Bila ingin menerapkan model out door learning di Taman Sains UNJ
maka harus disesuaikan dengan jarak antara sekolah ke Taman Sains
UNJ
2. Alokasi waktu dalam menerapkan model out door learning harus
sesuai antara rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
pelaksanaan pembelajaran di lapangan
39

3. Model out door learning dapat direkomendasikan untuk meningkatkan
minat belajar siswa karena telah terbukti berpengaruh terhadap minat
belajar siswa, mengingat pentingnya peranan minat belajar dalam
tercapainya tujuan pembelajaran










DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1977. Selecting Media for Learning. Washington DC: Association
for Educational Communcation and Technology.

Darajat, Zakiyah, dkk. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: Bumi Akasara.

Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.

Fauzi, Akhmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

40

Herry, Fince. 2008. Outdoor learning antara Hoby dan Bisnis. Diakses
pada http://pioda.multiply .com/reviews/item/12. Pada tanggal 1
Februari 2010 pukul 19.20 WIB.

Joyce, Bruce and Marsha with Beverly Shower. 1995. Model of Teaching
4th edition. New Jersey: Perntice-hall. Englewood Cliffts.

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung: PT Alfabeta.

Rustaman, Nuryani, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta:
JICA IMSTEP.

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta:
Dinas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan

Seniati, Liche, dkk. 2008. Psikologi Eksperimen. Jakata: Indeks

Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Bina Aksara.
Suardini, Dini, dkk. 2008. Pendekatan Out-door Learning. Diakses pada
http://situs/resmi/subdinas-pendidikan-luar-biasa-
jabar/home.htm. Pada tanggal 1 Februari 2010 pukul 19.50
WIB.

Sudjana, Nana. 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Balai Pustaka

---------------------. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surya, Hendra. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo

41

Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Tim Penyusun. 2005. Pedoman Penyusunan Skripsi Sarjana Pendidikan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Jakarta.

Widayanti, Ninik. 2003. Efektivitas Pembelajaran Geografi Melalui Metode
Out Door Study dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Siswa. Diakses pada http://pakguruonline.pendidikan.net. Pada
Tanggal 3 Februari 2010 pukul 10.35 WIB.

Widyandani, Sri Bono. 2008. Belajar Bersama Alam. Diakses pada
http://bocahkecil.info/belajar-bersama-alam.htm. Pada Tanggal
3 Februari 11.23 WIB.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.





Lampiran 1. Instrumen Minat Belajar Siswa Terhadap Biologi
PETUNJUK
1. Tulislah nama dan kelas Anda
2. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda dan
berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan
3. Jawablah dengan jawaban yang sejujurnya
4. Jawaban anda akan dirahasiakan
5. Hasil angket ini tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran biologi
Anda
6. Keterangan jawaban :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TT = Tidak Tahu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Nama : ............................
42

Kelas : ............................


No. Pertanyaan SS S TT TS STS
1 Pelajaran biologi merupakan pelajaran
yang saya sukai

2 Saya tidak malu untuk bertanya kepada
guru biologi, jika terdapat materi pelajaran
yang belum jelas

3 Saya selalu mengerjakan tugas biologi
dengan baik

4 Saya senang mempelajari biologi dengan
pembelajaran yang berlangsung di alam
terbuka karena dapat secara langsung
berinteraksi dengan alam sekitar

5 Jika guru sedang memperagakan
pelajaran biologi, maka saya akan
memperhatikannya dengan baik

6 Pelajaran biologi tidak sesuai dengan
hobby saya

7 Jika guru biologi berhalangan hadir, maka
untuk mengisi jam pelajaran yang kosong
saya selalu mengobrol dengan teman

8 Dalam mempelajari biologi, saya
berusaha untuk memahami isi pelajaran
dari pada menghafal

9 Bagi saya pelajaran biologi
membosankan

10 Saya cenderung tidak menyukasi biologi,
jika penyampaian materi oleh guru dirasa
kurang menarik atau tidak jelas

11 Saya selalu membaca kembali pelajaran
biologi yang telah diajarkan di sekolah

12 Sebelum memasuki materi biologi yang
baru, saya selalu mempelajarinya terlebih
dahulu di rumah

13 Walaupun tidak ada ulangah, saya tetap
mempelajari materi biologi

14 Saya akan belajar biologi jika ada
ulangan saja

15 Pada saat pelajaran biologi berjalan,
waktu terasa lambat sekali

16 Metode ceramah yang dilakukan guru
tidak menarik perhatian saya

17 Saya lebih suka belajar biologi di alam
43

terbuka dengan mempraktekan langsung
pelajaran biologi tersebut
18 Saya harus belajar biologi dengan
sungguh-sungguh, karena biologi
merupakan pelajaran yang sangat penting

