Anda di halaman 1dari 14

askep febris Askep Pada Anak dengan Diagnosa FEBRIS

Suhu tubuh normal berkisar berkisar antara 36,5-37,20C. Dengan suhu subnormal di bawah 360C. Demam pada umumnya diartikan suhu tubuh diatas 37,20C. Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikkan suhu sampai setinggi 41,20C atau lebih, sedangkan hipotermi adalah keadaan suhu tubuh di bawah 350C. Demam dapat terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mo atau meruapakan suatu reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi

A. PENGERTIAN Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik. 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 4. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 5. Demam siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang

baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi bakterial. B. ETIOLOGI Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya. C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi. D. PENATALAKSANAAN THERAPEUTIK 1. Antipiretik 2. Anti biotik sesuai program 3. Hindari kompres alkohol atau es E. PENGKAJIAN 1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan. 2. Melakukan pemeriksaan fisik. 3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign. 4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto rontgent ataupun USG. F. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi. 2. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaporsis. 3. Cemas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit.

ASKEP FEBRIS

PENGERTIAN Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris atau demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,2C. Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik. 3. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 4. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 5. Demam siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan

segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

ETIOLOGI Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

TANDA DAN GEJALA 1. 2. 3. 4. Suhu badan lebih 37,2 C Banyak berkeringat Pernafasan meninggil Menggigil

PATOFISIOLOGI Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu

hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK 1. 2. 3. Antipiretik Anti biotik sesuai program Hindari kompres alkohol atau es

KOMPLIKASI 1. 2. 3. 4. Takikardi Insufisiensi jantung Insufisiensi pulmonal Kejang demam

PENGKAJIAN 1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi : sejak kapan timbul demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya : mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan.

2. 3. 4.

Melakukan pemeriksaan fisik. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal : keadaan umum, vital sign. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti : pemeriksaan laboratotium, foto rontgent ataupun USG

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 2. 3. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuan tubuh berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.

ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan : Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam menujukan temperatur dalan batas normal Kriteria hasil : 1. 2. Bebas dari kedinginan Suhu tubuh stabil 36-37 C Intervensi : 1. 2. 3. 4. 5. Pantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi Berikan kompres hangat hindari penggunaan akohol Berikan minuman sesuai kebutuhan Kolaborasi untuk pemberian antipiretik

Diagnosa Keperawatan : Resiko injuri berhubungan dengan kejang berulang Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam anak bebas dari cidera Kriteria hasil : 1. 2. menunjukan homeostatis tidak ada perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi lain Intervensi :

1. 2. 3. 4.

Kaji tanda-tanda komplikasi lanjut Kaji status kardiopulmonar Kolaborasi untuk pemantauan laboratorium: monitor darah rutin Kolaborasi untuk pemberian antibiotik

Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan deperosis Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam volume cairan adekuat Kriteria hasil : 1. 2. 3. 4. tanda vital dalam batas normal nadi perifer teraba kuat haluran urine adekuat tidak ada tanda-tanda dehidrasi Intervensi : 1. Ukur/catat haluaran urine dan berat jenis. Catat ketidakseimbangan masukan dan haluran kumulatif 2. 3. 4. 5. 6. Pantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP Palpasi denyut perifer Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa halus Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS / DEMAM Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep A. Pengertian Demam Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000) B. Etiologi Demam Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. C. Manifestasi klinis Tanda dan gejala demam antara lain : 1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C 40 C) 2. Kulit kemerahan 3. Hangat pada sentuhan 4. Peningkatan frekuensi pernapasan 5. Menggigil 6. Dehidrasi 7. Kehilangan nafsu makan D. Patofisiologi Demam Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point. (Julia, 2000) Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas tentara tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003) Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,

termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999) E. Patways Terlampir. F. Penatalaksanaan Demam 1. Secara Fisik a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu. b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel sel otak. e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak banyaknya Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya. f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan). h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh. 2. Obat-obatan Antipiretik Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik: a. Bayi 6 12 bulan : 1 sendok the sirup parasetamol b. Anak 1 6 tahun : parasetamol 500 mg atau 1 1 sendokteh sirup parasetamol c. Anak 6 12 tahun : 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol. Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis.

Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. G. Teori Asuhan Keperawatan Penyakit demam sangat berisiko maka pasien perlu dirawat di rumah sakit, sedangkan keperawatan pasien yang perlu diperhatikan ialah resiko peningkatan suhu tubuh, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit. a. Resiko peningkatan suhu tubuh Sering terjadi bila metabolisme dalam tubuh meningkat maka perlu diberikan obat anti piretik dengan dilakukan kompres hangat bila suhu tubuh kurang dari 37 C akan tetapi bila panasnya lebih dari 38oC diberikan ekstra pamol dengan diberikan kompres dingin. b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Sering terjadi pada anak disamping demam juga mengalami anoreksia, lemas, pusing sehingga keadaan ini menyebabkan kurangnya masukan nutrisi yang kemudian memudahkan timbulnya komplikasi sehingga perlu dilakukan pemasangan infus dengan cairan glukosa dan NaCL dan pemberian makanan tambahan dan makanan lunak yang mudah dicerna seperti bubur halus. c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit Dapat diberikan penyuluhan terhadap keluarga tentang bagaiman cara mengatasi bila anak sedang kejang dan demam sehingga anak terhindar dari cidera dan mengurangi kepanikan orang tua. Disamping itu juga menjelaskan tentang penyakit dan bahayanya. H. Pemeriksaan Penunjang Terlampir.