19 Saya sering tidak mendengarkan
penjelasan guru biologi, karena materinya
sudah ada di buku

20 Saya akan lebih mengerti biologi, jika
materi telah dijelaskan. Guru menyuruh
kami untuk praktikum di alam terbuka
seperti taman sekolah/taman sains

21 Metode ceramah dalam pelajaran biologi
dapat meningkatkan pemahaman saya
akan pelajaran Biologi

22 Saya ingin menjadi ilmuan yang ahli
dalam bidang biologi

23 Selama melakukan praktikum di luar
kelas, saya selalu mengobrol dengan
teman

24 Saya menyukai biologi karena
berhubungan dengan alam

25 Saat guru menjelaskan pelajaran biologi
dengan metode ceramah, saya tidak
serius mendengarkannya

26 Melalui praktikum di luar kelas, daya ingat
saya terhadap mata pelajaran biologi
meningkat

27 Saya tidak menyukai pelajaran biologi,
karena sulit dipelajari

28 Saya senang membaca buku-buku yang
berhubungan dengan biologi

29 Bila saya melaksanakan praktikum biologi
di luar kelas, saya ingin sekali
memecahkan masalah dan mencoba
mencari hasil dari praktikum yang telah
dilakukan

30 Terkadang saya malas untuk mengikuti
pelajaran biologi

31 Jika saya berjalan di alam terbuka, saya
akan mengagumi ciptaan Tuhan dan
menghubungkannya dengan mata
pelajaran biologi

32 Saya terkadang mengalami kesulitan
untuk memahami apa yang sedang
dijelaskan guru mengenai pelajaran

44

biologi yang telah berlangsung
33 Saya lebih giat belajar biologi bila besok
ada ulangan biologi

34 Saya membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk membaca buku biologi

35 Soal-soal biologi yang diberikan guru
selalu saya kerjakan dengan baik dan
benar

36 Saya akan lebih bersemangat dalam
belajar biologi saat melakukan praktikum
di luar kelas

37 Saya tidak berminat untuk membaca
buku-buku yang berkaitan dengan mata
pelajaran biologi

38 Metode pembelajaran biologi yang
dilakukan di luar kelas membuat saya
tertarik untuk belajar biologi

39 Biologi merupakan salah satu mata
pelajaran yang saya anggap sulit

40 Bercita-cita untuk menjadi ahli biologi
tidak pernah terlintas dalam pikiran saya

41 Saya tidak suka praktikum biologi di luar
kelas karena melelahkan

42 Saya terkadang membutuhkan waktu
yang lama untuk mengerjakan praktikum
biologi

43 Praktikum biologi di luar kelas dapat
membuat saya menjadi orang yang cinta
akan lingkungan

44 Saya malas mengerjakan tugas biologi
yang dilaksanakan melalui praktikum di
luar kelas

45 Pembelajaran biologi di luar kelas
membuat perhatian saya terhadap
pelajaran biologi meningkat

46 Pembelajaran biologi dapat menyalurkan
hobby saya yang suka akan lingkungan

47 Dengan belajar biologi, saya ingin
mengetahui lebih banyak tentang
keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh
Indonesia

48 Bila guru tidak hadir dan memberikan
tugas, saya tetap akan mengerjakan
tugas itu dengan baik

49 Bila saya menjadi ahli biologi, saya akan
45

menjaga keanekaragaman hayati yang
dimiliki oleh Indonesia
50 Saya merasa tertarik untuk mempelajari
keanekaragaman hayati Indonesia yang
sangat melimpah.

51 Setelah belajar biologi, saya
bertugas/berkewajiban untuk menjaga
kelestarian lingkungan sekitar

52 Penggunaan bahasa latin dalam biologi
membuat saya tidak menyukai pelajaran
tersebut

53 Pembelajaran biologi di luar kelas
membuat saya merasa ingin tahu tentang
alam sekitar

54 Penugasan guru yang diberikan melalui
praktikum di luar kelas akan saya
kerjakan dengan baik

55 Saya tidak tertarik oleh isu-isu tentang
punahnya keanekaragaman hayati di
Indonesia

56 Saya suka pelajaran biologi, karena
sangat bermanfaat bagi kehidupan saya

57 Perhatian saya terhadap pembelajaran
biologi di dalam kelas lebih tinggi bila
dibandingkan dengan di luar kelas

58 Pembelajaran biologi di luar kelas
membuat saya termotivasi untuk menguji
kebenaran dari konsep biologi

59 Pembelajaran biologi di luar kelas tidak
membuat rasa ingin tahu saya terhadap
biologi meningkat

60 Pembelajaran biologi yang dilakukan di
luar kelas membuat perhatian saya pada
penjelasan guru berkurang







46















Lampiran 2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Out Door
Learning







47















Lampiran 3. Perhitungan Validitas Instrumen Minat
Lampiran 4. Hasil Tabulasi Uji Validitas Instrumen Minat Belajar
Biologi
No.
Soal
r
hitung
Keterangan
No.
Soal
r
hitung
Keterangan
1 0,731653457 Dipakai 31 0,562127647 Dipakai
2 0,483813094 Dipakai 32 0,592808155 Dipakai
3 0,492417942 Dipakai 33 -0,150198127 Dibuang
4 0,214373314 Dibuang 34 0,550458596 Dipakai
5 0,576241619 Dipakai 35 0,579233101 Dipakai
6 0,655523195 Dipakai 36 0,390372937 Dipakai
7 0,62521985 Dipakai 37 -0,457455832 Dibuang
8 0,390610297 Dipakai 38 0,481370413 Dipakai
9 0,524027285 Dipakai 39 0,634226293 Dipakai
10 0,625428042 Dipakai 40 0,646511114 Dipakai
48

11 0,68422828 Dipakai 41 0,218986846 Dibuang
12 0,758622811 Dipakai 42 0,470124301 Dipakai
13 0,62288312 Dipakai 43 0,676498279 Dipakai
14 0,734907788 Dipakai 44 0,289635911 Dibuang
15 0,439435326 Dipakai 45 0,574462565 Dipakai
16 0,376605502 Dipakai 46 0,822523683 Dipakai
17 -0,002420793 Dibuang 47 0,579601802 Dipakai
18 0,683240699 Dipakai 48 0,592164055 Dipakai
19 0,49366764 Dipakai 49 0,626752256 Dipakai
20 0,492597156 Dipakai 50 0,628809973 Dipakai
21 0,445347037 Dipakai 51 0,371869967 Dipakai
22 0,608364537 Dipakai 52 0,536866116 Dipakai
23 0,690388256 Dipakai 53 0,486134023 Dipakai
24 -0,173042275 Dibuang 54 0,594560677 Dipakai
25 0,272488729 Dibuang 55 0,395107451 Dipakai
26 0,535376636 Dipakai 56 0,74606421 Dipakai
27 0,585344059 Dipakai 57 0,158910471 Dibuang
28 0,752656383 Dipakai 58 0,663483494 Dipakai
29 0,569020581 Dipakai 59 0,232260117 Dibuang
30 0,50847991 Dipakai 60 0,271179172 Dibuang
Lampiran 5. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Minat



Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas / semester : X (Sepuluh) / 1 (satu)
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Keanekaragaman Hayati
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
49

I. Standar Kompetensi
Memahami manfaat keanekaragaman hayati
II. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem,
melalui kegiatan pengamatan
III. Indikator
a. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk
hidup melalui kegiatan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya
b. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis,
dan ekosistem.
c. Mengenali berbagai tingkat keanekaragaman di lingkungan sekitar
d. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan
e. Menganalisis kemungkinan yang dapat terjadi jika terjadi perubahan
jumlah dan jenis keanekaragaman hayati terhadap keseimbangan
lingkungan.
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati
b. Mendeskripsikan konsep dan memberikan contoh keanekaragaman
hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem
c. Mengidentifikasi tumbuhan dan hewan di lingkungan sekitar
d. Memaparkan peran keanekaragaman hayati dalam kehidupan
manusia
V. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan lingkungan
VI. Metode Pembelajaran
Observasi
50

VII. Materi Pembelajaran
Materi : Keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem
Uraian Materi :
1. Keanekaragaman gen.
Gen mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup,
seperti tampilan pada bunga ros merah dengan putih, ukuran daun,
tinggi pohon, dsb.
2. Keanekaragaman jenis.
Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman pada spesies yang
berbeda. Keanekaragaman jenis pada mikroorganisme seperti
Saccharomyces sp dan Rhizopus sp , pada tumbuhan seperti kelapa,
pinang, sawit, Sedangkan pada hewan contohnya kucing dan macan.
3. Keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem terjadi karena adanya komponen abiotik
suatu lingkungan yaitu letak pada garis lintang dan bujurnya, ketinggian
tempat, iklim, kelembaban, suhu, kondisi tanah dan sebagainya.
Keanekaragaman ekosistem mengakibatkan keanekaragaman hayati.
VIII. Alat dan Bahan
Lembar kerja siswa (LKS), alat tulis
IX. Sumber Belajar
1. Buku paket biologi
2. Buku Biologi SMA Kelas X, Esis
3. Buku Flora
4. Taman sains Universitas Negeri Jakarta
X. Skenario Pembelajaran
No Tahapan
Kegiatan
Guru Siswa
51