G. PERNCANAAN No. Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi 1 Hypertermi b/d proses infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x 24 jam menujukan temperatur dalan batas normal dengan kriteria:

- Bebas dari kedinginan - Suhu tubuh stabil 36-37 C 1. Pantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis 2. Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi 3. Berikan kompres hangat hindri penggunaan akohol 4. Berikan miman sesuai kebutuhan 5. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik 2 Resiko kurang volume cairan b/d intake yang kurang dan deperosis Setelah dilakukan tindakan perawatan selama .x 24 jam volume cairn adekuat dengan kriteria: - tanda vital dalam batas normal - nadi perifer teraba kuat - haluran urine adekuat - tidak ada tanda-tanda dehidrasi 1. Ukur/catat haluaran urine dan berat jenis. Catat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif 2. Pantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP 3. Palpasi denyut perifer 4. Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa halus 5. Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi 6. Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS 3 Cemas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam cemas hilang dengan kriteria: - klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh - klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan - klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit 1. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi 2. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi 3. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal 4. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit

PENGKAJIAN 1. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi : sejak kapan timbul demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya : mual muntah, nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi, upaya yang harus dilakukan. 2. Melakukan pemeriksaan fisik. 3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal : keadaan umum, vital sign. 4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti : pemeriksaan laboratotium, foto rontgent ataupun USG DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.

2. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang. 3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuan tubuh berhubungan dengan nafsu makan yang menurun. ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan : Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam menujukan temperatur dalan batas normal Kriteria hasil : 1. Bebas dari kedinginan 2. Suhu tubuh stabil 36-37 C Intervensi : 1. Pantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis 2. Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi 3. Berikan kompres hangat hindari penggunaan akohol 4. Berikan minuman sesuai kebutuhan 5. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik Diagnosa Keperawatan : Resiko injuri berhubungan dengan kejang berulang Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam anak bebas dari cidera Kriteria hasil : 1. menunjukan homeostatis 2. tidak ada perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi lain Intervensi : 1. Kaji tanda-tanda komplikasi lanjut 2. Kaji status kardiopulmonar 3. Kolaborasi untuk pemantauan laboratorium: monitor darah rutin 4. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan deperosis Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam volume cairan adekuat Kriteria hasil : 1. tanda vital dalam batas normal 2. nadi perifer teraba kuat 3. haluran urine adekuat 4. tidak ada tanda-tanda dehidrasi Intervensi : 1. Ukur/catat haluaran urine dan berat jenis. Catat ketidakseimbangan masukan dan haluran kumulatif 2. Pantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP 3. Palpasi denyut perifer 4. Kaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa halus 5. Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi 6. Pantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

DAFTAR PUSTAKA Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada Anak. PERKANI : Surabaya Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). Mosby, St. Louise. McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Outcame Classsification (NOC). Mosby, St. Louise. NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia

1. Pengkajian (Data subjektif) Identitas pasien Keluhan utama: suhu badan tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi, badan mengigil, lesu, gelisah dan rewel serta sulit tudur, berkeringat, wajah merah Riwayat keperawatan - Awal serangan Awalnya bedan mengigil, lesuh anak gelisah dan rewel, serta sulit tidur, berkeringat, wajah merah dan mengakibatkan suhu bada tinggi, dan akhirnya terjadi demam dan kejang. Riweyat kesehatan yang lalu Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi. Riwayat psikososial keluarga Dirawat akan menjadi stresor bagi anak itu sendiri, maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak diketahui prosedur dan pengobatan anak. Kebutuhan dasar - Pola eliminasi: perubahan BAK/BAB jarang atau banyak - Pola nutrisi: untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi anak - Pola aktifitas: apakah anak senang bermain sendiri/ di teman sebaya - Pola istirahat tidur: beberapa jam sehari tidur, kebiasaan tidur. (Data objektif) Pemeriksaan fisik - Kepala: Inspeksi: adakah kelainan pada kepala Palpasi: adakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial, ubun-ubun cembung. - Rambut Inspeksi: warna, ketebalan, dg malnutrisi energi protein, rambut jarang

- Muka/wajah Inspeksi: simetris/tidak, adanya tanda rhisus sardonicus, opistonus, trimus - Mata: saat kejang terjadi dilatasi pupil, periksa sklera, konjungtuva - Telinga: periksa fungsi telinga, kebersihan, bengkak, nyeri tekan keluar cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran. - Mulut: tanda-tanda sardonicus, synosis, stomatitis, caries gigi - Kulit: adakah odema, hemangioma, turgor kulit - Ekremitas: apakah terdapat odema, paralise terutama setelah kejang. - Genetalia: Pemeriksaan penunjang a. Darah glukosa darah BUN elektrolit b. Cairan cerebrospinal c. Skull ray d. Transiluminasi e. EEG f. CT scan g. Rongten

Anda mungkin juga menyukai