1. Ice Breaking
(10 e
n
i
t
)





1. Mengumpulkan seluruh
siswa di pendopo
2. Membuka pertemuan
dengan menyapa siswa
dan memeriksa
kehadiran siswa
3. Guru memberikan
permainan yang menguji
konsentrasi siswa
dengan memberikan
instruksi untuk
mengangkat tangannya
ke atas dan memintanya
untuk menggerak-
gerakan tangannya lalu
meminta siswa
mengusap-usap
keningnya (namun guru
memegang dan
mengusap-usap
dagunya)
4. Memberikan motivasi
dengan memperlihatkan
objek tanaman (daun)
dan meminta siswa
untuk menyebutkan
nama dari tanaman
tersebut
5. Menyampaikan tujuan
pembelajaran

1. Mengikuti instruksi guru

2. Menjawab salam dan
memperhatikan guru


3. Berpartisipasi aktif
dalam permainan yang
diberikan guru












4. Menyimak penjelasan
dari guru dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan



5. Memperhatikan
penjelasan guru
2. Material 1. Menerangkan konsep
tentang
keanekaragaman
hayati pada tingkat
gen, spesies, dan
ekosistem dengan
menggunakan objek
tanaman
2. Mengelompokkan
siswa sesuai dengan
kelompok yang telah
dibuat sebelumnya
3. Membagikan Lembar
1. Mendengarkan
penjelasan yang
disampaikan guru




2. Mengikuti pengarahan
guru dan berkumpul
dengan teman
sekelompok.

3. Mengambil LKS
52

kerja siswa
4. Memberikan
pengarahan (briefing)
mengenai pengamatan
yang akan dilakukan.
5. Membagi kelompok
siswa dalam dua
lokasi. Lokasi pertama
di ekosistem kebun dan
lokasi kedua berada di
ladang.
6. Mengarahkan siswa di
tiap kelompok untuk
melakukan observasi
7. Mengontrol jalannya
observasi siswa pada
setiap kelompok.
8. Pada saat melakukan
observasi, guru
berdiskusi dengan
siswa tentang peran
keanekaragaman
hayati dan dampak
perubahan jumlah dan
jenis keanekaragaman
hayati terhadap
keseimbangan
lingkungan
9. Setelah 20 menit guru
mengarahkan siswa
bertukar tempat dan
guru memastikan
semua siswa
mengamati di dua
tempat

4. Mendengarkan dan
memperhatikan arahan
yang disampaikan oleh
guru
5. Melakukan
pengamatan di lokasi
yang telah ditentukan



6. Melakukan observasi
berdasarkan
pengarahan guru
7. Melakukan observasi
secara berkelompok

8. Menganalisis tentang
dampak perubahan
jenis keanekaragaman
hayati terhadap
keseimbangan
lingkungan dan
berdiskusi dengan guru




9. Melakukan observasi di
lokasi selanjutnya





3 Evaluation 1. Mengumpulkan siswa
di Pendopo untuk
melakukan evaluasi
2. Mempersilakan siswa
mempresentasikan
hasil pengamatannya
3. Membimbing siswa
untuk berdiskusi dan
tanya jawab mengenai
1. Berkumpul di pendopo


2. Menunjuk perwakilan
dan mempresentasikan
hasil pengamatan
3. Mengutarakan
pendapat, memberi
tanggapan dan
53

permasalahan dengan
siswa lainnya
4. Merangkum pendapat-
pendapat siswa dan
merumuskan konsep
keanekaragaman
hayati berdasarkan
pengamatan yang telah
dilakukan
5. Mengarahkan siswa
mengambil kesimpulan
tentang pelajaran yang
telah di bahas.
6. Meminta siswa untuk
mengumpulkan Lembar
Kerja Siswa
mendiskusikan
permasalahan yang
ditemui selama
pengamatan
4. Merumuskan konsep
keanekaragaman
hayati


5. Mengambil kesimpulan
tentang pelajaran yang
telah dibahas

6. Mengumpulkan Lembar
kerja siswa

4. Sharing - Mempersilakan siswa
memberikan pendapat,
dan kesan tentang
metode pembelajaran
yang telah dilakukan.
- Mengakomodir saran
dan kritik siswa tentang
pelaksanaan
pembelajaran di luar
kelas.

1. Memberikan pendapat
dan kesan tentang
metode pembelajaran
di luar kelas

2. Memberikan saran dan
kritik tentang
pembelajaran pada hari
itu.

XI. Penilaian
1. Lembar kerja siswa/laporan hasil observasi
2. Tes kognitif tertulis
3. Penilaian sikap siswa





54












Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas / semester : X (Sepuluh) / 1 (satu)
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Keanekaragaman Hayati
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)

I. Standar Kompetensi
Memahami manfaat keanekaragaman hayati
II. Kompetensi Dasar
55

Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem,
melalui kegiatan pengamatan
III. Indikator
a. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk
hidup melalui kegiatan pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya
b. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis,
dan ekosistem.
c. Mengenali berbagai tingkat keanekaragaman di lingkungan sekitar
d. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan
e. Menganalisis kemungkinan yang dapat terjadi jika terjadi perubahan
jumlah dan jenis keanekaragaman hayati terhadap keseimbangan
lingkungan.
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati
b. Mendeskripsikan konsep dan memberikan contoh keanekaragaman
hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem
c. Mengidentifikasi tumbuhan dan hewan di lingkungan sekitar
d. Memaparkan peran keanekaragaman hayati dalam kehidupan
manusia
V. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan konsep
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
VII. Materi Pembelajaran
Materi : Keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem
Uraian Materi :
1. Keanekaragaman gen.
Gen mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk
hidup, seperti tampilan pada bunga ros merah dengan putih, ukuran
daun, tinggi pohon, dsb.
56

2. Keanekaragaman jenis.
Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman pada spesies
yang berbeda. Keanekaragaman jenis pada mikroorganisme seperti
Saccharomyces sp dan Rhizopus sp, pada tumbuhan seperti kelapa,
pinang, dan sawit. Pada hewan contohnya kucing dan macan.
3. Keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman ekosistem terjadi karena adanya komponen
abiotik suatu lingkungan yaitu letak pada garis lintang dan bujurnya,
ketinggian tempat, iklim, kelembaban, suhu, kondisi tanah dan
sebagainya. Keanekaragaman ekosistem mengakibatkan
keanekaragaman hayati.


VIII. Alat dan Bahan
Spidol, papan tulis, LCD, laptop
IX. Sumber Belajar
1. Buku paket biologi
2. Buku Biologi SMA Kelas X, Esis
X. Skenario Pembelajaran
No. Tahapan
Kegiatan
Guru
Siswa
1. Kegiatan
Pembuka
(15 menit)
1. Mengucapkan salam
kepada siswa dan
memeriksa kehadiran siswa
2. Apersepsi dengan
memberikan pertanyaan,
contoh : apakah perbedaan
antara keanekaragaman
dan keseragaman makhluk
hidup?
3. Memotivasi siswa dengan
menampilkan slide tentang
keanekaragaman hayati
dan meminta siswa
berpendapat tentang
keanekaragaman hayati
1. Menjawab salam dan
mempersiapkan diri
mengikuti proses KBM
2. Menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh
guru




3. Memperhatikan guru
dan memfokuskan
perhatian


57

yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus
dicapai





4. Memperhatikan
penjelasan guru
2. Kegiatan Inti
(60 menit)
1. Menjelaskan konsep
keanekaragaman hayati
tingkat gen, jenis, dan
ekosistem dengan
menggunakan slide
2. Menanyakan kepada siswa
tentang konsep dan contoh
keanekaragaman gen dan
jenis yang mereka temui
dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Menjelaskan perbedaan
jenis ekosistem yang satu
dengan ekosistem yang lain
dan faktor yang ada
didalamnya
4. Membagi siswa menjadi
enam kelompok besar.
5. Menugaskan setiap
kelompok mendiskusikan :
a. keanekaragaman hayati
tingkat gen, jenis dan
ekosistem beserta
contohnya dalam kehidupan
sehari-hari,
b. peran keanekaragaman
terhadap kestabilan
lingkungan, dan
c. menganalisis kemungkinan
yang terjadi jika perubahan
jumlah dan jenis
keanekaragaman hayati
terhadap keseimbangan
lingkungan
6. Mempersilakan siswa
mempresentasikan hasil
diskusinya
7. Memimpin diskusi dan
mempersilakan siswa untuk
memberikan tangapan atau
bertanya serta memberikan
1. Memperhatikan materi
yang disampaikan


2. Menyebutkan dan
menjelaskan konsep
dan contoh
keanekaragaman gen
dan jenis yang mereka
ketahui

3. Memperhatikan
penjelasan guru



4. Mengikuti intruksi guru
5. Duduk dalam
kelompoknya dan
berdiskusi dengan
masing-masing anggota
kelompoknya












6. Mempresentasikan hasil
diskusi perkelompok
7. Mengikuti diskusi
dengan aktif
58


XI. Penilaian
a. Kognitif : Penilaian hasil diskusi kelompok bentuk tertulis
b. Afektif : Penilaian keaktifan dalam diskusi dan pembelajaran
(contoh : bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab
pertanyaan)










penguatan dengan
memberikan jawaban yang
benar
3. Penutup
(15 menit)
2. Membimbing siswa untuk
merangkum hasil diskusi
dan menarik kesimpulan
3. Meminta salah satu siswa
untuk menyampaikan
kesimpulan pada materi
keanekaragaman hayati
4. Guru menutup pelajaran
dan memberikan
keterangan mengenai
pelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan
berikutnya
5. Mengakhiri pelajaran
dengan mengucapkan
salam
1. Menyimpulkan materi
pelajaran dan Mencatat
rangkuman pelajaran
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
kesimpulan yang
disampaikan temannya
3. Mencatat keterangan
yang diberikan oleh
guru untuk pertemuan
selanjutnya

4. Menjawab salam
59













Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa
Lampiran 9. Skor Mentah Minat Belajar Biologi Siswa
Data skor minat belajar Biologi siswa di SMA Negeri 2 Bekasi

No. Minat Kelas Eksperimen Minat Kelas Kontrol
1 178 159
2 179 166
3 180 166
4 180 167
5 181 169
6 183 171
7 183 174
8 184 176
9 184 180
10 186 183
11 189 184
12 190 185
13 191 190
14 192 190
15 192 190
16 192 191
17 194 191
18 197 193
19 197 193
60

20 197 194
21 197 194
22 199 195
23 203 195
24 205 196
25 208 196
26 212 196
27 214 198
28 216 198
29 217 198
30 221 202
Lampiran 10. Penentuan Rentangan, Banyak Kelas, Panjang Kelas,
Nilai Tengah, Frekuensi Absolut dan Frekuensi Relatif
A. Data Minat Belajar Kelas Eksperimen
Statistics

Minat Eksperimen
N Valid
30
Missing
0
Mean
194,70
Std. Error of Mean
2,279
Median
192,50(a)
Mode
197
Std. Deviation
12,485
Variance
155,872
Skewness
,594
Std. Error of Skewness
,427
Kurtosis
-,638
Std. Error of Kurtosis
,833
Range
43
Minimum
178
Maximum
221
Sum
5841
Percentiles 10
180,00(b)
20
183,00
25
183,75
30
185,33
40
190,50
50
192,50
60
195,80
70
198,60
75
203,00
61

80
206,50
90
215,00
a Calculated from grouped data.
b Percentiles are calculated from grouped data.
1) Rentangan
Range = 43
2) Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 30
= 5,87 ~ 6
3) Panjang Kelas



4) Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi minat kelas eksperimen
Kelas Interval Titik Tengah
Frekuensi
Absolut Kumulatif
178 185 181,5 9 30%
186 193 189,5 7 23%
194 - 201 197,5 6 20%
202 - 209 205,5 3 10%
210 217 213,5 4 13%
218 225 221,5 1 3%
Jumlah 30 100%
5) Mean
Mean = 194,70
6) Median
Median = 192,50
7) Modus
Mode = 197

B. Data Minat Belajar Kelas Kontrol
Statistics
62


Minat Kontrol
N Valid
30
Missing
0
Mean
186,00
Std. Error of Mean
2,190
Median
190,60(a)
Mode
190(b)
Std. Deviation
11,994
Variance
143,862
Skewness
-,812
Std. Error of Skewness
,427
Kurtosis
-,603
Std. Error of Kurtosis
,833
Range
43
Minimum
159
Maximum
202
Sum
5580
Percentiles 10
166,67(c)
20
172,50
25
176,00
30
181,50
40
186,25
50
190,60
60
193,00
70
194,50
75
195,20
80
195,80
90
197,67
a Calculated from grouped data.
b Multiple modes exist. The smallest value is shown
c Percentiles are calculated from grouped data.

1) Rentangan
Range = 43
2) Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 30
= 5,87 ~ 6


3) Panjang Kelas
63



4) Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi minat kelas eksperimen
Kelas Interval Titik Tengah
Frekuensi
Absolut Kumulatif
159 166 162,5 3 10%
167 174 170,5 4 13%
175 182 178,5 2 7%
183 190 186,5 6 20%
191 198 194,5 14 47%
199 206 202,5 1 3%
Jumlah 30 100%
5) Mean
Mean = 186,00
6) Median
Median = 190,60
7) Modus
Mode = 190
Lampiran 11. Perhitungan Uji Normalitas Minat Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

A. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
1) Hipotesis
H
0
: Data populasi berdistribusi normal
H
1
: Data populasi berdistribusi tidak normal
2) Kriteria
Terima H
0
jika Asymp. Sig. (2-tailed) atau probabilitas (p) > 0,05
Tolak H
0
jika Asymp. Sig. (2-tailed) atau probabilitas (p) < 0,05
3) Perhitungan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Minat Eksperimen
64

N
30
Normal Parameters(a,b)
Mean
194,70
Std. Deviation
12,485
Most Extreme
Differences
Absolute
,127
Positive
,127
Negative
-,091
Kolmogorov-Smirnov Z
,695
Asymp. Sig. (2-tailed)
,719
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

4) Kesimpulan
Karena p > 0,05 (0,719 > 0,05) maka terima H
0
, berarti data
berdistribusi normal
B. Uji Normalitas Minat Belajar Kelas Kontrol
1) Hipotesis
H
0
: Data populasi berdistribusi normal
H
1
: Data populasi berdistribusi tidak normal
2) Kriteria
Terima H
0
jika Asymp. Sig. (2-tailed) atau probabilitas (p) > 0,05
Tolak H
0
jika Asymp. Sig. (2-tailed) atau probabilitas (p) < 0,05
3) Perhitungan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Minat Kontrol
N
30
Normal
Parameters(a,b)
Mean
186,00
Std. Deviation
11,994
Most Extreme
Differences
Absolute
,231
Positive
,125
Negative
-,231
Kolmogorov-Smirnov Z
1,263
Asymp. Sig. (2-tailed)
,082
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

4) Kesimpulan
Karena p > 0,05 (0,082 > 0,05) maka terima H
0
, berarti data
berdistribusi normal
65


Lampiran 12. Perhitungan Uji Homogenitas dan Uji T

1) Perhitungan
T-Test
Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Minat Eksp
30 194,70 12,485 2,279
Kontr
30 186,00 11,994 2,190


Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower
Minat Equal
variances
assumed
,000 ,997 2,752 58 ,008 8,700 3,161 2,373 15,027
Equal
variances
not
assumed
2,752 57,907 ,008 8,700 3,161 2,373 15,027

2) Interpretasi
a. Tabel Group of Statistics
Rata-rata minat kelas eksperimen adalah 194,70, standar deviasinya
adalah 12,485 dan rata-rata standar error 2,279.
Rata-rata minat kelas kontrol adalah 186,00, standar deviasinya
adalah 11,994 dan rata-rata standar error sebesar 2,190
b. Tabel Independent Samples Test
1. Uji kesamaan variasi dua populasi
Hipotesis :
H
0
= Kedua varian populasi sama
H
1
= kedua varian populasi tidak sama
66


Kriteria
Terima H0 jika p (Sig.) > 0,05
Tolak H0 jika p (Sig.) < 0,05
Kesimpulan
Pada Equal Variances Assumed F
hitung
= 0,000; p (sig.) = 0,997.
Oleh karena p > 0,05 dimana 0,997 > 0,05 maka H
0
diterima berarti
kedua varian populasi sama atau homogen.

2. Uji signifikansi perbedaan rata-rata (uji t)
Hipotesis
H0 = kedua rata-rata populasi sama
H1 = kedua rata-rata populasi tidak sama
Kriteria
Terima H
0
jika p (Sig. 2-tailed) > 0,05
Tolak H
0
jika p (Sig. 2-tailed) < 0,05
Kesimpulan
Dapat dilihat bahwa nilai t
hitung
minat di bagian equal varianced
assumed adalah t = 2,752 dan p (Sig. 2-tailed) = 0,008. Oleh karena
p < 0,05 maka H
0
di tolak berarti terdapat perbedaan antara kedua
rata-rata populasi.








67

Tabel 2. Kisi-kisi Angket Minat Siswa Terhadap Pelajaran Biologi (Dah
Valid)
No. Aspek Minat
Nomor Angket
Jumlah
Butir Positif Butir Negatif
1 Perhatian 5, 13, 31, 38, 45, 50 16, 19, 55, 57,
60
11
2 Perasaan Senang 1, 4, 17, 28, 37, 46,
56
6, 10, 39, 41,
52
12
3 Konsentrasi 8, 20, 21, 26 25, 32, 34, 42 8
4 Kemauan Untuk
Tahu Lebih
Banyak
2, 11, 12, 29, 47, 53 15, 24, 59 9
5 Mengerjakan
Tugas
3, 35, 48, 51, 54 7, 27, 44 8
6 Motivasi 18, 22, 23, 33, 36,
43, 49, 58
9, 14, 30, 40 12
Total 60






68













Lampiran 2. Instrumen Minat Belajar Siswa Terhadap Biologi

PETUNJUK
7. Tulislah nama dan kelas Anda
8. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda dan
berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan
9. Jawablah dengan jawaban yang sejujurnya
10. Jawaban anda akan dirahasiakan
11. Hasil angket ini tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran biologi
Anda
12. Keterangan jawaban :
69

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TT = Tidak Tahu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Nama : ............................
Kelas : ............................


No. Pertanyaan SS S TT TS STS
1 Pelajaran biologi merupakan pelajaran
yang saya sukai
1
2 Saya tidak malu untuk bertanya kepada
guru biologi, jika terdapat materi pelajaran
yang belum jelas
2
3 Saya selalu mengerjakan tugas biologi
dengan baik
3
5 Jika guru sedang memperagakan
pelajaran biologi, maka saya akan
memperhatikannya dengan baik
4
6 Pelajaran biologi tidak sesuai dengan
hobby saya
5
70

7 Jika guru biologi berhalangan hadir, maka
untuk mengisi jam pelajaran yang kosong
saya selalu mengobrol dengan teman
6
8 Dalam mempelajari biologi, saya
berusaha untuk memahami isi pelajaran
dari pada menghafal
7
9 Bagi saya pelajaran biologi
membosankan
8
10 Saya cenderung tidak menyukasi biologi,
jika penyampaian materi oleh guru dirasa
kurang menarik atau tidak jelas
9
11 Saya selalu membaca kembali pelajaran
biologi yang telah diajarkan di sekolah
10
12 Sebelum memasuki materi biologi yang
baru, saya selalu mempelajarinya terlebih
dahulu di rumah
11
13 Walaupun tidak ada ulangah, saya tetap
mempelajari materi biologi
12
14 Saya akan belajar biologi jika ada
ulangan saja
13
15 Pada saat pelajaran biologi berjalan,
waktu terasa lambat sekali
14
16 Metode ceramah yang dilakukan guru 15
71

tidak menarik perhatian saya
18 Saya harus belajar biologi dengan
sungguh-sungguh, karena biologi
merupakan pelajaran yang sangat penting
16
19 Saya sering tidak mendengarkan
penjelasan guru biologi, karena materinya
sudah ada di buku
17
20 Saya akan lebih mengerti biologi, jika
materi telah dijelaskan. Guru menyuruh
kami untuk praktikum di alam terbuka
seperti taman sekolah/taman sains
18
21 Metode ceramah dalam pelajaran biologi
dapat meningkatkan pemahaman saya
akan pelajaran Biologi
19
22 Saya ingin menjadi ilmuan yang ahli
dalam bidang biologi
20
23 Selama melakukan praktikum di luar
kelas, saya selalu mengobrol dengan
teman
21
26 Melalui praktikum di luar kelas, daya ingat
saya terhadap mata pelajaran biologi
meningkat
22
27 Saya tidak menyukai pelajaran biologi, 23
72

karena sulit dipelajari
28 Saya senang membaca buku-buku yang
berhubungan dengan biologi
24
29 Bila saya melaksanakan praktikum biologi
di luar kelas, saya ingin sekali
memecahkan masalah dan mencoba
mencari hasil dari praktikum yang telah
dilakukan
25
30 Terkadang saya malas untuk mengikuti
pelajaran biologi
26
31 Jika saya berjalan di alam terbuka, saya
akan mengagumi ciptaan Tuhan dan
menghubungkannya dengan mata
pelajaran biologi
27
32 Saya terkadang mengalami kesulitan
untuk memahami apa yang sedang
dijelaskan guru mengenai pelajaran
biologi yang telah berlangsung
28
34 Saya membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk membaca buku biologi
29
35 Soal-soal biologi yang diberikan guru
selalu saya kerjakan dengan baik dan
benar
30
73

36 Saya akan lebih bersemangat dalam
belajar biologi saat melakukan praktikum
di luar kelas
31
38 Metode pembelajaran biologi yang
dilakukan di luar kelas membuat saya
tertarik untuk belajar biologi
32
39 Biologi merupakan salah satu mata
pelajaran yang saya anggap sulit
33
40 Bercita-cita untuk menjadi ahli biologi
tidak pernah terlintas dalam pikiran saya
34
42 Saya terkadang membutuhkan waktu
yang lama untuk mengerjakan praktikum
biologi
35
43 Praktikum biologi di luar kelas dapat
membuat saya menjadi orang yang cinta
akan lingkungan
36
45 Pembelajaran biologi di luar kelas
membuat perhatian saya terhadap
pelajaran biologi meningkat
37
46 Pembelajaran biologi dapat menyalurkan
hobby saya yang suka akan lingkungan
38
47 Dengan belajar biologi, saya ingin
mengetahui lebih banyak tentang
39
74

keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh
Indonesia
48 Bila guru tidak hadir dan memberikan
tugas, saya tetap akan mengerjakan
tugas itu dengan baik
40
49 Bila saya menjadi ahli biologi, saya akan
menjaga keanekaragaman hayati yang
dimiliki oleh Indonesia
41
50 Saya merasa tertarik untuk mempelajari
keanekaragaman hayati Indonesia yang
sangat melimpah.
42
51 Setelah belajar biologi, saya
bertugas/berkewajiban untuk menjaga
kelestarian lingkungan sekitar
43
52 Penggunaan bahasa latin dalam biologi
membuat saya tidak menyukai pelajaran
tersebut
44
53 Pembelajaran biologi di luar kelas
membuat saya merasa ingin tahu tentang
alam sekitar
45
54 Penugasan guru yang diberikan melalui
praktikum di luar kelas akan saya
kerjakan dengan baik
46
75

55 Saya tidak tertarik oleh isu-isu tentang
punahnya keanekaragaman hayati di
Indonesia
47
56 Saya suka pelajaran biologi, karena
sangat bermanfaat bagi kehidupan saya
48
58 Pembelajaran biologi di luar kelas
membuat saya termotivasi untuk menguji
kebenaran dari konsep biologi
49

Anda mungkin juga menyukai